Kita ketahui bahwa laut menerima aliran dari sungai yang mengandung zat pencemar. Selain itu,
beberapa kegiatan sering membuang limbah langsung ke laut bahkan ada yang secara illegal. Dengan
demikian, seakan-akan laut menjadi tempat sampah yang sangat besar. Beberapa bahan pencemar
yang berasosiasi dengan lingkungan laut antara lain sebagai berikut :
a) Patogen
b) Sedimen
c) Limbah padat
d) Panas
g) Minyak
h) Nutrient
i) Bahan radioaktif
j) Oxygen demand materials (al. karbohydrat, protein, dan senyawa organic lainnya)
k) Material asam-basa
Dalam perspektif global, pencemaran lingkungan pesisir dan laut dapat diakibatkan oleh limbah
buangan kegiatan atau aktifitas di daratan (land-based pollution), maupun kegiatan atau aktivitas di
lautan (sea-based pollution). Kontaminasi lingkungan laut akibat pencemaran dapat dibagi atas
kontaminasi secara fisik dan secara kimiawi.
Secara umum, kegiatan atau aktivitas di daratan yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan
laut, antara lain adalah :
Sedangkan, kegiatan atau aktivitas di laut yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir dan laut
antara lain adalah :
a. Pelayaran (shipping)
b. Dumping di laut (ocean dumping)
c. Pertambangann (mining)
d. Eksplorasi dan eksploitasi minyak (oil exploration and exploitation)
e. Budidaya laut (marine culture)
f. Perikanan (fishing)
2. Strategi Pengelolaan
Strategi pengelolaan disini dimaksudkan untuk mengelola limbah, baik limbah cair, padat dan gas
(emisi gas buang). Dengan adanya pengelolaan limbah yang benar, maka air limbah dan gas buang
dapat memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Suatu kota harus mempunyai instalasi pengolahan
air limbah domestik terpadu, baik limbah padat maupun cair. Dengan demikian, kualitas air laut di
pesisir dapat terjaga. Limbah yang harus dikelola (waste management), antara lain:
Strategi pengelolaan selanjutnya lebih mengarah pada sistem manajemen, yaitu pengelolaan pesisir
terpadu (Integrated Coastal Management). Beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam
pengelolaan terpadu :
1.Adopsi pendekatan yang sistematis dalam implementasi proyek atau program pengelolaan pesisir
terpadu:
2.Pelibatan sektor masyarakat umum dalam proses pengelolaan lingkungan pesisir dan laut terpadu
3.Pengintegrasian informasi lingkungan, ekonomi dan sosial sejak tahap awal dari proses Pengelolaan
lingkungan pesisir dan laut terpadu
7.Pemantauan efektifitas proyek atau program pengelolaan pesisir dan laut terpadu
3. Strategi Pengendalian
a. pencegahan;
b. penanggulangan; dan
c. pemulihan”.
dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
sesuai dengan kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-masing. Masing-masing pihak yang
terkait harus memperhatikan instrumen pencegahan yang tersebut di atas, melaksanakan
penanggulangan seperti yang diatur pada Pasal 53 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, yaitu:
d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan pemulihan lingkungan kerusakan dan pencemaran wilayah pesisir dapat dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
b. remediasi;
c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Limbah adalah hasil buangan dari proses produksi baik yang dihasilkan dari proses produksi maupun
kegiatan rumah tangga (domestik). Berikut beberapa dampak yang muncul akibat kurangnya
penanganan limbah secara tepat:
a. Limbah cair yang masuk ke sungai dapat membuat pencemaran pada air yang mengandung banyak
virus penyakit.
b. Ikan dan berbagai organisme air dapat mati atau bahkan punah. Hal ini nantinya akan
menyebabkan masalah pada ekosistem.
c. Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir jika
hujan turun dengan intensitas tinggi. Hal ini akan memberikan dampak buruk terhadap jalan,
jembatan, tol dan berbagai infrastruktur lainnya.
d. Pengolahan limbah yang kurang baik juga akan menyebabkan lingkungan kurang nyaman
ditinggali karena bau tidak sedap serta tumpukan sampah yang tersebar dimana-mana.
e. Limbah yang dibuang kedalam air dapat menghasilkan asam organik dan gas cair organik
seperti metana yang dapat membahayakan.
f. Limbah industri yang mengandung logam, minyak, toksin organic dan zat lainnya dapat
mengurangi kandungan oksigen dalam air sehingga mengganggu ekosistem dalam air.