Anda di halaman 1dari 7

KESIMPULAN KERANGKA KEBIJAKAN KESEHATAN

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Darmawansyah, SE., MS.

Disusun oleh :
KELOMPOK III

Putri Zulaeka                        (K012202039)


Ayu Lestari                            (K012202040)
Rahma                                    (K012202041)
Eszha Widnatusifah             (K012202046)

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
REKAP DISKUSI INTERNAL KELOMPOK 3
No. PERTANYAAN JAWABAN
1. Eszha Widnatusifah Rahma
Kebijakan publik memiliki Karakteristik kebijakan publik di antaranya yakni:
karakteristik atau ciri khasnya 1. Model dalam kebijakan publik itu harus sederhana
tersendiri, apa saja karakteristik dan jelas (clear)
kebijakan publik? 2. Ketepatan dalam mengidentifikasi aspek problem
kebijakan (precise)
3. Membantu dalam komunikasi (communicable)
4. Usaha langsung untuk memahami kebijakan
publik secara lebih baik (manageable)
5. Memberikan penjelasan dan memprediksi
konsekuensi (consequences)
2. Rahma Ayu Lestari
Jelaskan pendekatan “stage Pendekatan yang paling sering digunakan untuk
heuristic” sebagai pendekatan yang mengerti suatu proses kebijakan adalah yang disebut
paling sering digunakan dalam “stage heuristic” yakni proses memilih proses
mengerti suatu proses kebijakan! kebijakan tersebut ke dalam serangkaian tindakan
menggunakan teori dan model serta tidak mewakili
apa yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Langkah-
langkanya yaitu
1. Identifikasi masalah
2. Formulasi kebijakan
3. Implementasi kebijakan
4. Evaluasi kebijakan
3. Ayu Lestari Rahma
Apakah kebijakan kesehatan di Dalam suatu negara kebijakan kesehatan tidak saja
Indonesia selalu dalam bentuk terdiri dari dokumen-dokumen strategi, tetapi juga
dokumen-dokumen saja? bagaimana kebijakan itu diimplementasi oleh
pengambil keputusan dan pemegang program
kesehatan, dan bagaimana melakukannya secara
praktis pada masing-masing tingkatan pemerintahan.
Kebijakan kesehatan diexpresikan dalam bentuk suatu
konstitusi, undangundang dan peraturan-peraturan
termasuk juga platform dari partai-partai politik atau
kertas-kertas kebijakan (Ritsatakis, 2000, dalam
Massie, 2009).
4. Putri Eszha Widnatusifah
Konten kebijakan berhubungan Konten kebijakan memiliki empat tingkat dalam
dengan teknis dan institusi. Apa saja pengoperasiannya yaitu:
tingkatan-tingkatan dalam a. Sistemik atau menyeluruh di mana dasar dari
pengoperasiannya? tujuan dan prinsip-prinsip diputuskan.
b. Programatik adalah prioritas-prioritas yang
berupa perangkat untuk mengintervensi dan
dapat dijabarkan ke dalam petunjuk
pelaksanaan untuk pelayanan kesehatan.
c. Organisasi di mana difokuskan kepada
struktur dari institusi yang bertanggung
jawab terhadap implementasi kebijakan.
d. Instrumen yang menfokuskan untuk
mendapatkan informasi demi meningkatkan
fungsi dari sistem kesehatan
KESIMPULAN
Kebijakan adalah suatu konsensus atau kesepakatan terhadap suatu persoalan, di mana
sasaran dan tujuannya diarahkan pada suatu prioritas yang bertujuan dan memiliki petunjuk
utama untuk mencapainya. Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau
tindakan yang berpengaruh terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan kesehatan dan
pengaturan keuangan dari sistem kesehatan (Walt, 1994). Ada beberapa tujuan untuk
melaksanakan suatu analisis dari kebijakan yaitu: 1) Untuk dapat memahami proses
kebijakan yang dikembangkan dan diimplementasi, 2) Untuk mengetahui tujuan dan motivasi
di balik kebijakan yang diimplementasi termasuk fokus pada pendekatan pendapatan keluarga
dan kemiskinan, 3) Untuk memahami cara kebijakan tersebut berpengaruh terhadap area
keberadaan pendapatan keluarga, dan 4) Untuk memahami area-area yang potensial untuk
diintervensi dalam proses kebijakan. Dalam suatu negara kebijakan kesehatan tidak saja
terdiri dari dokumen-dokumen strategi, tetapi juga bagaimana kebijakan itu diimplementasi
oleh pengambil keputusan dan pemegang program kesehatan, dan bagaimana melakukannya
secara praktis pada masing-masing tingkatan pemerintahan.

A. Karakteristik Masalah Dalam Kebijakan Kesehatan

Menurut Dunn (1988) dalam pengembangan suatu kebijakan para perancang


kebijakan harus memperhatikan karakteristik masalah pokok dari kebijakan yang terdiri dari:

1. Interdepensi (saling tergantung), yaitu kebijakan sering kali dipengaruhi oleh


beberapa kebijakan lainnya. Suatu kebijakan kesehatan tidak dapat berdiri sendiri.
Masalah pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi dengan beberapa kebijakan salah
satunya kebijakan subsidi energi, kebijakan ekonomi, dan kebijakan pertanian dan
pengelolaan pangan dan lainnya. Kondisi ini menunjukkan adanya sistem masalah.
2. Subjektif, yaitu suatu permasalahan yang diakibatkan oleh kondisi eksternal dalam
kebijakan harus diindentifikasi, diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif.
3. Artifisial, yaitu masalah kebijakan kesehatan dapat timbul pada perubahan situasi
yang bersifat problematis.
4. Dinamis, yaitu suatu masalah dalam kebijakan kesehatan dipecahkan dengan
memperhatikan bahwa masalah tersebut akan berubah setiap saat (kontinyu). Pemecahan
masalah atas masalah kebijakan sebelumnya akan melahirkan masalah lanjutan (Siklus
Kebijakan).
5. Tidak terduga, yaitu permasalahan yang terjadi diluar dari jangkauan kebijakan
kesehatan, oleh karena itu suatu siklus kebijakan memuat perihal evaluasi yang dinamis
yang menjamin setiap masalah dapat diakomodir dalam kebijakan.

B. Komponen Kebijakan
Untuk membuat sebuah kebijakan kesehatan, perlu memperhatikan segitiga kebijakan
yang terdiri dari aktor, konten, konteks dan proses.

1. Konten
Konten kebijakan berhubungan dengan teknis dan institusi. Contoh aspek teknis
adalah penyakit diare, malaria, typus, promosi kesehatan. Aspek insitusi adalah
organisasi publik dan swasta. Konten kebijakan memiliki empat tingkat dalam
pengoperasiannya yaitu:
e. Sistemik atau menyeluruh di mana dasar dari tujuan dan prinsip-prinsip diputuskan.
f. Programatik adalah prioritas-prioritas yang berupa perangkat untuk mengintervensi
dan dapat dijabarkan ke dalam petunjuk pelaksanaan untuk pelayanan kesehatan.
g. Organisasi di mana difokuskan kepada struktur dari institusi yang bertanggung jawab
terhadap implementasi kebijakan.
h. Instrumen yang menfokuskan untuk mendapatkan informasi demi meningkatkan
fungsi dari sistem kesehatan
2. Proses
Proses kebijakan adalah suatu agenda yang teratur melalui suatu proses rancang dan
implementasi. Ada perbedaaan model yang digunakan oleh analis kebijakan antara lain:
a. Model perspektif (rational model) yaitu semua asumsi yang mengformulasikan
kebijakan yang masuk akal berdasarkan informasi yang benar.
b. Model incrementalist (prioritas pilihan) yaitu membuat kebijakan secara pelan dan
bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang berminat untuk menyeleksi
kebijakan yang diprioritaskan.
c. Model rational (mixed scanning model) di mana penentu kebijakan mengambil
langkah mereview secara menyeluruh dan membuat suatu negosiasi dengan
kelompok-kelompok yang memprioritaskan model kebijakan.
d. Model puncuated equilibria yaitu kebijakan difokuskan kepada isu yang menjadi
pokok perhatian utama dari penentu kebijakan.
3. Konteks
Konteks kebijakan adalah lingkungan atau setting di mana kebijakan itu dibuat
dan diimplementasikan (Kitson, Ahmed, Harvey, Seers, Thompson, 1996). Faktor-faktor
yang berada di dalamnya antara lain politik, ekonomi, sosial dan kultur di mana hal-hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap formulasi dari proses kebijakan (Walt, 1994). Ada
banyak lagi bentuk yang dikategorikan ke dalam konteks kebijakan yaitu peran tingkat
pusat yang dominan, dukungan birokrasi dan pengaruh aktor-aktor international juga
turut berperan
4. Aktor
Aktor adalah mereka yang berada pada pusat kerangka kebijakan kesehatan. Aktor-
aktor ini biasanya memengaruhi proses pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Mereka merupakan bagian dari jaringan, kadang-kadang disebut juga mitra untuk
mengkonsultasi dan memutuskan kebijakan pada setiap tingkat tersebut (Walt, 1994).
Hubungan dari aktor dan peranannya (kekuasaannya) sebagai pengambil keputusan
adalah sangat tergantung kepada kompromi politik, daripada dengan hal-hal dalam
debat-debat kebijakan yang masuk diakal (Buse, Walt and Gilson, 1994)
REFERENSI

Massie, R. G. (2009). Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan


Penelitian. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 12(4), 21293.

Temesvari, N.A., 2018. Analisis Segitiga Kebijakan Kesehatan Dalam Pembentukan


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis Dan
Angka Kreditnya. Jurnal Inohim, 6 (1)

Anda mungkin juga menyukai