Anda di halaman 1dari 12

OUTLINE PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI


DAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET FE
TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DALAM
KEHAMILAN
THE RELATIONSHIP OF SOCIODEMOGRAPHIC CHARACTERISTICS AND
COMPLIANCE CONSUMING FE TABLETS TO ANEMIA IN PREGNANCY

Nama

Pembimbing

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 (Sp-1)


DEPARTEMEN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
OUTLINE PENELITIAN
2021
Hubungan Karakteristik Sosiodemografi dan Kepatuhan Mengkonsumsi
Tablet Fe terhadap Kejadian Anemia dalam Kehamilan

Nama

I. Latar Belakang
Anemia pada kehamilan merupakan kondisi ibu hamil dengan
kadar hemoglobin <11 g/dL dan hematokrit <33% pada trimester
pertama atau ketiga dan kadar hemoglobin <10,5 g/dL dan Hct <32%
pada trimester kedua.1 Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko
kelahiran prematur, kematian ibu dan anak, serta penyakit infeksi.
Anemia pada ibu hamil juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. 2 Anemia
pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko kematian maternal dan
perinatal.3
Wanita hamil mengalami perubahan hemodinamik fisiologis
normal. Besi memainkan peran kunci dalam transportasi oksigen oleh sel
darah merah, produksi energi, pertumbuhan dan perkembangan, fungsi
yang sangat penting selama kehamilan dan masa bayi untuk
hematopoiesis, pertumbuhan dan perkembangan. Selama kehamilan,
total massa sel darah merah dan plasma meningkat, namun peningkatan
plasma (40%-60%) secara proporsional lebih besar daripada peningkatan
sel darah merah (15% -30%). Hal ini mengakibatkan terjadinya
penurunan konsentrasi hemoglobin dibandingkan pada ibu yang tidak
hamil. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh penurunan
produksi sel darah merah (defisiensi nutrisi termasuk zat besi, vitamin
B12, folat, penurunan penyerapan, penyakit kronis, infeksi, supresi
sumsum tulang, defisiensi hormonal), peningkatan penghancuran sel
darah merah (anemia hemolitik bawaan, didapat anemia hemolitik), dan
kehilangan darah.1,4
Kebutuhan fisiologis besi sangat tinggi pada masa kehamilan yaitu
dibutuhkan sebesar 1000-1200 mg besi selama kehamilan. Sekitar dua
pertiga zat besi dibutuhkan ibu, dan sepertiga untuk kebutuhan jaringan
plasenta-janin. Kebutuhan zat besi pada trimester pertama sebesar 0,8
mg/hari dan pada trimester ketiga 3,0-7,5 mg/hari.4 WHO
merekomendasikan pemberian 30 mg sampai 60 mg zat besi untuk
wanita hamil untuk mencegah anemia ibu hamil.5 Berdasarkan
Kementerian Kesehatan, setiap ibu hamil diharapkan mendapatkan
tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan untuk mencegah
anemia.2
Angka kejadian anemia pada ibu hamil secara global pada tahun
2019 sebesar 36,5%. Kejadian anemia ibu hamil di Indonesia sebesar
44,2%.6 Cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Indonesia tahun
2019 adalah 64,0%. Angka tersebut belum mencapai target Rencana
Strategis tahun 2019 yaitu 98%. Sulawesi Selatan menjadi provinsi
dengan cakupan terendah pemberian tablet Fe pada ibu hamil yaitu
hanya sebesar 1,7%.2
Penyebab anemia bervariasi, yang merupakan hasil dari satu,
atau/dan interaksi faktor yang kompleks seperti cacat genetik, defisiensi
nutrisi, defisiensi besi, parasit dan kronis infeksi, kehilangan darah, dan
myelosupresi obat.7 Ketidakpatuhan konsumsi tablet Fe juga dapat
menjadi penyebab anemia pada ibu hamil. Hal ini sebagaimana
penelitian Sinawangwulan et al. di Jawa Tengah bahwa konsumsi tablet
besi secara teratur menurunkan risiko anemia selama kehamilan. 8 Selain
itu, sosiodemografi juga dinyatakan sebagai penyebab anemia pada ibu
hamil.7
Profil kejadian anemia selama kehamilan di Indonesia dilaporkan
bervariasi berdasarkan sosiodemografi. Sebagian besar anemia ibu hamil
terjadi pada usia ibu 15-24 tahun (84,6%), pendidikan SMP sederajat
(51,5%), bekerja sebagai buruh/sopir/pembantu rumah tangga (55,5%)
dan tinggal di pedesaan (49,5%).9
Berdasarkan sosiodemografi, Mahamaoud et al. melaporkan
bahwa usia kehamilan, paritas, dan pekerjaan ibu berhubungan dengan
risiko anemia pada ibu hamil di Uganda.7 Meningkatnya usia kehamilan
berkaitan dengan peningkatan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan janin
dan peningkatan volume darah akibat kehamilan, yang menyebabkan
terjadinya hemodilusi. Apabila nutrisi tidak mencukupi maka
menyebabkan anemia. Paritas berkaitan dengan penipisan cadangan
besi. Semakin tinggi angka paritas menyebabkan penggunaan cadangan
besi secara terus menerus yang dapat meningkatkan risiko kejadian
anemia dalam kehamilan. Pekerjaan merupakan faktor yang kompleks
karena pekerjaan dapat menyebabkan mobilisasi yang minimal,
khususnya pada pekerjaan dengan aktivitas fisik yang kurang, yang
dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan tubuh yang mempercepat
efek hemodilusi.7 Mekonnen et al. dalam penelitiannya di Etiopia juga
menyatakan bahwa status pekerjaan ibu menjadi prediktor anemia dalam
kehamilan.10 Pekerjaan berkaitan dengan pola makan yang tidak teratur,
pendidikan yang terbatas, dan paparan di tempat kerja seperti kondisi
cuaca ekstrim, bahan kimia berbahaya, skistosomiasis, dan infeksi cacing
tambang dapat menjadi faktor penyebab anemia dalam kehamilan. 11
Penelitian lainnya dilaporkan oleh Wu et al. di Cina bahwa usia ibu
hamil 18-20 tahun dan usia ibu hamil lebih dari 35 tahun lebih cenderung
mengalami anemia pada trimester pertama.11 Ketika wanita usia
reproduksi terlalu muda, faktor risiko berkaitan dengan perkembangan
organ dan jaringan yang tidak lengkap. Selain itu, peningkatan risiko
anemia pada wanita hamil dengan usia muda dapat disebabkan oleh
kehamilan yang tidak direncanakan dan status gizi yang kurang optimal
sebelum konsepsi. Pada wanita dengan usia yang lebih tua, etiologi
anemia sangat kompleks yang berkaitan dengan sindrom kegagalan
sumsum tulang, penyakit ginjal kronis, defisiensi nutrisi dan inflamasi.11
Alasan lain bahwa wanita yang lebih tua mungkin lebih peduli tentang
kesehatan dan hasil kehamilan dan memiliki pengalaman yang lebih baik
dalam pencegahan dan pengobatan anemia defisiensi besi. 12
Penelitian yang dilakukan oleh Stephen et al. di Tanzania
melaporkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan ibu menjadi faktor yang
berhubungan dengan anemia dalam kehamilan. Hal ini karena
pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang
nutrisi dan perawatan selama kehamilan. Ibu hamil dengan pendidikan
sedang dan tinggi cenderung mencukupi kebutuhan nutrisi dan
melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan sesuai
dengan yang direkomendasarikan.3
Hubungan antara umur ibu hamil dan pendidikan ibu terhadap
kejadian anemia dilaporkan berbeda oleh Mahamoud et al. di Uganda
bahwa umur ibu hamil dan Pendidikan tidak berhubungan signifikan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. 7 Melku et al. melakukan
penelitian di Etiopia dengan hasil bahwa umur, umur kehamilan, tempat
tinggal, status pernikahan, dan pekerjaan tidak berpengaruh terhadap
kejadian anemia, namun pendidikan dan paritas mempengaruhi angka
kejadian anemia.13 Penelitian yang dilakukan oleh Seu et al. di Indonesia
juga menyatakan bahwa kepatuhan suplementasi tablet Fe tidak
berpengaruh terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. 14
Pengetahuan mengenai faktor risiko pada ibu hamil dapat
berkontribusi dalam meminimalisir kejadian anemia dalam kehamilan.
Pengetahuan faktor-faktor risiko anemia dalam ibu hamil dapat dilakukan
beragam upaya intervensi untuk mencegah kejadian ibu hamil dan
mengurangi beban kasus anemia dalam praktik kesehatan. Berdasarkan
uraian dari penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa terdapat hasil
penelitian yang tidak konsisten mengenai kepatuhan suplementasi Fe
dan faktor demografi seperti usia ibu hamil, usia kehamilan, pendidikan,
pekerjaan dan paritas terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
hubungan karakteristik sosiodemografi dan kepatuhan konsumsi tablet
Fe terhadap kejadian anemia ibu hamil.
II. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
1. Kerangka teori

Ibu Hamil

Pendidikan Nutrisi Pekerjaan Umur

Paparan sinar
Tidak patuh konsumsi Asupan Fe matahari, bahan Penyakit
tablet Fe berbahaya penyerta
Perkembangan
organ
Diserap di
duodenum

Usia kehamilan
Sitokin proinflmasi

Janin Eritroblas
sumsum tulang

Fe-transferin
Organ Sel darah
(otot jantung, pankreas, merah
jaringan dan otot lain)

Fagositosis
oleh makrofag
Hati
Paritas
Cadangan Fe

Anemia

Gambar 1. Kerangka Teori7,11,12,15

2. Kerangka Konsep

Ibu hamil

Karakteristik sosiodemografi
(usia, usia kehamilan,
paritas, pendidikan dan
pekerjaan)

kadar Hemoglobin Anemia

Kepatuhan konsumsi
tablet Fe

Penyakit penyerta
Paparan sinar matahari
Paparan bahan berbahaya
Kehamilan kembar
Preeklampsia

Hub. Variabel Bebas


Variabel Variabel
Bebas Terikat
Hub. Variabel Terikat

Variabel
Variabel Antara Hub. Variabel Perancu
Perancu

Gambar 2. Kerangka Konsep

III. Rumusan Masalah


a. Berapa proporsi kejadian anemia dalam kehamilan?
b. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik sosiodemografi
dengan kejadian anemia pada ibu hamil?
c. Apakah terdapat hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe
dengan kejadian anemia pada ibu hamil?

IV. Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara karakteristik sosiodemografi dan
kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu
hamil.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui proporsi kejadian anemia dalam kehamilan.
b. Mengetahui hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia
pada ibu hamil.
c. Mengetahui hubungan antara usia kehamilan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil.
d. Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian anemia
pada ibu hamil.
e. Mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian
anemia pada ibu hamil.
f. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian
anemia pada ibu hamil.
g. Mengetahui hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe
dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

V. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Keilmuan :
a. Memberikan informasi ilmiah faktor risiko anemia pada ibu
hamil.
b. Sebagai data dasar dan acuan bagi penelitian selanjutnya
mengenai hubungan karakteristik sosiodemografi dan
kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada
ibu hamil.
2. Manfaat Aplikasi:
Karakteristik sosiodemografi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe
berpotensi sebagai prediktor kejadian anemia ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

1. Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines. Journal of Maternal-


Fetal & Neonatal Medicine. New York: CRC Press; 2017. 412–431 hal.
2. Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2020. 1–487 hal.
3. Stephen G, Mgongo M, Hussein Hashim T, Katanga J, Stray-Pedersen B,
Msuya SE. Anaemia in Pregnancy: Prevalence, Risk Factors, and Adverse
Perinatal Outcomes in Northern Tanzania. Anemia. 2018;2018.
4. Brannon PM, Taylor CL. Iron supplementation during pregnancy and infancy:
Uncertainties and implications for research and policy. Nutrients.
2017;9(12):1–17.
5. World Health Organization. Anaemia [Internet]. 2021. Tersedia pada:
https://www.who.int/health-topics/anaemia#tab=tab_1
6. World Health Organization. Prevalence of anaemia in pregnant women (aged
15-49) (%). 2021.
7. Mahamoud NK, Mwambi B, Oyet C, Segujja F, Webbo F, Okiria JC, et al.
Prevalence of anemia and its associated socio-demographic factors among
pregnant women attending an antenatal care clinic at kisugu health center IV,
makindye division, Kampala, Uganda. J Blood Med. 2020;11:13–8.
8. Sinawangwulan IP, Dewi YLR, Wekadigunawan C. Association between
Socio-demographic, Nutrition Intake, Cultural Belief, and Incidence of Anemia
in Pregnant Women In Karanganyar, Central Java. J Matern Child Heal.
2018;03(02):128–57.
9. Kemenkes RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehat Republik Indones. 2018;1–100.
10. Samson MH. Public relations in corporate reputation management: A case of
Ethiopian Broadcasting Corporation. J Media Commun Stud. 2018;10(9):113–
7.
11. Wu Y, Ye H, Liu J, Ma Q, Yuan Y, Pang Q, et al. Prevalence of anemia and
sociodemographic characteristics among pregnant and non-pregnant women in
southwest China: A longitudinal observational study. BMC Pregnancy
Childbirth. 2020;20(1):1–10.
12. Arega Sadore A, Abebe Gebretsadik L, Aman Hussen M. Compliance with
iron-folate supplement and associated factors among antenatal care attendant
mothers in Misha District, South Ethiopia: Community based cross-sectional
study. J Environ Public Health. 2015;2015:1–8.
13. Melku, M., Addis, Z., Alem, M. & Enawgaw B. Prevalence and Predictors of
Maternal Anaemia during Pregnancy in Gondar, Northwest Ethiopia: An
Institutional Based Cross-Sectional Study. Volume 2014, Article ID 108593, 9
pages http://dx.doi.org/10.1155/2014/108593. Hindawi Publ. 2014;2014.
14. Seu MMV, Mose JC, Panigoro R, Sahiratmadja E. Anemia Prevalence after
Iron Supplementation among Pregnant Women in Midwifes Practice of
Primary Health Care Facilities in Eastern Indonesia. Anemia. 2019;2019.
15. Zhang X-Y, Pavord S. Iron deficiency in Pregnancy. Cytopenia. 2018;15–28.

Anda mungkin juga menyukai