Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2018, Volume 49, Number 2: 173-178


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Perbandingan asupan energi, karbohidrat,


protein dan lemak dengan angka kecukupan gizi
pada anak obesitas

Dewa Ayu Dini Primashanti,* I Gusti Lanang Sidiartha CrossMark

ABSTRACT

The prevalence of obesity in children has increased from year to year. CI 175.04-232.04), fat 561.28 and 561.63 (p 0.992; -0.34 95%
One of Etiology of obesity is the nutritional factor. The objective of CI -65.05-64.35). Energy, carbohydrate and protein intake is positively
this study is to compare the of energy, carbohydrate, protein and fat correlated with body mass index with the value of r and p each is
intake with dietary allowances in obese children. This cross-sectional r = 0.44 (0.01 p), r = 0.383 (p 0.03) and r = 0.413 (p 0.01). Fat intake
analytic study carried out in Sanglah Hospital in 2011-2016. There are did not correlate with body mass index with the value of r = 0.188
57 subjects with the average intake and dietary allowances subjects for (p = 0.161). In obese children energy, carbohydrate and protein
energy is 2378.3 and 1678.07 (p = 0.001; 700.24 95% CI 569.05-831.43), intake is higher than dietary allowances according to age and gender.
carbohydrate 1414.63 and 922.94 (p = 0.001; 491.96 95% Protein intake had the highest correlation with body mass index than
CI 391.69-591.68) , protein 373.02 and 169.47 (p 0.001; 203.54 95% carbohydrates and fats.

Keywords: Obese, children, intake


Cite This Article: Primashanti, D.A.D., Sidiartha, I.G.L. 2018. Perbandingan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak dengan angka
kecukupan gizi pada anak obesitas. Medicina 49(2): 173-178. DOI:10.15562/medi.v49i2.66

ABSTRAK

Prevalensi obesitas pada anak meningkat dari tahun ke tahun. Obesitas IK 95% 391,69-591,68), asupan protein 373,02 dan AKG protein 169,47
salah satunya disebabkan oleh faktor nutrisi dan behubungan dengan (p 0,001; 203,54 IK 95% 175,04-232,04), asupan lemak 561,28 dan
asupan makanan tinggi kalori. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk AKG lemak 561,63 (p 0,992; -0,34 KI 95% -65,05-64,35). Asupan
mengetahui perbandingan asupan energi, karbohidrat, protein dan energi, karbohidrat dan protein berkorelasi positif dengan indeks
lemak dengan angka kecukupan gizi pada anak obesitas. Penelitian massa tubuh dengan nilai r dan p masing-masing adalah r = 0,44
ini merupakan penelitian analitik cross-sectional yang dilaksanakan (p 0,01), r = 0,383 (p = 0,03) dan r = 0,413 (p 0,01). Asupan lemak
di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah pada tahun 2011-2016. tidak berkorelasi dengan indeks massa tubuh dengan nilai r = 0,188
Terdapat 57 subyek dengan besar rerata asupan dan angka kecukupan (p 0,161). Pada anak obesitas asupan energi, karbohidrat dan protein
gizi (AKG) berturut turut adalah asupan energi 2378,3 dan AKG lebih tinggi dibandingkan angka kecukupan gizi sesuai usia dan jenis
energi 1678,07 (p = 0,001; 700,24 IK 95% 569,05-831,43), asupan kelamin. Asupan protein memiliki korelasi tertinggi dengan indeks
karbohidrat 1414,63 dan AKG karbohidrat 922,94 (p = 0,001; 491,69 massa tubuh dibandingkan karbohidrat dan lemak.

Kata Kunci: Obesitas, anak, asupan energi


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak,
Fakultas Kedokteran, Universitas Cite Pasal Ini: Primashanti, D.A.D., Sidiartha, I.G.L. 2018. Perbandingan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak dengan angka kecukupan
Udayana Denpasar, Rumah Sakit gizi pada anak obesitas. Medicina 49(2): 173-178. DOI:10.15562/medi.v49i2.66
Umum Pusat Sanglah

*
Correspondence to:
PENDAHULUAN
Dewa Ayu Dini Primashanti, Bagian/ Prevalens obesitas pada anak dilaporkan semakin satu masalah kesehatan global dunia yang serius
SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana
tinggi dari tahun ke tahun. Prevalens anak obesi- termasuk di Indonesia.4
Denpasar, Rumah Sakit Umum Pusat tas di dunia mencapai angka 155 juta di seluruh Obesitas dapat disebabkan oleh faktor nutrisi
Sanglah dunia setara dengan 1 dari 10 anak. Berdasarkan dan non nutrisi. Faktor non nutrisi yang dapat
primashantid@gmail.com data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan menyebabkan obesitas adalah genetik, masalah
Republik Indonesia, prevalens obesitas meningkat metabolik seperti resistensi leptin dan insulin,
Diterima: 2017-07-21
dari 12,2% pada tahun 2007 menjadi 14 % pada dan beberapa obat-obatan. Faktor nutrisi yang
Disetujui: 2018-03-09 tahun 2010.2 World Health Organization (WHO) menyebabkan obesitas adalah terutama karena
Diterditkan: 01-08-2018 menyatakan obesitas pada anak merupakan salah diet tinggi kalori pada anak. Beberapa penelitian

173
ARTIKEL ASLI

mengenai asupan energi dan makronutrient pada diambil data karakteristik, data antropometri dan
anak obesitas dari tahun ke tahun memiliki hasil food recall 24 jam sebelum sakit yang tercantum
yang bervariasi. Penelitian di Semarang Indonesia dalam formulir pediatric nutritional care. Asupan
menyatakan terdapat peningkatan asupan energi energi, karbohidrat, protein dan lemak kemudian
dan lemak yang signifikan pada anak obesitas dibandingkan dengan angka kecukupan gizi anak
dibandingkan anak yang tidak obesitas.7 Penelitian sesuai jenis kelamin dan usia tahun 2013.10
di Australia pada tahun 2003 didapatkan hasil Pemeriksaan antropometri dilakukan untuk
energi yang berasal dari lemak pada anak obesitas mencari data berat badan dan tinggi badan/panjang
lebih rendah dibandingkan anak tidak obesitas, badan anak. Pengukuran berat badan dilakukan
namun perbedaannya tidak bermakna.8 Penelitian dengan cara anak dipersiapkan dengan pakaian
lainnya tahun 2015 di Spanyol menyatakan terdapat minimal, bila anak belum mampu berdiri anak
perbedaan bermakna pada tingginya asupan energi dibaringkan di meja timbangan, bila anak sudah
dan protein pada anak obesitas/gizi lebih diband- dapat berdiri anak diminta untuk berdiri diatas
ingkan anak dengan status gizi baik.9 Penelitian timbangan tanpa dipegangi. Pengukuran tinggi
mengenai asupan energi dan makronutrient pada badan dilakukan untuk anak berusia lebih dari
anak obesitas masih bersifat kontroversi. Adapun 2 tahun, dan panjang badan untuk anak berusia
penelitian ini dibuat bertujuan untuk memband- kurang dari 2 tahun. Panjang badan anak berusia
ingkan tingkat asupan energi, karbohidrat, protein kurang dari 2 tahun didapatkan dengan membaring-
dan lemak dengan angka kecukupan gizi sesuai usia kan anak terlentang tanpa bantal di meja penguku-
dan jenis kelamin pada anak obesitas. ran dengan lutut menempel pada meja dan telapak
kaki tegak lurus dengan meja pengukur. Kemudian
diambil garis khayal mendatar dan diukur panjang
BAHAN DAN METODE
dari puncak kepala hingga bagian tumit kaki
Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik anak. Untuk anak berusia lebih dari 2 tahun anak
cross-sectional yang bertempat di ruang perawatan diposisikan berdiri tanpa alas kaki, posisi tegak,
anak RSUP Sanglah pada tahun 2011-2016. tumit rapat dengan bokong, punggung dan bagian
Populasi target adalah semua anak berusia belakang kepala berada dalam satu gari vertikal
< 15 tahun dengan status nutrisi obesitas. Populasi dan menempel pada alat pengukur. Indeks massa
terjangkau adalah anak berusia < 15 tahun dengan tubuh (IMT) anak diukur dengan rumus = (berat
status nutrisi obesitas yang pernah mendapat badan (kilogram)): (tinggi badan (centimeter).2,7
perawatan di RSUP Sanglah pada tahun 2011-2016. Indeks massa tubuh anak akan diplot dalam kurva
Subyek diperoleh dengan metode consecutive World Health Organization (WHO) Anthropometry
sampling. Besar sampel dihitung sesuai dengan 2006 untuk anak < 2 tahun dan kurva center for
rumus untuk penelitian analitik numerik berpas- disease control and prevention (CDC) 2000 untuk
angan. Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, anak > 2 tahun. Untuk anak < 2 tahun obesi-
kesalahan tipe II sebesar 10%. Nilai Zα 1,64, Zβ 1,28, tas diklasifikasikan bila IMT/U > 3 SD (z score)
selisih minimal yang dianggap bermakna pada kurva WHO anthropometry. Untuk anak > 2
(X1-X2) = 200, simpang baku didapat dari kupus- tahun obesitas diklasifikasikan bila IMT/U > P 95
takaan Putri, 20147 dengan S = 378. Besar sampel pada kurva CDC 2000.2
minimal adalah 54. Data food recall 24 jam didapat dengan cara
Data subyek penelitian diperoleh dari formulir mencatat semua jenis dan jumlah makanan yang
pediatric nutritional care yang dibuat oleh peserta dikonsumsi dalam periode 24 jam sebelum sakit.
didik ilmu kesehatan anak, ahli gizi, dan konsultan Data ditanyakan secara teliti dengan menggunakan
nutrisi anak sejak pasien dirawat di RSUP Sanglah. alat ukur Rumah Tangga seperti sendok, gelas,
Data karakteristik yang diperoleh adalah jenis piring, botol susu atau alat ukur lainnya yang biasa
kelamin, usia, diagnosis medis, data antropometri digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Data yang
yang mencakup berat badan sekarang, tinggi badan didapat dimasukkan dalam program Nutri Survey
atau panjang badan dan data food recall 24 jam 2008 untuk di konversi menjadi total kalori sehari
sebelum sakit. dan jumlah asupan karbohidrat, protein, dan lemak
Kriteria inklusi penelitian ini adalah semua anak dalam gram. Jumlah gram yang didapat kemudian
berusia < 15 tahun dengan status nutrisi obesitas, dikonversi menjadi kalori dengan tiap 1 gram setara
kriteria eksklusi adalah anak dengan penyakit kronis dengan 4 kalori untuk protein dan karbohidrat, dan
yang memerlukan penggunaan steroid jangka tiap 1 gram lemak setara dengan 9 kalori.
panjang dan anak dengan data yang tercantum di Analisis deskriptif data karakteristik subyek
formulir pediatric nutritional care tidak lengkap. disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel
Setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dan narasi. Analisis normalitas data dengan uji

174 Medicina 2018; 49(2): 173-178 | doi: 10.15562/Medicina.v49i2.66


ARTIKEL ASLI

Tabel 1  Karakteristik subyek penelitian


Karakteristik n = 57
Gender
Lelaki, n (%) 32 (56,1)
Perempuan, n (%) 25 (43,9)
Usia (tahun), rerata (SB) 6,89 (3,58)
1-3 tahun, n (%) 13 (22,8)
4-6 tahun, n (%) 17 (29,8)
7-9 tahun, n (%) 13 (22,8)
10-12 tahun, n (%) 14 (24,6)
IMT, rerata (SB) 23,54 (4,47)
Asupan kalori (kalori), rerata (SB) 2378,3 (615,98)
Asupan karbohidrat (kalori), rerata (SB) 1414,64 (419,05)
Asupan protein (kalori), rerata (SB) 373,02 (133,49)
Asupan lemak (kalori), rerata (SB) 561,28 (257,36)

Tabel 2  Angka kecukupan gizi pada anak10


Lelaki Perempuan
Energi Karbohidrat Protein Lemak Energi Karbohidrat Protein Lemak
Usia (kalori) (kalori) (kalori) (kalori) (kalori) (kalori) (kalori) (kalori)
7-11 bulan 725 328 72 324 725 328 72 324
1-3 tahun 1125 620 104 396 1125 620 104 396
4-6 tahun 1600 880 140 558 1600 880 140 558
7-9 tahun 1850 1016 196 648 1850 1016 196 648
10-12 tahun 2100 1156 224 630 2000 1100 240 603
13-15 tahun 2475 1360 288 747 2125 1168 276 639

Tabel 3  A
 nalisis bivariate asupan energi, karbohidrat, protein, lemak dengan angka kecukupan gizi (AKG) pada
anak obesitas
Asupan AKG P Rerata (IK 95%)
Energi (Kalori) 2378,3 (615,98) 1678,07 (368,27) 0,001 700,24 (569,05, 831,43)
Karbohidrat (Kalori) 1414,63 (419,5) 922,94 (201,98) 0,001 491,69 (391,69, 591,68)
Protein (Kalori) 373,02 (133,49) 169,47 (53,42) 0,001 203,54 (175,04, 232,04)
Lemak (Kalori) 561,28 (257,36) 561,63 (100,72) 0,992 -0,34 (-65,05, 64,35)
Analisis dengan paired t-test

Tabel 4  K
 orelasi asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak dengan indeks massa
tubuh pada anak obesitas
r P
Energi (Kalori) 0,44 0,01
Karbohidrat (Kalori) 0,383 0,03
Protein (Kalori) 0,413 0,01
Lemak (Kalori) 0,188 0,161
Pearson korelasi

Medicina 2018; 49(2): 173-178 | doi: 10.15562/Medicina.v49i2.66 175


ARTIKEL ASLI

Kolmogorov-smirnov. Analisis statistik perband- sehingga menurunkan asupan energi. Lesi bilat-
ingan rerata asupan energi, karbohidrat, protein eral pada area ini dapat menyebabkan kondisi
dan lemak dengan angka kecukupan gizi sesuai obesitas.12 Selain itu, aktivitas hipotalamus juga
usia dan jenis kelamin dengan menggunakan uji dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon (leptin
paired t-test. Analisis korelasi asupan energi, karbo- dan insulin), neurotransmitter dan stimulasi saraf
hidrat, protein dan lemak dengan indeks massa simpatis. Leptin merupakan hormon utama yang
tubuh menggunakan korelasi pearson. Nilai p berperan dalam obesitas. Leptin menimbulkan
yang digunakan p<0,05 dengan Confident Interval supresi pada asupan energi. Resistensi leptin juga
(CI) 95%. Data dianalisis dengan SPSS 20.00. salah satu penyebab obesitas.11 Penelitian sebelum-
Penelitian ini telah disetujui Bidang Penelitian nya mengenai asupan energi pada anak obesitas
dan Pengembangan (Litbang) Komite Etika oleh Austin tahun 2011 didapatkan hasil asupan
Fakultas Kedokteran Unud/ RS Sanglah Denpasar energi berhubungan dengan prevalens obesitas.13
(No.33/UN.14.2/KEP/2017). Penelitian lainnya oleh Bibiloni 2015 mendapatkan
hasil asupan energi lebih tinggi pada anak obesi-
tas dibandingkan dengan anak gizi normal.9 Hasil
HASIL
penelitian ini didapatkan asupan energi lebih tinggi
Penelitian ini didapatkan 64 anak dengan status dibandingkan dengan angka kecukupan gizi sesuai
gizi obesitas yang dirawat di RSUP Sanglah selama usia dan jenis kelamin pada anak obesitas.
periode 2011 sampai dengan Januari 2016. Empat Karbohidrat merupakan sumber energi utama
subyek dieksklusi karena data formulir pediatric tubuh. Glukosa yang terkandung dalam makanan
nutritional care tidak lengkap, tiga subyek dieksklusi akan diproses melalui proses glikolisis untuk
karena dengan penyakit kronis yang mendapatkan menghasilkan energi. Bila kebutuhan energi untuk
pengobatan steroid dalam jangka panjang. Subyek proses metabolik tubuh sudah terpenuhi, glukosa
yang dianalisis adalah 57 subyek. Subyek terdiri dari akan disimpan dalam bentuk glikogen di hati, jarin-
32 anak lelaki dan 25 anak perempuan, jumlah rasio gan otot, dan jaringan adiposit. Glikogenolisis dan
anak lelaki dan perempuan yaitu 1.27: 1. Karakteristik glukoneogenesis merupakan proses katabolisme
subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 1. yang terjadi bila jumlah glukosa darah rendah, yaitu
Analisis bivariate (Tabel 3) besar rerata asupan dengan mengubah glikogen yang tersimpan di hati
dengan angka kecukupan gizi (AKG) sesuai usia dan prekursor non karbohidrat menjadi glukosa
dan jenis kelamin berturut turut adalah asupan untuk menghasilkan energi. Kondisi obesitas ting-
energi 2378,3 dan AKG energi 1678,07 (p = 0,001; ginya asupan karbohidrat menyebabkan glukosa
IK 95% 569,05-831,43), asupan karbohidrat 1414,63 yang berlebihan diubah menjadi gliserol untuk
dan AKG karbohidrat 922,94 (p = 0,001; IK 95% selanjutanya disimpan dalam bentuk trigliserida di
391,69-591,68), asupan protein 373,02 dan AKG jaringan adiposit.14 Penelitian terdahulu mengenai
protein 169,47 (p 0,001; IK 95% 175,04-232,04), asupan karbohidrat pada obesitas oleh Samaha pada
asupan lemak 561,28 dan AKG lemak 561,63 tahun 2003 untuk mecari efek dari diet restriksi
(p 0,992; IK 95% -65,05-64,35). Asupan energi, karbohidrat dibandingkan diet restriksi lemak pada
karbohidrat dan protein berkorelasi positif superobesitas dalam menurunkan berat badan,
dengan indeks massa tubuh dengan nilai r dan p didapatkan hasil penurunan berat badan lebih
masing-masing adalah r = 0,44 (p 0,01), r 0,383 baik pada kelompok dengan diet restriksi karbo-
(p = 0,03) dan r = 0,413 (p = 0,01). Asupan lemak hidrat dibandingkan dengan lemak.15 Penelitian di
tidak berkorelasi dengan indeks massa tubuh Jakarta oleh Yussac pada tahun 2007 membuktikan
dengan nilai r = 0,188 (p = 0,161) (Tabel 4). terdapat perbedaan bermakna asupan karbohidrat
pada anak obesitas dibandingkan anak tidak obesi-
tas.16 Penelitian ini didapatkan asupan karbohidrat
DISKUSI
lebih tinggi dibandingkan angka kecukupan gizi
Obesitas merupakan suatu kelainan yang timbul sesuai usia dan jenis kelamin pada anak obesitas.
akibat gangguan pada keseimbangan dalam regu- Protein dalam makanan akan mengalami proses
lasi energi dalam tubuh.11 Obesitas terjadi pada denaturasi di lambung, kemudian di usus halus
kondisi asupan energi jauh melebihi penggunaan protein mengalami proses proteolisis oleh bantuan
energi. Asupan energi dipengaruhi oleh sistem enzim pepsin dan zymogen yang diproduksi pank-
saraf pusat yaitu hipotalamus yang merupakan reas. Protein didegradasi menjadi asam amino
pusat rasa lapar (area lateral hipotalamus) dan bebas yang akan diabsorpsi di usus. Selanjutnya
pusat rasa kenyang (area nukleus ventro-medial). protein dioksidasi untuk menghasilkan energi
Stimulus dari area nukleus ventro-medial hipo- dan sebagian digunakan sebagai bahan pemben-
talamus menyebabkan supresi pada rasa lapar, tukan enzim, hormone, dan struktural protein.

176 Medicina 2018; 49(2): 173-178 | doi: 10.15562/Medicina.v49i2.66


ARTIKEL ASLI

Apabila tubuh dalam kondisi kekurangan energi, tubuh merupakan gabungan dari berat dan tinggi
asam amino akan diubah melalui proses gluko- badan seseorang yang digunakan untuk menentu-
neogenesis menjadi glukosa untuk berikutnya kan status gizi, terutama dalam menentukan status
digunakan dalam pembentukan energi.17 Asupan gizi lebih, obesitas dan superobesitas.22 Indeks
protein yang tinggi melebihi kebutuhan menye- massa tubuh dikatakan berhubungan dengan
babkan protein akan disimpan di jaringan adiposit asupan energi. Penelitian oleh Guinn pada tahun
yang membutuhkan proses dengan energi tinggi. 2013 mendapatkan hasil terdapat hubungan antara
Asupan protein yang berlebihan juga menyebabkan indeks massa tubuh dengan asupan energi, dimana
massa adiposit meningkat.18 Hal ini dibuktikan terdapat peningkatan 0.347 kg/m2 setiap asupan
dari penelitian sebelumnya di China tahun 2002, energi 100 kkal.23 Penelitian oleh Elliot pada tahun
didapatkan hasil asupan protein lebih tinggi pada 2011 mendapatkan hasil terdapat hubungan lemah
anak dengan gizi lebih dibandingkan anak dengan antara indeks massa tubuh dan asupan energi,
gizi normal.19 Penelitian oleh Sartika pada tahun dan tidak terdapat hubungan antara indeks massa
2015 di Indonesia yang bertujuan untuk mencari tubuh dengan asupan karbohidrat, protein, dan
faktor risiko obesitas pada anak usia 5-15 tahun di lemak pada anak.24 Penelitian pada remaja tahun
Indonesia, didapatkan hasil bahwa salah satu faktor 2016 mendapatkan hasil terdapat hubungan antara
risiko obesitas adalah asupan protein.20 Penelitian asupan energi dengan indeks massa tubuh pada
oleh Yussac pada tahun 2007 juga mendapatkan anak perempuan, dan tidak berhubungan pada anak
hasil perbedaan bermakna asupan protein pada lelaki.25 Penelitian ini didapatkan terdapat hubun-
anak obesitas dibandingkan dengan anak tidak gan lemah antara indeks massa tubuh dan asupan
obesitas.16 Hasil penelitian ini didapatkan asupan energi, karbohidrat, dan protein. Lemak tidak
protein lebih tinggi pada anak obesitas dibanding- memiliki hubungan dengan indeks massa tubuh.
kan dengan angka kecukupan gizi sesuai usia dan Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan
jenis kelamin. yaitu perolehan data asupan energi dan makronu-
Obesitas pada dasarnya disebabkan oleh kelebi- trient diperoleh dengan metode food recall 24 jam
han jaringan adiposit. Lemak diserap dalam bentuk yang memiliki kelemahan tidak menggambarkan
asam lemak bebas dan disimpan dalam bentuk asupan makan sehari-hari dan sangat bergantung
trigliserida di jaringan adiposit. Anak obesitas dengan daya ingat orang tua/wali/subyek dan
jumlah lemak yang berlebihan menyebabkan metode penelitian cross-sectional, sehingga hubun-
terjadinya hipertropi dan hiperplasia dari jaringan gan sebab akibat antara asupan makanan dan
adiposit. Karbohidrat dan protein yang berlebihan obesitas tidak dapat dievaluasi.
juga disimpan dalam jaringan adiposit. Jaringan
adiposit yang berlebihan akan mengirimkan
SIMPULAN
signal ke hipotalamus untuk menurunkan asupan
makanan, yaitu melalui produksi leptin yang akan Penelitian ini disimpulkan pada anak obesitas
menghambat sekresi Neuropeptide Y di hipotala- asupan energi, lemak, dan protein lebih tinggi
mus dalam menstimulus napsu makan. Kegagalan dibandingkan angka kecukupan gizi sesuai usia dan
dalam transduksi signal ini merupakan salah jenis kelamin. Asupan protein memiliki korelasi
satu hal yang menyebabkan kondisi obesitas.11 tertinggi dengan indeks massa tubuh dibandingkan
Penelitian di China pada tahun 2002 didapatkan karbohidrat dan lemak.
anak dengan gizi lebih memiliki asupan lemak yang
lebih banyak dibandingkan gizi normal.19 Namun,
beberapa hasil penelitian mengenai asupan lemak DAFTAR PUSTAKA
pada anak obesitas tidak menunjukkan hasil yang 1. Rahmawati M. Aktivitas fisik, konsumsi makanan cepat saji
bermakna. Penelitian di Australia, 2003 didapatkan (fastfood), dan keterpaparan media serta faktor-faktor lain
yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada siswa
anak obesitas memiliki rerata asupan lemak lebih SD Islam AL-Azhar 1 Jakarta Selatan [master’s thesis].
rendah dibandingkankan anak dengan anak gizi Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
lebih.21 Penelitian ini, asupan lemak pada anak Indonesia; 2009.
2. Sjarif DR. Diagnosis, Tatalaksana dan pencegahan obesitas
obesitas tidak berbeda bermakna dengan angka pada anak dan remaja. Dalam: Gultorn LC, Hendarto A,
kecukupan gizi anak. Hal ini membuktikan ting- Lestari ED, Sidiartha IGL, Mexitalia M, penyunting.
ginya asupan lemak bukan penyebab obesitas pada Jakarta: UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik; 2014.
3. Badjeber F. Konsumsi fastfood sebagai faktor risiko ter-
subyek kami. Subyek kami memiliki pola makan jadinya gizi lebih pada siswa SD Negeri 11 Manado
tinggi protein dan karbohidrat. [master’s thesis]. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Obesitas berkaitan erat dengan indeks massa Universitas Sam Ratulangi; 2009.
4. Langley SC, Moran VH. Childhood obesity : risk factors,
tubuh. Indeks massa tubuh menggambarkan prevention and management. Maternal and Child Nutrition.
jumlah jaringan lemak dalam tubuh. Indeks massa 2014;10:453-5.

Medicina 2018; 49(2): 173-178 | doi: 10.15562/Medicina.v49i2.66 177


ARTIKEL ASLI

5. Guinn CH, Baxter SD, Royer JA, Hitchock DB. Explaining usia 4-6 tahun dan hubungannya dengan asupan serta pola
the positive between fourth-grade children’s body mass makan. Maj Kedokt Indon. 2007;57(2):47-53.
index and energy intake at school-provided meals 17. Miles B. Protein catabolism [Internet]; 2003 (Diakses 3
(breakfast and lunch). J Sch Health. 2013;83(5):328-34. Oktober 2016). Diunduh dari https://www.tamu.edu/fac-
6. Festy P. Hubungan perilaku orang tua dengan kejadian ulty/bmiles/lectures/Protein%20Catabolism.pdf.
obesitas pada anak prasekolah (3-5 tahun) di Taman Flora 18. Metabolism. Nutrition Basic [Internet]; 2007
Kota Surabaya [master’s thesis]. Surabaya: Fakultas Ilmu (Diakses 3 Oktober 2016). Diunduh dari: www.mhhe.com/
Kesehatan UM; 2011. wardlawpers7.111-147.
7. Putri PA, Noer ER. Perbedaan asupan energi, lemak, serat 19. Li Y. Childhood obesity in China: prevalence, determi-
dan aktivitas fisik pada anak obesitas dan non-obesitas usia nants and health. Wageningen University. 2007:1-184.
3-5 tahun. Journal of Nutrition College. 2014;3(1):150-7. 20. Sartika RAD. Faktor risiko obesitas pada anak 5-15 tahun
8. Wang Z, Patterson CM, Hills AP. The relationship between di Indonesia. Makara Kesehatan. 2011;15(1):37-43.
BMI and intake of energy and fat in Australian youth: 21. Spruijt-Metz D. Etiology, treatment and prevention of obe-
a secondary analysis of the national nutrition survey 1995. sity in childhood and adolescence: a decade in review. J Res
Nutrition & Dietetics. 2003;60(1):23-9. Adolesc. 2011;21(1):129-52.
9. Bibiloni M, Tur JA, Morandi A, Tommasi M, Tomasselli F, 22. Body mass index as a measure of obesity. London : National
Maffeis C. Protein intake as a risk factor of overweight/obe- Obesity Observatory; 2009.
sity in 8 to 12-year-old children. Medicine. 2015;94(52):1-8. 23. Guinn CH, Baxter SD, Royer JA, Hitchcock DB.
10. Anonim. Angka kecukupan energi, protein, lemak, kar- Explaining the positive relationship between fourth-
bohidrat, serat dan air yang dianjurkan untuk orang grade children’s body mass index and energy intake at
Indonesia. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan Republik school-provided meals (breakfast and lunch). J Sch Health.
Indonesia; 2013. 2013;83(5):328-34.
11. Guverich T, Panigrahi S, Wiechec E, Los M. Obesity: 24. Ellion SA, Truby H, Lee A, Harper C, Abbott RA, Davies
pathophysiology and clinical management. PSW. Associations of body mass index and waist cir-
Current Medicine Chemistry. 2009;16:506-21. cumfence with: energy intake and percentage energy
12. Singla P, Bardoloi A, Parkash AA. Metabolic effects of obesity: from macronutrient, in a cohort of Australian children.
a review. World J Diabetes. 2010;15(1):76-88. Nutrition Journal. 2011;58(10):1-7.
13. Austin GL, Ogden LG, Hill JO. Trends in carbohydrate, fat, 25. Kucukkomurler S, Istik O. Energy intake, energy dis-
and protein intakes and association with energy intake in persion and body mass index interaction in adolescents.
normal-weight, overweight, and obese individuals: 1971- Journal of Human Sciences. 2016;13(2):1-11.
2006. Am J Clin Nutr. 2011;93:836-43.
14. Carbohydrate metabolism. Biochemistry perspectives
[Internet]; 2007 (diakses 3 oktober 2010). Diunduh dari
http://global.oup.com.
15. Samaha FF, Iqbal N, Seshadri P, Chicano KL, Daily DA,
McGrory J, Williams T, Williams M, Gracely EJ, Stern L. A
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
low-carbohydrates as compared with low-fat diet in severe
obesity. N Eng J Med. 2003;22:2074-81.
16. Yussac MAA, Cahyadi A, Putri AC, Dewi AS, Khomaini A,
Bardosono S, Suarthana E. Prevalensi obesitas pada anak

178 Medicina 2018; 49(2): 173-178 | doi: 10.15562/Medicina.v49i2.66

Anda mungkin juga menyukai