D. Hasil PengamatanPenggaraman
1. Sebelum Perlakuan
Organoleptik
Berat BDD
Warna Aroma Tekstur Rasa
Ikan 89 g 71,2 g Merah Amis tidak Dagingnya kenyal, jika diberi -
kembung muda terlalu tekanan pada bagian kulit tidak
cerah menyengat meninggalkan bekas.
Ikan 90 g 72 g Merah Amis tidak Dagingnya kenyal, jika diberi -
kembung muda terlalu tekanan pada bagian kulit tidak
cerah menyengat meninggalkan bekas.
Ikan 88 g 70,4 g Merah Amis tidak Dagingnya kenyal, jika diberi -
kembung muda terlalu tekanan pada bagian kulit tidak
cerah menyengat meninggalkan bekas.
Total 267 g 213,6 g
1. 2. 3.
1. 2. 3.
1. 2. 3.
b. Nilai Gizi
Nama Bahan Nilai Gizi
Ikan asin Energy 239.4 kcal
(213,6 gram) Protein (81%) 45.7 g
Fat (19%) 4.9 g
b. Penggaraman
1. Bagaimana prinsip pengawetan dengan penggaraman?
Menurut Adawyah (2007) Prinsip utama penggaraman adalah
pembubuhan garam sebagai bahan pengawet yang mana selama proses
penggaraman terjadi penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan
dari tubuh ikan karena perbedaan konsentrasi.
Prinsip lainnya :
- Pengawetan dilakukan dengan cara mengurangi kadar air pada bahan
- Tujuannya untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan menghambat
kegiatan enzim
- Garam tidak bersifat membunuh bakteri tetapi mengontrol
pertumbuhan mikroorganisme dengan mengurangi dan menjaga
- Aktivitas air agar tetap rendah
- Bukan metode pengawetan yang berdiri sendiri, umumnya
dikombinasikan dengan pengeringan, dehidrasi osmotic, dll.
2. Apa fungsi garam dalam pembuatan ikan asin dan telur asin?
Garam berfungsi sebagai pengawet, penambah cita rasa, maupun untuk
memperbaiki penampilan dan tekstur daging ikan. Industri pengolahan
tradisional yang memanfaatkan garam misalnya industri pengolahan ikan
asin, ikan pindang, dan produk ikan fermentasi.
3. Apakah bakteri dapat tumbuh pada ikan asin dan telur asin?
Ikan asin juga rentan terhadap pertumbuhan bakteri tahan garam
(halofilik). Bakteri halofilik merupakan salah satu kelompok mikroorganisme
yang dapat hidup di lingkungan berkadar garam tinggi (Andriani,2005). Selain
itu beberapa jenis bakteri penyebab kerusakan ikan asin di Indonesia adalah
bakteri halofilik dan bakteri heterotoleran seperti Halobacterium salinarum,
Halococcusmorhuae, Halomonassp, Staphylococcus xylosus,
Staphylococcussp, dan Planococcushalophylus (Rinto dkk,2009)
LEMBAR VALIDASI
Mahasiswa Instruktur