Anda di halaman 1dari 4

1.

Manajemen operasional merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi desain, operasi dan
perbaikan sistem dalam pemanfaatan sumber daya dalam menciptakan dan menyampaikan
produk jarang/jasa kepada pelanggan secara efektif dan efisien. Manajemen operasional
diperlukan dalam menjalankan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemimpinan dan pengendalian untuk menghasilkan kegiatan yang produktif.

2. Kegiatan manajemen operasional memiliki fungsi operasi. Operasi merupakan transformasi dari
input menjadi output lalu mengalami proses transformasi berupa nilai tambah sehingga
menghasilkan barang/jasa. Misalnya, pada proses produksi meubel. Input berupa bahan baku
yang dibutuhkan lalu diproses agar menghasilkan nilai tambah sehingga terciptanya produk
barang berupa mebeul (meja, kursi, dsb).
Kegiatan operasional manufaktur ataupun jasa sama2 mengalami proses transformasi nilai input
menjadi output. Perbedaannya pada bentuk input dan outputnya. Jika pada perusahaan
manufaktur memiliki input berupa bahan baku lalu diproses menjadi suatu barang untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. Sedangkan pada perusahaan jasa/layanan, inputnya berupa
jasa/layanan yang diberikan dan menghasilkan output berupa kepuasan pelanggan terhadap
jasa/layanan yang diberikan dalam memenuhi kebutuhannya.

Ada beberapa perbedaan antara kegiatan operasional perusahaan manufaktur dan perusahaan
jasa, meliputi :
a. Interaksi dengan pelanggan, pada perusahaan jasa interaksi dengan pelanggan dilakukan
mulai dari input, proses hingga outputnya. Misalnya pada jasa kecantikan seperti salon,
pelanggan meminta untuk dilakukan treatment kecantikan yang diberikan perusahaan
melalui tenaga kerja untuk melayani pelanggan, selama proses pelayanannya interaksi
terhadap pelanggan sangat sering dilakukan sehingga menghasilkan sesuatu kepuasan yang
sesuai dengan harapan pelanggan.
Sedangkan pada perusahaan manufaktur, interaksi dengan pelanggan hanya dilakukan saat
proses output atau hanya saat dilakukan proses jual beli saja. Misalnya pada perusahaan
sepatu, pada saat input dan proses pelanggan tidak dilibatkan pada saat pembuatannya, dan
perusahaan hanya berinteraksi dengan pelanggan hanya pada saat pelanggan menerima
output berupa sepatu yang dijual perusahaan.
b. Output perusahaan manufaktur tampak atau berwujud dan dapat disimpan dalam jangka
waktu tertentu misalnya, sepatu, mebeul, barang elektronik, dll. sedangkan output
perusahaan jasa tidak berwujud dan tidak dapat disimpan melainkan hanya dapat dirasakan
pada waktu layanan tersebut dilakukan Misalnya salon.
c. Keberadaan pelanggan dalam proses atau kegiatan operasional. Pelanggan sangat memiliki
keterlibatan yang tinggi pada prosesnya. Misalnya pada layanan service kendaraan,
pelanggan harus datang langsung ke bengkel untuk menservice kendaraannya dengan
mempertimbangkan harga, lokasi, waktu dan kepuasan pelayanan yang diberikan.
d. Kualitas produk dan jasa yang diberikan. Pada perusahaan manufaktur kepuasan pelanggan
dapat dinilai dengan keawetannya, kualitas produknya, kenyamanan pada saat dipakai,
penampilan produk, dll. Sedangkan pada perusahaan jasa, kepuasan dapat dinilai dari
pelayanan yang diberikan, keramahan, kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan, dll.
3. Menurut krajewski et al terdapat empat proses inti yaitu :
a. Proses hubungan terhadap pelanggan atau disebut dengan pengelolaan hubungan dengan
pelanggan. Karyawan terlibat langsung dalam proses dengan pelanggan seperti
mengidentifikasi, menarik, dan membangun hubungan dengan pelanggan eksternal.
Misalnya pada saat melakukan pemasaran suatu produk. Karyawan melakukan pendekatan
hubungan kepada pelanggan untuk menginformasikan produknya. Setelah pelanggan
melakukan pemesanan maka karyawan harus membantu prosesnya seperti pembayaran
dan pengiriman barang.
b. Proses pengembangan produk atau jasa baru. Karyawan terlibat langsung dalam proses
pengembangan produk dan jasa dengan mendesain dan mengembangkan produknya sesuai
dengan spesifikasi pelanggan.
c. Proses pemenuhan pesanan. Merupakan kegiatan untuk menyampaikan produk kepada
pelanggan eksternal.
d. Proses hubungan dengan pemasok. Karyawan harus melakukan evaluasi terhadap pemasok
jasa, bahan baku, fasilitas dan informasi dengan efektif dan efisien.

4. manajemen rantai pasokan didefinisikan sebagai integrasi proses bisnis dari pelanggan akhir
melalui pemasok yang menyediakan produk, pelayanan dan informasi yang menambah nilai bagi
pelanggan (Cooper et al., 1997)
manajemen rantai pasokan juga merupakan kegiatan yang terintergrasi dengan pengadaan
bahan baku, mentransformasikannya menjadi barang jadi dan memberikannya kepada
pelanggan (Heizer & Render, 2011)
untuk melaksanakan manajemen rantai pasokan diperlukan adanya koordinasi antara fungsi
organisasi internal dan eksternal ke dalam fasilitas aliran barang dan jasa yang terbaik (Zsidisin
et al., 2000).
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, manajemen rantai pasokan adalah proses
koordinasi penjadwalan dan pengendalian terhadap bahan baku, produksi dan pengiriman
produk dalam mentransformasikannya menjadi bahan jadi yang memiliki nilai tambah untuk
dapat diserahkan kepada pelanggan.
Contohnya pada kasus mebeul, pengelolaan rantai pasokan mencangkup kegiatan pembelian
bahan baku kayu dari petani, transportasi ke pabrik pembuatan mebeul, proses pengelolaan
menjadi meja, kursi, lemari dsb lalu didistribusikan ke pedagang yang lain dan akhirnya sampai
kepada konsumen.

5. Total Quality Management (TQM) merupakan pendekatan manajemen organisasi yang berfokus
pada kualitas yang didasarkan atas partisipasi seluruh sumber daya di organisasi dengan
melakukan perbaikan mutu pelayanan secara terus menerus sehingga menunjukkan kesuksesan
jangka panjang melalui kepuasan pelanggan, memberikan manfaat pada sumber daya manusia
di organisasi dan masyarakat. TQM ini sangat diperlukan pada bisnis modern karena masyarakat
menginginkan produk dengan kualitas yang baik. Salah satu cara yang harus dilakukan
perusahaan adalah melakukan pengendalian mutu terhadap proses produksi, agar menghasilkan
produk yang sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan perusahaan, maka perusahaan
harus mempersiapkan bahan baku yang berkualitas agar dapat menghasilkan produk yang
berkualitas juga, selanjutnya melakukan pemeriksaan terhadap mesin dan komponennya untuk
proses produksi. Dengan adanya bahan baku yang berkualitas dan diproses menggunakan mesin
yang baik sehingga akan mengurangi risiko produk yang cacat, dengan begitu akan
menghasilkan produk yang baik juga.
6. Quality Function Deployment (QFD) merupakan metode dalam menerapkan TQM. QFD
memungkinkan organisasi untuk memprioritaskan kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Perusahaan harus mengidentifikasi apa yang dibutuhhkan dan diinginkan konsumen untuk
selanjutnya diterjemahkan kedalam proses sehingga menghasilkan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen. Misalnya pada produksi hp, konsumen menginginkan smartphone yang
lebih ramah terhadap keamanan pemakainya karena penggunaan smartphone banyak
memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Maka perusahaan memberikan fitur-fitur yang
dapat mengurangi dampak buruknya seperti perlindungan mata, mode anak-anak, mode
pesawat agar tetap aman saat berada dalam pesawat, mode gelap yang lebih ramah terhadap
mata, dsb.

7. Diagram tulang ikan digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah.


Diagram ini menentukan sebab akibat dari sebuah masalah dengan menghubungkan antara
akibat dan penyebab dari suatu masalah. Dari akibat itu maka dapat dicari penyebab masalah
untuk selanjutnya dapat diambil tindakan perbaikan.
Misalnya, pada kasus selisih stok barang. Penyebabnya bisa bersumber dari pengecekkan,
pengelolaan, proses dan lainnya. faktor pengecekkan memiliki sub faktor Kurang pengecekkan
secara fisik dan kurangnya tim pengecekkan barang; faktor pengelolaan memiliki sub faktor
pengelolaan stok barang masih manual, pengelolaan ruang persediaan yang buruk; ditinjau dari
faktor proses memiliki sub faktor mencatat pengiriman barang, mencatat penerimaan barang,
proses stok opname; dan dari faktor lainnya memilki sub faktor barang hilang selama
penyimpanan. Ini adalah faktor dan sub-sub faktor dari penyebab selisih stok barang.

8. Standar ISO 9000 merupakan standar dalam penjaminan kualitas produk dan layanan yang
berfungsi sebagai pedoman untuk menerapkan dan mengoperasikan sistem manajemen mutu.
Standar ini bukan tentang kualitas suatu produk namun tentang proses pencapaian suatu
tingkat kualitas tertentu.
Dalam menerapkan ISO 9000 perlu memperhatikan hal hal berikut :
a. Fokus pada pelanggan, pelanggan menajdi salah satu fokus penting untuk memahami
kebutuhan dan harapan pelanggan. Misalnya, dapat melakukan survey kepuasan pelanggan.
b. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk memaksimalkan potensi sumber daya yang
tersedia serta memberikan peran motivasi kepada sumber daya manusia. Misalnya
memberikan pelatihan-pelatihan dalam meningkatkan potensi karyawan.
c. Keterlibatan karyawan, karyawan harus berperan aktif dalam mencapai keberhasilan
pengimplementasian sistem manajemen mutu. Misalnya, karyawan mampu
mengidentifikasi hambatan kinerja dan melakukan perbaikan terhadap kinerjanya.
d. Pendekatan proses, tujuan utama dari standar ini adalah menekankan pada proses mulai
dari mendefinisikan, menetapkan, menganalisis, mengidentifikasi, pemanfaatan
sumberdaya, dan evaluasi risiko.
e. Pendekatan sistem pada manajemen, mengintegrasikan proses-proses yang ada dalam
suatu sistem sehingga memberikan pemahaman yang baik tentang peran dan tanggung
jawab yang diperlukan.
f. Perbaikan terus menerus, yaitu hasil-hasil yang telah dicapai harus terus dievaluasi secara
berkala untuk mendapatkan perbaikan yang sesuai dengan keadaan saat ini. Misalnya
melakukan pemeriksaan dan maintenance mesin produksi secara berkala.
g. Pengambilan factual pada pengambilan keputusan, untuk membuat keputusan yang tepat
maka harus didasarkan pada analisis dan informasi yang akurat dan valid.
h. Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok, saling ketergantungan dan
menguntungkan keduanya dalam mencapai target. Mutu produk yang dihasilkan pemasok
sangat berpengaruh terhadap hasil akhir produk. Misalnya dengan melakukan seleksi
terhadap pemasok produk.

9. Standar ISO 14000 merupakan standar internasional yang mengatur tentang manajemen
lingkungan yang terstruktur dan terdokumentasi dengan baik sehingga produknya dapat
diterima dillillngkungannya. Contohnya pada pabrik sido muncul yang menggunakan ampas
jamu yang ada untuk dijadikan bahan bakar dan pupuk. Asap yang dihasilkannya juga tidak
berbahaya sekaligus dapat mengurangi biaya produksi karena tidak perlu membeli bahan bakar
lagi.

10. Secara umum strandar ISO 9000 dan 14000 sama-sama memiliki fokus pada peninjauan mutu.
Namun, keduanya memiliki letak perbedaan yaitu dalam hal pengaplikasiannya.

Standar ISO 9000


Pada standar penjaminan kuallitas ini menekankan pada standarisasi kualitas manajemen
perusahaan serta standar proses produksi. ISO 9000 bukan tentang kualitas produk tapi hanya
proses produksinya.
ISO 9000 digunakan perusahaan sebagai pedoman dalam pengembangan produk yang memiliki
fokus tujuan pada peningkatan kepuasan konsumen.

Standar ISO 14000


Standar penjaminan kualitas ini menekankan pada standarisasi yang berkaitan antara proses
usaha dengan lingkungan hidup. Jika lingkungan hidup menjadi tercemar maka akan
mengganggu aktivitas produksi.
Fokus utamanya menekankan tata kelola lingkungan yang efisien sehingga perusahaan dapat
memiliki produksi yang hemat dan fleksibel.
ISO 14000 juga sangat mematuhi peraturan dan hukum yang berorientasi pada lingkungan
hidup.

Anda mungkin juga menyukai