Anda di halaman 1dari 9

RESUME MANDIRI PEMERIKSAAN PENUNJANG

Disusun Oleh:
Agustin Bethari Wulandari
2010004
Dosen
Faridah,SST.,M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA
ULTRASONOGRAFI
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara
ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka
patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan
ketika masa kehamilan.
•Berikut beberapa tujuan dari USG

1. Memonitor denyut jantung pada janin, biasanya menggunakan teknologi Doppler.

2. Memperoleh visualisasi jaringan perut dan organ didalamnya.

3. Mengetahui adanya masalah di dalam prostat menggunakan USG transrektal.

4. Mendapatkan gambar yang jelas dari organ jantung.

• Masalah Kesehatan yang dapat dideteksi dari pemeriksaan USG adallah :

1. Sistem empedu

2. Sistem urinasi

3. Kardiovaskular ( jantung dan pembuluh darah)

4. Usus bunt

5. Pembesaran kelenjar getah bening

PAP SMEAR

Pap smear adalah prosedur pengambilan dan pemeriksaan sampel sel dari leher rahim, untuk
melihat ada tidaknya kelainan yang dapat mengarah kepada kanker serviks. 

Tujuan pemeriksaan pap smear adalah untuk melihat keberadaan sel kanker atau pra-kanker
pada serviks

• Masalah Kesehatan yang dapat dideteksi :

1. Kanker pada serviks

ENDOSKOPI

Pemeriksaan endoskopi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk melihat organ tertentu,
menggunakan alat khusus yang dimasukkan ke dalam tubuh.

• Tujuan Pemeriksaan Endoskopi


Endoskopi dilakukan untuk mengamati kondisi organ di dalam tubuh, seperti saluran
pencernaan, pernapasan, saluran kemih, dan rahim. Endoskopi dapat dilakukan
untuk tujuan diagnostik (pemeriksaan) ataupun untuk menyembuhkan penyakit.

• Masalah Kesehatan yang dapat dideteksi :

Pemeriksaan endoskopi dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab disfagia. 

COLONOSKOPI

Kolonoskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat adanya gangguan atau kelainan


pada usus besar (kolon) dan rektum. 

• Tujuan

 Deteksi dini atau skrining kanker usus besar (kolon).


 Evaluasi penyebab dari keluhan pada sistem pencernaan, seperti adanya darah pada
tinja, nyeri perut, diare, dan perubahan pola buang air besar (BAB).

• Diagnosa

Untuk mengetahui Kanker pada Usus besar (kolon)

CT SCAN

CT (computed tomography) scan  adalah prosedur yang menggabungkan serangkaian gambar


X-ray yang diambil dari berbagai sisi di sekitar tubuh seseorang.

• Tujuan CT Scan :

 Mendiagnosis gangguan tulang, seperti tumor tulang dan fraktur.


 Menentukan lokasi tumor, infeksi, atau gumpalan darah.
 Sebagai bagian dari prosedur, seperti operasi, biopsi, dan terapi radiasi.

• Diagnosa Kesehatan

Tumor pada tulang dan Fraktur

MAMMOGRAFI

Mammografi atau mammogram adalah tes pemindaian yang dilakukan untuk menangkap


gambar jaringan payudara dengan menggunakan teknologi foto Rontgen.

• Tujuan Pemeriksaan Mammografi

Berdasarkan tujuannya, mammogram dibagi menjadi mammogram skrining dan mammogram


diagnostik. Berikut penjelasannya:
 Mammogram skrining
Mammogram skrining dianjurkan dokter untuk proses deteksi dini atau pemeriksaan skrining.
Sesuai namanya, prosedur ini bertujuan mendeteksi tanda kanker payudara pada wanita yang
tidak mengalami gejala apapun pada payudaranya. Pada mammogram skrining, gambar yang
diambil dari payudara hanya dari dua sudut (angle) saja.Namun tidak semua wanita dianjurkan
menjalani pemeriksaan ini. Hanya wanita pada kelompok usia tertentu atau memiliki faktor
risiko yang dianjurkan untuk menjalani mammografi.Lewat deteksi dini kanker payudara
melalui mammogram, pengobatan bisa dilakukan sedini mungkin apabila hasil mammogram
menunjukkan adanya gejala kanker payudara. Dengan ini, penyebaran sel-sel kanker bisa
dicegah. 

ELEKTROKARDIOGRAM(EKG)

Pemeriksaan penunjang ini sering digunakan untuk memantau kerja jantung, khususnya irama
detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan
jantung, seperti aritmia, serangan jantung, pembengkakan jantung, kelainan pada katup
jantung, dan penyakit jantung koroner.
Pemeriksaan EKG bisa dilakukan di tempat praktik dokter, IGD rumah sakit, atau di ruang
perawatan pasien, seperti di ICU atau di bangsal rawat inap.
Saat menjalani pemeriksaan EKG, pasien akan diminta untuk berbaring dan melepaskan baju
serta perhiasan yang dikenakan, selanjutnya dokter akan memasang elektroda di bagian dada,
lengan, dan tungkai pasien.
Ketika pemeriksaan berlangsung, pasien disarankan untuk tidak banyak bergerak atau berbicara
karena dapat mengganggu hasil pemeriksaan.

■ELEKTROESEFALOGRAM (EEG)
Elektroensefalogram (EEG) adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mengukur aktivitas
kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan dari otak. Tindakan ini menggunakan
sensor khusus yaitu elektroda yang dipasang di kepala dan dihubungkan melalui kabel menuju
komputer.
• Tujuan EEG
EEG mungkin juga bermanfaat untuk mendiagnosis atau mengobati gangguan berikut:

 Tumor otak.
 Kerusakan otak akibat cedera kepala.
 Disfungsi otak yang dapat memiliki berbagai penyebab (ensefalopati).

• Diagnosa kesehatan yang dapat dideteksi

1. Epilepsi (ayan).

2. Seseorang dengan riwayat stroke.

3. Adanya tumor pada otak.

PEMERIKSAAN DARAH
Pemeriksaan darah adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien untuk kemudian
dianalisis di laboratorium.
Pemeriksaan darah biasanya dilakukan untuk mendeteksi penyakit atau kondisi medis tertentu,
seperti anemia dan infeksi. Melalui pemeriksaan penunjang ini, dokter dapat memantau
beberapa komponen darah dan fungsi organ, meliputi:

 Sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau keping darah
 Plasma darah
 Zat kimia darah, seperti gula darah atau glukosa, kolesterol, asam urat, zat besi,
dan elektrolit

Sebelum melakukan pemeriksaan darah, tanyakan dulu kepada dokter mengenai persiapan apa
yang harus dilakukan, misalnya apakah perlu berpuasa atau menghentikan pengobatan tertentu
sebelum pengambilan sampel darah.

Beragam Jenis Tes Darah yang Perlu Anda Ketahui


Sebelum Anda melakukan tes darah, tidak ada salahnya mengenal lebih lanjut beragam jenis
tes darah beserta fungsinya, sehingga Anda tahu apa tujuan dari jenis tes darah yang dijalani.
Berikut ini merupakan beragam jenis tes darah.

 Tes darah lengkap


Tes darah lengkap atau yang disebut juga dengan tes hitung darah lengkap sebenarnya
tidak memberikan diagnosis yang definitif terhadap suatu kondisi.
 Uji protein C – reaktif
Tes darah ini bertujuan untuk mengetahui adanya peradangan. Protein C-reaktif (CRP)
adalah protein yang diproduksi oleh hati. Jika protein C-reaktif lebih tinggi dari normal,
artinya terjadi peradangan di dalam tubuh.
 Tingkat sedimentasi eritrosit (laju endap darah)
Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui seberapa parah peradangan yang terjadi di
dalam tubuh. Peradangan bisa disebabkan oleh infeksi, tumor, atau penyakit autoimun.
 Tes elektrolit
Elektrolit (mineral di dalam tubuh) berfungsi untuk menjaga keseimbangan kandungan
air yang sehat di dalam tubuh, menunjang listrik saraf, membantu memindahkan nutrisi
ke dalam sel-sel tubuh berikut limbah yang diproduksi keluar dari sel-sel tersebut, dan
menstabilkan kadar alkali dan asam di dalam tubuh.
 Tes koagulasi
Tes ini dilakukan untuk melihat adakah masalah pembekuan darah, seperti yang dialami
oleh penderita penyakit von Willebrand dan hemofilia. Tes ini dilakukan dengan
melihat atau mengukur seberapa cepat darah menggumpal.
 Tes fungsi tiroid
Tes ini akan menguji sampel darah dengan melihat tingkatan hormon tiroid,
triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4), serta TSH (Thyroid Stimulating Hormone).
Biasanya tes ini akan dilakukan jika dokter Anda mencurigai adanya tiroid yang kurang
aktif atau terlalu aktif.
 Tes enzyme-linked immunosorbent assay atau ELISA
Tes darah ini biasanya dilakukan untuk melihat adanya antibodi dalam tubuh. Jika Anda
mengalami infeksi bakteri atau virus seperti HIV, toksoplasma, atau mungkin mengidap
alergi, sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan antibodi spesifik dalam menanggapi
alergi atau infeksi
 Analisa gas darah
Tes darah ini dilakukan guna mengevaluasi tingkat keasaman (pH) darah dan kadar gas
dalam darah seperti oksigen dan karbondioksida. Analisa gas darah adalah pemeriksaan
yang dilakukan dokter untuk meninjau gangguan keseimbangan asam basa tubuh
seperti asidosis dan alkalosis, untuk meninjau fungsi paru dan respon terapi oksigen
pada paru-paru, serta untuk menilai apakah terdapat gangguan ginjal.
 Tes darah untuk menilai risiko penyakit jantung
Tes darah ini dimaksudkan untuk mengetahui risiko penyakit jantung koroner. Tes ini
meliputi pemeriksaan kolestrol baik (HDL), kolesterol buruk (LDL), dan lemak dalam
darah (trigliserida).

PEMERIKSAAN URINE
Pemeriksaan urine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali dilakukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan
tertentu. Selain itu, pemeriksaan urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk
memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia.
Pada umumnya, dokter akan memberikan wadah untuk sampel urine dan Anda diminta untuk
mengambil sampel pada pagi hari dan diambil urin pancaran tengah. Anda dapat memulai
mengambil sampel air kencing dengan langkah berikut ini. 

 Buang air kecil sedikit di toilet (pancaran pertama).


 Letakkan wadah ke dekat aliran urine.
 Kumpulkan urine sekitar 30-59 ml ke dalam wadah pada pancaran kedua.
 Tuntaskan buang air kecil.
 Berikan sampel urine sesuai petunjuk dokter.
Sampel urine biasanya akan efektif digunakan dalam pengujian jika dibawa ke rumah sakit
dalam waktu 60 menit setelah pengambilan. Jika tidak memungkinkan, sebaiknya sampel
dimasukkan ke dalam lemari es atau ditambahkan pengawet sesuai anjuran dokter. 

 Jenis tes urine


Selama urinalisis berlangsung, sampel urin Anda yang telah diletakkan di dalam wadah akan
diperiksa melalui cara berikut ini:

a. Pemeriksaan visual

Selama tes visual urine, petugas laboratorium akan mengamati tampilan urine secara langsung.
Hal ini meliputi beberapa hal, mulai dari tingkat kejernihan, bau, hingga warna urine. 

Salah satu tanda Anda mengalami penyakit tertentu yang ditunjukkan lewat visual urine adalah
kencing berbusa dan berbau tidak sedap. 
b. Pemeriksaan mikroskopis

Dengan bantuan mikroskop, jenis tes urine ini ternyata tidak dilakukan oleh semua orang.
Pemeriksaan mikroskopis biasanya akan dilakukan ketika hasil pemeriksaan menunjukkan
adanya hal yang tidak biasa pada pemeriksaan visual atau dipstick. 

Pengujian ini akan menganalisis sedimen urine, yaitu air kencing yang zat kimianya telah
terpisah dengan memusatnya beberapa senyawa di dasar tabung. Cairan di atas tabung
kemudian akan dibuang dan tetesan urine yang tersisa akan diperiksa dengan bantuan
mikroskop.

Berikut ini beberapa senyawa yang dianggap penting dalam pemeriksaan mikroskopis.

 Sel darah putih (leukosit) dalam urine untuk menunjukkan adanya infeksi.


 Sel darah merah (eritrosit) yang merupakan tanda penyakit ginjal dan gangguan darah.
 Bakteri atau ragi sebagai tanda infeksi.
 Kristal, yang menandakan batu ginjal.
 Epitel dalam urine berjumlah banyak pertanda tumor, infeksi dan penyakit ginjal.

 Tes dipstick

Tes dipstick adalah pemeriksaan urine yang menggunakan stik plastik tipis dan dimasukkan ke
dalam sampel urine Anda. Stik plastik biasanya akan berubah warna jika ada zat tertentu
dengan kadar berlebihan yang terkandung dalam urine. 

Metode ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi beberapa hal, seperti:

a. Keasaman (pH)

Tes tingkat pH urine adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur keasaman dan basa
urine Anda. Tes ini adalah prosedur yang sederhana dan tidak menyakitkan. 

Beberapa penyakit, diet, dan obat akan memengaruhi kadar asam atau basa urine Anda, seperti:

 Acetazolamide,
 Amonium klorida,
 Methenamine mandelate,
Tingkat keasaman atau basa yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya penyakit ginjal
atau masalah pada saluran kencing. 

b. Konsentrasi atau kekentalan urine

Pemeriksaan ini biasanya hanya memperlihatkan seberapa pekat urine Anda. Semakin kental
urine, artinya semakin sedikit cairan yang didapatkan tubuh dari minuman. 
Sementara itu, ketika Anda minum air dalam jumlah banyak dalam waktu singkat atau
mendapatkan infus cairan, urine mungkin akan terlihat seperti air biasa. 

Selain kedua komponen tersebut, ada beberapa senyawa lainnya yang juga turut diperhatikan
saat tes dipstik. 

 Protein, urine yang mengandung protein pertanda ada masalah ginjal.


 Gula yang mengindikasikan Anda menyandang diabetes, tetapi dibutuhkan
pemeriksaan lanjutan.
 Bilirubin, yang seharusnya dibawa oleh darah untuk disalurkan ke hati.
 Darah, yang umumnya menjadi gejala sakit ginjal dan kandung kemih.
Tes urine bisa dilakukan sendiri maupun digabungkan bersama dengan pemeriksaan lainnya.
Dokter nantinya menentukan pemeriksaan mana yang sesuai dengan kebutuhkan dan kondisi
Anda.

 Jenis tes urine lainnya


Tes urine (urinalisis) tidak hanya dilakukan untuk mendeteksi penyakit urologi, melainkan
masalah kesehatan lainnya. Selain ketiga tahapan urinalisis yang telah disebutkan, ada
pemeriksaan urine lainnya yang ternyata cukup penting, yaitu uji urine katekolamin. 

Pemeriksaan urine katekolamin adalah prosedur yang dilakukan untuk mengukur jumlah
beberapa hormon dalam urine, yaitu:

 epinephrine,
 norepinephrine,
 metanephrine, dan
 dopamine.
Katekolamin ini terbuat dari jaringan saraf, otak, dan kelenjar adrenal. Hormon ini juga
membantu tubuh merespon stres atau ketakutan dan mempersiapkan tubuh terhadap reaksi fight
or flight. 

Katekolamin juga dapat meningkatkan detak jantung, tekanan darah, pernapasan, hingga
tingkat kewaspadaan Anda. Selain itu, hormon ini juga menurunkan jumlah darah ke kulit dan
usus, serta meningkatkan aliran darah ke organ penting lainnya.

PEMERIKSAAN FESES

Pemeriksan feses adalah prosedur untuk memeriksa sampel feses atau tinja. Pemeriksan feses
bertujuan untuk mendeteksi penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan
• Tujuan Pemeriksaan Feses :
Pemeriksaan feses juga bertujuan untuk memeriksa keberadaan darah, gula, lemak,
mikoorganisme penyebab infeksi, cairan empedu, dan sel darah putih, serta untuk mengukur
tingkat keasaman pada sampel tinja.
PEMERIKSAAN SPUTUM
Kultur dahak (sputum) adalah pemeriksaan dahak untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab
infeksi saluran pernafasan, terutama infeksi paru-paru (pneumonia). 
• Tujuan Pemeriksaan Sputum

Kultur dahak (sputum) dapat dilakukan kepada pasien yang mengalami pneumonia, abses paru,
atau tuberkulosis, dengan gejala antara lain:

 Batuk
 Demam dan menggigil
 Nyeri otot
 Lemas
 Nyeri dada
 Sesak napas

Anda mungkin juga menyukai