Anda di halaman 1dari 14

HEWAN TERNAK DAN KARAKTERISTIKNYA

Dosen Pengampu :

Ir. Yadi Priabudiman, M.P.

Disusun Oleh :

Elmon Andreas Dinata ( 21741011 )

Jurusan D3 Produksi Ternak Politeknik Negeri Lampung

Tahnun Ajaran 2021/2022


SAPI

1. Sapi Ongole dan PO (Pernakan Ongole)


a. Sapi Ongole ini adalah jenis sapi potong yang cukup
banyak dicari di daerah tropis. Namun, pertumbuhan sapi
ini realtif lebih lambat jika dibandingkan sapi Limosin
atau pun simental. Nah, kalau untuk PO atau pernakan
ongole ini adalah sapi jawa yang disilangkan dengan sapi
ongole asli. Hasil perkawinan tersebut membentuk sapi yang disebut dengan sapi
Peranakan Ongol, seekor sapi yang mempunyai pastur seperti sapi ongole tapi
ukurannya lebih kecil.

2. Sapi Ongole
a. Sapi merupakan anggota Suku Bovidae dan Anak
Suku Bovinae. Berdasarkan taksonomi sapi, bangsa sapi
di Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Bos
indicus, Bos taurus, dan Bos javanicus. Sapi-sapi tersebut
memiliki karakteristik warna kulit maupun ukuran tubuh
yang berbeda. Berdasarkan uji jarak genetik, sapi madura mempunyai hubungan
terdekat dengan sapi bali (Bos sondaicus/javanicus). Sedangkan sapi madura, sapi
jawa dan sapi peranakan ongole diklasifikasikan sebagai Bos indicus, karena
merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India.
b. Sapi ongole (Bos indicus) mempunyai ciri-ciri fisik yaitu bewarna putih
sedikit keabu–abuan, warna pada jantan lebih gelap daripada yang betina.
Kepalanya panjang, telinganya kecil dan bergantung, ukuran tanduk
sedang. Sapi ini bergelambir, tubuh besar, berpunuk di atas bahu, paha
besar, serta kulit tebal. Ukuran punuk pada jantan lebih besar dari punuk
betina.

3. Sapi Madura
a. Sapi madura adalah sapi potong hibrida lokal
asli indonesia hasil persilangan antara banteng dengan
bos indicus (sapi zebu) yang secara genetik memiliki sifat
toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan
penyakit.Karakteristiknya yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu
berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam
berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas.

4. Sapi Aceh
a. Sapi Aceh umumnya bertanduk dengan
moncong berwarna hitam atau putih. Bentuk punggung
sapi Aceh umumnya cekung, bertelinga kecil, tegak
dan menyamping. Profil muka sapi Aceh berbentuk
cekung, kecil dan panjang. Sapi Aceh baik jantan dan
betina umumnya bergelambir dan hanya sapi jantan
yang memiliki punuk.

5. Sapi Pesisir
a. Jenis sapi Pesisir memiliki karakteristik khusus
dibandingkan sapi lokal lainnya antara lain bentuk kepala
yang memanjang, bertanduk kecil, memiliki garis belut
dibagian punggung, warnanya coklat sampai merah bata
serta kuku hitam dengan sifat kuantitatif (dewasa) bahwa
ukuran permukaan tubuh antara lain betina memiliki tinggi
pundak 99,2 ± 3,3 cm, panjang badan 109,4 ± 6,7 cm, lingkar dada 125,5 ± 6,3 cm,
bobot badan 149,1 ±18,2 cm, ukuran pada jantan tinggi 99,9 ± 4,9 cm, panjang 112,2 ±
9,8 cm, lingkar dada 124,2 ±6,9 cm, bobot badan 162,2 ±25,4.

6. Sapi Jebres
a. Sapi Jabres merupakan salah satu rumpun sapi lokal
Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Kabupaten
Brebes, Provinsi Jawa Tengah dan telah dibudidayakan secara
turun-temurun. Sapi Jabres sebagai salah satu kekayaan sumber
daya genetik ternak lokal Indonesia, harus dilindungi dan
dilestarikan.
7. Sapi Sumbawa
a. Sapi sumbawa merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia yang
mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan
telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor
2909/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011.
b. Sapi sumbawa merupakan rumpun sapi lokal yang berkembang di Pulau
Sumbawa dengan asal-usul dari sapi hissar yang sejak didatangkan dari India
oleh Pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1908, diternakkan secara
murni oleh masyarakat di Pulau Sumbawa secara turun-temurun sampai
sekarang.
c. Sapi sumbawa mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh sapi dari bangsa
lainnnya dan merupakan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu
dijaga dan dipelihara kelestariannya sehingga dapat memberikan manfaat
dalam peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
d. Warna tubuh dominan betina pada umumnya berwarna putih sedangkan
jantan pada umumnya putih keabuan. Kepala Betina pada umumnya
berwarna putih sedangkan jantan pada umumnya abu-abu. Bentuk tubuh
sedang-besar, bergumba dan bergelambir. Bertanduk, pada sapi betina
tanduk lebih panjang.

Jantan Betina

8. Sapi Bali
a. Sapi Bali merupakan sapi asli yang berasal dari
Provinsi Denpasar Bali dengan spesifikasi khusus
berwarna merah bata. Pada sapi jantan berwarna
kehitaman selang pertambahan umur usia 1 tahun
hingga 18 bulan, namun tidak terjadi pada sapi jantan
yang telah dikastrasi. Pada keempat kakinya terdapat
corak putih pada bagian tarsus kaki begitu pun pada pantat dan bibir sapi. Ujung ekor
berwarna hitam dan tanduk berwarna hitam dan melengkung ke arah tengah. Sapi ini
memiliki kemampuan hidup adaptasi dan kerja yang baik, tahan terhadap cekaman
panas, mampu bertahan pada kondisi lingkungan jelek, serta dapat mencerna pakan serat
tinggi.

9. Sapi Sumba Ongole.

a. Sapi Sumba Ongole merupakan sapi asli dari


Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur. Warna
tubuh dominan putih hingga keabu–abuan, hidung
berwarna hitam. Pada ujung ekor berwarna hitam.
Memiliki punuk atau gumba, umumnya pada sapi jantan
lebih besar dibandingkan sapi betina yang berwarna kelabu hitam. Tanduk pada jantan
lebih pendek daripada betina, mata berukuran besar dengan sekitaran mata berwarna
hitam. Sapi ini memiliki adaptasi yang baik serta daya tahan penyakit yang cukup baik.

10. Sapi Katingan

a. Sapi Katingan merupakan sapi lokal Kalimantan


Tengah yang dipelihara oleh masyarakat Dayak. Ciri
umum sapi katingan ialah bergelambir, berpunuk,
bertanduk, dan mempunyai warna bulu yang
bervariasi. Penciri utama dapat dilihat pada sapi
betina, yakni memiliki enam variasi pertumbuhan
tanduk, namun yang dominan ialah melengkung ke depan (78,4%). Pada sapi jantan,
tanduk pada umumnya tumbuh normal ke samping atas (98,3%). Sapi betina juga
memiliki tonjolan di antara tanduk (92,6%). Ada sembilan kombinasi warna pada sapi
betina, namun yang dominan ialah cokelat kemerahan (27%). Sapi jantan memiliki
delapan kombinasi warna dan yang dominan adalah cokelat keputihan (14,8%). Sapi
katingan memiliki ukuran tubuh lebih besar dibanding sapi pesisir dan sapi aceh, namun
lebih kecil daripada sapi bali dan sapi madura. Sapi lokal Kalimantan Tengah
mempunyai keragaman genetik yang tinggi dan berada satu klaster dengan sapi PO.
Untuk meningkatkan populasi, produktivitas, dan reproduksi sapi lokal Kalimantan
Tengah perlu dilakukan perbaikan mutu genetik melalui seleksi dan peningkatan
kualitas pakan. Upaya pelestarian dilakukan melalui penetapan wilayah konservasi
yakni Desa Buntut Bali. Penetapan rumpun juga diperlukan agar sapi lokal Kalimantan
Tengah men- dapat perhatian yang lebih baik pada level daerah maupun nasional.

11. Sapi Donggala.

a. Provinsi Sulawesi Tengah memiliki


rumpun sapi lokal penghasil daging, yaitu  “Sapi
Donggala”. Sapi Donggala ini merupakan  salah satu
kekayaan sumber daya genetik ternak lokal. Sapi ini
mempunyai keseragaman bentuk fisik yang khas di
bandingkan dengan sapi asli dan sapi lokal lain 
b. Sapi Donggala telah dibudidayakan secara turun-temurun oleh masyarakat di
provinsi Sulawesi Tenggah, sehingga menjadi sumber daya genetik
Indonesia. Sapi ini telah ditetapkan sebagai rumpun sapi Madura dengan
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
666/Kpts/SR.120/6/2014. [HCM]
c. Sapi Donggala memiliki warna tubuh dominan putih keabuan, putih
kemerahan, merah bata dan coklat muda kekuningan. Sapi Donggala
terbentuk dari hasil campuran persilangan acak antara sapi PO, Madura dan
Bali.

Kambing Dan Domba


Kambing.
1. Kambing Kacang
Kambing kacang merupakan jenis kambing pedaging lokal Indonesia.
Jenis kambing ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi
alam setempat, serta memiliki daya reproduksi yang sangat tinggi. Maka
tak heran, jika jenis kambing ini banyak diternakkan di berbagai tempat.

Ciri-ciri kambing kacang:

 Tubuh kambing relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.


 Telinganya tegak.
 Bulunya lurus dan pendek.
 Memiliki bulu yang umumnya berwarna tunggal putih, hitam, coklat, atau kombinasi dari
ketiganya.
 Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.
 Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa mencapai 25 kg.
 Tinggi yang kambing jantan sekitar 60-65 cm, sedangkan betina sekitar 56 cm.
 Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu.
 Pada kambing jantan, tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan punggung
sampai ekor dan pantat.

2. Kambing Etawa
Kambing Etawa merupakan jenis kambing yang multifungsi, di mana bisa
digunakan sebagai kambing penghasil daging serta penghasil susu.
Kambing Etawa sendiri merupakan kambing yang berasal dari India.

Ciri-ciri kambing etawa:

 Memiliki badan yang besar dan tinggi, di mana kambing jantan memiliki ukuran sekitar 90
cm hingga 127 cm dan yang betina sekitar 92 cm.
 Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai 63 kg.
 Memiliki telinga panjang dan terkulai ke bawah, serta dahi dan hidungnya cembung.
 Kambing jantan maupun betina memiliki tanduk yang pendek.
 Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.
3. Kambing Jawarandu
Kambing Jawarandu (Jawa Randu) juga memiliki nama lain Bligon,
Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Kambing ini merupakan hasil
persilangan dari kambing peranakan etawa dengan kambing kacang,
namun sifat fisik kambing kacangnya yang lebih dominan. Untuk
menghemat biasanya peternak susu kambing memilih kambing ini
untuk diternakkan guna diambil susunya. Kambing ini dapat
menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.

Ciri-ciri kambing jawarandu:

 Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing etawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat
mencapai lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg.
 Baik jantan maupun betina memiliki tanduk.
 Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.
 Baik jantan maupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu.

4. Kambing PE (Peranakan Etawa)


Jenis kambing ini merupakan hasil dari persilangan antara kambing
Etawa dengan kambing lokal/Kacang. Tujuan persilangan ini agar
mampu beradaptasi dengan kondisi Indonesia. Kambing ini dikenal
sebagai kambing PE (Peranakan Etawa), dan saat ini juga dianggap
sebagai kambing Lokal.

Ciri-ciri kambing PE:

 Warna bulu berkisar antara belang hitam, putih, merah, cokelat dan kadang putih.
 Badannya besar sebagaimana Etawa, dengan bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg,
sedangkan betina mencapai 63 kg.
 Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar
 Dahi dan hidungnya berbentuk cembung.
 Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/pendek.
 Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
 Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

Domba

1. Domba Ekor Tipis


Domba ini tubuhnya relatif kecil. Warna dan tanda-tandanya tidak seragam
(bermacam-macam). Penutup tubuh campuran wool kasar. Ekornya pipih.

2. Domba Ekor Gemuk (DEG)


Domba ini banyak terdapat di Madura, Sulawesi , Jawa timur dan Lombok.
Ciri-ciri domba ekor gemuk adalah bentuk badan lebih besar dari domba
ekor tipis. Jantan bertanduk kecil dan betina tidak bertanduk. Ekor panjang
dan lebar karena menampung banyak lemak. Ujung ekor kecil umumnya
berwarna putih. Penutup tubuh berupa rambut.

3. Domba Merino
Berasal dari Spanyol dengan ciri-ciri:badan sedang warna tubuh putih.
Penutup tubuh berupa wool tebal. Jantan bertanduk besar dan berbelit betina
tidak bertanduk.

4. Domba Suffolk
Berasal dari Inggris, dengan ciri-ciri bobot badan dewasa di negara asalnya
pada jantan dewasa 135 - 200 kg dan betina dewasa 100 - 150 kg.
Kandungan daging berkisar antara 50 - 65% dari bobot badan. Tidak
bertanduk, kepala berwarna hitam.
5. Domba Barbados Blackbelly
Berasal dari pulau Barbados (Laut Karibia), dengan ciri-ciri kemampuan
beranak (prolifikasi) sedang warna coklat dengan hitam di daerah perut.

AYAM
1. Ayam Tukung

1. Ayam Tukung
Ayam Tukung merupakan salah satu dari jenis-jenis
ayam di Indonesia yang cukup langka untuk
ditemukan. Ciri khasnya terletak pada bentuk
fisiknya sendiri, yang mana ayam ini tidak memiliki
bulu pada ekornya. Karena hal itu pula, ayam
endemik yang katanya berasal dari Pontianak,
Kalimantan Barat ini hanya bisa dipelihara oleh para
konglomerat. Selain dipelihara, Ayam Tukung pun
sering digunakan untuk ritual dengan dunia ghaib.
Namun, kadang kala juga digunakan oleh beberapa masyarakat suku adat untuk upacara atas rasa
syukur kepada alam.

2. Ayam Pelung

Jika tadi berbicara mengenai jenis ayam yang langka,


sekarang kita beralih ke jenis ayam yang “lokal” banget,
yakni Ayam Pelung. Hewan yang termasuk dalam jenis-
jenis ayam di Indonesia ini, termasuk ayam buras khas
tanah air yang banyak ditemukan di daerah Cianjur, Jawa
Barat. Suara kokokannya yang unik dan berirama jadi
salah satu unggulan dari Ayam Pelung. Bahkan saking
khasnya suara kokokan dari ayam tersebut, orang-orang
yang memeliharanya sering mengikutsertakan Ayam
Pelung dalam ajang kontes berkokok lho.

3. Ayam Ayunai

Masih dari jenis ayam lokal, selanjutnya ada Ayam Ayunai


yang berasal dari Jayapura, Papua. Jenis ini memiliki bentuk
tubuh yang oval dan cenderung lebih besar ketimbang jenis-
jenis ayam kampung biasa. Keunikannya terletak pada bagian
leher yang tampak gundul, karena bulunya hanya terdapat pada
bagian bawah tembolok hingga ekor. Ayam Ayunai sendiri
termasuk dalam jenis ayam petelur dengan produksi peneluran
bisa mencapai 14 butir. Hal ini juga lah yang membuat ayam
kampung tersebut dianggap cocok untuk dibudidayakan.

5. Ayam Ciparage
Jenis-jenis ayam di Indonesia lainnya yang mesti kamu
ketahui adalah Ayam Ciparage. Ini adalah jenis ayam
petarung lokal terbaik yang berasal dari daerah Ciparage, Karawang, Jawa Barat. Konon Ayam
Ciparage pertama kali dimiliki oleh keturunan bangsawan, yaitu Duke Raden Adipati
Singaperbangsa, yang merupakan seorang Pangeran Kekaisaran Sunda. Dikatakan ayam
petarung, karena menurut sejarah dulunya ayam jenis adalah ayam liar, yang kemudian di
ikutsertakan dalam ajang sabung ayam melawan ayam jago.
Perawakannya yang gagah dengan bulu yang lebat di bagian ekor, menjadi salah satu daya tarik dari
ayam lokal tersebut.

5. Ayam Balenggek

Ayam Balenggek adalah jenis ayam lokal Indonesia yang


banyak ditemukan di daerah Sumatera Barat, tepatnya di
Kecamatan Payung Sekaki dan Tigo Lurah. Pada jenis
pejantannya, ayam ini memiliki suara kokokan yang unik
seperti Ayam Pelung. Bahkan, Balenggek yang tergolong
dalam jenis ayam penyanyi ini memiliki kokok kan yang
bervariasi, mulai dari 6 tingkatan hingga 24 tingkatan. Ayam
Balenggek jarang sekali ditemukan di daerah lain di Indonesia
ataupun dunia. Karena memang, jenis ini merupakan hasil dari
persilangan antara ayam merah dan ayam kampung di sekitar kawasan Sumatera Barat tersebut.

6. Ayam Cemani
Kerap dijual dengan harga yang fantastis yakni sekitar 25
jutaan Rupiah, menjadikan Ayam Cemani sebagai salah satu
dari jenis-jenis ayam di Indonesia yang katanya cuma bisa
dimiliki oleh orang “berduit” saja. Warna dari tubuh yang
dimiliki oleh jenis unggas ini sendirilah yang membuatnya
dipasarkan dengan harga tinggi. Ya, Ayam Cemani memiliki
warna tubuh yang cenderung hitam, bahkan bukan hanya dari
tampilan luarnya saja, namun juga daging hingga darahnya.
Tak sedikit masyarakat yang memelihara hewan ini karena
anggapan bahwa Ayam Cemani dapat membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Apalagi seperti
yang kita tahu, kebanyakan orang Indonesia masih amat percaya dengan yang namanya mitos. Jadi,
wajar saja ya kalau harga jual dari Ayam Cemani tinggi.

7. Ayam Bali
Seperti namanya, jenis unggas yang satu ini bisa kamu
temukan dengan mudahnya di Bali.
Konon, Ayam Bali banyak dipelihara untuk di
ikutsertakan dalam ajang sabung ayam, karena bentuk
fisiknya yang dinilai sangat “atletis”.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman,
Ayam Bali seringnya dipelihara sebagai ayam hias
dengan tampilannya yang eksotis.
Pada pejantan, ayam ini memiliki bobot tubuh di atas
2.5 kg, sementara untuk jenis betina memiliki bobot
tubuh rata-rata 2 kg.
8. Ayam Bangkalan

Beralih dari Bali, sekarang mari kita berkenalan dengan


Ayam Bangkalan khas Madura. Hewan yang termasuk
dalam jenis-jenis ayam di Indonesia ini paling seringnya
dibudidayakan, karena tingkat produksi telurnya yang
pesat.

9. Ayam Banten
Jenis-jenis ayam di Indonesia berikutnya yang harus
kamu tahu adalah Ayam Banten. Perawakannya
yang tinggi dengan bentuk badan panjang, membuat
ayam jenis ini sering disamakan dengan Ayam
Bangkok. Sifat alaminya yang tidak pantang
menyerah meski dihadapkan dengan ayam yang
lebih besar lah, yang membuatnya banyak dipelihara
untuk dijadikan ayam petarung. Meski begitu,
sayangnya untuk urusan adaptasi, Ayam Banten
kurang handal dalam hal tersebut. Bahkan ayam
jenis ini dianggap tidak bisa berkembang biak
dengan baik dan cenderung sering mati.

10. Ayam Bekisar


Terakhir, jenis-jenis ayam di Indonesia yang
CekAja ulas pada poin ini adalah Ayam Bekisar.
Jenis unggas ini termasuk dalam ayam lokal hasil
persilangan antara ayam hutan hijau jantan dengan
ayam kampung betina. Ayam ini paling sering
ditemukan di Jawa Timur, salah satunya Madura.
Keunikannya terletak pada bulunya yang eksotis
sekaligus suara kokoknya yang dinilai sangat
merdu. Ayam Berkisar ini bisa kita bedakan dalam 3 jenis, yaitu Gallus aenus, Gallus temminckii,
dan Gallus violaceus.

KELINCI

1. Jenis Kelinci Anggora

Jenis kelinci Anggora berasal dari


negara Turki. Jenis kelinci ini memiliki
banyak manfaat, terutama pada bagian
bulunya. Jika di Indonesia biasanya
jenis kelinci Anggora hanya dijadikan
hewan peliharaan, di negara-negara
Eropa bulu kelinci Anggora
dimanfaatkan untuk menjadi wool.

Jenis kelinci Anggora memiliki ciri-ciri


bulu yang tebal dan lembut. Dan pada
bagian ujung telinga dan kakinya
memiliki bulu berwarna yang berbeda,
ada yang berwarna putih, coklat, abu-
abu, dan hitam.

2. Jenis Kelinci Rex

Nah, jenis kelinci yang satu ini berasal


dari Argentina. Sama dengan jenis
kelinci flemish, kelici ini dibudidayakan
untuk diambil daging dan bulunya. Bulu
pada kelinci Rex juga biaasnya
dimanfaatkan untuk bahan baku jaket.

Jika dilihat dari bulunya, jenis kelinci


Rex terdapat dalam beberapa macam.
Mulai dari white rex, black rex, dan
dalmantian rex. Dan karena bobotnya
yang hanya sekitar 1-3 kg saja, jenis
kelinci ini jadi tidak cocok jika
dijadikan kelinci pedaging.

3. Jenis Kelinci Himalaya


Jenis kelinci yang satu ini cukup terkenal
karena biasanya memiliki warna dasar putih
dan warna lain pada bagian hidung, ekor,
telinga, dan kaki. Satu hal unik pada jenis
kelinci ini adalah memiliki mata yang
berwarna merah. Jenis kelinci Himalayan cukup sulit untuk dikawinkan, dan dalam sekali
melahirkan bayi hanya 2-6 ekor saja.

4. Jenis Kelinci Dutch

Dari namanya saja sudah jelas bahwa


jenis kelinci yang satu ini berasal dari
negeri Belanda. Ciri-ciri yang paling
terlihat dari jenis kelinci Dutch adalah
bulunya yang pendek dan cukup
bervariasi.

Kelinci ini termasuk kelinci yang paling


banyak peminatnya di Indonesia, baik
para peternak maupun para pecinta
hewan peliharaan. Para peternak
memilih untuk mebudidayakan jenis
kelinci ini karena kelinci ini mampu
melahirkan sekitar 7-8 ekor.

Anda mungkin juga menyukai