Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2. Sapi Ongole
a. Sapi merupakan anggota Suku Bovidae dan Anak
Suku Bovinae. Berdasarkan taksonomi sapi, bangsa sapi
di Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Bos
indicus, Bos taurus, dan Bos javanicus. Sapi-sapi tersebut
memiliki karakteristik warna kulit maupun ukuran tubuh
yang berbeda. Berdasarkan uji jarak genetik, sapi madura mempunyai hubungan
terdekat dengan sapi bali (Bos sondaicus/javanicus). Sedangkan sapi madura, sapi
jawa dan sapi peranakan ongole diklasifikasikan sebagai Bos indicus, karena
merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India.
b. Sapi ongole (Bos indicus) mempunyai ciri-ciri fisik yaitu bewarna putih
sedikit keabu–abuan, warna pada jantan lebih gelap daripada yang betina.
Kepalanya panjang, telinganya kecil dan bergantung, ukuran tanduk
sedang. Sapi ini bergelambir, tubuh besar, berpunuk di atas bahu, paha
besar, serta kulit tebal. Ukuran punuk pada jantan lebih besar dari punuk
betina.
3. Sapi Madura
a. Sapi madura adalah sapi potong hibrida lokal
asli indonesia hasil persilangan antara banteng dengan
bos indicus (sapi zebu) yang secara genetik memiliki sifat
toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan
penyakit.Karakteristiknya yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu
berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam
berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas.
4. Sapi Aceh
a. Sapi Aceh umumnya bertanduk dengan
moncong berwarna hitam atau putih. Bentuk punggung
sapi Aceh umumnya cekung, bertelinga kecil, tegak
dan menyamping. Profil muka sapi Aceh berbentuk
cekung, kecil dan panjang. Sapi Aceh baik jantan dan
betina umumnya bergelambir dan hanya sapi jantan
yang memiliki punuk.
5. Sapi Pesisir
a. Jenis sapi Pesisir memiliki karakteristik khusus
dibandingkan sapi lokal lainnya antara lain bentuk kepala
yang memanjang, bertanduk kecil, memiliki garis belut
dibagian punggung, warnanya coklat sampai merah bata
serta kuku hitam dengan sifat kuantitatif (dewasa) bahwa
ukuran permukaan tubuh antara lain betina memiliki tinggi
pundak 99,2 ± 3,3 cm, panjang badan 109,4 ± 6,7 cm, lingkar dada 125,5 ± 6,3 cm,
bobot badan 149,1 ±18,2 cm, ukuran pada jantan tinggi 99,9 ± 4,9 cm, panjang 112,2 ±
9,8 cm, lingkar dada 124,2 ±6,9 cm, bobot badan 162,2 ±25,4.
6. Sapi Jebres
a. Sapi Jabres merupakan salah satu rumpun sapi lokal
Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Kabupaten
Brebes, Provinsi Jawa Tengah dan telah dibudidayakan secara
turun-temurun. Sapi Jabres sebagai salah satu kekayaan sumber
daya genetik ternak lokal Indonesia, harus dilindungi dan
dilestarikan.
7. Sapi Sumbawa
a. Sapi sumbawa merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia yang
mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan
telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor
2909/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011.
b. Sapi sumbawa merupakan rumpun sapi lokal yang berkembang di Pulau
Sumbawa dengan asal-usul dari sapi hissar yang sejak didatangkan dari India
oleh Pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1908, diternakkan secara
murni oleh masyarakat di Pulau Sumbawa secara turun-temurun sampai
sekarang.
c. Sapi sumbawa mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh sapi dari bangsa
lainnnya dan merupakan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu
dijaga dan dipelihara kelestariannya sehingga dapat memberikan manfaat
dalam peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
d. Warna tubuh dominan betina pada umumnya berwarna putih sedangkan
jantan pada umumnya putih keabuan. Kepala Betina pada umumnya
berwarna putih sedangkan jantan pada umumnya abu-abu. Bentuk tubuh
sedang-besar, bergumba dan bergelambir. Bertanduk, pada sapi betina
tanduk lebih panjang.
Jantan Betina
8. Sapi Bali
a. Sapi Bali merupakan sapi asli yang berasal dari
Provinsi Denpasar Bali dengan spesifikasi khusus
berwarna merah bata. Pada sapi jantan berwarna
kehitaman selang pertambahan umur usia 1 tahun
hingga 18 bulan, namun tidak terjadi pada sapi jantan
yang telah dikastrasi. Pada keempat kakinya terdapat
corak putih pada bagian tarsus kaki begitu pun pada pantat dan bibir sapi. Ujung ekor
berwarna hitam dan tanduk berwarna hitam dan melengkung ke arah tengah. Sapi ini
memiliki kemampuan hidup adaptasi dan kerja yang baik, tahan terhadap cekaman
panas, mampu bertahan pada kondisi lingkungan jelek, serta dapat mencerna pakan serat
tinggi.
2. Kambing Etawa
Kambing Etawa merupakan jenis kambing yang multifungsi, di mana bisa
digunakan sebagai kambing penghasil daging serta penghasil susu.
Kambing Etawa sendiri merupakan kambing yang berasal dari India.
Memiliki badan yang besar dan tinggi, di mana kambing jantan memiliki ukuran sekitar 90
cm hingga 127 cm dan yang betina sekitar 92 cm.
Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai 63 kg.
Memiliki telinga panjang dan terkulai ke bawah, serta dahi dan hidungnya cembung.
Kambing jantan maupun betina memiliki tanduk yang pendek.
Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.
3. Kambing Jawarandu
Kambing Jawarandu (Jawa Randu) juga memiliki nama lain Bligon,
Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Kambing ini merupakan hasil
persilangan dari kambing peranakan etawa dengan kambing kacang,
namun sifat fisik kambing kacangnya yang lebih dominan. Untuk
menghemat biasanya peternak susu kambing memilih kambing ini
untuk diternakkan guna diambil susunya. Kambing ini dapat
menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.
Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing etawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat
mencapai lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg.
Baik jantan maupun betina memiliki tanduk.
Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.
Baik jantan maupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu.
Warna bulu berkisar antara belang hitam, putih, merah, cokelat dan kadang putih.
Badannya besar sebagaimana Etawa, dengan bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg,
sedangkan betina mencapai 63 kg.
Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar
Dahi dan hidungnya berbentuk cembung.
Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/pendek.
Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.
Domba
3. Domba Merino
Berasal dari Spanyol dengan ciri-ciri:badan sedang warna tubuh putih.
Penutup tubuh berupa wool tebal. Jantan bertanduk besar dan berbelit betina
tidak bertanduk.
4. Domba Suffolk
Berasal dari Inggris, dengan ciri-ciri bobot badan dewasa di negara asalnya
pada jantan dewasa 135 - 200 kg dan betina dewasa 100 - 150 kg.
Kandungan daging berkisar antara 50 - 65% dari bobot badan. Tidak
bertanduk, kepala berwarna hitam.
5. Domba Barbados Blackbelly
Berasal dari pulau Barbados (Laut Karibia), dengan ciri-ciri kemampuan
beranak (prolifikasi) sedang warna coklat dengan hitam di daerah perut.
AYAM
1. Ayam Tukung
1. Ayam Tukung
Ayam Tukung merupakan salah satu dari jenis-jenis
ayam di Indonesia yang cukup langka untuk
ditemukan. Ciri khasnya terletak pada bentuk
fisiknya sendiri, yang mana ayam ini tidak memiliki
bulu pada ekornya. Karena hal itu pula, ayam
endemik yang katanya berasal dari Pontianak,
Kalimantan Barat ini hanya bisa dipelihara oleh para
konglomerat. Selain dipelihara, Ayam Tukung pun
sering digunakan untuk ritual dengan dunia ghaib.
Namun, kadang kala juga digunakan oleh beberapa masyarakat suku adat untuk upacara atas rasa
syukur kepada alam.
2. Ayam Pelung
3. Ayam Ayunai
5. Ayam Ciparage
Jenis-jenis ayam di Indonesia lainnya yang mesti kamu
ketahui adalah Ayam Ciparage. Ini adalah jenis ayam
petarung lokal terbaik yang berasal dari daerah Ciparage, Karawang, Jawa Barat. Konon Ayam
Ciparage pertama kali dimiliki oleh keturunan bangsawan, yaitu Duke Raden Adipati
Singaperbangsa, yang merupakan seorang Pangeran Kekaisaran Sunda. Dikatakan ayam
petarung, karena menurut sejarah dulunya ayam jenis adalah ayam liar, yang kemudian di
ikutsertakan dalam ajang sabung ayam melawan ayam jago.
Perawakannya yang gagah dengan bulu yang lebat di bagian ekor, menjadi salah satu daya tarik dari
ayam lokal tersebut.
5. Ayam Balenggek
6. Ayam Cemani
Kerap dijual dengan harga yang fantastis yakni sekitar 25
jutaan Rupiah, menjadikan Ayam Cemani sebagai salah satu
dari jenis-jenis ayam di Indonesia yang katanya cuma bisa
dimiliki oleh orang “berduit” saja. Warna dari tubuh yang
dimiliki oleh jenis unggas ini sendirilah yang membuatnya
dipasarkan dengan harga tinggi. Ya, Ayam Cemani memiliki
warna tubuh yang cenderung hitam, bahkan bukan hanya dari
tampilan luarnya saja, namun juga daging hingga darahnya.
Tak sedikit masyarakat yang memelihara hewan ini karena
anggapan bahwa Ayam Cemani dapat membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Apalagi seperti
yang kita tahu, kebanyakan orang Indonesia masih amat percaya dengan yang namanya mitos. Jadi,
wajar saja ya kalau harga jual dari Ayam Cemani tinggi.
7. Ayam Bali
Seperti namanya, jenis unggas yang satu ini bisa kamu
temukan dengan mudahnya di Bali.
Konon, Ayam Bali banyak dipelihara untuk di
ikutsertakan dalam ajang sabung ayam, karena bentuk
fisiknya yang dinilai sangat “atletis”.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman,
Ayam Bali seringnya dipelihara sebagai ayam hias
dengan tampilannya yang eksotis.
Pada pejantan, ayam ini memiliki bobot tubuh di atas
2.5 kg, sementara untuk jenis betina memiliki bobot
tubuh rata-rata 2 kg.
8. Ayam Bangkalan
9. Ayam Banten
Jenis-jenis ayam di Indonesia berikutnya yang harus
kamu tahu adalah Ayam Banten. Perawakannya
yang tinggi dengan bentuk badan panjang, membuat
ayam jenis ini sering disamakan dengan Ayam
Bangkok. Sifat alaminya yang tidak pantang
menyerah meski dihadapkan dengan ayam yang
lebih besar lah, yang membuatnya banyak dipelihara
untuk dijadikan ayam petarung. Meski begitu,
sayangnya untuk urusan adaptasi, Ayam Banten
kurang handal dalam hal tersebut. Bahkan ayam
jenis ini dianggap tidak bisa berkembang biak
dengan baik dan cenderung sering mati.
KELINCI