Anda di halaman 1dari 2

Keadilan Dalam Hukum Waris Islam

Sebagaimana yang telah dikemukakan terdahulu bahwa keadilan merupakan salah satu asas (doktrin)
dalam hukum waris Islam, yang disimpulkan dari kajian mendalam tentang prinsip-prinsip dasar yang
terkandung dalam hukum tentang kewarisan. Hal yang paling menonjol dalam pembahasan tentang
keadilan menyangkut hukum Kewarisan Islam adalah tentang hak sama-sama dan saling mewarisi antara
laki-laki dan perempuan serta perbandingan 2 :1 (baca 2 banding 1) antara forsi laki-laki dan
perempuan.

Asas keadilan dalam hukum Kewarisan Islam mengandung pengertian bahwa harus ada

keseimbangan antara hak yang diperoleh dan harta warisan dengan kewajiban atau beban kehidupan
yang harus ditanggungnya/ditunaikannya di antara para ahli waris, karena itu arti keadilan dalam hukum
waris Islam bukan diukur dari kesamaan tingkatan antara ahli waris, tetapi ditentukan berdasarkan
besar-kecilnya beban atau tanggung jawab diembankan kepada mereka, ditinjau dari keumuman
keadaan/kehidupan manusia.Jika dikaitkan dengan definisi keadilan yang dikemukakan Amir Syarifuddin
sebagai "keseimbangan antara hak dan kewajiban dan keseimbangan antara yang diperoleh dengan
keperluan dan kegunaan", atau perimbangan antara beban dan tanggung jawab di antara ahli waris yang
sederajat, maka kita akan melihat bahwa keadilan akan nampak pada pelaksanaan pembagian harta
warisan menurut Islam

Sebagai salah satu aktivitas perekonomian, distribusi menjadi bidang kajian terpenting dalam
perekonomian. Distribusi menjadi posisi penting dari teori mikro dan makro Islam sebab pembahasan
dalam bidang distribusi ini tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi belaka tetapi juga aspek sosial
dan politik sehingga menjadi perhatian bagi aliran pemikir ekonomi Islam dan konvensional sampai saat
ini.1Dalam sistem ekonomi konvensional, salah satu indikator pertumbuhan dan meratanya distribusi
pendapatan adalah Pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB) bagi suatu negara atau Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) bagi suatu wilayah daerah. Dengan indikator tersebut maka pertumbuhan
ekonomi akan memperbesar tingkat pendapatan masyarakat sebingga setiap orang akan memperoleh
lebih banyak kesempatan kerja dan pertambahan kekayaan dan kesejahteraan. Oleh karenanya
“pertumbuhan ekonomi” merupakan nilai utama dalam sistem kapitalis karena akan berpengaruh pada
pertambahan nilai ekonomi suatu bangsa atau masyarakat dengan mengenyampingkan aspek-aspek lain
seperti aspek sosial, budaya dan spiritual. Karena dalam sistem ekonomi pasar persaingan dalam
memperebutkan sumber daya tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai diluarnya termasuk nilai agama dan
spiritualitas.

1 Heri Sudarsono. Konsep Ekonomi Islam, Suatu Pengantar.(Yogyakarta: Ekonisia, 2002). Hal. 216.

2 David C. Korten. The Post Corporate World : Life After Capitalism. Terj. A. Rahman Zainuddin. (Jakarta :
Yayasan Obor 1999).
Hal. 95-96.

Persoalan keadilan dalam pengelolaan sumber daya alam memang merupakan salah satu persoalan
esensial di dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam menciptkan stabilitas di masyarakat. Hal ini
karena sumber daya alam, khususnya bidang agraria, sesungguhnya merupakan tempat
menggantungkan keberlanjutan hidup dan cerminan harga diri suatu masyarakat. Karena begitu vitalnya
persoalan ke-adilan dalam pengelolaan sumber daya alam ini bagi masyarakat, Undang-Undang Po-kok
Agraria 1960, sebagai aturan dasar pe-ngelolaan sumber daya alam di Indonesia, menempatkan
“keadilan” sebagai tujuan dibentuknya aturan ini

Anda mungkin juga menyukai