Anda di halaman 1dari 4

TGS13 – 2019320148 – Nur Suci Octaviani

1. Renungkan kembali identitas Anda sebagai muslim, teguhkan aqidah Anda, dan galilah
informasi mengenai paham sains, peradaban, sosial, ekonomi dan politik yang
menyimpan penyakit aqidah Islam berupa westernisasi — termasuk sekulerisme,
pluralisme, liberalisme, marxisme, leninisme, ateisme, dlsb.— kristenisasi, dan
nativisisasi; dan terkait paham sekulerisme yang menyusun mayoritas sistem
perekonomian saat ini, apakah menurut Anda, dapatkah sekulerisme menghasilkan
keadilan sosial? Jelaskan!

Sekulerisme adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau
badan negara harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat
menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan
menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak
menganakemaskan sebuah agama tertentu. Sekularisme juga merujuk kepada anggapan
bahwa aktivitas dan penentuan manusia, terutamanya yang politis, harus didasarkan
pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan
pengaruh keagamaan.

Menurut saya sekulerisme tidak bisa meghasilkan keadilan sosial karena Manusia bebas
melakukan apa saja di dunia karena tidak harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya di akhirat. Paham yang mulanya berkembang di Barat ini memiliki
dampak yang serius terhadap ekonomi, politik, sosial, dan disiplin ilmu yang lain.
Dalam bidang ekonomi, sekularisme akan berdampak kepada tindakan manusia yang
memiliki prinsip Utilitarianisme. Manusia membedakan “benar” dan “salah”, “baik”
dan “buruk” hanya dari kacamata kesenangan belaka. Apa-apa yang membuat diri
merasakan kesenangan adalah hal yang baik, sedangkan yang membawa rasa sakit
adalah suatu kejahatan. Sehingga tujuan manusia hidup di dunia hanya untuk
bersenang-senang dan memperoleh kepuasan. Selain itu, dalam melakukan kegiatan
ekonomi manusia hanya didorong oleh Self-interest, memenuhi kepentingan diri
sendiri.
2. Carilah informasi tambahan untuk mengembangkan pemahaman Anda mengenai
sistem falsafah maqashid alsyariah; menurut Anda, mungkinkah sistem falsafah
Pancasila selaras dengan sistem falsafah maqashid alsyariah? Jelaskan!

• Inti dari konsep maqashid alsyariah adalah untuk mewujudkan kebaikan


sekaligus menghindarkan keburukan atau menarik manfaat dan menolak
mudarat. Maqashid alsyariah tersebut adalah maslahat, karena penetapan
hukum dalam Islam harus bermuara kepada maslahat.

• Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling


berhubungan untuk satu tujuan tertentu, dan saling berkualifikasi yang tidak
terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu
bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta
tugas masing-masing.

• Sistem falsafah Pancasila dengan sistem falsafah maqashid alsyariah selaras


karena keduanya sama-sama memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
mewujudkan kebaikan bagi masyarakatnya dan menghindarkan dari keburukan
yang saling berhubungan satu dengan yang lain karena masing-masing
memiliki fungsi dan tugas masing-masing.

Selain itu, intisari dari Pancasila adalah : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,


Musyawarah, dan Keadilan, selaras dengan Maqashid Syariah, yakni Agama,
Jiwa, Keturunan, Akal, dan Harta.

a. Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan cerminan dari maqashid


"Memelihara Agama (Hifdz Ad-Din)". Penambahan kata "Yang Maha Esa",
dapat dimaknai sebagai tauhidullah, peng-Esa-an Tuhan.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab, mencerminkan maqashid
"Memelihara Jiwa (Hifdz An-Nafs)", Kalimat "Yang Adil dan Beradab",
bermakna tidak hanya keselamatan jiwa, asal hidup, tapi hidup yang
berkeadilan dan beradab.
c. Persatuan Indonesia, merupakan cerminan maqashid "Memelihara
Keturunan (Hifdz An-Nasb)" dalam kontek negara. Kalimat Persatuan
Indonesia, bermakna untuk menjaga keberlangsungan Indonesia, melalui
persatuan. Dengan adanya persatuan, maka suatu negara akan terjaga
kelanggengannya.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, merupakan cerminan maqashid
"Memelihara Akal (Hifdz Al'Aql)". Dengan musyawarah, kita sedang
memelihara dan menghormati akal masyarakat.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, merupakan cerminan
maqashid "Memelihara Harta (Hifdz Al-Maal)" dalam kontek negara, yakni
menjaga keadilan sosial antara warga.

Sehingga berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pancasila


pada substansinya adalah Maqashid Syariah Dalam Perspektif Negara.

3. Berikan pendapat Anda, bagaimana caranya sila-sila dalam pancasila dapat saling
berkaitan untuk menjelaskan pewujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?

• 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai sila-sila II,III, IV,V.

Sila ini mewujudkan keadilan sosial dengan cara : Percaya akan adanya Tuhan
Yang Maha Esa serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya sesuai
dengan kepercayaan masing-masing, saling menghormati pemeluk agama lain,
memiliki toleransi antar umat beragama, tidak memaksakan kehendak antar
umat beragama, dan tidak mencemooh atau mengejek kepercayaan orang lain.

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, diliputi dan dijiwai oleh sila
pertama dan meliputi serta menjiwai sila-sila III, IV, V.

Sila ini mewujudkan keadilan sosial dengan cara : Semua rakyat Indonesia
memiliki hak yang sama di mata hukum, agama, masyarakat dan lainnya, tidak
ada perbedaan antara ras satu dengan yang lainnya antar sesama rakyat
Indonesia, sikap tenggang rasa dan saling tolong menolong harus diutamakan,
nilai kemanusiaan antar rakyat Indonesia harus dijunjung tinggi, dan saling
menghargai pendapat masing-masing.
3. Sila Persatuan Indonesia, diliputi dan dijiwai oleh sila I, II dan meliputi serta
menjiwai sila-sila IV,V.

Sila ini mewujudkan keadilan sosial dengan cara : Menggunakan bahasa


persatuan Indonesia antar daerah, memperjuangkan nama harum bangsa
Indonesia, cinta kepada tanah air Indonesia, mengutamakan persatuan dan
kesatuan daripada kepentingan pribadi, dan berjiwa patriotisme dimanapun
berada.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan, dilputi dan dijiwai sila I,II,III, dan meliputi serta
menjiwai sila V.

Sila ini mewujudkan keadilan sosial dengan cara : hidup rukun bersosial satu
sama lain. Keputusan bersama harus dicapai dalam hidup bersosial dan
mengesampingkan pendapat pribadi, pemimpin bangsa Indonesia haruslah
bijaksana, kekeluargaan harus diutamakan kedaulatan bangsa ada di tangan
rakyat, kebijaksanaan dalam mengambil solusi, keputusan yang diambil harus
berdasarkan musyawarah sampai mencapai kesepakatan bersama, dan tidak
memaksakan kehendak orang lain.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, diliputi dan dijiwai oleh
sila I,II,III,IV.

Sila ini mewujudkan keadilan sosial dengan cara : menciptakan kesejahteraan


sosial baik sandang maupun pangan tanpa adanya kesenjangan baik dari segi
sosial, ekonomi, budaya maupun politik sehingga keadilan dapat diwujudkan.

Anda mungkin juga menyukai