Disusun oleh :
NIP : 199707192020122010
Gol/Angkatan : III / VI
No. NDH : 12
TELAH DISEMINARKAN
Di : Karawang
Pada Tanggal : 19 Agustus 2021
COACH, MENTOR,
Mengetahui,
NARASUMBER/PENGUJI,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan kegiatan aktualisasi dan habituasi dengan Judul “Upaya
Peningkatan Pemahaman Petani mengenai Pengendalian Hama dan Penyakit
dengan Agensia Hayati Jamur Melalui Media Brosur Cetak dan Elektronik
pada Tanaman Padi di Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang”. Laporan
kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara bertujuan
untuk meningkatkan penerapan nilai dasar ASN yang terdiri dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam
pelaksanaan tugas dan pokok fungsi ASN.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Asep Aang Rahmatullah, STTP, MP sebagai Kepala BKPSDMD Kab.
Karawang Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan dukungan fasilitas,
sarana, dan prasarana selama pendidikan dan pelatihan latsar
2. Mimi Rohaeni, S.PT, M.M selaku narasumber atas saran masukan yang
diberikan untuk perbaikan laporan aktualisasi dan habituasi.
3. Dr. Ir Dewi Yuliani, M.T selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,masukan
dan bimbingannya.
4. Wasma S.ST dan Suradi, SPKP selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingan selama penyusunan laporan serta
pelaksanaan aktualisasi.
5. Keluarga besar UPTD Pengelola Pertanian Kecamatan Cilamaya Wetan atas
dukungan dan kerjasamanya.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan
dan diaktualisasikan di instansi.
7. Seluruh Panitia yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.
iv
8. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan VI tahun 2021
Penulis sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan,
Oleh karena itu penulis berharap masukan dari berbagai pihak membuat laporan ini
menjadi lebih baik serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB V ANALISIS DAMPAK
A. ANALISIS DAMPAK ........................................................................ 62
B. MANFAAT KEGIATAN ................................................................... 68
BAB VI PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................... 72
B. SARAN ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.13 Mempersiapkan sarana dan prasarana penyuluhan .................. 55
Gambar 4.14 Konsultasi dengan Mentor ....................................................... 55
Gambar 4.15 Penyuluhan dengan Metode Anjangsana Perorangan dengan
Media Belajar Brosur ............................................................... 56
Gambar 4.16 Sharing E Brosur via Media Sosial milik UPTD Pengelolaan
Pertanian Cilamaya Wetan ...................................................... 57
Gambar 4.17 Evaluasi Penyuluhan dengan Petani ........................................ 58
Gambar 4.18 Membuat Jadwal Evaluasi ....................................................... 59
Gambar 4.19 Evaluasi terkait pelaksanaan penyuluhan dengan POPT, Mentor,
dan POPT ................................................................................. 60
Gambar 4.20 Membuat Laporan Aktualisasi ................................................. 61
x
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan merujuk pada ketentuan pasal 63 ayat (3) dan
ayat (4) UU ASN, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dankebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab. Sehingga diharapakan ASN
terbentuk menjadi pribadi yang berkarakter dan profesional serta memiliki
kompetensi dibidangnya.
Kegiatan pelatihan dasar dengan memadukan antara klasikal dan non
klasikal baik di kelas maupun di tempat kerja, memungkinkan
seorang CPNS mampu mengimplementasikan dan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar dan pengetahuan kedudukan PNS dalam NKRI. Sehingga
menjadikannya suatu kebiasaan (habituasi) dan
harapannya dapat menghasilkan PNS professional yang berkarakter
dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Penyuluh pertanian memiliki tugas pokok dan fungsi untuk mengubah
sikap, perilaku, dan keterampilan dari pelaku utama (petani dan keluarga).
Hama dan penyakit masih menjadi masalah utama yang pencegahan dan
pengendaliannya belum terselesaikan dengan optimal di masyarakat. Petani
cenderung menggunakan pestisida kimiawi dalam pencegahan dan
pengendalian hama dan penyakit di lapangan. Penggunaan pupuk kimiawi yang
berlebihan dapat menyebabkan beberapa dampak buruk diantaranya merusak
kesuburan tanah baik fisik, kimiawi dan biologi.
Secara alami di lingkungan terdapat pengendali hayati yang secara alami
mampu mencegah dan mengendalikan hama dan penyakit yang ada. Pengendali
hayati adalah setiap organisme atau mahluk hidup, terutama serangga,
2
cendawan, cacing, bakteri, virus dan binatang lainnya yang dapat dipergunakan
untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT.) Namun saat ini,
keberadaanya berkurang akibat dari penggunaan pestisida kimiawi yang
berlebihan. Diperlukan usaha untuk mengubah perilaku petani dalam hal
penggunaan pestisida kimiawi. Pestisida kimiawi dapat digunakan hanya untuk
pencegahan apabila serangan hama dan penyakit mencapai AE (Ambang
Ekonomi). Penggunaan agensia hayati berupa jamur bisa menjadi solusi untuk
pencegahan yang dapat dilakukan oleh petani.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi dapat dilakukan
dengan menggunakan agensia hayati jamur. Beberapa agensia hayati yang
terkenal yaitu Beauveria bassiana, Trichoderma harzianum, Metharizium
anisopleae, dan Paenibacillus polymyxa. Kempat jenis jamur APH ini terbukti
mampu mencegah dan mengendalikan beberapa hama dan penyakit di
lapangan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakit pesat
menyebabkan kebutuhan akan akses informasi ikut meningkat. PNS
Penyuluh Pertanian sebagai agen penyebarluasan informasi berperan
penting dalam memberikan informasi kepada petani dalam rangka
meningkatkan pengetahuan petani. Dengan kondisi pandemic dengan
keterbatasan yang ada, penyuluh tetap harus menyebarluaskan informasi yang
bermanfaat bagi petani. Oleh karena itu penulis mengambil isu terkait
kurangnya pemahaman petani dalam pengendalian hama dan penyakit dengan
menggunakan agensia hayati ramah lingkungan. Solusinya dengan membuat
brosur cetak dan elektronik yang disebarluaskan ke petani melalui metode
penyuluhan anjangsa. Harapannya dapat meningkatan pemahaman petani
mengenai penggunaan agensia hayati jamur dan pada akhirnya mampu
membentuk minat petani untuk beralih dari pertisida kimiawi ke pengendalian
hayati yang ramah lingkungan.
3
B. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan penyusunan aktualisasi ini adalah untuk membentuk PNS penyuluh
pertanian professional dan berkarekter. Terdapat beberapa tujuan dilaksanakannya
kegiatan aktualisasi di UPTD Pengelolaan Pertanian Cilamaya Wetan,
berhubungan dengan nilai-nilai dasar PNS yaitu:
1. Mampu menunjukan sikap perilaku bela Negara
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan
sesuai dengan bidang tugas
Adapun manfaat kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Diri Sendiri
Meningkatkan pemahaman dan mampu mengimplementasikan nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan
fungsi sebagai penyuluh pertanian.
2. Bagi UPTD Pertanian Kecamatan Cilamaya Wetan dan Dinas Pertanian
Karawang
Membantu mengoptimalikan peran penyuluh melalui media belajar
brosur cetak dan elektronik terkait pengandalian hama dan penyakit dengan
agensia hayati jamur. Selain itu menjalankan misi dinas pertanian yaitu
Optimalisi pemanfaatan sumber daya manusia, dan teknologi untuk
mencapai visi pertanian yang berkelanjutan serta petani yang mandiri.
3. Bagi Petani
Meningkatkan pemahaman petani tentang pengendalian hama dan
penyakit dengan agensia hayati jamur. Sehingga dapat mendorong minat
petani untuk beralih menggunakan agensia hayati sebagai langkah
preventif pencegahan hama dan penyakit pada tanaman padi
4
C. RUANG LINGKUP
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan selama 36 hari. Dengan rincian 30 hari
aktif di tempat kerja dan 6 hari libur. Aktualisasi dilaksanakan selama 18 hari
di UPTD Pengelolaan pertanian Cilamaya Wetan dan 12 hari dengan bertemu
langsung dengan petani di lapangan serta menyebarluaskan informasi melalui
media sosial. Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan media belajar brosur
dan dilaksanakan dengan metode penyuluhan perorangan/anjangsa. Penyuluhan
dilakukan dengan dipilih secara acak sebanyak sepuluh petani di lapangan
dengan menerapkan social distancing dan mencegah timbulnya kerumunan.
5
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
: POPT : 1 Orang
6
2. Visi dan Misi UPTD Pengelola Pertanian Kec Cilamaya Wetan
Visi dan misi UPTD Pertanian Cilamaya Wetan sejalan dengan visi dan misi
Dinas Pertanian Kabupaten Karawang yaitu :
• VISI
“Mewujudkan Pertanian Karawang yang Modern, Tangguh,
Mandiri, Sejahtera, dan Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal”
Secara filosofis, Visi diatas mengandung arti sebagai berikut :
a) Modern, mengandung arti pembangunan pertanian didukung
oleh teknologi tinggi, menggunakan bibit unggul, hemat waktu
dan biaya serta menghasilkan hasil yang lebih besar.
b) Tangguh, mengandung arti bahwa proses menghasilkan bahan
pangan, ternak serta produk-produk agroindustri dengan cara
memanfaatkan sumberdaya tumbuhan dan hewan secara alami
dan mandiri.
c) Mandiri, mengandung arti petani Karawang harus lebih
berbedaya dengan dukungan penuh dari pemerintah.
d) Sejahtera, mengandung arti mengoptimalkan kinerja usahatani
sehingga mampu mewujudkan produktivitas dan pendapatan
yang lebih tinggi.
e) Berkelanjutan, mengandung arti pembangunan pertanian yang
mewujudkan kebutuhan pangan saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk mewujudkan
kebutuhan mereka.
f) Kearifan lokal, mengandung arti menjaga keseimbangan alam
dan memelihara kultur pertanian yang telah lama ada dan
berkembang di masyarakat.
• MISI
Misi yang diemban UPTD Pertanian Kecamatan Cilamaya Wetan
untuk mewujudkan visi Pembangunan Pertanian di Kabupaten
Karawang adalah :
1. Optimalisi pemanfaatan sumber daya manusia, dan teknologi.
7
2. Perluasan diversifikasi teknologi, sumber daya, produksi dan
konsumsi.
3. Penerapan rekayasa teknologi pertanian spesifik lokasi secara
dinamis.
4. Peningkatan efisiensi sistem agribisnis.
Titik berat untuk mewujudkan visi dan misi ialah :
1. Pemberdayaan kelompoktani dengan pemanfaatan informasi dan
inovasi teknologi;
2. Peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunanpada berbagai jenis tipologi lahan melalui
intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan dan perluasan areal
serta pengembangan kawasan sentra.
3. Pemberian rekomendasi, pengawasan dan pelayanan usaha
pertanian terhadap sarana prasarana dan perlindungan tanaman.
4. Penumbuhan lingkungan yang kondusif untuk menarik investor di
bidang usaha pertanian dan perkebunan.
5. Peningkatan sumberdaya dan kelembagaan dengan pembinaan
yang kontinyu dan berkelanjutan untuk menumbuhkembangkan
semangat kewirausahaan.
6. Pengembangan melalui perbaikan mutu produk, terjaminnya
keamanan produk dan peningkatan kualitas produk pertanian dan
perkebunan.
9
C. STRUKTUR ORGANISASI
a. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Karawang
11
7) Melaksanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha sesuai
tugas dan fungsi dalam rangka pelaksanaan penyuluhan
8) Menyusun rencana evaluasi pelaksanaan penyuluhan tingkat
kecamatan sesuai tugas dan fungsi untuk kelancaran pelaksanaan
penyuluhan
9) Melakukan Kunjungan tatap muka/anjangsana secara masal
sesuai tugas dan fungsi untuk kelancaran pelaksanaan
penyuluhan
10) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur
yang berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggungjawaban
11) Melaksanakan tugas lain sesuai petunjuk dan arahan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas yang diberikan atasan.
13
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan
kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan
oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja
organisasi kepada stakeholders lainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang
adil, responsif dan bermartabat.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah sikap kesadaran dan cinta tanah air dari suatu
individu dalam suatu negara sehingga menimbulkan sikap dan perasaan
untuk mementingkan kehidupan nasional di atas kepentingan pribadinya
sendiri. Nilai-nilai nasionalisme antaralain terkandung di dalam Pancasila:
a. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa
terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini
menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa religious,
bukan bangsa atheis.
b. Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai
dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani
dengan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana mestinya.
c. Sila 3 (Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha kearah bersatu dalam
kedaulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui
dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki
bangsa Indonesia.
d. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan)
14
Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga perwakilan.
e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah.
Pancasila tersebut mencerminkan nilai nasionalisme yaitu religious,
toleransi, percaya diri, Amanah, humanis, tenggang rasa, persamaan derajat,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif, cinta tanah air,
rela berkorban, mengutamakan kepentingan public, kerja sama, menghargai
orang lain, kesederhanaan, tolong menolong, dan kerja keras.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Kode Etik adalah aturan-
aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuanketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu.
a. Kode Etik Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
15
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
b. Nilai-Nilai Dasar Etika Publik
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
16
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada empat karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien, inovasi, dan mutu.
Empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telahdirencanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
17
d. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Ada lima dimensi
karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas
pelayan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan saranakomunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telahdijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengantanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapatdipercaya;
5) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhanpelanggan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu
kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
dewasa ini masih banyak yang tidak mengindahkan
peraturanperundang-undangan.
18
F. PERAN DAN KEDUDUKAN PNS DALAM NKRI
1. Pelayanan Publik
Pelayan Publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh instansi pemerintah pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat.pelayan publik juga berarti kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Adapun indikator dari pelayanan publik adalah:
• Kesederhanaan
• Kejelasan
• Kepastian Waktu
• Akurat
• Keamanan
• Kelengkapan Sarana Dan Prasarana
• Kemudahan Akses
• Disiplin / Sapa / Ramah
• Kenyamanan
2. Whole of Government
Whole Of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi guan mencapai tujuan
pembangunan kebijakan, program dan pelayanan publik. WoG memiliki
karakteristik integrasi atau penyatuan kelembagaan baik secara formal
maupun inormal dalam satu wadah. Ciri lainnya adalah Kolaborasi yang
terjadi antara sektor dalam menangani isu tertentu. Adapun indikatornya
adalah :
• Koordinasi
• Integrasi
19
• Sinkronisasi
• Simplikasi
• Komunikasi
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting
dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral
tinggi dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat secara
adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan
penuh kesetian kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun
1945. Adapun indikatornya adalah:
• Kepastian hukum
• Profesionalitas
• Proporsionalitas
• Keterpaduan
• Deligasi
• Netralitas
• Akuntabilitas
• Efektif dan efisien
• Keterbukaan
• Non diskriminatif
• Persatuan dan kesatuan
• Keadilan dan kesetaraan Kesejahteraan
20
G. ROLE MODEL
Role model merupakan sosok yang menjadi teladan di instansi. Pada
instansi UPTD Pengelolaan Pertanian Kecamatan Cilamaya Wetan role model
penulis yaitu Bapak Wasma, SST. Hal yang penulis teladani dari beliau adalah
sosok yang tepat waktu ketika masuk dalam bekerja, disiplin, dan adil terhadap
bawahannya. Beliau adalah sosok pemimpin yang dapat
mengayomi dan menebarkan aura, pesan, dan semangat positif bagi
bawahannya, Sehingga menurut penulis beliau pantas menjadi sosok yang bisa
menjadi panutan.
21
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
22
Tabel 3.1 Identifikasi Isu di UPTD Pengelolaan Pertanian Cilamaya Wetan
Keterkaitan
Kondisi yang
No Identifikasi Isu dengan Kondisi saat ini
diharapkan
Agenda III
1 Belum • Manajemen Data anggota kelompok tani, Diharapkan data
lengkapnya data ASN kelembagaan, dan data lainnya administrasi yang
pertanian pada • Pelayanan terkait pertanian masih belum tersedia di web
aplikasi Publik lengkap dan belum terupdate SIMLUHTAN dan
SIMLUHTAN periodik di website KOSTRATANI
dan SIMLUHTAN oleh penyuluh dapat dilengkapi oleh
KOSTRATANI pertanian. Data jumlah losses, penyuluh di WKPP
UPTD PP data alsintan, dan kegiatan masing-masing.
Cilamaya Wetan. kostratani masih belum terisi di
website laporan utama
KOSTRATANI, Data ini
nantinya sebagai acuan penentuan
pupuk bersubisidi dan bantuan
lainnya serta terintegrasi dengan
pusat.
2 Pengunaan • Manajemen Penggunaan pestisida kimiawi Petani dapat bijak
pestisida yang ASN oleh petani cukup tinggi. Hama menggunakan
tinggi akibat dari • Pelayanan dan penyakit masih menjadi pestisida kimiawi,
kurangnya Publik masalah dalam usaha budidaya. Petani dapat
pemahaman Petani ketergantungan terhadap mengetahui dan
petani tentang pestisida kimiawi dalam usaha memahami
pengendalian budidayanya. Penggunaan pengendalian hayati
Hama dan pestisida kimiawi ini berdampak untuk hama dan
Penyakit dengan pada lingkungan, kesuburan penyakit pada
Pengendali Hayati tanah, ekosistem sawah, dan tanaman.
yang ramah resistensi hama. Harapannya dapat
lingkungan menjadi
pertimbangan petani
menggunakan
pestisida alami
sebagai Langkah
preventif yang dapat
dilakukan (Tidak
bergantung
sepenuhnya pada
pestisida kimiawi).
23
3 Belum • Whole of Pemberdayaan SDM Wanita tani Terbentuknya
optimalnya Government masih belum terbentuk (KWT). kelompok Wanita
pemanfaatan • Manajemen Lahan pekarangan kosong masih tani. Pemanfaatan
lahan pekarangan ASN banyak yang belum lahan pekarangan
kosong • Pelayanan dimanfaatkan. Padahal, ini bisa dapat dilakukan oleh
Publik
hubungannya menjadi salah satu cara untuk KWT dengan
dengan memberdayakan Wanita tani memanfaatkan
pemberdayaan dengan KRPL (Kegiatan program KRPL dari
SDM Wanita Tani Pekarangan Pangan Lestari). Dinas Pangan.
di Cilamaya
Wetan
Ketiga isu tersebut dianggap penting namun hanya dipilih satu isu
yang dianggap sangat prioritas untuk segera ditangani. Oleh karena itu
diperlukan analisis isu untuk menentukan isu mana yang menjadi
prioritas. Untuk menentukan penetapan isu prioritas, maka sebelumnya
dilakukan identifikasi dan analisis dengan menggunakan alat bantu USG
dan fish bone.
b. Penetapan Isu
Metode USG mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variable dengan rentang skor 1-5, berikut merupakan
pemaparan lengkapnya :
1. Urgency: Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis,dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness: Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Berikut analisis isu dengan menggunakan metode USG
24
Tabel 3.2 Identifikasi Isu dengan Tapisan Isu USG di UPTD
Pengelolaan Pertanian Kecamatan Cilamaya Wetan
KRITERIA
NO MASALAH/ISU TOTAL
Urgency Seriousness Growth
(U) (S) (G)
Belum optimalnya
pemanfaatan lahan
pekarangan kosong
3. 2 1 2 5
hubungannya dengan
pemberdayaan SDM Wanita
Tani di Cilamaya Wetan
Kriteria penetapan :
Gambar 3.1 Kriteria Penetapan USG
MENDESAKNYA(M)/ GAWAT (G)/ PERKEMBANGAN (P)
URGENCY (U) SERIOUSNESS (S) /GROWTH (G)
26
Tabel 3.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan
Keterkaitan dengan
Identifikasi Isu Dampak
Agenda III
Environment Resource
(1) (2)
Kurangnya pegetahuan petani tentang
pengendalian hayati sehingga petani
bergantung pada pestisida kimiawi.
Dampak pestisida kimiawi antaralain
• Kesuburan tanah menurun
• Pencemaran lingkungan
Material Man • Ekosistem sawah rusak
(4)
(3) • Hama dan penyakit resisten dan
munculnya hama baru
Penyebab Akibat
27
Berikut beberapa penyebab atas isu petani yang bergantung pada pestisida
kimiawi.
1. Kondisi Eskternal (Environment)
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi mampu
menurunkan hasil produksi. Selain itu, hama dan penyakit memiliki
sifat mudah resisten terhadap jenis pestisida yang diaplikasikan
sehingga petani cenderung banyak menggunakan jenis pestisida
dengan bahan aktif yang berbeda-beda di lapangan.
2. Kondisi Internal (Resource)
Kurangnya pemahaman petani terhadap pengendalian hama dan
penyakit yang ramah lingkungan. Petani menginginkan pengendalian
instan dan cepat karena kurangnya kesadaran petani tentang
pentingnya pertanian berkelanjutan.
3. Alat/Media Pembelajaran (Material)
Belum ada media pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman
petani tentang bahaya penggunaan pestisida kimiawi secara terus
menerus tanpa diimbangi pestisida alami. Belum ada media untuk
meningkatkan pemahaman petani tentang pengendalian hayati yang
ramah lingkungan.
4. Penyuluh Pertanian (Man)
Belum ada pelaksanaan penyuluhan mengenai penggunaan pengendali
hayati Agensia Hayati Jamur untuk hama dan penyakit tanaman padi
sebagai langkah preventif/pencegahan yang dapat dilakukan petani.
28
c. Data Pendukung Isu
Berikut data Pendukung core isu “Pengunaan pestisida kimiawi
tinggi akibat dari kurangnya pemahaman petani tentang pengendalian
Hama dan Penyakit dengan Pengendalian Hayati yang ramah
lingkungan :
1. Berdasarkan programa pertanian, 85% petani bergantung pada
pestisida dan pupuk kimiawi
29
Gambar 3.4 Penyemprotan Gambar 3.5 Minat Petani
Pestisida Kimiawi Tinggi terhadap Pestisida
Kimiawi
30
Gambar 3.8 Hawar Daun Bakteri Gambar 3.9 Blast Daun
(Kresek)
31
membentuk minat petani untuk mengaplikasikan agensia hayati dalam
kegiatan budidayanya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka gagasan pemecahan isu yang
diusulkan untuk mengatasi isu tersebut adalah “Upaya Peningkatan
Pemahaman Petani Mengenai Pengendalian Hama dan Penyakit
dengan Agensia Hayati Jamur melalui Media Brosur Cetak dan
Elektronik Pada Tanaman Padi di Cilamaya Wetan, Kabupaten
Karawang”. Dengan mempertimbangkan kondisi pandemic, penulis
memilih langkah strategis agar pelaksanaan dapat menerapkan social
distancing dan tidak menimbulkan kerumuman.
32
e. Relevansi Core Isu Terhadap Kedudukan PNS dalam NKRI
Tabel 3.4 Relevansi Core Isu Terhadap Kedudukan PNS dalam NKRI
Kedudukan PNS dalam NKRI
No ISU
Whole of Goverment Pelayanan Publik Manajemen ASN
1 Pengunaan pestisida Dalam memaksimalkan Penyuluhan pertanian merupakan kegiatan Pelaksanaan aktualisasi
dan pupuk kimiawi kegiatan penyuluhan Agensia belajar non formal (Andragogi) dengan penyuluhan ini mampu
yang tinggi akibat Hayati jamur untuk hama dan melibatkan orang dewasa sebagai subjek membentuk pribadi ASN
dari kurangnya penyakit tanaman padi ini pembelajaran. Pengetahuan pengendali hayati yang professional,
pemahaman petani diperlukan komunikasi, sebagai solusi dari penggunaan pestisida bertanggungjawab, efektif
tentang pengendalian sinergi, dan koordinasi dengan kimiawi perlu disampaikan dari penyuluh ke dan efisien dalam
Hama dan Penyakit berbagai pihak diantarannya petani. Dengan harapan dapat mengubah memberikan upaya/solusi
dengan Pengendalian mentor, POPT, dan rekan- sikap, perilaku, dan keterampilan petani dalam terkait core isu serta sebagai
Hayati yang ramah rekan penyuluh serta tindakan pengendalian yang pelayan public bagi petani.
lingkungan stakeholder (petani). berkelanjutan/ramah lingkungan. Penyuluh
Kerjasama serta masukan dari dalam pelaksanaan penyuluhan perlu
berbagai pihak akan mempertimbang hal-hal diantaranya
memudahkan pekerjaan kejelasan,akurat, kelengkapan baik sarana dan
dalam mencapai tujuan yang prasarana, kemudahan akses, dan kenyamanan
diharapkan. dalam pelaksanaan penyuluhan
32
B. DIAGRAM ALUR KEGIATAN PEMECAHAN ISU
33
Gambar 3.11 Tahapan Kegiatan Aktualisasi
k Kegiatan 1 Kegiatan 2
Kegiatan 3
Identifikasi dan Diskusi terkait hasil Mencari dan menghimpun data referensi
Pustaka dari sumber Buku, Jurnal dan internet Penyusunan brosur pengendalian hama dan
monitoring MT I tahun 2021 dengan POPT penyakit pada tanaman padi dengan
terkait hama dan penyakit utama yang serta menghimpun informasi dari POPT terkait
menggunakan pengendali hayati Agensia
menyerang tanaman padi di lapangan pengendalian hayati dengan menggunakan
Hayati jamur
Agensia Hayati
Kegiatan 4
34
C. MATRIK RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
Tabel 3.5 Rencana Kegiatan Aktualisasi
KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI MISI NILAI
KEGIATAN
PELATIHAN ORGANISASI ORGANISASI
35
4. Diskusi dengan Hasil diskusi terkait • Komitmen mutu dan
POPT terkait hasil monitoring hama dan etika publik: kerja
monitoring yang penyakit sama
ada (catatan/notulen)
• WOG: sinergi dan
koordinasi
36
3. Koordinasi dengan Hasil diskusi terkait • WOG: Koordinasi, mewujudkan pertanian yang
POPT terkait materi yang akan komunikasi dan berkelanjutan dengan misi
materi Agensia disampaikan di brosur Sinergi
• B Optimalisi pemanfaatan
hayati yang akan • Pelayanan public:
a sumber daya manusia, dan
disampaikan di Akurat h
brosur yang akan • Komitmen a mutu, teknologi untuk
dibuat Nasionalismen dan memberikan rekomendasi
etika i
public :
Kerjasama sarana dan prasarana
• Nasionalisme: perlindungan tanaman
saling menghormati
Penyusunan brosur 1. Membuat desain E-Brosur • Komitmen mutu: Penyusunan brosur memberikan
pengendalian hama dan menginput Inovasi dan pengendalian hama dan penguatan terhadap
dan penyakit pada bahan isi ke brosur customer experience penyakit dengan agensia nilai-nilai
3 tanaman padi • Anti korupsi: hayati merupakan salah organisasi inovasi,
dengan Mandiri dan disiplin satu wujud dari visi kreatifitas, dan
menggunakan Tangguh, mandiri, tanggungjawab,
pengendali hayati sejahtera, dan
37
Agensia Hayati 2. Koordinasi dengan Hasil revisi untuk • WOG: Koordinasi, berkelanjutan. Misi yang kreatif, dan
jamur POPT terkait perbaikan komunikasi dan dilakukan sejalan dengan inovatif.
brosur yang telah Sinergi Pemberian rekomendasi,
dibuat • Pelayanan public: pengawasan dan pelayanan
Akurat usaha pertanian terhadap
• Komitmen mutu, sarana prasarana dan
Nasionalisme dan perlindungan tanaman
etika public :
Kerjasama
• Nasionalisme: saling
menghormati
3. Mencetak hasil Brosur cetak yang telah • Komitmen mutu,
brosur diperbaiki (sesuai) Etika Publik,
Nasionalisme :
Efektifitas
4 Pelaksanaan 1. Menyiapkan bahan Media belajar e- • Akuntabilitas: Terlaksana penyuluhan Kegiatan ini
penyuluhan dan media penyuluhan brosur/brosur serta LPM Kejelasan Target dengan metode anjangsana memberikan
evaluasi untuk petani yang (Lembar Pelaksanaan • Pelayanan public: dengan petani merupakan kontribusi
penyuluhan dengan telah dibuat Menyuluh) kelengkapan sarana salah satu wujud visi terhadap
dan prasarana
metode anjangsana pertanian tangguh dan penguatan nilai
dengan petani dan berkelanjutan dengan misi nilai organisasi
38
kelompok tani yang 2. Konsultasi dengan Saran dan masukan dari • Etika public: pemberdayaan yaitu Inovasi
ditemui di lapangan mentor dan mentor dan POPT Menggunakan kelompoktani dengan Teknologi yang
melalui media koordinasi dengan etika cermat, pemanfaatan informasi dan berkelanjutan
pembelajaran POPT terkait senyum, sapa, rekomendasi untuk sarana
salam, sopan,
brosur. Selain itu, pelaksanaan dan prasarana perlindungan
santun.
e-brosur juga penyuluhan • WOG : komunikasi tanaman
dishare ke petani dan koordinasi
melalui media 3. Anjangsana Tersampaikannya materi • Anti korupsi :
sosial yang dimiliki dengan Petani dan (transfer ilmu) dari Berani
oleh UPTD PP Kelompok Tani penyuluh ke petani • Nasionalisme:
Cilamaya Wetan melalui media belajar percaya diri,
secara acak yang
brosur persamaan derajat,
ditemui di
saling
lapangan. menghormati, tidak
diskriminatif
• Etika Publik:
layanan prima
4. Sharing e- brosur E-Brosur yang telah • Antikorupsi : Adil
kepada petani diupload di media social • Komitmen mutu:
melalui media UPTD PP Cilamaya Inovasi
sosial UPTD PP
Wetan • Pelayanan public:
Cilamaya Wetan kemudahan akses
39
melakukan • Komitmen Mutu:
penyuluhan denga mutu
media belajar • Akuntabilitas:
brosur tanggungjawab
1. Membuat jadwal Jadwal Evaluasi • Nasionalisme: Pelaksanaan evaluasi dan Kegiatan ini
evaluasi dengan Disiplin membuat laporan memberikan
POPT, Mentor dan • Akuntabilitas: aktualisasi merupakan salah kontribusi
bersama PPL Tanggungjawab satu wujud visi sejahtera terhadap penguatan
terkait aktualisasi dan berkelanjutan. Evaluasi nilai-nilai
merupakan cara untuk organisasi yaitu
2. Evaluasi terkait Catatan evaluasi • WOG: komunikasi, menilai suatu kegiatan. bertanggungjawab
pelaksanaan sinergi dan Dari evaluasi terhadap setelah melakukan
Evaluasi dengan penyuluhan dengan koordinasi pelaksanaan aktualisasi, aktualisasi, sikap
POPT, Mentor, dan POPT, Mentor, dan • Nasionalisme: saling diharapkan mampu profesionalime
5 bersama PPL lain POPT menghormati memberikan rekomendasi dengan
serta membuat lebih lanjut untuk melaksanakan
laporan aktualisasi mengoptimalkan usaha tani tugas sesuai dengan
3. Membuat laporan Laporan aktualisasi • Akuntabilitas: petani dengan tetap tupoksi dan nilai-
aktualisasi tanggungjawab
berkelanjutan. nilai organisasi
• Anti korupsi: jujur
• Nasionalisme: kerja
keras
• Komitmen mutu:
dapat dipercaya dan
mutu
• Anti korupsi :
disiplin
40
D. MATRIK JADWAL KEGIATAN
Tabel 3.6 Matrik Jadwal Kegiatan
Keterangan :
: Di Lapangan
: Di Kantor UPTD Pertanian Cilamaya Wetan
41
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
42
b. Konsultasi dengan mentor dan koordinasi dengan POPT terkait
pelaksanaan penyuluhan
c. Anjangsana dengan Petani dan Kelompok Tani secara acak yang
ditemui di lapangan.
d. Sharing e- brosur kepada petani melalui media sosial UPTD PP
Cilamaya Wetan
e. Evaluasi Penyuluhan dengan petani dan kelompok setelah melakukan
penyuluhan denga media belajar brosur
5. Evaluasi dengan POPT, Mentor, dan bersama PPL lain serta membuat
laporan aktualisasi
a. Membuat jadwal evaluasi dengan POPT, Mentor dan bersama PPL
terkait aktualisasi
b. Evaluasi terkait pelaksanaan penyuluhan dengan POPT, Mentor, dan
POPT
c. Membuat laporan aktualisasi
Berikut ini rincian pelaksanaan kegiatan aktualisasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tanggal Evidence
1 Identifikasi dan Diskusi terkait hasil monitoring MT I tahun 2021 dengan
POPT terkait hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman padi di
lapangan
a. Menyiapkan format identifikasi 03/07/2021 Foto dokumentasi
dan foto-foto hasil dokumentasi hama dan penyakit &
terkait hama dan penyakit di MT format identifikasi
I 2021
b. Membuat jadwal diskusi dengan 03/07/2021 Screenshoot chat via
POPT whatsapp terkait
jadwal diskusi
c. Meminta data hasil monitoring 05/07/2021 Data monitoring
dari POPT terkait hama dan milik POPT
penyakit di MT I
d. Diskusi dengan POPT terkait 05/07/2021 Notulen diskusi dan
hasil monitoring yang ada foto dokumentasi
diskusi
43
e. Menghimpun data yang didapat 06/07/2021 Identifikasi hama dan
kedalam format identification penyakit MT I 2021
2 Mencari dan menghimpun data referensi Pustaka dari sumber Buku, Jurnal
dan internet serta menghimpun informasi dari POPT terkait pengendalian
hayati dengan menggunakan Agensia Hayati
a. Membuat jadwal diskusi dengan 05/07/2021 Foto dokumentasi
POPT
b. Mencari referensi yang akurat 07-10/07/2021 Dokumentasi sumber
baik dari sumber Pustaka yang bahan infromasi
terpercaya (Buku, Jurnal, (jurnal, buku, &
Internet) untuk bahan isi brosur internet)
yang akan dibuat
c. Koordinasi dengan POPT terkait 12/07/2021 Foto dokumentasi
materi Agensia hayati yang akan
disampaikan di brosur yang akan
dibuat.
44
c. Anjangsana dengan Petani dan 21/07/2021- Foto dokumentasi,
Kelompok Tani secara acak yang daftar hadir, dan
ditemui di lapangan. 03/08/2021 lembar kuesioner
evaluasi
d. Sharing e- brosur kepada petani 21/07/2021- Foto dokumentasi
melalui media sosial UPTD PP
Cilamaya Wetan 03/08/2021
5 Evaluasi dengan POPT, Mentor, dan bersama PPL lain serta membuat laporan
aktualisasi
a. Membuat jadwal evaluasi dengan 02/08/2021 Foto dokumentasi
POPT, Mentor dan bersama PPL
terkait aktualisasi
b. Evaluasi terkait pelaksanaan 03/08/2021 Foto dokumentasi
penyuluhan dengan POPT, dan notulen evaluasi
Mentor, dan POPT
c. Membuat laporan aktualisasi 04/08/2021- Foto Dokumentasi
07/08/2021 dan laporan
aktualisasi
45
B. HASIL CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
Hasil pencapaian kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal 03 Juli-
09 Agustus 2021, yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi dan Diskusi dengan POPT terkait hama dan penyakit
tanaman padi hasil monitoring MT I tahun 2021
a. Menyiapkan format identifikasi dan foto hasil dokumentasi terkait hama
dan penyakit di MT I 2021
Pada tahap ini tanggal 03 Juli 2021, penulis mengumpulkan hasil
dokumentasi hama dan penyakit pada tanaman padi hasil monitoring
Musim Tanam I tahun 2021. Hal tersebut merupakan merupakan salah
satu bentuk perencanaan untuk mencapai kejelasan target
(Akuntabilitas) yang ingin dicapai dalam suatu proses. Penulis juga
mempersiapkan format identifikasi. Hasil dokumentasi yang dihimpun
jujur dan sesuai dengan real/fakta di lapangan (Anti Korupsi)
46
b. Membuat jadwal diskusi dengan POPT
Pada tahap ini tanggal 03 Juli 2021, penulis menghubungi pihak
POPT (Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman) untuk menentukan
jadwal diskusi. Penulis menghubungi via Whatsapp dengan etika
salam, sopan, dan santun (Etika Publik). Membuat jadwal adalah
bentuk mendisiplinkan diri untuk taat terhadap aturan yang telah
disepakati bersama (Nasionalisme). Dibuatnya jadwal juga menuntut
diri untuk bertanggungjawab terhadap waktu yang telah disepakati
(Akuntabilitas).
c. Meminta data hasil monitoring dari POPT terkait hama dan penyakit di
MT I
Pada tahap ini tanggal 05 Juli 2021 penulis meminta secara langsung
terkait data hasil monitoring dari POPT terkait hama dan penyakit di
Musim Tanam I tahun 2021. Data hasil monitoring POPT perlu
diketahui oleh PPL sebagai bahan diskusi Bersama. Hal ini merupakan
bukti Kerjasama antara PPL dan POPT (Komitmen Mutu). Kegiatan
ini melibatkan koordinasi dan sinergi antar dua pihak baik PPL dan
POPT (Whole of Government).
47
Gambar 4.4 Data Monitoring Hama & Penyakit Milik POPT
d. Diskusi dengan POPT terkait hasil monitoring yang ada
Penulis dan POPT melakukan pertemuan di UPTD Pengelolaan
Pertanian Cilamaya Wetan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
pada tanggal 05 Juli 2021. Diskusi dilakukan menggunakan bahan
diskusi yang telah dipersiapkan sebelumnya yaitu data hasil monitoring
milik PPL dan POPT. Diskusi merupakan bentuk Kerjasama dalam
mebahas terkait hama dan penyakit di MT I th 2021 (Komitmen mutu
dan etika public) kegiatan ini melibatkan koordinasi dan sinergi antar
dua pihak baik PPL dan POPT (Whole of Government). Hasil notulen
diskusi terlampir pada Lampiran 1.
48
e. Menghimpun data yang didapat ke dalam format identification
Pada tanggal 06 Juli 2021 penulis secara manidri (Anti korupsi)
menghimpun data yang didapat ke dalam format identifikasi yang
sebelumnya telah dibuat. Kegiatan yang sudah dipersiapkan dapat
terlaksana dan terbentuk hasil identifikasi hama dan penyakit pada MT
I th 2021. Ini merupakan bentuk tanggungjawab dan kejelasan terget
(Akuntabilitas) serta efektifitas dalam bekerja (Komitmen Mutu dan
Etika Publik). Identifikasi hama dan penyakit Musim Tanam I yang
telah disetujui POPT terdapat pada Lampiran 2.
49
2. Mencari dan menghimpun data referensi Pustaka dari sumber Buku,
Jurnal dan internet serta menghimpun informasi dari POPT terkait
pengendalian hayati dengan menggunakan Agensia Hayati.
a. Membuat jadwal diskusi dengan POPT
Pada tahap ini, penulis berbicara langsung dengn pihak POPT
(Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman) pada tanggal 05 Juli
2021. Bermaksud untuk menentukan jadwal diskusi selanjutnya terkait
referensi bahan isi untuk brosur yang akan dibuat. Penulis berbicara
langsung dengan etika salam, sopan, dan santun (Etika Publik).
Membuat jadwal adalah bentuk mendisiplinkan diri untuk taat terhadap
aturan yang telah disepakati bersama (Nasionalisme). Dibuatnya jadwal
juga menuntut diri untuk bertanggungjawab terhadap waktu yang telah
disepakati (Akuntabilitas).
b. Mencari referensi yang akurat baik dari sumber Pustaka yang terpercaya
(Buku, Jurnal, Internet) untuk bahan isi brosur yang akan dibuat
Penulis mulai mencari dan menyusun referensi Pustaka untuk bahan
isi brosur pada tanggal 07 sampai 10 Juli 2021. Bahan isi untuk brosur
didapatkan dari referensi terpercaya/akurat serta jelas karena bahan ini
akan digunakan untuk petani (Pelayanan Publik). Bahan isi yang
dipakai untuk brosur terpercaya dan akurat ini dapat menghadirkan
50
brosur yang berkualitas dan bermutu bagi petani (Komitmen Mutu).
Penulis memperoleh Pustaka baik dari jurnal, buku, dan POPT.
51
Gambar 4.9 Koordinasi dengan POPT terkait materi Agensia hayati yang
akan disampaikan di brosur yang akan dibuat
52
b. Koordinasi dengan POPT terkait brosur yang telah dibuat
Setelah brosur dibuat, penulis berkoordinasi dan berkomunikasi
dengan POPT pada tanggal 16 Juli 2021 terkait brosur yang telah dibuat
(Whole of Government). Penulis mencetak brosur pada kertas hvs untuk
dapat dicek secara langsung oleh POPT. Tujuannya agar bahan isi yang
disampaikan pada brosur akurat, sesuai, dan terpercaya (pelayanan
public). Kesalahan penulisan atau isi bahan yang disampaikan dapat
diperbaiki oleh Penulis. Hal tersebut merupakan bentuk kerjasama
anatara PPL dan POPT (Komitmen mutu, nasionalisme, dan etika
public). Selama proses berjalan penulis dan POPT saling menghormati
satu sama lain (Nasionalisme).
53
c. Mencetak hasil brosur
Penulis mencetak hasil brosur pada tanggal 16-17 Juli 2021. Brosur
pengendalian hama dan penyakit dengan agensia hayati telah
direncanakan sebelumnya dapat tercapai merupakan bentuk efektifitas
dalam bekerja (Komitmen mutu, Etika Publik, Nasionalisme). Hal
tersebut juga bentuk tanggungjawab terhadap apa yang telah
direncanakan dalam bekerja (Akuntabilitas).
54
Gambar 4.13 Mempersiapkan sarana dan prasarana penyuluhan
b. Konsultasi dengan mentor dan koordinasi dengan POPT terkait
pelaksanaan penyuluhan
Penulis melaksanakan konsultasi dengan mentor dan POPT pada
tanggal 19/07/2021. Selama pelaksanaan, penulis menggunakan etika
cermat, senyum, sapa, salam, sopan, santun (Etika public).
Konsultasi dilakukan dengan mentor yaitu Bapak Wasma (kepala UPTD
Cilamaya Wetan) dan Bapak H Suradi (Koordinator PPL) serta
berkoordinasi dengan POPT dalam pelaksanaanya merupakan bentuk
Whole of Government karena dalam pelaksanaan penyuluhan perlu
adanya masukan dan saran bagi penulis.
55
c. Anjangsana dengan Petani dan Kelompok Tani secara acak yang
ditemui di lapangan.
Penyuluhan dilakukan pada tanggal 21 Juli – 03 Agustus 2021.
Penulis berani dan mandiri melakukan penyuluhan dengan metode
anjngsana di lapangan (Anti korupsi). Pelaksanaan penyuluhan
dilakukan dengan petani secara acak yang ditemui oleh penulis di
lapangan, tidak diskriminatif, tanpa membeda-bedakan petani baik
dari segi ekonomi dan pendidikan (Nasionalisme). Selain itu selama
pelaksanaan penyuluhan, penulis mengarahkan dan membimbing petani
untuk seksama membaca media brosur, tanpa berniat untuk menggurui
di depan petani (persamaan derajat) serta saling menghormati
(Nasionalisme). Penyuluhan kepada petani dilakukan secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat serta santun untuk memberikan
layanan prima terbaik bagi petani (Etika public).
56
d. Sharing e- brosur kepada petani melalui media sosial UPTD PP
Cilamaya Wetan
Sharing e brosur pada petani via media social UPTD Pengelolaan
Pertanian Cilamaya Wetan dilakukan pada tanggal 21 Juli – 03 Agustus
2021. Penyuluhan bukan hanya dilaksanakan secara langsung, tetapi
petani yang memiliki media sosial/masyarakat luas juga mendapatkan
ilmu pengetahuan yang sama sehingga ini merupakan bentuk nilai adil
bagi masyarakat (Anti Korupsi). Selain itu, Informasi e-brosur melalui
media social ini memberikana kemudahan akses bagi petani yang
memiliki media social (pelayanan public) serta merupakan inovasi
baru dalam pelaksanaan penyuluhan dengan digitalisasi penyuluhan di
era pandemic covid 19 tanpa mengurangi mutu materi yang disampaikan
(Komitmen Mutu).
Gambar 4.16 Sharing E Brosur via Media Sosial milik UPTD Pengelolaan
Pertanian Cilamaya Wetan
57
e. Evaluasi Penyuluhan dengan petani dan kelompok setelah melakukan
penyuluhan denga media belajar brosur
Pelaksanaan evaluasi dilakukan pada tanggal 21 Juli – 03 Agustus
2021. Evaluasi dilakukan setelah petani membaca secara seksama
brosur. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah
dibuat oleh penulis. Selain itu, penulis juga melakukan diskusi dan
musyawarah dengan petani terakit kekurangan media belajar brosur
bagi petani (Nasionalisme). Evaluasi pelaksanaan menjadi satu cara
untuk meningkatkan mutu pelayanan public kedepannya (Komitmen
Mutu). Pelaksanaan evaluasi yang melibatkan secara langsung petani
dilakukan dengan saling menghormati dan tidak diskriminatif
(Nasionalisme). Evaluasi merupakan bentuk tanggungjawab terhadap
pelaksanaan yang telah dilakukan dan merupakan tugas pokok dan
fungsi seorang penyuluh (Akuntabilitas). Form Evaluasi dapat
dilihat pada lampiran 6.
58
Hasil evaluasi petani dilakukan pengecekan oleh penulis. Kegiatan
ini diawali dengan mengecek jawaban kuesioner evaluasi secara
mandiri, teliti dan penuh rasa tanggung jawab (akuntabilitas).
5. Evaluasi dengan POPT, Mentor, dan bersama PPL lain serta membuat
laporan aktualisasi
a. Membuat jadwal evaluasi dengan POPT, Mentor dan bersama PPL
terkait aktualisasi.
Penulis menentukan jadwal evaluasi dengan POPT, Mentor, dan PPL
pada tanggal 02 Agustus 2021. Penentuan jadwal dilaksanakan secara
langsung. Jadwal evaluasi dilakukan bersamaan dengan pertemuaan dua
mingguan UPTD Pengelolaan Petanian Cilamaya Wetan. Pentuan
jadwal pertemuan membentuk nilai disiplin (Nasionalisme) serta
tanggungjawab (Akuntabilitas) terhadap jadwal yang telah
ditentukan. Penulis dan rekan-rekan UPTD Pengelolaan Pertanian
Cilamaya Wetan harus hadir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
59
dilaksanakan. Penulis, POPT, serta rekan PPL lainnya melakukan
komunikasi dan saling berkoordinasi dalam kegiatan yang ada
(Whole of Government). Selama pelaksanaan pertemuan ini penulis dan
rekan PPL lainnya saling menghormati satu sama lain (Nasionalisme).
60
c. Membuat laporan aktualisasi
Pada tanggal 04 Agustus – 07 Agustus 2021, penulis menyusun laporan
aktualisasi di kantor UPTD Pengelolaan Pertanian Cilamaya Wetan.
Penyusunan laporan aktualisasi dilaksanakan secara mandiri dan jujur
oleh penulis (Anti Korupsi). Pembuatan laporan juga merupakan
bentuk tanggung jawab terhadap rencana aktualisasi yang sebelumnya
pernah dibuat. Laporan yang telah disusun harus dapat dipercaya dan
bermutu (Komitmen Mutu).
61
BAB V
ANALISIS DAMPAK
A. ANALISIS DAMPAK
1. Identifikasi dan Diskusi dengan POPT terkait hama dan penyakit tanaman
padi hasil monitoring MT I tahun 2021
a. Akuntabilitas
1) Jika Penulis tidak membuat jadwal pertemuan diskusi dengan POPT
maka tidak ada kejelasan target dalam kegiatan pelaksanaanya.
Kegiatan pelaksanaan tidak berjalan secara runtut dan terarah
2) Jika Penulis tidak memiliki sikap tanggungjawab maka hasil
identifikasi hama tanaman padi musim tanam I tahun 2021 tidak
terbentuk dan tidak dapat dipertanggungjawabkan pekerjaanya.
b. Anti korupsi
Jika penulis tidak jujur dalam mengumpulkan dokumentasi
monitoring hama dan penyakit tanaman musim tanam I maka hasil
identifikasi yang dibuat tidaklah sesuai dengan real/fakta di lapangan (tidak
mewakili kondisi di lapangan) sehingga identifikasi hama dan penyakit
tidak dapat dipercaya hasilnya.
c. Komitmen Mutu dan Etika Publik
Jika Penulis tidak bekerjasama dengan POPT dalam
mengumupulkan dokumentasi dan data hama maka data hama penyakit
yang digunakan tidak lengkap.
d. Whole of Government
Jika Penulis tidak berkoordinasi dan bersinergi dengan POPT maka
diskusi tidak dapat terlaksana sehingga data monitoring hama dan penyakit
tidak lengkap karena tidak melibatkan data serta pihak yang sesuai dengan
topik yang dibahas yaitu pengamat organisme pengganggu tanaman.
62
2. Mencari dan menghimpun referensi Pustaka dari sumber buku, jurnal,
dan internet serta menghimpun informasi dari POPT
a. Nasionalisme
Jika Penulis tidak menentukan jadwal pertemuan dengan POPT maka
nilai disiplin tidak akan terbentuk pada diri Penulis. Nilai disiplin disini
yaitu hadir sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama oleh PPL
dan POPT. Selain itu apabila tidak disiplin maka mengurangi kepercayaan
rekan kerja terhadap penulis.
b. Akuntabilitas
1) Jika Penulis tidak bertanggungjawab mengumpulkan dan
menghimpun referensi bahan untuk pembuatan brosur maka pembuatan
brosur tidak akan terlaksana.
2) Jika Penulis tidak bertanggungjawab untuk hadir dalam kegiatan
diskusi dengan POPT terkait bahan isi brosur maka pertemuan dan
diskusi tidak akan terlaksana bahkan mengurangi kepercayaan rekan
kerja terhadap penulis.
c. Pelayanan Publik
Jika Penulis asal dalam pencarian referensi serta penyusunan materi
bahan yang akan disampaikan pada brosur, maka brosur yang dihasilkan
tidak berkualitas bagi petani. Karena materi yang disampaikan tidak akurat.
d. Komitmen Mutu
Jika dalam pencarian materi baik dari jurnal, internet dan buku,
Penulis tidak menggunakan refensi yang akurat dan terpercaya maka
penulis tidak dapat menghadirkan brosur yang berkualitas dan bermutu bagi
petani.
e. Whole of Government
Jika Penulis tidak berkooordinasi, berkomunikasi, dan
bersinergi dengan POPT maka materi yang akan disampaikan pada brosur
tidak berkualitas karena tidak melibatkan pihak lain yang berkompeten pada
topik tersebut.
63
3. Penyusunan brosur pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi
dengan menggunakan pengendali hayati Agensia Hayati jamur
a. Komitmen Mutu
1) Jika penulis tidak berinovasi dalam pembuatan brosur pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman padi maka brosur yang dibuat tidak
berkualitas dan tidak menarik untuk dibaca. Selain itu, brosur juga sulit
untuk dipahami oleh petani.
2) Jika penulis tidak bekerjasama dengan POPT dalam penyusunan
brosur maka brosur yang dihasilkan bisa saja terdapat kesalahan baik
dalam penulisan ataupun makna dalam isi brosur tersebut. Sehingga,
brosur yang dihasilkan tidak berkualitas.
3) Jika penulis tidak menyusun brosur sesuai jadwal dengan efektif maka
penyusunan brosur tidak dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal.
b. Anti Korupsi
Jika penulis tidak menyusun brosur dengan mandiri dan displin
maka penyusunan bisa jadi tidak sesuai dengan yang diinginkan hingga
tidak terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
c. Whole of Government
Jika penulis tidak berkoordinasi dan berkomunikasi dengan POPT,
brosur yang dihasilkan bisa saja tidak sesuai dengan pihak POPT . Bahkan,
materi tidak berkualitas karena hanya sesuai dengan apa yang penulis
inginkan.
d. Pelayanan Public
Jika penulis tidak teliti dalam penulisan, brosur yang disampaikan
untuk petani tidak akurat sehingga pesan-pesan yang disampaikan
keliru/salah.
e. Nasionalisme
Jika penulis tidak saling meghormati dengan POPT dalam
penyusunan brosur maka akan memunculkan egoism dalam diri masing-
masing sehingga proses tidak berjalan dengan lancar
64
4. Pelaksanaan penyuluhan dan evaluasi penyuluhan dengan metode
anjangsana dengan petani dan kelompok tani yang ditemui di lapangan
melalui media pembelajaran brosur. Selain itu, e-brosur juga dishare ke
petani melalui media sosial yang dimiliki oleh UPTD PP Cilamaya Wetan
a. Akuntabilitas
1) Jika penulis tidak mempersiapkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan penyuluhan maka tidak ada kejelasan
target pada pelaksanaan penyuluhan sehingga penyuluhan hanya
berjalan seadanya tanpa ada persiapan dan target penyampaian yang
jelas.
2) Jika Penulis tidak melaksanakan evaluasi dalam pelaksanaan
penyuluhan maka tidak adanya laporan hasil dalam penyuluhan artinya
penyuluh tidak bertanggungjawab atas pelaksanaan penyuluhan.
Penyuluhan berjalan sia-sia tanpa adanya evaluasi untuk perbaikan
selanjutnya.
b. Pelayanan Public
1. Jika penulis tidak mempersiapkan sarana dan prasarana penyuluhan
seperti lembar persiapan menyuluh, form evaluasi, dan media belajar
brosur maka kegiatan penyuluhan tidak akan efektif dan maksimal
untuk mencapai tujuan dalam penyuluhan (memberikan pelayanan yang
rendah bagi petani)
2. Jika penulis tidak membagikan brosur dengan menggunakan media
social maka sasaran dalam penyuluhan tidak luas dan petani yang tidak
dapat ditemui secara langsung tidak menerima ilmu yang sama dengan
petani yang lain. Hal ini tidak memberikan kemudahan akses bagi
petani.
c. Etika Publik
1. Jika penulis tidak menggunakan etika sopan, senyum, sapa, dan
salam maka penulis termasuk tidak menghormati kepada atasan dalam
pelaksanaan konsultasi dengan mentor.
65
2. Jika penulis tidak memberikan layanan prima dalam pelaksanaan
penyuluhan kepada petani maka transfer ilmu tidak dapat berjalan
dengan baik dan sasaran petani yang menerima ilmu jumlahnya sedikit
sehingga tujuan kegiatan penyuluhan tidak tercapai.
d. Whole of Government
Jika penulis tidak berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak
POPT maupun PPL maka penulis tidak menerima saran ataupun masukan
dalam pelaksanaan penyuluhan di lapangan.
e. Anti Korupsi
1. Jika penulis tidak berani dalam pelaksanaan penyuluhan maka penulis
tidak akan mampu melaksanakan penyuluhan dengan metode
anjangsana perorangan dengan petani dan tujuan dalam pelaksanaan
tidak tercapai.
2. Jika penulis tidak bertindak adil dalam menentukan sasaran petani
dalam penyuluhan maka hanya sebagain petani saja yang mendapatkan
ilmu baru terkait agensia hayati untuk hama dan penyakit. Selain itu
juga, apabila penulis tidak membagikan media belajar brosur melalui
media social maka warga lainnya juga tidak menerima ilmu yang sama
(tidak adil)
f. Nasionalisme
Jika penulis tidak percaya diri dalam pelaksanaan penyuluhan,
diskriminatif, dan tidak saling menghormati serta merasa lebih tinggi dari
petani maka pelaksanaan penyuluhan juga tidak terlaksana dan tujuan yang
inginkan dalam penyuluhan tidak tercapai. Bahkan, akan memberika
dampak buruk terhadap image Penyuluh Pertanian bagi petani.
g. Komitmen Mutu
Jika penulis tidak membagikan e- brosur melalui media social maka
tidak ada inovasi penyuluhan berbasis digitalisasi. Sehingga tidak dapat
memberikan mutu pekerjaan yang baik bagi petani.
66
5. Evaluasi dengan POPT, Mentor, dan bersama PPL lain serta membuat
laporan aktualisasi
a. Nasionalisme
1) Jika penulis tidak menentukan jadwal evaluasi dengan mentor maka
nilai disiplin tidak akan terbentuk pada diri Penulis serta rekan PPL
dan POPT lainnya. Sehingga, pelaksanan evaluasi tidak dapat
terlaksana.
2) Jika penulis dan rekan lainnya tidak saling menghormati maka akan
menimbulkan egoisme pada diri masing-masing dan menimbulkan
perpecahan.
3) Jika penulis tidak bekerja-keras dalam penyusunan laporan
aktualisasi maka laporan aktualisasi akan tersusun seadanya bahkan
tidak selesai dikerjakan oleh penulis.
b. Whole of Government
Jika penulis tidak berkomunikasi dan berkoordinasi dengan rekan
PPL lainnya maka penulis tidak dapat menerima masukan dan saran untuk
pelaksanaan penyuluhan selanjutnya. Karena, rekan PPL lainnya memiliki
pengalaman lebih dibandingkan penulis.
c. Anti Korupsi
1) Jika penulis tidak jujur dalam menyusun laporan aktualisasi maka
laporan yang penulis buat tidak dapat dipercaya oleh berbagai pihak.
2) Jika penulis tidak disiplin dalam penyusunan laporan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan maka laporan aktualisasi tidak
terselesaikan oleh penulis.
d. Komitmen Mutu
1. Jika penulis tidak menyusun laporan aktualisasi sesuai dengan
fakta/real di lapangan maka laporan aktualisasi penulis tidak dapat
dipercaya.
2. Jika penulis tidak teliti dan bersungguh-sungguh dalam menyusun
laporan maka laporan yang dibuat tidak bermutu.
67
B. MANFAAT KEGIATAN
1. Manfaat Bagi Penulis
Penulis mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA
(Akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen mutu, dan anti
korupsi) juga pelayanan public dan Whole of Goverment dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi sebagai penyuluh pertanian dalam memberikan
pelayanan public yang optimal bagi petani. Selain itu juga mengembangkan
pemikiran yang inovasi dan solutif terhadap isu permasalahan yang ada di
tempat kerja.
2. Manfaat Bagi Instansi
Kegiatan aktualisasi ini memperkuat nilai-nilai organisasi. Selain itu
juga mencapai visa Dinas Pertanian yaitu berkelanjutan, sejahtera, dan
mandiri dengan visi yaitu pengembangan ilmu pertanian yang berkelanjutan
dengan inovasi dan teknologi.
3. Manfaat Bagi Petani
Kegitan aktualisasi ini meningkatkan pengetahuan dan wawasan
petani terkait pengendalian hama dan penyakit dengan agensia hayati jamur
yang ramah lingkungan. Selain itu, juga menambah ilmu terkait inovasi
pegendalian hama dan penyakit masa kini, yaitu pengendalian hama dan
penyakit yang ramah lingkungan untuk menciptakan kegiatan pertanian
yang berkelanjutan.
Pada pelaksanaan aktualisasi kali ini, penulis mengukur evaluasi
penyuluhan secara lagsung dengan media belajar brosur menggunakan
instrument penilaiaan kuesioner. Evaluasi dilakukan setelah petani
membaca dan berbicang dengan penyuluh terkait materi yang penyuluh
sampaikan pada media belajar brosur. Terdapat 15 pertanyaan dalam bentuk
pilihan jawaban setuju, ragu-ragu, dan tidak setuju.
68
Berikut ini hasil evaluasi terkait pelaksanaan penyuluhan
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Penyuluhan
SS RR TS
Keterangan :
Qn : Questionn(1,2…15)
69
Deskripsi Evaluasi :
Dari hasil evaluasi tersebut dapat penulis sampaikan deskripsi hasil sebagai berikut:
1. Seluruh responden dan sasaran penyuluhan menggunakan pestisida kimiawi
dalam kegiatan budidaya.
2. 40% responden sadar bahwa penggunaan pestisida kimiawi teru2s menerus
berdampak pada ekosistem sekitar, sedangkan 40% lainnya ragu, dan sisanya
20% belum memahami.
3. 40% responden sudah mengenal pengendalian hama dan penyakit dengan
agensia hayati jamur, sedangkan 60% responden belum mengetahui terkait
pengendalian hama dan penyakit dengan agensia hayati jamur.
4. Setelah membaca brosur dengan seksama, seluruh responden paham bahwa
agensia hayati jamur secara alami ada pada tanah.
5. 66% responden mehami bahwa Trichoderma harzianum mampu
mengendalikan penyakit blast dan kresek, sedangkan sisanya 34% respon
belum memahami.
6. 86% responden sudah memahami bahwa Beauveria bassiana mampu
mengendalikan hama pada tanaman padi, sedangkan 14% masih belum
memahami
7. Seluruh responden responden sudah memahami bahwa Trichoderma harzianum
diaplikasikan dengan rendam benih dan semprot di lapangan
8. 26% responden memahami bahwa aplikasi Beauveria bassiana tidak
diaplikasikan dengan rendam benih, sedangkan 53% responden belum
memahami, dan sisanya 21% ragu-ragu (masih bingung).
9. 53% responden sudah memahami bahwa biaya/cost yang dikeluarkan saat
menggunakan pengendalian agensia hayati lebih murah dibandingkan dengan
menggunakan pestisida kimiawi. Sedangkan, 33% petani masih ragu-ragu, dan
sisanya 14% petani belum memahami.
10. Seluruh responden memahami bahwa aplikasi agensia hayati jamur dilakukan
pada waktu sore hari.
11. Seluruh responden memahami bahwa agensia hayati jamur dapat menyebabkan
sakit pada hama serangga.
70
12. 86% responden memahami bahwa agensia hayati jamur dapat digunakan
apabila populasi hama dan penyakit masih di bawah ambang pengendalian.
Sisanya 14% belum memahami.
13. Seluruh responden setuju bahwa petani mampu melakukan perbanyakan
agensia hayati jamur secara mandiri.
14. 86% responden menyatakan bahwa perbanyakan agensia hayati jamur tidaklah
sulit untuk dilakukan oleh petani, sedangkan 14% petani menyatakan bahwa
perbanyakan agensia hayati jamur sulit dilakukan oleh petani.
15. 60% responden setuju pengendalian hama dan penyakit dengan agensia hayati
jamur yang ramah lingkungan, sedangkan sisanya 40% responden ragu-ragu.
Dari hasil deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1. Adanya peningkatan pengetahuan petani ditandai dengan hasil bahwa 60%
petani belum mengenal dan mengetahui pengendalian hama dan penyakit padi
dengan agensia hayati dengan jamur. Sedangkan sisanya 40% sudah pernah
mendengar dan mengetahui namun belum memahami terkait perbanyakan,
fungsi, dan aplikasi dari agensia hayati jamur tersebut.
2. Seluruh petani sudah memahami, waktu aplikasi, populasi agensia hayati
jamur di tanah, dan agensia hayati jamur dapat menyebabkan penyakit pada
serangga hama. Ditandai seluruh petani menjawab pertanyaan dengan benar.
3. Petani masih tertukar terkait cara aplikasi Beauveria bassiana dan
Trichoderma harzianum. Ditandai dengan jawaban petani pada point delapan.
53% petani belum memahami terkait aplikasi Beauveria bassiana.
4. Rata-rata 76% petani mulai memahami bahwa Trichoderma harzianum
mampu mengendalikan penyakit blast dan kresek dan Beauveria bassiana
mampu mengendalikan hama pada tanaman padi. Ditandai pada pertanyaan
point 5 dan 6.
5. 86% petani memahami bahwa pengendalian hama dan penyakit dengan
menggunakan agensia hayati dilakukan apabila masih di bawah ambang
pengendalian. Ditandai point pertanyaan nomer 12.
71
6. Seluruh petani berminat untuk mempelajari praktek perbanyakan agensia
hayati jamur dan sebanyak 86% petani menganggap mudah pelaksanaanya.
Ditandai pertanyaan pada point nomer 13 dan 14.
7. 40% petani masih ragu-ragu terhadap pengendalian hama dan penyakit dengan
agensia hayati jamur.
Saran dan masukan yang dapat diambil dari hasil evaluasi secara langsung
dengan penyuluh:
1. Kegiatan penyuluhan harus tetap berkelanjutan meskipun kegiatan aktualisasi
sudah selesai. Tujuannya agar petani yang menerima materi semakin luas.
2. Kedepan diagendakan adanya penyuluhan dengan metode audio-visual
bersama dengan POPT terkait agensia hayati jamur.
3. Kedepannya diadakan demonstrasi cara terkait perbanyakan agensia hayati
jamur agar petani dapat melakukan perbanyakan mandiri.
Sedangkan, untuk brosur elektornik dapat diketahui bahwa adanya respon
dari warga masyarakat tetapi rendah. Hal ini ditandai dengan jumlah pembaca dan
respon akun yang membagikan postingan terkait materi yang disampaikan.
Respon yang rendah dikarenakan rendahnya minat baca petani terhadap informasi
digital. Selain itu, media social milik UPTD Pengelolaan Pertanian Cilamaya
Wetan belum tersebar luas di masyarakat sehingga jangkauan informasi belum
begitu luas. Selain itu, banyak petani yang belum memiliki gadget dan media
social, terutama bagi petani yang berumur 40 tahun ke atas.
72
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi di unit kerja,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan selama 30 hari kerja dimulai dari
tanggal 03 Juli 2021 sampai dengan tanggal 07 Agustus 2021. Kegiatan
terdiri dari persiapan pembuatan media belajar brosur hingga
pelaksanaan dan evaluasi.
2. Selama kegiatan aktualisasi, peserta mengimplementasikan nilai-nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA) dalam rangka pembentukan karakter ASN yang
profesional dan meningkatkan kinerja peserta dalam menjalankan tugas
dan fungsi di unit kerja.
3. Pelaksanaan aktualisasi pada pemecahan isu kurangnya
pengetahuan petani mengenai pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman padi dengan menggunakan agensia hayati jamur, dapat
disimpulkan bahwa penyampaian informasi dengan menggunakan
media belajar brosur secara lagsung dapat meningkatkan pengetahuan
petani. Namun, harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan baik
secara formal maupun non formal. Perlu adanya penyuluhan lanjutan
terkait demonstrasi cara perbanyakan serta aplikasi di lapangan.
73
B. SARAN
Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi, manajemen waktu antara
pelaksanaan aktualisasi dan pekerjaan lainnya perlu diperbaiki agar
efektifitas dan efisiensi lebih baik. Pengambilan dokumentasi harus
dilakukan pada setiap tahapan kegiatan untuk mempermudah penyusunan
laporan. Perlu adanya penyuluhan lanjutan dengan metode audio visual dan
demonstarasi cara terkait terkait perbanyakan agensia hayati jamur serta
aplikasi di lapangan. Selain itu, media social sebagai digitalisasi informasi
bagi masayarakat harus lebih dikembangkan lagi untuk menjangkau
masyarakat yang lebih luas.
74
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole
of Goverment. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Yuniarsih, Tjuju dan Muhammad Taufiq. Modul Diklat Prajabatan Golongan III
- Komitmen Mutu. Lembaga Administrasi Negara: Jakarta.
75
LAMPIRAN
76
Lampiran 2. Identifikasi Hama dan Penyakit
77
78
Lampiran 3. Brosur Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Agensia Hayati Jamur
79
80
81
82
83
84
Lampiran 4. Lembar Persiapan Menyuluh
84
Lampiran 5. Kuesioner Evaluasi Petani
85
Lampiran 6. Form Evaluasi Petani
86
87
88
Lampiran 7. Hasil Notulen Evaluasi
89
Lampiran 8. Dokumentasi Pelaksanaan
90
Sumber Gambar untuk Bahan Isi Sumber Referensi Bahan Isi Brosur
Brosur dari Internet
91
Hasil Revisi Brosur Oleh POPT Hasil Cetak Brosur
92
Pelaksanaan Penyuluhan dan Evaluasi dengan Petani dengan
Menggunakan Media Belajar Brosur
93
94
Sharing Brosur Menggunakan Media Sosial Milik UPTD Pengelolaan
Pertanian Cilamaya Wetan
95
Lampiran 9. Daftar Hadir Petani
96
Lampiran 10. Brosur Cetak
97
98