Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUBUNGAN FALSAFAH, PARADIGMA DENGAN


TEORI KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

- Hotma Rosari Mariana Hasugian (042021008)

- Afris Tamala Ambarita (042021001)

- Enri Rilesty Sitanggang (042021003)

- Rosdiyanti Sinaga (042021012)

STIKes SANTA ELISABETH


MEDAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan terus berkembang. Sehingga perawat

harus meningkatkan pengetahuan sains keperawatan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan yang mana dapat memberikan pelayanan asuhan

keperawatan profesional kepada pasien. Sains keperawatan sendiri dapat

membantu seorang perawat menemukan pengetahuan dan kebenaran melalui

proses identifikasi mengenai sesuatu yang berharga dan penting dalam suatu

gagasan (Fawcett, 2005)

Sains keperawatan dirancang dari kumpulan teori/model konseptual

keperawatan sehingga didalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan

sains keperawatan dan hubungan antara falsafah, paradigma dan model

konseptual/teori keperawatan dan pengembangan keperawatan.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan yang dilakukan memiliki beberapa tujuan diantaranya:

1. Mampu memberikan gambaran tentang pengembangan sains keperawatan

dan hubungan antara falsafah, paradigma dan model konseptual/teori

keperawatan dalam pengembangan keperawatan


2. Bertujuan agar penyusun mampu memberikan gambaran tentang

pengembangan sains keperawatan yang meliputi:

a. Mampu menjelaskan definisi teori/model konseptual keperawatan

b. Mampu menjelaskan pengembangan teori/model konseptual

keperawatan

c. Mampu menjelaskan analisis hubungan falsafah dan paradigma dengan

model konsepual/teori keperawatan

1.3 Manfaat Penulisan

Penulisan yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa

pihak sebagai berikut:

1. Sebagai bahan pengembangan sains keperawatan khususnya hubungan

antara falsafah dan paradigma dengan model konseptual/teori keperawatan

2. Menjadi referensi tambahan ilmu dalam upaya pengembangan diri

terutama dalam hal penerapan pengembangan empiris tentang teori/model

keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Empiris Tentang Teori/Model Konseptual

Keperawatan

Dunia keperawatan memiliki berbagai komponen pengetahuan.

Pemahaman pada masing-masing komponen sangat diperlukan untuk membantu

menganalisa hubungan beberapa komponen tersebut. Hasil dari analisis hubungan

ini dapat mengarahkan perawat dalam melakukan praktik pemberian asuhan

keperawatan kepada klien dan melakukan perbaikan praktik sesuai dengan teori

dan riset terbaru

2.2 Pengertian Teori/Model Konseptual Keperawatan

Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang

memproyeksi sebuah pandangan atas suatu fenomena melalui rancangan dan

hubungan yang sistematis sehingga dapat memberi gambaran, penjelasan,

perkiraan dan pengendalian terhadap suatu fenomena (Alligood, 2014). Teori

adalah satu atau lebih pernyataan yang relative dan konsep spesifik yang

terbentuk dari konseptual model yang digunakan untuk menginterprestasi

pertanyaan, situasi, dan kejadian (Fawcett, 2005). Definisi menurut para ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa teori adalah suatu rancangan gagasan untuk

menyampaikan ide-ide dan konsep- konsep secara sistematis dan terencana

sehingga ide dan konsep tersebut mampu diterima dan diterapkan dalam
mena\nggapi suatu fenomena.

Peterson dan Bredow (2009) mengemukakan bahwa model konseptual

dikembangkan melalui tiga tahapan yaitu konseptualisasi, formalisasi model dan

validasi. Prosesnya dapat berupa intuitif, empiris, deduktif, dan induktif.

1. Intuitif

Pakar keperawatan mengembangkan suatu pandangan

2. Empiris

Pakar keperawatan membuat suatu observasi dari suatu titik pandang

3. Deduktif

Pakar keperawatan menggabungkan dari berbagai area yang diperlukan

terutama dari teori lain berbasis ilmiah

4. Induktif

Mengeneralisasi dari situasi atau observasi yang spesifik

McEwen dan Wills (2011) mengatakan model konseptual keperawatan

merefleksikan asumsi, kepercayaan dan nilai-nilai. Model konseptual terdiri dari

enam unit yang biasanya terlihat juga pada perspektif filsafat. Berikut ini adalah

contoh unit yang diambil dari Johnson behavioral system model yaitu tujuan

keperawatan, konsep mengenai klien, peran sosial perawat, sumber masalah,

intervensi, konsekuensi yang bersifat humanistis, idealis, dan pragmatis.

2.3 Tingkatan Teori dan Perkembangannya


Krippendorf (1986, dalam Van Sell dan Kalofissudis 2003) mengatakan

bahwa profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori yang terdiri dari

meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.

1. Meta Theory

Krippendorf (1986, dalam Sell dan Kalofissudis 2004) mengatakan

bahwa meta theory adalah teori dengan level tertinggi dan merujuk pada

body of knowledge tentang suatu bidang pembelajaran. Meta theory

adalah tingkatan yang paling abstrak dari semua level teori (Fawcett,

2005). Defenisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa meta theory

adalah tingkatan tertinggi dalam sebuah tubuh pengetahuan yang masih

bersifat abstrak dari satu bidang pembelajaran.

2. Grand Theory

Fawcett (2005) mendefinisikan grand theory sebagai teori yang memiliki

cakupan yang luas, tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif

abstrak dan hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Alligood

(2014) menjelaskan grand theory mempunyai kontribusi yang signifikan

dalam keperawatan yaitu memberi batasan-batasan sehingga keperawatan

dapat mempunyai identitas dalam keberadaannya, mempunyai kontribusi

untuk memberikan perspektif sejarah keperawatan, memberikan

gambaran bagaimana para pencipta mengembangkan teori yang

mendasari ilmu keperawatan, pendidikan serta praktik keperawatan.

3. Midle Range Theory


Middle-range theory menjelaskan mengenai dunia keperawatan secara

empiris, spesifik dan formal, serta merupakan turunan dari grand theory.

Middle range theory berisikan diskusi tentang“what it is” dan “what

comes before and after in its range” (Smith & Parker, 2015)

McKenna (2006) mengatakan middle-range theory bisa digunakan secara

umum pada berbagai situasi tetapi sulit diaplikasikan dalam teori, tanpa

indikator pengukuran, masih cukup abstrak, inklusif, memiliki sedikit

konsep dan variabel, dalam bentuk yang lebih mudah diuji, memiliki

hubungan yang kuat dengan riset dan praktik, dapat dikembangkan secara

deduktif, retroduktif.

Defenisi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa middle-

range theory merupakan turunan dari grand theory yang sudah memiliki

bentuk yang dapat diuji secara empiris namun masih lemah dan sedikit

abstrak karena masih sulit untuk diaplikasikan kedalam teori

4. Practice Theory

Practice theory adalah level teori keperawatan yang berorientasi praktek.

Inti dari practice theory adalah tercapainya tujuan dari tindakan yang

dilakukan (Walker & Avant, 1983). Practice theory dikembangkan dari

pengalaman klinik dan riset keperawatan (Peterson & Bredow, 2009).

Walker dan Avant (2011) menjelaskan keperawatan yang sesuai dengan

tujuan, memiliki daftar rumusan tindakan keperawatan sebagai persiapan

tindakan berikutnya.
2.4 Hubungan Falsafah, Paradigma, dan Teori Keperawatan Secara

Empiris

Falsafah adalah cara untuk mencari pengetahuan dengan mengurai

sebuah gagasan serta mempertanyakan sebuah eksistensi (McEwen & Wills,

2011). Filsafah sendiri belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik

keperawatan, sehingga perlu di jabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih

konkrit dalam bentuk paradigma keperawatan. Kuhn (1962, dalam Fawcett 2005)

mengatakan paradigma juga disebut sebagai tahap kedua perkembangan ilmu

pengetahuan Paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang bisa

sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain. Paradigma ini terdiri

dari empat komponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan

lingkungan, serta komponen keperawatan (Fawcett, 2005).

Teori adalah seperangkat konsep yang saling terkait yang memberikan

gambaran tentang suatu fenomena. Teori dapat dibagi dua berdasarkan

pengembanganya yaitu “descriptive theory” dan “explanatory theory”.

Descriptive theory melihat sebuah fenomena dan mengidentifikasi elemen-elemen

utamanya. Explanatory theory menjelaskan bagaimana elemen-elemen saling

tekait dalam suatu fenomena Barnum (1990, dalam Fawcet 2005).

Carper (1978, dalam Alligood 2013) mengatakan bahwa falsafah,

paradigma, dan teori keperawatan adalah struktur teoritis yang menjadi sebuah
konsep sentral dari disiplin ilmu keperawatan. Ada beberapa komponen dalam

hirarki yang muncul secara konsisten dalam literatur dengan label tunggal karena

istilah model konseptual, kerangka konseptual, dan teori kadang-kadang

digunakan secara bergantian (Peterson & Bredow, 2004)

Paradigm Nursing
Metaparadigm
Person
Phylosophie Health
Environm

Conceptual Concept

Theory
Statement
Theory Concept Revision Development
Development

Theory Testing

Statement Revision

Theory Revision

Nursing Science & Further Theory


Testing
Gambar 2.1
Hubungan Falsafah, Paradigma dan Teori Keperawatan serta Pengembangan
dalam Ilmu Keperawatan (Fawcett, 2005; Walker & Avant, 2011).

Bagan diatas bermula dari metaparadigma sebagai konsep

umum yang mengidentifikasi fenomena dari minat suatu disiplin ilmu melalui

penggambaran konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep keperawatan

yaitu kesehatan, manusia dan lingkungan (Fawcet, 2005). Metaparadigma

merupakan suatu ide besar yang sangat abstrak dan belum memberikan

arahan yang pasti bagi aktivitas penelitian dan praktek keperawatan oleh karena

itu metaparadigma perlu dipertanyakan melalui filsafat. Hasil selanjutnya

jawaban-jawaban dari pertanyaan filsafat itu akan menjadi paradigma,

konseptual model, dan teori.

Model konseptual merupakan sekumpulan konsep dan dalil-dalil umum

yang memberikan perspektif pada konsep utama dari metaparadigma, seperti

orang,kesehatan dan lingkungan. Model konsep juga mencerminkan sekumpulan

nilai dan keyakinan sebagai pernyataan filosofis dan juga pilihan pendekatan

praktek dan penelitian (Asmadi, 2008). Fungsi setiap model konseptual adalah

menyediakan suatu kerangka acuan khusus yang dikatakan pada suatu disiplin

ilmu tentang cara mengamati dan menginterpretasikan fenomena dari disiplin

ilmu khususnya ilmu keperawatan.


Para ahli di bidang keperawatan telah mengeluarkan beberapa model

konseptual yang dapat diterima oleh akademisi maupun praktisi keperawatan di

dunia. Suatu model konseptual adalah sekelompok konsep atau ide yang

berhubungan, tetapi hubungannya tidak eksplisit. Model adalah suatu perspektif

abstrak atau kerangka kerja yang mewakili realitas. Contoh dari model konseptual

dalam keperawatan adalah model perawatan diri Orem (1980), model adaptasi

Roy (1984), dan model system perilaku untuk keperawatan Johnson (1980).

Proses keperawatan juga dianggap sebagai model karena proses keperawatan

adalah sekelompok konsep yang saling berhubungan Christensen (2009, dalam

Alligood 2014)

Sebuah model konseptual/teori akan berkembang atas dasar keyakinan

filsafat seorang ilmuwan untuk mencari kebenaran dari fenomena yang terus

berkembang. Pengembangan sebuah konsep itu dimulai dengan pengembangan

statement dimana ilmuwan mencari tahu apa yang terjadi, merancang dan

menyusun ulang konsep secara sistematis berdasarkan fenomena yang terjadi,

serta memprediksi bagaimana penerapannya di masyarakat sehingga konsep baru

ini bisa diterima dan digunakan di dunia keperawatan. Teori itu sendiri agar bisa

diaplikasikan diperlukan uji coba melalui riset dan praktik. Hasil dari uji coba bisa

menghasilkan revisi pada konsep, statement, ataupun teori itu sendiri.

Pengembangan teori dilakukan kembali secara berulang. Riset dan praktik adalah

bagian proses terbesar dari pengembangan teori sampai akhirnya menjadi suatu

disiplin yang dapat diterima dan diterapkan di lingkungan praktek keperawatan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penulisan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Teori adalah cara berkomunikasi seorang ilmuwan untuk menyampaikan

ide-ide dan konsep-konsep secara sistematis, dan terencana sehingga ide

dan konsep tersebut mampu diterima dan diterapkan di ranah aksiologi.

2. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari

meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory yang

dimana keempatnya memiliki keterkaitan satu sama lain dalam proses

perkembangan teori keperawatan.

3. Proses pengembangan suatu teori memiliki beberapa tahapan mulai dari

metaparadigma yang terus dikaji secara filosofis hingga menjadi sebuah

paradigm yang mengkhusus kepada disiplin keperawatan, hingga

terbentuk model konseptual yang akan berkembang menjadi sebuah teori


yang dapat diterapkan di ranah praktik keperawatan untuk menjwab

fenomena yang ada.

3.2 Saran

Mengacu kepada kesimpulan hasil penulisan ini, maka penyusun

menyampaikan beberapa saran dengan penulisan makalah ini antara lain sebagai

berikut:

1. Makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber informasi

bagi perawat dan juga sebagai bahan pengembangan pengetahuan dalam

keilmuan keperawatan khususnya tentang pengembangan empiris teori

keperawatan dan hubungan falsafah, paradigma, dan teori keperawatan.

2. Makalah ini diharapkan menjadi referensi tambahan ilmu dalam upaya

pengembangan diri terutama dalam hal penerapan pengembangan empiris

teori keperawatan dan hubungan falsafah, paradigma, dan teori

keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai