Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

ANATOMI TRAKTUS DIGESTIVUS

Disusun oleh :

Nama : Arya Adhi Yoga Wikrama Jaya

Nim : 018.06.0031

Kelas : A

Blok : DIGESTIVE II

Dosen : dr. Deny Sutrisna Wiatma, S.Ked.

UNIVRSITAS ISLAM AL-AZHAR


FAKULTAS KEDOKTERAN
MATARAM
2020
Latar Belakang

Abdomen dibagi menjadi sembilan regio dan empat kuadran. Sembilan kuadran
tersebut yaitu right hypogastric, epigastric, left hypogastric, right lateral (lumbal),
umbilical, left lateral (lumbal), right inguinal, pubic, dan left inguinal. Sedangkan
empat kuadran yaitu right upper quadrant, left upper quadrant, right lower quadrant,
dan left lower quadrant. Anatomi dari traktus digestivus mencangkup rongga mulut
yang beupa gigi, lidah dan otot – otot pada rongga mulut, lalu esofagus pada bagian
esofagus terdapat berbaigai sfingter yang membantu proses pencernaan, gaster
bertujuan untuk mencerna makanan dan terdapat ilium, duodenum, jejenum, colon
dan juga anus. Terdapat juga sistem hepatobilier. Berikut penjelasan mengenai
anatomi traktus digestivus.
Isi

Rongga mulut merupakan bagian pertama yang dilewati makanan. Rongga mulut
dibagi menjadi vestibulum oral dan oral cavity propria Didalam rongga mulut terdapat
gigi, gingivae, palatum (palatum durum & palatum mole), lidah, dan regio tonsil.
Rongga mulut juga terdapat ductus saliva yang merupakan tempat keluarnya cairan
saliva dari kelenjar kelenjar salifa yang ada disekitar mulut seperti kelenjar parotis,
submandibular, sub lingual, dan yang lainnya. Rongga mulut bagian dalam, yaitu
rongga yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum, dan mandibularis di
sebelah belakang bersambung dengan faring. Atap mulut dibentuk oleh palatum, lidah
terletak dibagian bawah dan terikat pada tulang hioid. Selaput lendir mulut ditutupi
epitelium yang berlapis-lapis yang dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang
mengeluarkan saliva, kelenjar saliva mayor berupa kelenjar sublingual, submandibula
dan parotis. Biasanya kelenjar parotis sering terkena penyakit salah satunya yaitu
parotitis atau biasa disebut dengan gondok. Selaput ini kaya akan pembuluh darah dan
juga memuat banyak ujung akhir saraf sensorik.
Esophagus dan faring dipisahkan oleh pharingoesofageal junction. Dimana
esofagus merupakan tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Pada 1/3 atas esophagus
dikendalikan otot volunteer dan 1/3 bawahnya oleh otot involunter. Sedangkan 1/3
tengah merupakan campuran otot volunteer dan involunter. Nanti makanan akan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus
bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus
dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka),
bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama
terdiri dari otot halus). Esophagus berakhir di bagian cardia. Esophagus memiliki 3
penyempitan, yaitu pada persilangannya dengan aorta, persilanga dengan bronkus
sinistra dan masuknya esophagus menembus diafragma. Kelainan yang dapat terjadi
pada esophagus adalah atresia. Dimana atresia dapat menyebabkan aspirasi dari
makanan ke paru-paru.

Lambung merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga
bagian yaitu kardia, fundus dan antrium. Lambung terdiri dari fundus, badan
lambung, dan pylorus. Selain itu lambung juga emiliki curvature mayor dan kurvatura
minor. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor pepsin
(enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel lambung dari
kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida menciptakan suasana yang sangat
asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri. Lambung yang menghasilkan HCL untuk mencerna makanan agar
HCL ini tidak mencapai esofagu maka, ada pembatasnya, yaitu lower esophageal
sfingter. Jika LES ini melemah akan terjadi refluks isi lambung. Kelainan yang dapat
terjadi padalambung yaitu hernia hiatal, atau keluarnya bagian lambung melewati
diafragma melalui celah esofagus yang masuk ke dalam rongga abdomen. Ada juga
kelainan yaitu pyloric stenosis yang menyebabkan makanan tidak bisa masuk ke usus
halus.

Duodenum memiliki beberapa bagian yaitu bagian superior, bagian decending,


bagian hprizontal dan bagian ascending. Jejenum dan ilium merupakan lanjutan dari
bagian duodenum. Panjang jejenum yaitu sekitar 2 – 5 meter dan ileum sekitar 3 – 5
meter. Jejenum dan ilium difiksasi oleh mesentrium sehingga melekat ke bagian
posterior abdomen. Mesentrium melekat dari vertebrae lumbal 2 sampai sacroiliaca
joint sepanjang 15 cm. kelainan yang dapat terjadi yaitu seperti diverticulum merkel
atau adanya diverticula pada dinding usus.
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon
asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid
(berhubungan dengan rektum). Colon dapat dibedakan dengan ilium atau jejenum
dengan melihat adanya teinea coli, haustra dam apendik omentalisnya. Banyaknya
bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal
dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh
dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar
(BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus
besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa
dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih
muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda
BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi
utama anus.

Hepar, kandung empedu, dan percabangan bilier muncul dari tunas ventral
(divertikulumhepatikum) dari bagian paling kaudal foregut diawal minggu keempat
kehidupan. Bagian initerbagi menjadi dua bagian sebagaimana bagian tersebut
tumbuh diantara lapisan mesenterik ventral: bagian kranial lebih besar (pars hepatika)
merupakan asal mula hati/hepar, dan bagiankaudal yang lebih kecil (pars sistika)
meluas membentuk kandung empedu, tangkainya menjadiduktus sistikus. Hubungan
awal antara divertikulum hepatikum dan penyempitan foregut,nantinya membentuk
duktus biliaris. Sebagai akibat perubahan posisi duodenum, jalan masuk duktus
biliaris berada disekitar aspek dorsal duodenum.

Anda mungkin juga menyukai