Arya Adhi Yoga Wikrama Jaya (018.06.0031) - Adab Makan Minum Dakam Islam-Pak Munawir
Arya Adhi Yoga Wikrama Jaya (018.06.0031) - Adab Makan Minum Dakam Islam-Pak Munawir
Disusun Oleh :
NIM : 018.06.0031
Kelas :A
Modul : Urorepro II
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2020
Latar Belakang
Rasulullah merupakan suri teladan yang patut di contoh oleh seluruh umat di dunia
ini, beliau di utus oleh Allah untuk menjadi panutan bagi seluruh umat. Rasul telah
memberikan contoh dalam berbagai hal dalam kehidupan ini, dari masalah yang kecil hingga
masalah yang berat demikianlah kesempurnaan beliau yang hujjahnya sangat jelas dan terang,
sehingga tidak ada suatu permasalahan yang tersisa melainkan telah di jelaskan olehNya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa makan dan minum merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia untuk hidup. Dari makanan juga manusia dapat melakukan aktivitasnya
sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Rasulullah telah banyak menjelaskan tentang
bagaimana tata cara makan dan minum yang baik sesuai dengan kadarnya masing-masing.
Tata cara makan dan minum merupakan hal yang penting dan dilakukan berulang-ulang
setiap harinya. Tata cara makan dan minum merupakan bagian alamiah hidup yang membawa
manfaat bagi yang melakukannya. Islam mengatur tentang variasi dan jumlah asupan,
kebersihan makanan, kebiasaan makan bersama dan lain-lain. Dengan demikian makan dan
minum harus dilakukan dengan benar, baik dilakukan sendiri, bersama keluarga ataupun
dengan teman-teman.
Selain itu sesungguhnya mengikuti jejak Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
adalah sebuah kemenangan dan ketinggian derajat, kebahagian dan keselamatan dunia dan
akhirat. Akan tetapi, saat ini sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kian terasa asing
dan tidak sedikit dari kaum muslimin yang meninggalkannya. Diantara sunnah Rasulullah
saw yang banyak ditinggalkan oleh umatnya adalah sunnah-sunnag ketika makan dan minum.
Orang muslim menghadapi hidangan dengan rasa syukur dan taqwa, lalu makan dan
minum sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah S.A.W.. Islam adalah dien rahmat
bagi semesta alam. Dien yang menjelaskan segala bentuk kemaslahatan (kebaikan) bagi
manusia, mulai dari masalah yang paling kecil dan ringan hingga masalah yang paling besar
dan berat.
Demikianlah kesempurnaan Islam yang hujjahnya sangat jelas dan terang, malamnya
bagaikan siang. Sehingga tidak ada satupun permasalahan yang tersisa melainkan telah
dijelaskan didalamnya. Termasuk dari keindahan dan kesempurnaan agama Islam adalah
adanya aturan-aturan dan adab ketika makan dan minum. Bagaimanakah agama Islam nan
sempurna ini mengaturnya? Pada edisi kali ini, kami menuliskan beberapa adab makan dan
minum yang diatur dalam agama kita yang mulia, berdasarkan dalil-dalil dalam al-Qur’an
dan Sunnah.
Isi
Syariat Islam bukan hanya mengatur tata beribadah ritual saja, melainkan juga
memberikan petunjuk dan arahan dalam membangun diri nafsiyah bersifat psikis dan bersifat
fisik. Konsumsi merupakan bagian aktifitas memenuhi kebutuhan yang sangat vital bagi
kehidupan manusia. Konsumsi adalah fitrah manusia untuk mempertahankan hidupnya. Jika
manusia masih berada dalam fitrah yang suci, maka manusia sadar bahwa konsumsi memiliki
keterbatasan baik dari segi kemampuan harta, maupun apa yang akan dikonsumsi sesuai
dengan kebutuhannya.
Teori konsumsi Islam membatasi konsumsi berdasarkan konsep harta dan berbagai
jenis konsumsi sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam demi keberlangsungan dan
kesejahteraan manusia itu sendiri. Dalam Islam aktivitas konsumsi telah diatur dalam bingkai
syariah, sehingga dapat menuntun seorang muslim agar tidak terjerumus dalam keharaman
dan apa yang dikonsumsinya menjadi berkah.
Adapun akhlak konsumsi harus memperhatikan beberapa hal, di antaranya adalah:
1. Jenis barang yang dikonsumsi adalah barang yang halal dan baik atau halalan
thoyyiban. (QS. Al Baqarah, 2: 168)
2. Kemanfaatan atau kegunaan barang yang dikonsumsi, artinya lebih memberikan
manfaat dan jauh dari merugikan, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
3. Kuantitas barang yang dikonsumsi tidak berlebihan dan tidak terlalu sedikit atau kikir
atau bakhil, tapi pertengahan atau bersifat moderat (QS. al-Furqon, 25: 67), serta
ketika memiliki kekayaan lebih harus mau berbagi melalui zakat, infak, sedekah
maupun wakaf dan ketika kekurangan harus sabar dan merasa cukup dengan apa yang
dimilikinya.
Bagaimana adab makan dan minum dalam agama islam?
1. Makan makanan yang halal
Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita agar memakan makanan yang halal
lebih baik. Allah Ta’ala telah berfirman, yang artinya:“Hai para rasul, makanlah yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51
4. Tidak menggunakan alat makan yang terbuat dari emas dan perak
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya ia
mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Sebaiknya tidak menyantap makanan yang masih panas atau sangat dingin
Jangan menyantap makanan dan minuman dalam keadaan masih sangat panas ataupun
sangat dingin karena hal ini membahayakan tubuh. Mendinginkan makanan hingga
layak disantap akan mendatangkan berkah berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya yang demikian itu dapat mendatangkan berkah yang
lebih besar.” (HR. Ahmad).\
13. Tuntunan bagi orang yang makan, tapi tidak merasa kenyang
Tuntunan bagi orang yang makan tetapi tidak merasa kenyang.Para sahabat
radhiyallahu ‘anhum berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan tetapi
tidak merasa kenyang.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
”Barangkali kalian makan berpencar (sendiri-sendiri).” Mereka menjawab, ”Benar.”
Beliau kemudian bersabda, “Berkumpullah kalian atas makanan kalian dan sebutlah
nama Allah, niscaya makanan itu diberkahi untuk kalian.” (HR. Abu Dawud)
15. Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas
Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas.Rasulullah saw
minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di awalnya dan memuji Allah di
akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaumi wallailah (472). Apabila Nabi
saw minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar,
lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam
gelas.”(HR. Bukhari).