Anda di halaman 1dari 6

ESSAY

Kelainan Pada Telinga Luar 1

Disusun Oleh :

Nama : Arya Adhi Yoga Wikrama Jaya

NIM : 018.06.0031

Kelas :A

Modul : Mata & THT

Dosen : dr, Dadan Rohdiana, Sp.THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

2020
Impetigo secara klinis di definisikan sebagai penyakit infeksi menular
pada lapisan permukaan kulit, yang menyebabkan terbentuknya bintil atau
gelembung berisi nanah yang mudah pecah dan mengering, seperti tersundut
rokok/api. Sering disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus, atau yang lebih
jarang Streptococcus pyogenes. Impetigo canalis aurikularis umumnya ditemukan
pada anak-anak, dan sering juga pada bagian lain seperti sudut mulut. Faktor
resiko dari kelainan ini adalah daya tahan tubuh (nutrisi, stress, penyakit, obat),
kurangnya hygiene / kebersihan, dan adanya penyakit kulit lain sebelumnya. Pada
tahap awal lesi ditemukan pada pintu masuk kanalis eksterna lalu menyebar pada
daerah superficial dan meluas sampai ke konka bahkan seluruh aurikula. Lesi
awal akan terbentuk bula kecil yang bila rupture atau pecah akan menimbulkan
eksudat infektif berwarna kekuningan dan jika eksudat mongering akan terbentuk
krusta keemasan. Cara menanggulangi penyakit ini adalah menghilangkan faktor
resiko, meningkatkan daya tahan tubuh ( makan bergizi, boleh makan ikan ), dan
jaga kebersihan kulit ( harus mandi yang bersih, pakai sabun, pakaian harus
bersih, handuk bersih). Terapi impetigo yaitu dengan debridement pada daerah
yang terkena serta ditutup dengan salep antibiotic seperti neomycin atau
mucopirin pada daerah terinfeksi.

Erisipelas adalah infeksi bakteri di lapisan atas kulit. Erisipelas hampir


sama dengan gangguan kulit lainnya yang disebut dengan selulitis, namun
seluluitis merupakan infeksi di lapisan kulit bawah. Kedua kondisi ini serupa
dalam penampakan dan diterapi dengan cara yang sama. Erysipelas biasanya
disebabkan oleh Streptococcus β hemolitikus grup A, ini dapat diakibatkan karena
menggaruk atau self-inoculation oleh pasien yang mencoba untuk membersihkan
telinganya. Tidak seperti pada swimmer’s ear dan impetigo yang merupakan
infeksi epidermal, erysipelas menginfeksi dermis dan dengan bertambahnya waktu
akan mengenai jaringan yang lebih dalam. Penyebab lain dari penyakit erysipelas
yaitu: Ulkus atau luka di kulit, irisan pada kulit karena proses operasi, gigitan
serangga, kondisi tertentu seperti psoriasis Kaki yang bengkak karena masalah
kesehatan seperti gagal jantung atau kencing manis, dan suntikan dari obat-obatan
terlarang seperti suntik heroin. Gejala yang timbul yaitu sakit, menggigil, demam,
dan malaise. Bentuk klinis erysipelas adalah nyeri dan pembengkkan. Dimana lesi
berwarna merah dengan suatu perimeter irregular yang meninggi dan berbatas
jelas. Terapi yang diberikan adalah antibiotic topical dan sistemik, sedangkan
antibiotic intravena diberikan jika antibiotic oral tidak efektif dalam dua hari.

Dermatitis merupakan penyakit kulit yang bersifat akut, sub-akut, atau


kronis yang disebabkan adanya peradangan pada kulit. Dermatitis aurikula
merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
beberapa faktor yang meliputi:

a) Faktor eksogen : bahan kimia, asam, basa, dan detergen

b) Faktor fisik : sinar dan suhu

c) Faktor endogen : dermatitis atopic

d) Mikroorganisme : bakteri dan jamur.

Biasanya pasien akan mengeluhkan rasa gatal. Pada stadium akut


didapatkan kulit eritema, vesikel atau bula erosi dan eksudasi sehingga tampak
basah. Pada stadium subakut didapatkan gambaran edema dan eritema berkurang
serta eksudat megering sehingga timbul krusta. Kemudian pada stadium kronis
terdapat lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenifikasi.
Terapi dermatitis aurikula prinsipnya yaitu mengatasi penyebabnya dan
pengobatan bersifat simptomatis.

Hematoma adalah koleksi (kumpulan) dari darah diluar pembuluh darah.


Hematoma terjadi karena dinding pembuluh darah, arteri, vena atau kapiler, telah
dirusak dan darah telah bocor kedalam jaringan-jaringan dimana ia tidak pada
tempatnya. Hematoma aurikuler adalah hematoma daun telinga akibat suatu
rudapaksa yang menyebabkan tertimbunnya darah dalam ruang antara
perikhondrium dan kartilago. Keadaan ini biasanya terdapat pada remaja atau
orang dewasa yang mempunyai kegiatan memerlukan kekerasan, namun bisa saja
dijumpai pada usia lanjut dan anak-anak. Hematoma aurikurel biasanya
disebabkan oleh rudapaksa atau taruma. dimana taruma ini biasanya terjadi
olahraga yang berhubungan dengan kekerasan seperti tinju. dengan adanya taruma
ini bisa menyebabkan tertimbunnya darah dalam ruang antara perikhondrium dan
kartilago. Jika terjadi penimbunan darah pada daerah tersebut, maka akan terjadi
perubahan bentuk telinga luar dan tampak massaa berwarna ungu kemerahan.
darah yang tertimbun ini bisa menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago
sehingga dapat terjadi perubahan bentuk telinga. $elain karena trauma, hematoma
aurikula bisa juga disebabkan karena gigitan serangga. dimana gigitan serangga
ini dapat menembus pembuluh darah dan dapat merusak pembuluh darah yang ada
di daun telinga sehingga bisa terjadi hematoma aurikula. Pada hemathoma
aurikula dapat terbentuk penumpukan bekuan darah diantara perikondrium dan
tulang rawan. Bila bekuan darah ini tidak segera dikeluarkan maka dapat terjadi
organisasi dari hemathoma, sehingga tonjolan menjadi padat dan permanen.
Dengan manifestasi klinis yaitu pembengkkan besar kebiruan yang dapat
mengenai seluruh daun telinga, garis lipatan konka menghilang, aurikula terasa
panas dan tidak nyaman. Pada palpasi terdapat fluktuasi tanpa adanya nyeri tekan
atau nyeri tekan yang ringan. Dapat menimbulkan komplikasi berupa
mengkerutnya daun telinga akibat hancurnya tulang rawan (cauliflower ear).
Terapinya yaitu aspirasi atau insisi untuk mengevakuasi hematoma setelah itu
dilakukan penekanan untuk mencegah reakumulasi hematoma. Serta pemberian
antibiotic yang adekuat.

Perikondritis atau kondritis adalah infeksi bakterial dari perikondrium


infeksi bakterial dari perikondrium atau tulang rawan (kondrium). Infeksi
bacterial pada perikondrium atau kartilago umumnya disebabkan oleh trauma dan
kecelakaan pada aurikula. Bakteri yang sering menyebabkan perikondritis adalah
Pseudomonas aeruginosa. Selain itu, bakteri mikrokokus jenis virulen seperti
Stafilococcus, Streptococcus juga dilaporkan sebagai penyebab perikondritis.
Pada kasus-kasus dimana perikondritis muncul secara spontan, kecurigaan paling
tinggi harus ditingkatkan pada pasien dengan diabetes melitus. Adapun tanda dan
gejala yang ditimbulkan ialah tampak daun telinga membengkak, merah, panas,
dirasakan nyeri, dan nyeri tekan. Pembengkakan ini dapat menjalar ke bagian
belakang daun telinga, sehingga sangat menonjol. Terdapat demam, pembesaran
kelenjar limfe regional dan leukositosis. Serum yang terkumpul dilapisan
subperikondrial menjadi purulen, sehingga terdapat fluktuasi diffuse atau
terlokalisasi. Kasus mild perikondritis dapat diterapi dengan debridement dan
antibiotik topikal atau oral. Tetapi pengobatan dengan antibiotik sering gagal
karena kuman yang dituju yaitu, Pseudomonas aeruginosa sering resisten terhadap
sebagian besar antibiotik. Yang paling efektif adalah Tobramisin diberikan
bersama-sama Tikarsilin secara sistemik, selama 2 minggu, dengan memantau
fungsi ginjal. Bila infeksi menyebar mengenai jaringan ikat dan jaringan limfe
regional, pasien harus dirawat dan diberikan antibiotik parenteral. Bila terjadi
infeksi subakut atau kronis pada perikondrium atau kartilago dan tetap berlanjut
walaupun sudah diberi perawatan, intervensi surgical dibawah kontrol dapat
diindikasikan. Pembedahan meliputi eksisi jaringan nekrotik, kemudian dilakukan
lokal skin flap. Irigasi dengan drain kecil sebaiknya ditempatkan dibawah flaps
dan diirigasi dengan cairan antibiotik tiga kali sehari. Drain dapat diteruskan
sesuai perbaikan kondisi.

Herpes Zoster Otikus merupakan infeksi virus pada telinga yang


disebabkan oleh virus varicella zoster. Virus tersebut menyebabkan infeksi
sepanjang dermatome satu atau lebih nervus cranialis. Gejala awal berupa nyeri
terbakar pada salah satu telinga, yang mungkin disertai sakit kepala, malaise dan
demam selama 2 hari. Vesikel umumnya muncul pada hari ke 3 sampai hari ke 7
setelah onset nyeri, dan biasanya timbul pada antiheliks, concha dan posterior
lateral MAE (meatus acustikus eksterna). Terapi dengan oral steroid secara umum
diberikan dan di tappering off bila diberikan diatas 10-14 hari. Pengobatan dengan
acyclovir, famcyclovir dan valacyclovir telah ditunjukkan keefektifannya dalam
memperpendek fase penyebaran virus dan mengurangi otalgia.

Fistel preaurikular terjadi bila terdapat kegagalan penggabungan tuberkel


ke satu dan tuberkel ke dua. Fistel jenis ini merupakan kelainan hereditel yang
bersifat dominan. Sering ditemukan di depan tragus berbentuk bulat dan lonjong
dengan ukuran se ujung pensil. Dari muara fistel sering keluar cairan yang berasal
dari kelenjar sebasea. Biasanya pasien datang karena terdapat obstruksi pioderma
atau selulitis fasial infeksi akut diatasi dengan pemberian antibiotic dan bila sudah
terbentuk abses dilakukan insisi drainase untuk abses. Tindakan operasi dilakukan
apabila cairan keluar berkepanjangan atau terjadi infeksi berulang sehingga
menggagu aktifitas. Sewaktu operasi fistel harus diangkat seluruhnya untuk
mencegah kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai