Anda di halaman 1dari 17

Tugas PBM

DosenPembimbing: Drs. Albert Lumbu,M.Si

Disusun Oleh :
TRESIAH A. OHOITIMUR
KAMASIA AZIZ
HILARYA SOGEN
SILVIA SONGJANAN
NAOMI MAMBAI
INDRA PAKABU
MASITA MARDANI
ALFIKAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS CENDRAWASIH

JAYAPURA

2018
A. Hakikat Fisika

Fisika merupakan cabang dari sains. Apakah sains itu ? Dalam bahasa Inggris ' science'
berasal dari bahasa latin ' scientia', yang berarti pengetahuan. Sains adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis. Oleh
karena itu, sains disebut sebagai ilmu pengetahuan alam ( di singkat IPA ). Sebagai cabang dari
sains, fisika adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari Materi dan Energi serta interaksi
antara keduanya. Misalnya Fisikawan menyelidiki gerak elektron-elektron dan roket, energi
dalam gelombang bunyi dan rangkaian listrik, serta struktur proton dan alam semesta.

Apakah Anda menyenangi matematika ? Mungkin tidak. Akan tetapi, Anda harus
berusaha menyenanginya karena matematika merupakan alat bantu yang digunakan dalam sains
termasuk fisika. Dengan kata lain, fisika berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak
dinyatakan dalam notasi matematis dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit
daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Bahkan ada suatu wilayah
penelitian yang beririsan antara fisika dan matematika, disebut fisika matematis, yang
mengembangkan struktur matematis bagi teori teori fisika.

Orang yang mempelajari fisika dapat menempuh berbagai karir. Beberapa menjadi
ilmuwan pada universitas, berkarya di bidang industri, atau sebagai peneliti di berbagai Institut.
Sebagian lainnya bekerja pada bidang-bidang yang berkaitan dengan fisika, seperti astronomi,
teknik, ilmu komputer, mengajar atau pengobatan. Sementara itu, sebagian lainnya menggunakan
keahliannya untuk menyelesaikan masalah fisika dalam bisnis, keuangan, atau disiplin-disiplin
yang sangat berbeda. Sebagian siswa mengetahui tiga cabang utama sains, yaitu fisika, kimia dan
biologi. Akan tetapi, Jika ditanya lebih lanjut Apakah hakikat dari sains, mungkin siswa akan
kesulitan untuk menjawabnya. Padahal pandangan dan pendapat dari siswa yang akan
mempelajari sains dan guru yang akan mengajarkan sains sangatlah penting. Menurut kamus,
hakikat adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Ada berbagai pandangan
dan pendapat tentang Apa itu hakikat sains. Collette dan Chiappetta (1994 ) menyatakan bahwa
"sains pada hakikatnya nya merupakan sebuah produk atau kumpulan pengetahuan ("a body of
knowledge"), sikap atau cara berpikir (" a way of thinking") dan proses atau cara untuk
menyelidiki (" a way of investigating")".
Fisika merupakan salah satu cabang dari sains sehingga hakikat fisika adalah sama dengan
hakikat sains. Hakikat fisika adalah fisika sebagai produk (" a body of knowledge"), fisika
sebagai sikap ("a way of thinking"), dan fisika sebagai proses ("a way of investigating") ( lihat
gambar 1.2).

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang lahir dan berkembang melalui langkah-langkah
observasi ( pengamatan ), perumusan masalah, penyusunan hipotesis, Pengujian Hipotesis
melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta Penemuan teori dan konsep. Jadi, dapat
dikatakan bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari materi dan energi
serta interaksi antara keduanya melalui serangkaian proses yang dikenal dengan metode ilmiah.
Proses tersebut dibangun atas dasar sikap ilmiah dan menghasilkan produk yang tersusun atas
tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.

FISIKA

Proses Kemampuan

Produk
PppPPPP
Pengetahuan

Sikap Kemauan

Gambar 1.2 Hakikat Pembelajaran Fisika


1. Produk dan sikap ilmiah

a. Produk ilmiah

Pada fisika, kumpulan pengetahuan yang disebut produk fisika dapat berupa fakta,
konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.

1. Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di
alam.

2. Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena, dan fakta.

3. Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. Dalam
rumus, kita dapat melihat keterkaitan antara konsep-konsep dan variabel-variabel. Pada
umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara matematis. Misalnya, Hukum Newton
dapat dinyatakan dengan rumus F = ma dan prinsip Pascal dapat dinyatakan sebagai P = F/A.

4. Suatu ide, struktur, atau sistem yang dapat dipresentasikan untuk memodelkan fenomena yang
tidak dapat dilihat yang coba dijelaskan oleh ilmuwan. Model sangat berguna untuk membantu
memahami suatu fenomena alam atau suatu teori. Misalnya pada kimia, model-model atom
berbeda telah digunakan, seperti model atom Thomson, model atom Rutherford, dan model atom
bohr. Model-model atom tersebut membantu untuk memahami teori atom. Tentu saja dengan
berjalannya waktu model baru dikembangkan untuk menjelaskan hasil hasil pengamatan baru
dan pengukuran baru.

5. Istilah prinsip dan hukum sering digunakan secara bergantian karena dianggap sebagai
sinonim. Hukum fisika adalah suatu aturan dasar yang menyimpulkan pengamatan berkaitan
untuk menjelaskan suatu pola kejadian alam. Misalnya, hukum pemantulan cahaya menyatakan
bahwa Sudut datang berkas cahaya = sudut pantulnya atau hukum kekekalan energi yang
menyatakan bahwa energi adalah kekal, tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, melainkan
hanya dapat berubah bentuk dari bentuk energi satu ke bentuk energi lainnya. Perhatikan bahwa
hukum fisika tidak dapat memberi alasan mengapa fenomena ini terjadi, hukum fisika secara
sederhana hanyalah menceritakan fenomena tersebut.
6. Teori fisika adalah suatu penjelasan berdasarkan pada berbagai pengamatan yang didukung
oleh hasil hasil eksperimen. Teori digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau
tidak dapat langsung di amati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, atau teori relativitas. Teori
mungkin berfungsi sebagai penjelasan untuk hukum-hukum. Suatu teori merupakan penjelasan
terbaik atas Mengapa sesuatu dapat bekerja seperti demikian. Misalnya, teori gravitasi umum
menyatakan bahwa semua massa dalam alam semesta ditarik oleh massa lainnya.

Hukum-hukum dan teori-teori mungkin direvisi atau ditiadakan berkali-kali, seperti ditunjukkan
pada gambar 1 titik 3 sebagai berikut.

Filsuf Yunani mengusulkan bahwa benda jatuh karena mereka mencari tempat asal
mereka. Semakin besar massa benda,semakin cepat jatuhnya

Galileo menunjukkan bahwa keljuan benda jatuh bergantung pada waktu tempuhnya
dan bukan pada massanya

Pernyataan Galileo adalah benar, tetapi Newton merivisi alasan mengapa benda jatuh.
Newton mengusulkan bahwa bend jatuh karena benda dan bumi ditarik oleh suatu gaya.
Newton juga menyatakan bahwa ada suatu gaya tarik antara dua benda apa apa saja
yang bermassa

Pernyataan Galileo dan Newton masih tetap benar.Namun, Einstein menyarankan


bahwa gaya tarik antara kedua benda berkaiatan dengan massa menyebabkan ruang
disekitarnya melengkung

Gambar 1.3 Teori-Teori diubah dandimodifikasi begitu eksperimen baru memberikan pengertian
dan hasil pengamatan yang baru. Teori benda jatuh telah mengalami beberapa kali revisi

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, produk fisika seperti model, prinsip atau hukum,
dan teori dihasilkan Setelah mempelajari gejala-gejala alam yang melibatkan materi, energi, dan
interaksinya melalui serangkaian proses yang meliputi langkah-langkah observasi, perumusan
masalah, penyusunan hipotesis, Pengujian Hipotesis, melalui eksperimen eksperimen dan
penarikan kesimpulan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa pemahaman fisika sebagai proses
sangat berkaitan dengan kata-kata kunci gejala atau fenomena, dugaan, pengamatan, fungal
Koran, penyelidikan, dan publikasi.

B. Sikap Ilmiah.

Untuk menghasilkan produk fisika, perlu menempuh berbagai kegiatan kreatif yang
melibatkan pengamatan, pengukuran, dan penyelidikan atau eksperimen. Semua kegiatan
tersebut memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dari pemikiran. Pikiran dan sikap
baik yang diperlukan untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah, antara lain rasa ingin taju, dan
rasa penasaran yang besar, diiringi dengan rasa percaya, objektif, jujur dab terbuka, serta mau
mendengarkan pendpat orang lain. Sikap-sikap yang kemudian memaknai hakikat fisika sebagai
sikap atau "a way of thinking". Tabel berikut merupakan penjelasan beberapa sikap ilmuwan
yang baik.

Tabel 1.1 Daftar bebrapasikap ilmuwan yang baik

Sikap Penjelasan

Pengamatan tajam Setelah ilmuwan merumuskan masalah, ia harus membuat pengamatan


yang hati-hati dan melakukan pengukuran yang akurat dengan bantuan
peralatan-peralatan ilmiah.
Objektif Ilmuwan harus berfikir secara sistematik dan menganilis kejadian untuk
membuat hipotesis dan menarik kesimpulan yang akurat. Ilmuwan tidak
boleh langsung melompat ke kesimpulan, tetapi membuat generalisasi
berdasarkan pada pengamatan yang dapat diuji kebenarannya ( dapat
diulang).
Kemauan berbagi Ilmuwan harus mempertahankan catatan akurat sehingga mereka dapat
meneruskan informasi ke ilmuwan lainnya. Sering kali,ilmuwan
memublikasikan penemuan mereka ke ilmuwan lainnya untuk menelaah
dan melaksanakan eksperimen yang serupa sebelum teori ilmiah disetujui.
Berfikiran terbuka Ilmuwan harus memiliki pendapat yang fleksibel.Merekaharus mau
mengubah pendapat dan memodifikasi hipotesis yang telah dibuat jika
hasil penelitian baru menunjukkan bahwa pendapat tersebut perlu
dikoreksi.
Rasa ingin tahu dan Akhirnya, ilmuwan harus selalu ingin tahu dan secara kontinu
penasaran menanyakan pernyataan’ mengapa ?’. Dengan cara tersebut, mereka akan
mengarah pada hipotesis baru untuk diuji dengan eksperimen dan
seterusnya sehingga lebih lanjut ilmuwan akan mampu memahami alam
semesta dengan lebih baik.

Selain memiliki sikap yang tepat utuk menjadi peneliti sains ( termasuk fisika), Anda juga
memerlukan beberapa kecakapan ilmiah seperti berikut.

Kecakapan ilmiah Arti

Mengamati Menggunakan lima indra untuk membuat pengamatan dan pengukuran.

Menarik kesimpulan Menggunakan pengamatan danpengukuran untuk menjelaskan mengapa


sesuatu terjadi. seorang ilmuwan memerhatikan pola dalam
pengamatannya sehingga ia dapat menarik suatu kesimpulan “umum”.
Komunikasi Untuk membagi ilmu dan informasi,para ilmuwan berkomunikasi dalam
bentuk suatu laporan tertulis yang mungkin menggunakan
diagram,tabel,grafik,dan bagan.
Perencanaan Sebelum menampilkan suatu penyelidikan,ilmuwan merencanakan
secarahati-hati,termasuk dalammemutuskan peralatan apa yang akan
digunakan dan uji apa yang akan dilaksanakan.

2. Metode ilmiah
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk fisika seperti hukum dan
teori, diskon menempuh proses fisika yang disebut proses ilmiah atau lebih dikenal dengan
sebutan metode ilmiah. metode ilmiah terdiri atas beberapa langkah dan tiap langkah dalam
metode ilmiah melibatkan penggunaan satu atau lebih kecakapan ilmiah. kecakapan ilmiah
terdiri atas beberapa percakapan berbeda yang diperlukan dalam penelitian ilmiah, termasuk
kecakapan berpikir dan mengemukakan alasan. Beberapa kecakapan ilmiah lainnya adalah
mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, dan mengontrol variabel (lihat tabel 1.2).

Langkah-langkah utama dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut:

 Melaksanakan pengamatan atau observasi

 Merumuskan masalah

 Kajian pustaka atau mengumpulkan informasi

 Membuat hipotesis atau dugaan sementara

 Melakukan eksperimen

 Menganalisis data

 Menarik kesimpulan

 Mengulangi kerja ilmiah

Supaya metode ilmiah ini jelas bagi anda, berikut ini diberikan contoh Bagaimana Benjamin
Franklin menempuh metode ilmiah untuk menemukan bahwa petir membawa listrik statis dan
akhirnya berhasil membuat penangkal petir pertama di dunia.

Menyelesaikan suatu masalah


secara ilmiah
Melaksanakan Pengamatan

Merumuskan Masalah

Mengumpulkan Informasi

Membuat Hipotesis

Melakukan Eksperimen

Menganilis Data

Menarik Kesimpulan

Hipotesis tidak diterima Hipotesis diterima

Teori Ilmiah
Gambar 1.4 Langkah-Langkah metode Ilmiah dalam menyelesaikan suatu masalah ilmiah ampai
lahirnya teori ilmiah

a. Melaksanakan pengamatan atau observasi

Tahapan observasi dilakukan untuk menemukan suatu masalah. Dalam melakukan tahapan
observasi ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengamatan kuantitatif, yaitu pengamatan dengan mengamati data berupa angka-angka.

2. Pengamatan kualitatif, itu pengamatan yang dilakukan menggunakan indra kita.

Misalnya, pada zaman franklin hidup (1706-1790) mushola yang sering dihadapi oleh
gedung tinggi adalah kebakaran akibat sembarang petir. Franklin mengamati petir-petir yang
menyambar gedung tinggi ini. Iya kemudian melakukan penelitian tentang petir yang
menyambar gedung tinggi tersebut.

b. Merumuskan masalah

perumusan masalah dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai objek


penelitian. Ketentuan-ketentuan dalam memajukan pertanyaan yang telah sebagai berikut.

1) pertanyaan harus dinyatakan secara jelas.

2) pertanyaan tidak menimbulkan penafsiran ganda.

3) rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat tanya, yaitu apa, siapa, kapan, di mana, dan
bagaimana

Misalnya, setelah mengamati beberapa gedung tinggi yang tersambar petir, franklin
merumuskan masalahnya dengan mengajukan pertanyaan: apa sebenarnya yang dibawa oleh
petir sehingga dapat menimbulkan kebakaran pada gunung tinggi?
C. Kajian pustaka atau mengumpulkan informasi

Kajian pustaka merupakan panduan- panduan dari beberapa literatur yang mendukung teori-
teori yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian. kajian pustaka dapat berupa buku-buku
maupun informasi-informasi yang ada di internet.

Misalnya, kajian pustaka atau informasi yang dapat dikumpulkan oleh Franklin untuk
penelitian adalah sebagai berikut (ingat pada zaman Franklin belum tersedia internet).

Tulisan-tulisan ilmuwan tentang listrik statis, yaitu mutant listrik yang diam (tidak bergerak)
sementara pada suatu benda. Di zaman ketika Franklin hidup, listrik dinamis (listrik yang
mengalir melalui kabel) belum ditemukan.

Pada jaman Franklin hidup, sudah ada pertunjukan yang menggunakan listrik statis
sebagai salah satu bentuk hiburan. mereka dapat menghasilkan bunga api besar yang
menakjubkan dan membuat orang terlompat akibat dari sangat listrik.

Pada zaman Franklin hidup, telah ditemukan botol Leyden yang merupakan kapasitor awal yang
dapat menyimpan listrik statis selama beberapa jam.

d. Membuat hipotesis atau dugaan sementara

Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang
diajukan dalam penelitian ilmiah atau proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan
sebelum penelitian seksama atas topik yang dikehendaki dilakukan. Oleh karena itu, kebenaran
hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Hal ini perlu diingat, jika
menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar, bukan berarti penelitian yang dilakukan
salah melainkan hipotesisnya yang mungkin harus diubah.

Misalnya, dari beberapa hipotesis yang mungkin diajukan oleh Franklin untuk menjawab
pertanyaan " apa sebenarnya yang dibawa oleh petir sehingga dapat menimbulkan kebakaran
pada gunung tinggi?",

Franklin mengajukan hipotesis bahwa petir membawa listrik statis. suatu hipotesis awal
hampir selalu diajukan setelah pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah. Namun,
kadang-kadang hipotesis merupakan suatu ide yang muncul secara tiba-tiba dari suatu peristiwa
atau ketika melihat masalah tersebut dengan cara yang baru.

Hipotesis dalam ketidaksengajaan

Hipotesis yang diajukan seorang ilmuwan kadang-kadang muncul secara tiba-tiba atau
berdasarkan ketidaksengajaan.

Saat membenamkan tubuhnya dalam bak permandian umum yang hampir penuh air,
Archimedes mengamati ada air tumpah dari lantai. peristiwa tersebut memberikan ide pada
dirinya untuk mengajukan hipotesis bahwa air yang tumpah berkaitan dengan gaya keatas yang
bekerja pada suatu benda yang tercelup dalam zat cair. Ide mendadak ini membuat dirinya
berhasil menemukan hukum Archimedes dan memecahkan masalah "apakah mahkota Raja
terbuat dari emas asli atau dicampur dengan perak?.

Pada tahun 1928, Alexander Flemming, seorang pakar bakteri, tanpa sengaja
memperhatikan bahwa sedikit jamur golongan penicillium telah mengotori piring
laboratoriumnya yang mengandung bakteri dan menyebabkan bakteri terbunuh. Peristiwa
tersebut memberinya ide untuk mengajukan hipotesis bahwa sesuatu yang dikandung oleh jamur
dapat membunuh bakteri. Berdasarkan hipotesis tersebut, Iya dapat memurnikan (mendistilasi)
jamur tersebut dan menemukan penisilin.

e. Melakukan eksperimen

Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. hipotesis
yang diajukan mengandung beberapa variabel yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis
variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen, yaitu sebagai berikut.

1) variabel bebas, yaitu variabel yang dapat diubah secara bebas oleh peneliti

2) Variabel terikat, yaitu variabel yang diteliti, perubahannya bergantung pada variabel bebas.

3) variabel kontrol, yaitu variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan eksperimen adalah sebagai berikut.

 Usahakan hanya terdapat satu variabel bebas selama eksperimen.


 pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.

 lakukan eksperimen berulang kali untuk Memvariasi hasil.

 Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.

Misalnya, Franklin mendesain eksperimennya agar dapat mengumpulkan listrik statis


dari awan petir dan membawanya turun ke bumi. Iya menaikkan layangan yang memiliki
batangan logam dengan ujung runcing mengarah ke atas. Ujung runcing tersebut diharapkan
mengumpulkan listrik statis dari awan petir di langit. Benangnya yang basah akibat hujan
diharapkan menghantarkan listrik ke bawah. Sebuah kunci diikatkan ke benang layangan dekat
botol Leyden dengan harapan botol menjadi penuh dengan muatan listrik statis.

f. Menganalisis data

Misalnya, data kualitatif yang diperoleh Franklyn dari percobaan yang dilakukannya
adalah botol Leyden yang tadinya kosong (tidak bermuatan listrik statis) sekarang menjadi penuh
dengan muatan listrik statis. Iya menganalisis dari mana muatan listrik statis ini berasal dan hasil
analisisnya menunjukkan bahwa muatan listrik statis tersebut berasal dari awan petir di langit
yang menyambar ujung runcing batang logam dan dialirkan oleh benang basah memasuki botol
Leyden.

g. Menarik kesimpulan

Kesimpulan penelitian merupakan ringkasan analisis data yang menghubungkan hasil


eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan
hipotesis termasuk didalamnya. Jika memungkinkan, kesimpulan diakhiri dengan memberikan
pemikiran berupa pertanyaan untuk penelitian lebih lanjut.

Misalnya, dari analisis data yang diperoleh, Franklin menemukan bahwa botol Leyden yang
tadinya kosong sekarang menjadi penuh dengan muatan listrik statis yang berasal dari awan petir
di langit. Franklin kemudian menarik kesimpulan bahwa petir membawa muatan listrik statis.
Perhatikan bahwa hasil eksperimen Franklin sesuai dengan hipotesisnya sehingga hipotesisnya
dapat diterima. Tentu saja eksperimen harus dilakukan berulang kali baik oleh Franklin maupun
ilmuwan lainnya. Jika setelah berulang kali dilakukan dan memberikan hasil yang sama,
hipotesis Franklin bahwa petir membawa muatan listrik statis dapat diterima menjadi teori. Akan
tetapi, bisa saja analisis data hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis. Jika eksperimen ini
diulang (minimal satu kali lagi) dan hasilnya tidak sesuai dengan hipotesis, hipotesis harus
direvisi sebelum eksperimen diulang kembali.

Jika analisis data eksperimen yang diperoleh memberikan kesimpulan yang sesuai dengan
hipotesis sehingga hipotesis diterima dan menjadi teori, ilmuwan mungkin dapat memberikan ide
kreatif lain dengan mengajukan pertanyaan untuk penelitian lebih lanjut. Misalnya, setelah
kesimpulannya sesuai dengan hipotesis, Franklin mengajukan pertanyaan lebih lanjut :
Bagaimana cara melindungi bangunan tinggi dari sambaran petir? Dari pertanyaan lanjutan
tersebut, Franklin berhasil membuat penangkal petir dan memasangnya di dinding luar sebuah
gedung tinggi. Penangkal petir ini merupakan penangkal petir pertama di dunia. Kita patut
berterima kasih kepada Franklin atas penemuannya sehingga kita yang hidup pada masa kini
dapat menjumpai gedung tinggi pencakar langit dengan minimum risiko kebakaran atau hancur
akibat sambaran petir.
Mengidentifikasi Miskonsepsi

Di luar Bidang sains, kata teori kadang digunakan dalam arti "spekulasi" atau " suatu ide
yang tidak tentu". Misalnya, Iya memiliki teori bahwa hari ini nilai saham akan naik. orang
awam juga sering menggunakan kata teori ketika mereka menyatakan suatu tembakan atau
dugaan, misalnya " Saya memiliki teori mengapa ia memerlukan waktu lama untuk tiba di
sekolah"atau "Saya memiliki teori bahwa memakai baju biru membuat penampilan saya lebih
baik".

Oleh karena itu, perlu dipertegas bahwa suatu teori ilmiah adalah penjelasan terhadap
sesuatu atau suatu fakta yang diterima oleh para ilmuwan setelah didukung oleh banyak
pengamatan dan eksperimen. Teori ilmiah bukanlah suatu dugaan atau pendapat seseorang.

h. Mengulangi kerja ilmiah

Walaupun Franklin mungkin puas dengan kesimpulannya, tetapi tidak demikian


dengan ilmuwan lainnya. Franklin harus mengulangi eksperimennya beberapa kali agar
yakin terhadap kesimpulannya. Supaya ilmuwan lain dapat mengulangi eksperimen
Franklin di laboratorium mereka sendiri untuk menguji teori Franklin tersebut, Franklin
menulis laporan tentang eksperimennya. Laporan ilmiah biasanya membuat masalah,
Bahan - Bahan, peralatan, langkah-langkah kerja, tabel atau grafik, serta kesimpulan yang
jelas. Dalam kegiatan 1.1 berikut ini dijelaskan Bagaimana membuat suatu laporan ilmiah.

Berikut ini dijelaskan bagaimana membuat suatu laporan ilmiah:

Membuat laporan ilmiah

Tujuan

menyelidiki hubungan antara panjang ayunan sederhana dan periode getaran.

Masalah
Bagaimana panjang ayunan sederhana mempengaruhi periode getaran.

Hipotesis

Semakin panjang ayunan, semakin lama periode getaran.

Variabel bebas

Panjang ayunan.

Variabel terikat

Periode getaran

Variabel kontrol

Berat beban

Alat dan Bahan

Benang, beban pemberat, statif dengan tempat menggantung benang, stopwatch, dan mistar .

Langkah kerja

1. Rangkai lah sebuah ayunan sederhana dengan panjang ayunan 20 cm seperti ditunjukkan pada
gambar 1.6 .

2. Ukur selang waktu 10 ayunan dengan stopwatch.

3. Ulangi langkah kerja nomor satu dan 2 untuk panjang ayunan 40 cm , 60 cm, 80 cm,dan 100
cm.

4. Catat hasil pengamatan dalam table 1.3, kemudian buat grafik periode getaran terhadap
panjang gelombang.

Catatan: waktu satu ayunan (disebut periode getaran) adalah selang waktu sebuah beban yang
bergerak dari A ke B dan kembali lagi ke A ( lihat gambar 1.6).
Diskusi

Berdasarkan grafik pada gambar 1 dari 7 tampak bahwa selang waktu untuk menempuh 1 ayunan
(periode getaran) akan meningkat jika panjang ayunan meningkat.

Kesimpulan

Semakin panjang ayunan, semakin lama periode getaran. Hipotesis dapat diterima.

Tugas 1.1 membuat laporan ilmiah

Lakukan eksperimen untuk menyelidiki hubungan antara masa beban m dan periode getaran T,
dengan mengambil panjang tali tetap selama eksperimen. Tulislah laporan ini anda mirip seperti
pada kegiatan 1.1.

Anda mungkin juga menyukai