Anda di halaman 1dari 16

LantanidaJournal,Vol.6No.

2 (2018)103-202

PENGARUH SUHU DAN WAKTU


EKSTRAKSITERHADAPKAFEIN DALAM KOPI

IrmaZarwinda danDewiSartika
AkademiFarmasidanMakanan(AKAFARMA) YHBAceh
Email:zarwindairma@yahoo.co.id

Abstract

Thisstudywasconductedtodeterminetheeffectoftemperatureandtimeontheacquisition of
caffeine content in coffee by UV-Vis Spectrophotometry method. The studywas conducted
in the AKAFARMA Laboratory of YHB Banda Aceh and the
ChemicalLaboratoryofFMIPAUnsyiah. Thesample
inthisstudyisArabicacoffeepowderproduced by Solong Ulee Kareng which was
intentionally taken. The results showed
thatbasedontemperature,thelowestcaffeinecontentwasfoundat50°Cimmersiontemperature,w
hichwas0.0275mg/gandthehighestlevelwasat100°Csoakingtemperature, which was 0.181
mg/g. Whereas, based on the time when the highest caffeinecontent is found at 1 hour
immersion at 50 °C was about 0.0675 mg/g, at 1 hour immersionat 70 °C was about 0.0862
mg/g, and at 1 hour immersion at 100 °C was about 0.181 mg/g.The temperature and
extraction time have influenced on caffeine levels in Arabica coffee.The longer the time
and the higher the extraction temperature, the more extracted caffeinecouldbe found.

Keywords:Arabicacoffee,Caffeinecontent,andUV-Visspectrophotometry

PENDAHULUAN
Sejarah kopi telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali kopi hanya ada
diEthiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi. Akan
tetapiketika bangsa Arab mulaimeluaskan perdagangannya, bijikopipun telah
meluassampaike Afrika Utara dan biji kopi di sana ditanam secara massal, dari Afrika
Utara itulah bijikopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran Eropa. Kegiatan perdagangan
kopi merupakanjaringan usaha dari negara-negara penghasil kopi dan pengimpor kopi.
Kopi merupakankomoditi penyegar yang diperlukan oleh penduduk dunia, mulai dari desa-
desa kecil dipelosok negara hingga kota-kota metropolitan bahkan menyentuh pusat pusat
pariwisatainternasionaldibanyaknegaradimanaminumankopiitusendiridijadikansebagaipeng
hangat pertemuan baik di kantor, kampung , hingga jamuan internasional Rahardjo(2012).
Biji kopi merupakan salah satu komoditas perdagangan yang paling diminati
didunia, danberuntung bagikitayang tinggaldi Indonesia,karenaIndonesiamerupakansalah
satu penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan kolombia.Kopi
sangat mudah ditemukan di Indonesia, mulai dari kopi dengan kualitas rendah
sampaikualitas terbaik. Kopi luak yang dikenal sebagai kopi termahal di dunia pun di
hasilkan diIndonesia. Walaupun ada banyak varientas kopi di seluluh dunia tetapi ada dua
jenis kopiyang paling umum dan dikenal yaitu arabika dan robusta. Keduanya memiliki
ciri dan rasayangberbeda(Sofwan, 2013).
Sistematika tanaman kopi menurut Rahardjo (2012), adalah sebagai
berikut:Kingdom : Plantae
Subkingdom :
TracheobiontaDivisi :Magnolio
phyta
Kelas :Magnoliopsida
SubKelas :Asteridae
Ordo :Rubiaceae
Genus :Coffea
Spesies :Coffea sp.

Kopi arabika merupakan salah satu minuman yang banyak digemari


masyarakatkota Banda Aceh, karena kopi telah dikonsumsi dari generasi ke generasi.
Hingga saat ini,para lanjut usia bahkanmuda-mudi memilih kopi bubuk dibandingkankopi
jenis lainkarena rasanya yang khas. Oleh sebab itu banyak terdapat warung kopi di
pinggiran jalanyang menjual kopi bubuk buatan lokal. Penikmat kopi biasanya minum kopi
1-4
cangkirsetiaphari.Halinimenyebabkanseseorangdapatketergantunganminumankopi.Keterga
ntungantersebutdisebabkanolehkandungankafeindalamkopi(Maramis,2013).
Kopimerupakanbiji-bijiandaripohonjeniscoffea.Satupohonkopidapatmenghasilkan
sekitar satu kilogram kopi pertahun. Ada lebih dari 25 jenis kopi dengan 3jenis utama yang
paling terkenal adalah robusta, liberia, dan arabica, yang mewakili 70persen dari total
produksi. Kopi menjadi salah satu minuman paling populer dan digemaridi seluruh dunia.
Kopi biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji dari tanamankopi yang
dipanggang. Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling
banyakdiperdagangkansetelahminyakbumi.Salahsatukopiyangseringdikonsumsiolehmasyar
akat yaitu kopi arabika karena cenderung menimbulkan aroma fruity sebab

181|LantanidaJournal,Vol.6No.2(2018)103-202
adanyasenyawaaldehid,asetaldehida,danpropanal.Kadarkafeinbijimentahkopiarabikalebih

LantanidaJournal,Vol.6No.2 (2018)103-202|182
rendahdibandingkanbijimentahkopirobusta,kandungankafeinkopiArabikasekitar1,2
%(Fenni,2012).
Salah satu kandungan senyawa dalam kopi adalah kafein. Kafein merupakan
sutusenyawa berbentuk kristal. Penyusun utamanya adalah senyawa turunanprotein
disebutdenganpurinxantin.Senyawainipadakondsitubuhyangnormalmemangmemilikibeber
apa khasiataantara lain merupakan obat analgetik yang mampu menurunkanrasasakit dan
megurangi demam. Akan tetapi, pada tubuh yang mempunyaimasalah dengankeberadaan
hormon metabolisme asam urat, maka kandungan kafein dalam tubuh akanmemicu
terbentuknya asam urat tinggi(Burnham, 2001). Kafein memiliki
manfaatsepertimenstimulasisusunan saraf pusat , relaksasi otot polos terutama otot polos
bronks danstimulasiototjantung (Coffeefag,2001).
Efekberlebihanmengkonsumsikafeindapatmenyebabkan gugup,gelisah, tremor, insomnia,
hipertensi, mual dan kejang (farmakologiUI,2002)
Kafein merupakan suatu senyawagolongan alkaloid xantin dan dipercaya
olehsebagian besar orang untuk melawan rasa kantuk. Zat ini dapat ditemukan pada
berbagaitumbuhan ataupun buah-buahan, minuman energi, coklat, kopi, dan teh. Secara
umum,kofie merupakan stimulan saraf bagi tubuh manusia, atas dasar alasan inilah
mengapaminuman kopi atau teh akan menghilangkan rasa kantuk dan melawan rasa lelah.
Tubuhakan terasa lebih bugar setelah minum secangkir kopi atau teh (Sofwan, 2013).
Adapunstrukturkafein dapatdilihat padaGambar1.

Gambar1.StrukturKafein

Menurut European Food Information Council (EUFIC) dan Internasional


CoffeeOrganization(ICO)jumlahkafeinyangdisarankandandalambatasamanuntukdikonsums
i adalah sebanyak 300 mg per hari. Ini setara dengan limagelas teh, lima gelaskopi instan,
tiga gelas kopi robusta, atau dua gelas arabika. Walaupun pada
beberapapenelitiandikatakankonsumsikafein1000mgseharimasihaman,sebaiknyakonsumsi
dibatasi hanya sebanyak 300 mg per hari mengingat tingkat penerimaan kafein pada
tubuhberbeda-beda pada tiap individu. Mengkonsumsi kafein dalam jumlah besar dan
frekuensiberlebihdapatmenyebabkantubuhmengalamisemacamketagihanataukecanduan(So
fwan,2013).
Konsumsi kafein sebaiknya tidak melebihi 150 mg sehari. Menurut SNI 01-7152-
2006 batas maksimum kafein adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian. Tapi,
mengkonsumsikafein sebanyak 100 mg tiap hari dapat menyebabkan individu tersebut
tergantung
padakafein.Maksudnya,seseorangdapatmengalamigejalasepertirasalelah,perasaanterganggu
atau sakit kepala jika ia tiba – tiba berhenti mengkonsumsi kafein.
Keracurankafeinkronis,bilamengkonsumsi600mg/harikafein,lamakelamaanakanmemperlih
atkan tanda dan gejala seperti gangguan pencernaan makanan (dispepsia), rasalelah,
gelisah, sukar tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, pusing (vertigo), bingung,
danberdebar(Nugraha, 2014).
Kafein termasuk salah satu senyawa yang bekerja dengan cara menstimulasi
sistemsarafpusat.Setelahdikonsumsi,kafeinakandiserapdaridarahkejaringantubuh.Konsentra
si tertinggi kafein dalam plasma adalah 15-120 menit setelah kafein dicerna olehtubuh.
Kerja kafein berhubungan dengan kerja adenosin, suatu senyawa yang
berfungsisebagaineurotransmiterinhibitordandapatberikatandenganreseptoryangterdapatdio
tak.Dalamkondisinormal,adenosinmembantuprosestidurdanmenekanaktivitassistem saraf.
Adenosin juga dapat melebarkan pembuluh darah di otak agar otak dapatmenyerapbanyak
oksigen ketikatidur(Nanda, 2017).
Kafein pada kopi biasanya diisolasi dengan ekstraksi menggunakan pelarut
organikdan kondisi ekstraksi yakni pelarut, suhu, waktu, pH, dan rasio komposisi solven
denganbahansehinggadapatmempengaruhiefisiensiekstraksikafein.Faktor-
faktoryangmempengaruhi proses penyeduhanadalah suhuairatau kondisi penyeduhan
danlamapenyeduhan.Semakintinggisuhuairatauprosespenyeduhan,kemampuanairdalamme
ngekstrak kandungan kimia yang terdapat dalam kopi akan semakin tinggi. Demikianjuga
halnya dengan lama penyeduhan. Lama penyeduhan akan mempengaruhi kadar
bahanterlarut, intensitas warna, serta aroma. Bertambahnya lama penyeduhan maka
kesempatankontak antara air penyeduh dengan kopi semakin lama sehingga proses
ekstraksi menjadilebihsempurna(Ningsih,2014).
Berdasarkan hasil penelitian Ningsih (2014), suhu dan waktu sangat
mempengaruhiperolehan kadar kafein baik dalam kopi maupun teh. Hasil penelitian yang
telah dilakukandenganvariabelberatsampelteh10
gramdanmemvariasikansuhuyakni50oC,60oC,dan
70 oC serta waktu penyeduhan yakni 80 menit, 120 menit dan 140 menit. Kadar
kafeindalam teh setelah diekstraksi paling banyak dihasilkan pada suhu 70 oC, sedangkan
waktuoptimum untuk kadar kafein paling tinggi dihasilkan pada waktu 120 menit.
Sehingga
darihasilpenelitianyangdilakukanmenunjukkansemakintinggisuhudanwaktupengestraksian,
makaakan meningkatkan jumlahkafeinyangterekstrak.
BerdasarkanhasilpenelitianPutri(2015)tentangpengaruhsuhudanwaktuekstraksi
terhadap kadar kafein dalam teh hitam. Kadar kafein tertinggi ditemukan padasuhu
ekstraksi tertinggi yaitu 100°C. Semakin panjang waktu ekstraksi dapat membuatkadar
kafein di dalam teh semakin tinggi yaitu 19,305 mg/g saat waktu ekstraksi 4 jam disuhu
27°C; 29,403 mg/g saat waktu ekstraksi 3,5 menit di suhu 70°C dan 31,280 mg/g
saatwaktuekstraksi 4 menitdi suhu 100°C.
Metodepengukuranmenggunakanprinsipspektrofotometriadalahberdasarkanabsorpsi
cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang
mengandungkontaminanyangakanditentukankonsentrasinya.Prosesinidisebut“absorbsispek
trofotometri”, dan jika panjang gelombang yang digunakan adalah gelombang
cahayatampak, maka disebut sebagai kolorimeter. Spektrofotometri juga menggunakan
panjanggelombang pada gelombang ultra violet dan infra merah. Prinsip kerja dari metode
iniadalahjumlahcahayayangdiabsorbsiolehlarutansebandingdengankonsentrasikontaminand
alamlarutan.SpektrofotometriSerapanAtompadaAlatiniumumnyadigunakan untuk
analisislogam sedangkan untuk non logam jarang sekali, mengingatunsur non logam dapat
terionisasi dengan adanya kalor, sehingga setelah dipanaskan akansukardidapat unsuryang
terionisasi (Hidayati, 2007).
Spektrum UV-Vis merupakan korelasi absorbansi (sebagai ordinat) dan
panjanggelobang sebagai absis berupa pta spectrum, terbentuknya pita sprektum UV-Vis
tersebutdisebabkan transisi energi yang tidak sejenis dan terjadinya eksitasi
elektonik.Senywa takberwarna diukur pada jangka 200 samapai 400 nanometer
(nm).senyawa berwarna padajangka 200 samapai 700 nm (Harbone, 1973). Metode
spektofotometri dharapkan dapatdigunakan untuk penentuan kadar kafein dalam kopi,
karena relative cepat, sederhana danreatif murah (Isnidar dkk, 2016). Penelitian ini
bertujuan ntuk mengetahui pengaruh sertainteraksi suhu dan waktu penyeduhan terhadap
perolehan kadar kafein pada kopi bubukUleeKareng.
METODEPENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah uji laboratorium
denganmetode Spektrofotometri UV-Vis. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 - 27
April 2018di Laboratorium Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh dan
Laboratoriumjurusankimia FMIPA Unsyiah.
Populasidalampenelitianadalahkopibubukarabika.Sampelyangdigunakanadalah satu
bungkus bubuk kopi arabika produksi Solong Ulee Kareng yang diambil
secarasengajasesuaidenganpersyaratansampelyangdiperlukanyaitukopibubukhitambermere
kjenis arabika SolongUleeKarengyangdapat dilihat padaGambar2.

Gambar2. Kopi ArabikaSolongUleeKareng

Alatdan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian adalah beaker glass, labu ukur, kertas
saring,Platina dan Spektrofotometri UV-Vis. Bahan yang digunakan adalah asam klorida
(HCl)0,01 N, timbalII asetat(Pb(CH3COO)22 M,asamsulfat(H2SO4) 3M,dan
aquadest(H2O),etanol, dan serbuk kafein.

PembutatanLarutanBakuKafein
Serbuk kafein ditimbang sebanyak 0,1gram, dilarutkan dengan etanol di
dalamlabutakar, kemudian diencerkan hinggatandabataslalu dihomogenkan.

PembuatanLarutanKerja
Larutankerjakafeindibuatdenganmengencerkanlarutanbaku100ppm.Sebanyak1mL,3
mL,6mL,9mL,12mL,dan15mL.larutanbaku100ppmmasing-
masing dimasukkankedalamlabu ukur 100mL kemudiandiencerkandenganetanolsampai
tanda batas dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan kerja. Kemudian
diukurabsorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang Gelombang
275nm.
PenentuanKadarKafeiinBedasarkanSuhudanWaktuEkstraksi
Adapunpenentuankadarkafeinpadasuhu50°C,70°Cdan100°Cyaituditimbangsampels
ebanyak4gramkemudianditambahkan30mlakuadesdengansuhu50
°C dengan variasi waktu ekstraksi 0 jam, 1 jam, 1,5 jam, 2 jam, dan 4 jam. Lalu
disaringdengan kertas saring, lalu dipipet filtrat sebanyak 10 ml, dimasukkan dalam labu
ukur 100ml. Selanjutnya ditambahkan 4 ml HCl 0,01 M dan 1 ml Pb(CH 3COO)2 2 M,
kemudiandiencerkan dengan aquades biasa hingga tanda batas, lalu disaring dengan kertas
saring.Dimasukkan25mlfiltratdalamlabuukur50ml,ditambahkan0,3mlH2SO43M,selanjutnya
diencerkan dengan aquades sampai tanda batas. Apabila terbentuk endapanputih maka
larutan disaring dengan kertas saring. Kemudian filtrat diukur absorbansinyapada panjang
gelombang maksimal 275 nm. Dilakukan pengujian yang sama dengan suhu70°C dan 100
°C (Putri, 2015).
MenurutPutri (2015),kadarkafein dapatdihitungdenganrumus sebagai berikut:

mg
konsentrasi( ( ) ()
kadarkafein= )Xvolum mlXfaktorpengenceran n
g
BeratSampel(g)

HASILDANPEMBAHASAN
BerdasarkanhasilpenelitianyangtelahdilakukandilaboratoriumAkademiAnalisFarma
si dan Makanan dan laboratorium jurusan kimia FMIPA Unsyiah terhadap
penetapankadarkafeinpadakopisecaraspektrofotometriUV-
VisdapatdilihatpadapadaTabel1.PadapenelitianinikopiyangdigunakanjenisarabikaSolong,k
opijenistersebutbanyakpeminatnya.Kopiarabikamemilikirasayanglebihnikmatdibandingkan
dengankopilain.
Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah
ultraviolet(200-400 nm) dan sinar tampak (400-800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan
cahayaUVatau cahaya tampak mengakibatkan transisielektronik,yaitu promosielektron-
elektrondari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi
berenergilebihtinggi.Panjanggelombangcahayauvataucahayatampakbergantungpadamudah
nya promosi elektron. Molekul- molekul yang memerlukan lebih banyak
energiuntukpromosielektron,akanmenyerappadapanjanggelombangyanglebihpendek.
Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang
gelombangyanglebihpanjang.Senyawayangmenyerapcahayadalamdaerahtampak(senyawab
erwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada senyawa
yangmenyerappadapanjanggelombanglebih pendek(Rohman,2007).
Pada proses pengukuran spektrofotometer UV dilakukan pembuatan larutan
standarterlebih dahulu, larutan standar merupakan larutan yang tidak mengandung analat
untukdianalisis(Basset,1994).Larutanstandardigunakansebagaikontroldalamsuatupercobaan
sebagai nilai 100 % transmitans. Dari larutan standar ini dapat digunakan salahsatunya
untuk menentukan panjang gelombang maksimum untuk mempermudah mengaturrange
panjang gelombang yang akan digunakan, selain itu penentuan panjang
gelombangmaksimumdilakukanuntukmengetahuiabsorpsimencapaimaksimumsehinggame
ningkatkan proses absorpsi larutan terhadap sinar (Rohman, 2007). Adapun
panjanggelombangyangdigunakan adalah 275 nm.
Pengukuranlarutanstandarakanmenghasilkankurvastandaryangmerupakanstandartda
risampeltertentuyang
digunakansebagaipedomanataupunacuanuntuksampeltersebutpadapercobaan.pembuatankur
vastandarbertujuanuntukmengetahuihubunganantarkonsentrasilarutandengannilaiabsorbans
inyasehinggakonsentrasisampeldapat diketahui.

Tabel1.AbsorbansiStandarKopi
Konsentrasi Absorbansi
1 2,3
67
3 2,3
81
6 2,4
11
9 2,4
48
1 2,4
2 67
15 2,487
2,5
2,48

2,46

Absorbansi 2,44 y = 8,948x + 2,358R² =0,988


2,42
2,4

2,38

2,36 0 2 4 6 8 10 12 14 16
Konsentrasi(mg/g)

Gambar3.KurvaStandarKafein

Berdasarkan data larutan standar kopi didapatkan kurva regresi sehingga


didapatpersamaanlinieruntukmenentukankadarkopi.AdapunkurvanyadapatdilihatpadaGam
bar 3.Pada kurva tersebut diperoleh nilai persamaan garis y = 8,948x +
2,358.Persamaangaristersebutdigunakanuntukmenghitung
kadarkafeindalamkopi.Daripersamaan garistersebut ymenyatakan absorbansi,sedangkanx
menyatakankonsentrasi.
Pada penelitian ini kopi yang digunakan jenis arabika Solong, kopi jenis
tersebutbanyak peminatnya. Kopi arabika memiliki rasa yang lebih nikmat dibandingkan
dengankopi lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kafein adalah suhu air atau
kondisipenyeduhandanlamapenyeduhan.Semakintinggisuhuairatauprosespenyeduhan,kema
mpuanairdalammengekstrakkandungankimiayangterdapatdalamkopiakansemakin tinggi.
Demikian juga halnya dengan lama penyeduhan. Lama penyeduhan akanmempengaruhi
kadar bahan terlarut, intensitas warna, serta aroma. Bertambahnya lamapenyeduhanmaka
kesempatan kontakantara air penyeduhdengankopi semakin
lamasehinggaprosesekstraksimenjadilebihsempurna.Daribeberapapenelitianyangdilakukan
olehpenelitisebelumnya,suhudanwaktusangatmempengaruhiperolehankadarkafein baik
dalamkopi maupun teh(Mulato, 2001).
Proses penyeduhan dalam penelitian ini merupakan proses ekstraksi yang
terjadipenarikankandungankimiayaitukafeindarikopiyang
dapatlarutdalampelarutairsehingga terpisah dari biji kopi yang tidak larut. Hasil analisa
penetapan kadar kafein padakopi arabika yaitu berdasarkan waktu kadar kafein tertinggi
pada masing-masing suhuterdapat pada waktu 1 jam kadar kafeinnya yaitu pada suhu 50
°C kadar kafein
0,0675mg/g,70°Ckadarkafein0,0862mg/g,dan100°Ckadarkafein0,181mg/g.Karenakadar
kafein yang tinggi dipengaruhi oleh panjangnya waktu yang digunakan saat menyeduh.
Halinidikarenaterdapathubunganantarawaktuekstraksidansenyawayangterekstrak.Semakinl
amawaktu ekstraksi makakafeinyangterekstrak semakin banyak.

Tabel 2.Hasilpengukuran absorbansilarutankopipadasuhu 50°C,70°C,dan 100°C


Su Wak Absorban Konsentr Kadar
hu tu(J siKafein(p asi(µg/ Kafein(
(° am) pm) ml) mg/g)
C)

0 2,754 0,044 0,02


75
1 3,327 0,108 0,06
50°C 75
1 3,120 0,085 0,05
, 31
5
2 2,996 0,071 0,04
56
4 2,795 0,048 0,03

0 3,106 0,083 0,05


21
1 3,598 0,138 0,08
62
70°C 1 3,537 0,131 0,08
, 18
5
2 3,297 0,104 0,06
5
4 3,126 0,085 0,05
31

0 2,995 0,071 0,04


43
1 3,520 0,129 0,18
1
100° 1 3,126 0,085 0,05
C , 31
5
2 3,121 0,085 0,05
31
4 3,297 0,104 0,06
5

MenurutRohdiana(2008),bahwafaktor-faktoryangmempengaruhiprosespenyeduhan
adalah suhu air atau kondisi penyeduhan dan lama penyeduhan.Semakintinggi suhu air
atau proses penyeduhan, kemampuan air dalam mengekstrak kandungankimia yang
terdapat dalam kopi akan semakin tinggi. Demikian juga halnya dengan
lamapenyeduhan.Lamapenyeduhanakanmempengaruhikadarbahanterlarut,intensitaswarna,
serta aroma. Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya,suhudan
waktu sangatmempengaruhi perolehan kadarkafein dalam kopi.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohdiana (2008) dengan
variabelberat sampel kopi 10 g dan memvariasikan suhu yakni 50 °C, 60 °C, dan 70 °C
serta waktupenyeduhan yakni 80 menit, 120 menit dan 140 menit. Kadar kafein dalam
kopi setelahdiekstraksi paling banyak dihasilkan pada suhu 70 °C, sedangkan waktu
optimum untukkadar kafein paling tinggi dihasilkan pada waktu 120 menit. Sehingga dari
hasil penelitianyang dilakukan menunjukkan semakin tinggi suhu dan waktu
pengestraksian, maka akanmeningkatkanjumlah kafeinyangterekstrak.
Sedangkan berdasarkan suhu kadar kafein terendah terdapat pada suhu 50 °C
yaitu0,0275 mg/g lalu pada suhu 70 °C kadar kafein yaitu 0,0521. Sedangkan kadar
kafeintertinggi terdapat pada suhu 100 °C yaitu 0,181 mg/g. Sehingga dari hasil penelitian
inidapatdisimpulkanbahwa peningkatankadarkafeindipengaruhiolehsuhudanwaktukarena
suhu yang semakin tinggi akan memperlebar jarak antar molekul dalam
padatankopitersebut.Semakintinggidifusivitaspelarutairdanrenggangnyamolekuldalampada
tan kopi maka air akan lebih mudah untuk menembus padatan kopi sehingga
kafeinyangterdapat dalam kopiterekstrak sempurna(Putri, 2015).
Proses kelarutan kafein diawali oleh pemecahan senyawa ikatan kompleks
kafeinakibat perlakuan panas, dengan semakin tinggi suhu pelarut maka proses pemecahan
akanberlangsung lebih cepat. Senyawa kafein menjadi bebas dengan ukuran yang lebih
kecil,mudah bergerak, mudah berdifusi melalui dinding sel, dan ikut terlarut dalam
pelarut.Jumlah kafein dalam tanaman kopi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranyayaituwilayahtumbuh,varietastanaman,umurtanaman,umurdaun,panjangmusimt
anam,kondisi lapangan,nutrisi tanah,curah hujan, danhama (Ningsih,2014).
Jumlahkafeindalamtanamankopidapatdipengaruhiolehbeberapafaktor,diantaranya
yaitu wilayah tumbuh, varientas tanaman, umur tanaman, umur daun, panjangmusim
tanam, kondisi lapangan, nutrisi tanah, curah hujan dan hama. Proses kelarutankafein
diawali oleh pemecahan senyawa ikatan kompleks kafein akibat pelakuan panas,dengan
semakin tinggi suhu pelarut maka proses pemecahan akan berlangsung lebih
cepat.Senyawa kafein menjadi bebas dengan ukuran yang lebih kecil, mudah bergerak,
mudahberdifusi melalui dinding sel dan ikut melalui pelarut. Selain itu kerusakan kafein
dapatdisebabkanolehbeberapafaktoryaitudiantaranyasuhutinggi,senyawakimia,danbakteri.S
ecaraumum semakin tinggisuhu dan lama ekstraksi suatuzat.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bedasarkan
suhu,kadarkopiterendahterdapatpadasuhu50°Cdankadartertinggiterdapatpadasuhu100
°C. bedasarkan waktu kadar kafein tertingggi terdapat pada waktu pengekstrakan 1
jampada masing-masing suhu 50 0C, 70 0C, dan 100 0C yaitu 0,0675 mg/g, 0,0862 mg/g,
dan0,181 mg/g. Suhu dan waktu ekstraksi memiliki pengaruh terhadap kadar kafein di
dalamkopi arabika. Karena semakin lama waktu dan semakin tinggi suhu ekstraksi maka
kafeinyangterekstrak semakinbanyak.
DAFTARPUSTAKA

Basset,J.,1994,Kimia AnalisisKuantitatifAnorganik, Jakarta:ECG

Burnham,T.A.,2001,DrugFactandComparison,StLouis:AWoltersKluwersCompany.

Coffeefag, 2001, Frequently Asked Questions about Caffeine. (diakses: 25 Januari

2019).FarmakologiUI, 2002, Farmakologidan Terapi Edisi4.Jakarta: Gaya Baru.

Fenni,O.,2012,KhasiatBombatisKopi,Jakarta:Gramedia.

Harbone,J.B.,1973,PhytochemicalMethodsTerbitanke-
2diterjemahkanolehosasihPadmawinatadanIwangSudiro, Bandung:ITB.

Hidayati,A.,2007, BahanKimia Sampling,Jakarta:Kedokteran EGC.

Isnidar., W., S., Widyarini, S., dan Yuswanto. 2016. Analisis Kandungan Kafein
padaEkstrakBuahKopiMentahdariPerkebunanMerapiDaerahIstimewaYogyakarta
MengggunakanSpektofotometriUV-Vis,JurnalIlmiahFarmasiUnsrat,5 (2): 187-
190.

Maramis, R., Citraningtyas, G., dan Wehantouw, F., 2013, Analisis Kafein dalam
KopiBubuk di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal
IlmiahFarmasi.Manado: FMIPA UNSRAT, 2(4): 122-123.

Ningsih,R.,2014,PengaruhSuhudanWaktuPenyeduhanTehCelupTerhadapKadarKafein.Skrip
si.Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Mulato,S.,2001,PelarutanKafeinBijiRobustadenganKolomTetapMenggunakanPelarutAir,
Jakarta: PelitaPerkebunan.

Nugraha, D., Yusuf, A., dan Lismayani, 2014, Penetapan Kadar Kafein Kopi Bubuk
HitamMerek“K”denganMetodeSpektrofotometriUV-
Vis.Jurnal.Ciamis:StikesMuhamadiah,1(2): 11-12.

Nurdiana dan Samosir, N. E., 2013, Pengaruh Kafein terhadap Kualitas Tidur
MahasiswaFakultasKedokteranUniversitasSumateraUtara.JurnalFK-USU,1(1):1–
5.

Putri,D.,2015,PengaruhSuhudanWaktuKadarKafeindalamTehHitam.Jurnal.
Surabaya:InstitutTeknologiSepuluhNovember, 4(2):105.

Rahardjo,P.,2012,PanduanBudidayadanPengolahanKopiArabikadanRobusta,
Jakarta:PenebarSwadaya.

Rohdiana, 2008, Manfaat dan Bahaya Kandungan Kafein dalam Kopi, Jurnal,
Semarang :UniversitasDiponegoro,3(1): 16-17.

Rohman,A.,2007,Kimia FarmasiAnalisis,Yogyakarta: PustakaPelajar.

Sofwan,R.,2013,BugarSelaludiTempatKerja,Jakarta:PT.BhuanaIlmuPopuler.

Anda mungkin juga menyukai