Anda di halaman 1dari 100

ANALISIS PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA PT. AHMADARIS

TUGAS AKHIR

OLEH :

ADE RIESYA
NIM 1603E206

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
2019

i
ii
iii
iv
v
HALAMAN MOTTO

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kufur
(terhadap karunia Allah).” (Q.S. Yusuf : 87)

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu
orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Imran : 139)

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir yang saya buat, saya persembahkan untuk :


 Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan semesta alam tanpa campur tanganNya
aku tidak bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.
 Untuk ibu yang selalu saya cintai Ibu Saeni cinta, kasih sayang, semangat,
dukungan, dan doa darimu setiap waktu menyertaiku.
 Nenek tercinta (Mama Kartimah) dan Bapak saya terimakasih untuk segala
pendewasaan ini. Serta big family yang lainnya yang tidak dapat disebut satu
per satu. Terimakasih.
 Bapak Sunandar SE, M.Si, Ak, CA dan Ibu Arifia Yasmin SE, M.Si yang
telah sabar bersedia membimbingku dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
terimakasih atas segala waktu dan bimbingannya.
 Seluruh dosen Politeknik Harapan Bersama Tegal yang telah memberikan
banyak ilmu pengetahuan dan wawasan, khususnya prodi Akuntansi.
 Almamater tercinta Politeknik Harapan Bersama.
 Teman-teman seperjuangan 6N yang sangat luar biasa terimakasih atas segala
bantuan dan dukungan terimakasih aku sayang kalian.
 Seseorang yang selalu menjadi motivasi saya, yang mengajarkan saya untuk
tidak menyerah, untuk selalu bahagia dan menikmati kehidupan yang saya
jalani.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya

hingga akhir zaman, Aamiin.

Penulisan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Diploma Tiga pada Program Studi Akuntansi Politeknik

Harapan Bersama Tegal. Judul yang peneliti ajukan adalah “Analisis

Penghitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada

PT. Ahmadaris”

Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari

bantuan , bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak MC.Chambali, B.Eng, EE, M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan

Bersama

2. Ibu Yeni Priatna Sari, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi D3

Akuntansi

3. Bapak Sunandar, SE, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing I

4. Ibu Arifia Yasmin, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing II

5. Staff Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

viii
6. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan serta berbagi

pengalaman pada proses penyusunan tugas Akhir ini.

Terakhir semoga segala bantuan yang telah diberikan, sebagai amal soleh

senantiasa mendapat Ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Sehingga pada akhirnya

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.

Tegal,Juli2019

Peneliti,

Ade Riesya

ix
ABSTRAK

Riesya, Ade. 2019. Analisis Penghitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak


Pertambahan Nilai Pada PT. Ahmadaris. Program Studi: DIII Akuntansi
Politeknik Harapan Bersama Tegal. Pembimbing I: Sunandar SE, M.Si, Ak, CA,
Pembimbing II: Arifia Yasmin SE, M.Si .

PT. Ahmadaris adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi kasa. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan yang sudah
menerapkan Pajak Pertambahan Nilai dalam Usahanya. Untuk itu perusahaan
harus melakukan proses penghitungan, pelaporan, dan penyetoran Pajak
Pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak yang dikenakan atas
konsumsi barang dan jasa didalam negeri ( di dalam daerah pabean ) oleh orang
pribadi atau badan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penghitungan,
Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT.
Ahmadaris.Penelitian ini dilakukan di PT. Ahmadaris. Teknik pengumpulan data
dengan melakukan wawancara terhadap beberapa karyawan perusahaan,
melakukan studi pustaka dengan menggunakan penelitian terdahulu serta
menggunakan media elektronik sebagai bagian dari kelengkapan data. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara
mengumpulkan, penyajikan, serta menganalisis data yang diperoleh.Berdasarkan
hasil penelitian : Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai telah sesuai dengan
Undang-Undang yang berlaku, Kesalahan dalam pencatatan dan kesalahan dalam
pelaporan pajak masukan menjadi penyebab diterbitkannya SPT Pembetulan,
Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai telah sesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku, Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai telah sesuai dengan Undang-
Undang yang berlaku, Terjadi Lebih Bayar Pajak pada perusahaan sebanyak 5 kali
dan Kurang Bayar Pajak terjadi sebanyak 1 kali.

Kata Kunci: Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai, Pelaporan dan Penyetoran


Pajak Pertambahan Nilai, SPT Pembetulan.

x
ABSTRACT

Riesya, Ade. 2019. The Analysis of Calculation, Deposit, and Reporting of Value
Added Tax at PT. Ahmadaris. Study Program: DIII Accounting Department of
Politeknik Harapan Bersama Tegal. First Advisor: Sunandar SE, M.Si, Ak, CA,
Second Advisor: Arifia Yasmin SE, M.Si.

PT. Ahmadaris is one of the companies engaged in gauze production. This


company is one of the companies that have implemented Value Added Tax in their
business. For this reason, the company must carry out the process of calculating,
reporting, and depositing Value Added Tax. Value Added Tax is a tax that is
imposed on the consumption of goods and services in the country (inside the
customs area) by an individual or entity.This study was aimed to determine the
Calculation, Depositing, and Reporting of Value Added Tax at PT. Ahmadaris.
This research was conducted at PT. Ahmadaris. Data collection techniques by
conducting interviews with several company employees, conducting literature
studies using previous research and using electronic media as part of the
completeness of the data. The data analysis technique used was quantitative
descriptive analysis, namely by collecting, presenting, and analyzing the data
obtained. Based on the results of the study: Calculation of Value Added Tax has
been in accordance with the applicable Law, Errors in recording and errors in
tax reporting caused by the issuance of Correction Tax Returns, Value Added Tax
Report is in accordance with applicable laws, Depositing Value Added Tax is in
accordance with the applicable Law, Taxes Pay More to the Company 5 times
and Pay Less Taxes occur 1 time.

Keywords: Calculation of Value Added Tax, Reporting and Depositing of Value


Added Taxes, Correction Tax Returns.

xi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK................................................................v
HALAMAN MOTTO.............................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
ABSTRAK...............................................................................................................x
ABSTRACT............................................................................................................xi
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah...................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................7
1.5. Batasan Masalah........................................................................................7
1.6. Kerangka Berpikir.....................................................................................8
1.7. Sistematika Penulisan..............................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................13
2.1. Pajak........................................................................................................13
2.1.1. Definisi Pajak...................................................................................13
2.1.2. Fungsi Pajak.....................................................................................14

xii
2.1.3. Sistem Pemungutan Pajak................................................................14
2.1.4. Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)....................................................15
2.1.5. Surat Tagihan Pajak (STP)...............................................................16
2.1.6. Sanksi Administrasi Pajak...............................................................17
2.1.7. Surat Setoran Pajak..........................................................................17
2.1.8. Tarif Pajak........................................................................................17
2.2. Pajak Pertambahan Nilai.........................................................................18
2.2.1. Definisi Pajak Pertambahan Nilai....................................................18
2.2.2. Subjek Pajak Pertambahan Nilai......................................................18
2.2.3. Objek Pajak Pertambahan Nilai.......................................................19
2.2.4. Barang dan Jasa Tidak Kena Pajak..................................................19
2.2.5. Tarif Pajak Pertambahan Nilai.........................................................21
2.2.6. Pajak Masukan dan Keluaran...........................................................21
2.2.7. Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.....................................21
2.2.8. Faktur Pajak.....................................................................................22
2.2.9. Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai.........................24
2.2.10. Penyetoran dan Pelaporan................................................................25
2.3. Penelitian Terdahulu................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................31
3.1 Lokasi Penelitian....................................................................................31
3.2 Waktu Penelitian.....................................................................................31
3.3 Jenis Data................................................................................................31
3.4 Sumber Data............................................................................................32
3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................32
3.6 Metode Analisis Data..............................................................................33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................35
4.1. Gambaran Umum PT. Ahmadaris...........................................................35
4.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Ahmadaris..................................................35
4.1.2. Visi dan Misi PT. Ahmadaris...........................................................36
4.1.3. Komitmen Perusahaan.....................................................................36
4.1.4. Susunan Organisasi dan Penjabaran Tupoksi..................................37
xiii

4.1.5. Kondisi Perusahaan saat ini.............................................................40


4.2. Hasil Penelitian........................................................................................41
4.2.1. Deskripsi Data Penelitian.................................................................41
4.2.2. Perhitungan PPN..............................................................................50
4.3. Pembahasan.............................................................................................64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................66
5.1 Kesimpulan..............................................................................................66
5.2 Saran........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................68

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu 28


Tabel 4.1 Daftar Perhitungan PPN PT. Ahmadaris tahun 2016 41
Tabel 4.2 Daftar Perhitungan PPN PT. Ahmadaris tahun 2017 44
Tabel 4.3 Daftar Perhitungan PPN PT. Ahmadaris tahun 2018 47
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan PPN Keluaran tahun 2016 50
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan PPN Masukan tahun 2016 51
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan PPN Terutang tahun 2016 52
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan PPN Keluaran tahun 2017 53
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan PPN Masukan tahun 2017 53
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan PPN Terutang tahun 2017 54
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan PPN Keluaran tahun 2018 55
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan PPN Masukan tahun 2018 55
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan PPN Terutang tahun 2018 56
Tabel 4.13 Tanggal Lapor PPN PT. Ahmadaris tahun 2016 57
Tabel 4.14 Tanggal Lapor PPN PT. Ahmadaris tahun 2017 58
Tabel 4.15 Tanggal Lapor PPN PT. Ahmadaris tahun 2018 59
Tabel 4.16 Tanggal Setor PPN PT. Ahmadaris tahun 2016 60
Tabel 4.17 Tanggal Setor PPN PT. Ahmadaris tahun 2017 61
Tabel 4.18 Tanggal Setor PPN PT. Ahmadaris tahun 2018 62

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir 9

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi 38

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 70

Lampiran 2 71

Lampiran 3 72

Lampiran 4 73

Lampiran 5 74

Lampiran 6 75

xvii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Data Penjualan dan Pembelian 2016 42

Grafik 4.2 PPN Sebelum & Sesudah Pembetulan 2016 42

Grafik 4.3 Data Penjualan dan Pembelian 2017 45

Grafik 4.4 PPN Sebelum & Sesudah Pembetulan 2017 45

Grafik 4.5 Data Penjualan dan Pembelian 2018 48

Grafik 4.6 PPN Sebelum & Sesudah Pembetulan 2018 48

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan merupakan

tujuan utama yang ingin diwujudkan bagi setiap perusahaan. Segala

aktivitas yang dilakukan untuk mencapainya harus didukung oleh kondisi

manajemen yang baik sebagai pengelola. Selain dibutuhkan untuk mencapai

tujuan organisasi, manajemen juga dibutuhkan untuk menjaga

keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan

yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam

organisasi. Tujuan yang lain dari manajemen yaitu untuk mencapai efisiensi

dan efektivitas, yaitu dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kinerja

(performance) manajemen. Agar semua tujuan tersebut dapat tercapai maka

para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menganalisis dan

menggunakan data akuntansi.

Demi kelancaran usahanya, setiap perusahaan pasti melakukan

penjualan dan pembelian. Penjualan itu sendiri sangatlah penting sebab

dengan adanya penjualan nantinya akan membuat perusahaan mendapatkan

omset atau keuntungan. Dan sebagai warga negara dan perusahaan yang

baik, penjualan yang dilakukan oleh banyak perusahaan besar juga telah

dikenakan pajak.

1
2

Pajak digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pajak langsung dan

pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang dibebankan secara

langsung kepada individu atau rumah tangga sebagai Wajib Pajak dan

kewajiban membayarnya tidak dapat dialihkan kepada orang lain.

Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan jika terdapat

suatu peristiwa atau transaksi, yang kewajiban membayarnya dapat

dialihkan kepada pihak lain yang dianggap sebagai pihak akhir yang terkena

pembebanan pajak.

Pajak merupakan sektor yang sangat penting bagi sumber

penerimaan negara, dalam pos penerimaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) sumbangan pajak memiliki porsi yang lebih besar

dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak). Penerimaan

pajak yang kurang maksimal dikhawatirkan menyebabkan pemerintahan

mengalami kesulitan untuk membiayai seluruh pengeluaran negara,

Pengeluaran Negara yang dibiayai dari pajak yakni berhubungan dengan

pembangunan atau penyediaan fasilitas-fasilitas umum berupa jalan,

jembatan, Rumah sakit dan lain sebagainya. Salah satu jenis pajak yang

merupakan sumber penerimaan Negara yakni berasal dari Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), yang menggantikan Pajak Penjualan (PPn) sejak

1 April 1985 yang ditetapkan berdasarkan Undang- Undang Nomor 8 tahun

1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 tahun

2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM). Dasar pemikiran pengenaan pajak ini pada


dasarnya adalah untuk mengenakan pajak pada tingkat kemampuan

masyarakat untuk berkonsumsi barang atau jasa yang telah dikenakan pajak,

yang pengenaannya dilakukan secara tidak langsung kepada konsumen.

Berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), Pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Dan karena sifatnya yang

memaksa dan merupakan hal yang wajib, setiap perusahaan diharuskan

melakukan penjualan yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

Pajak pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu jenis pajak

tidak langsung yang termasuk sebagai pajak konsumsi di dalam negeri, baik

konsumsi barang maupun konsumsi jasa. Ketiga unsur pajak yaitu

penanggung jawab pajak, penanggung pajak dan pemikul pajak dalam

pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditemukan terpisah-pisah.

Karakter ini memberikan suatu konsekuensi yuridis bahwa antara pemikul

beban pajak dengan penanggung jawab atas pembayaran pajak ke Kas

Negara berada pada pihak yang berbeda. Pemikul beban pajak ini secara

nyata berkedudukan sebagai pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa

Kena Pajak, sedangkan penanggung jawab pembayaran pajak ke Kas

Negara adalah Pengusaha Kena Pajak. Oleh karena itu apabila terjadi

penyimpangan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai, Administrasi Pajak


akan meminta pertanggungjawaban kepada penjual Barang Kena Pajak

tersebut, bukan kepada pembeli meskipun pembeli kemungkinan juga

berstatus sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Secara umum Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang

dikenakan atas nilai tambah dari suatu barang atau jasa setelah melalui

proses produksi. Sehingga nilai tambah merupakan elemen utama yang

digunakan sebagai dasar perhitungan Pajak Pertambahan Nilai.Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) tercipta karena adanya faktor-faktor produksi

pada setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,

menyalurkan dan memperdagangkan barang, atau dalam memberikan

pelayanan jasa kepada para konsumen. Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang

berlaku atas penyerahan barang kena pajak maupun jasa kena pajak adalah

tarif tunggal sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada penggolongan

dengan tarif yang berbeda.

Pembukuan yang benar dan lengkap adalah syarat mutlak dalam

pelaksanaan sistem perpajakan “Self Assessment” yaitu pemerintah

memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri

besarnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang, menyetorkan ke

Bank persepsi, dan kemudian melaporkan secara teratur ke Kantor

Pelayanan Pajak dalam bentuk Surat Pemberitahuan (SPT).

PT. Ahmadaris adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam

bidang produksi kasa. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan yang

sudah menerapkan Pajak Pertambahan Nilai dalam Usahanya. Untuk itu


perusahaan harus melakukan proses penghitungan, pelaporan, dan

penyetoran Pajak Pertambahan Nilai.Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai

berguna untuk mengetahui besarnya pajak yang terutang yang nantinya

harus di setorkan ke Kas Negara. Penyetoran tersebut berguna bagi negara

sebagai sumber penerimaan dalam negeri yang digunakan untuk membiayai

pengeluaran negara. Sedangkan pelaporan pajak bertujuan agar tidak terjadi

penyimpangan Kas Negara dan juga sebagai bentuk pertanggung jawaban

Pengusaha Kena Pajak (PKP) atas pajak yang di potong atau di pungut dan

di setorkan.

Permasalahan yang sering terjadi pada Pajak Pertambahan Nilai

sebagaimana yang ditulis oleh peneliti terdahulu yakni Andre H Pakpahan

(2009 : 2-3)[1] adalah adanya kesalahan dalam pencatatan dikarenakan

adanya perbedaan saat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan saat

membuat faktur pajak. Akibatnya, pada saat penyerahan Barang Kena Pajak

ataupun Jasa Kena Pajak (JKP) oleh perusahaan, Pajak Pertambahan Nilai

sudah dikenakan atau sudah terutang akan tetapi menurut pajak belum

diakui karena belum diterbitkannya faktur pajak sebagai bukti terjadinya

transaksi, tetapi dari pihak perusahaan sudah menganggapnya sebagai

penghasilan atas penjualan barang dan mencatatnya sebagai pendapatan (

perusahaan menggunakan prinsip akrual ).Pada saat terjadinya transaksi

maka perusahaan telah memungut pajak keluaran untuk disetorkan ke Kas

Negara, dan pembeli telah mendapatkan faktur pajak dari perusahaan

sebagai bukti telah dipungutnya Pajak Pertambahan Nilai.


Setelah Observasi Awal yang dilakukan oleh Peneliti, maka

didapatkan permasalahan yang terjadi pada PT. Ahmadaris adalah saat akhir

bulan yang sama setelah Pajak Pertambahan Nilai disetorkan oleh

perusahaan, konsumen memutuskan untuk membatalkan pembelian karena

ketidaksesuaian barang yang dikirim dan barang yang dipesan. Dan juga

masih sering terjadinya kesalahan pencatatan kode pada invoice dari bagian

penjualan yang menyebabkan nama barang dan harga jual barang yang

berbeda, sehingga faktur pajak yang dibuatpun ikut terjadi kesalahan hingga

sering dilakukan revisi dan membuat sering terjadinya pembetulan Surat

Pemberitahuan Pajak (SPT).

Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “ANALISIS PENGHITUNGAN,

PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN

NILAI (PPN) PADA PT. AHMADARIS”.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Penghitungan,

Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT.

Ahmadaris apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan

dalam Penghitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) apakah sudai sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.


1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memperoleh gambaran langsung tentang cara Penghitungan,

Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).Untuk

menambah wawasan peneliti dibidang pembelian dan penjualan, dan

juga akuntansi perpajakan.

2. Bagi PT. Ahmadaris

Bagi PT. Ahmadaris dari hasil penelitian ini merupakan masukan yang

dapat digunakan untuk memperbaiki dalam menyempurnakan

pelaporan pajak yang harus dibayarkan sehingga mampu

memaksimalkan laba perusahaan.

3. Bagi Politeknik Harapan Bersama

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian

dengan judul yang sama.

1.5. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih objektif, maka dalam tugas akhir ini peneliti

membatasi untuk Penghitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) tahun 2016 sampai tahun 2018. Ketentuan

Perundang-Undangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM).
1.6. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, alasan dilakukannya

penelitian ini adalah karena sering terjadinya kesalahan pencatatan nama

barang pada invoice dan faktur pajak, dan juga sering terjadinya pembatalan

pembelian oleh konsumen dikarenakan barang yang dibeli tidak sesuai

dengan barang yang dipesan, sehingga pada saat pembuatan faktur pajak

mengalami kesalahan yang menyebabkan Pembetulan Surat Pemberitahuan

Pajak (SPT). Sehingga perlu dilakukan strategi untuk memecahkan masalah

agar penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah.

Analisis data yang digunakan untuk menghitung, menyetorkan dan

melaporkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan Analisis Deskriptif Kuantitatif. Berdasarkan hasil

analisis ini maka dapat diperoleh hasil bahwa PT. Ahmadaris dalam

melakukan penghitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) sudah sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat dilakukan

penyederhanaan menggunakan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:


Permasalahan: StrategiRumusan
Pemecahan Masalah:
Masalah: Bagaimana penghitungan, penyetoran,dan
Penghitungan, penyetoran
pelaporanPajak dan
Sering terjadi pelaporan
kesalahanPPN harus sesuai dengan UU PPN apakah
Pertambahan Nilai Pada PT. Ahmadaris No 42sudah sesuai dengan Unda
pencatatan nama tahun
barang2009
pada
invoice dan faktur pajak, dan
juga sering terjadinya
pembatalan pembelian oleh
pembeli karena barang yang
dibeli tidak sesuai dengan
pesanan, sehingga pada saat
pembuatan faktur pajak
mengalami kesalahan yang
menyebabkan Pembetulan
Surat Pemberitahuan Pajak
Analisis Data: AnalisisDeskriptif Kuantitatif
(SPT).

Umpan balik
Kesimpulan:
PT. Ahmadaris dalam melakukan penghitungan, penye
pelaporan Pertambahan
sudah sesuai

dan Pajak Nilai dengan


Undang

Gambar 6.1 Kerangka Berpikir


Undang–
yang berlaku.
1.7. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, dibuat sistematika penulisan agar

mudah untuk dipahami dan memberikan gambaran secara umum kepada

pembaca mengenai tugas akhir ini. Sistematika penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagian awal

Bagian awal berisi halaman judul, halaman persetujuan,

halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian Tugas Akhir (TA),

halaman pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk

kepentingan akademis, halaman persembahan, halaman motto, kata

pengantar, intisari/abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan

lampiran. Bagian awal ini berguna untuk memberikan kemudahan

kepada pembaca dalam mencari bagian-bagian penting secara cepat.

2. Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori-teori tentang pengertian Pajak,

Fungsi Pajak, Sistem Pemungutan Pajak, Definisi Pajak

Pertambahan Nilai, Subjek Pajak Pertambahan Nilai, Objek

Pajak Pertambahan Nilai, Tarif Pajak Pertambahan Nilai,


Pajak Masukan dan Keluaran, Dasar Pengenaan Pajak dan

Penelitian Terdahulu..

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian (tempat dan

alamat penelitian), waktu penelitian, metode pengumpulan

data, jenis dan sumber data penelitian, dan metode analisis

data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tinjauan umum instansi, seperti sejarah

singkat instansi, profil instansi, struktur organisasi, tugas

dan wewenang/job description, laporan hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berisi tentang garis besar dari inti hasil

penelitian,serta saran dari peneliti yang diharapkan dapat

berguna bagi Balai Pelaksana Teknis Jalan Wilayah Tegal.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang daftar buku, literature yang berkaitan

dengan penelitan. Lampiran berisi data yang mendukung penelitian

tugas akhir secara lengkap.

3. Bagian Akhir

LAMPIRAN
Lampiran berisi informasi tambahan yang mendukung kelengkapan

laporan, antara lain Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

dari Tempat Penelitian, Kartu Konsultasi, Spesifikasi teknis serta data-

data lain yang diperlukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pajak

2.1.1. Definisi Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

Undang – Undang ( yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat

jasa timbal ( kontra-prestasi ) , yang langsung dapat ditunjukkan

dan yang digunakan untuk membayar kepentingan umum.

(Rochmat Soemitro, 1990)[2]. Dengan penjelasan seperti diatas,

“Dapat Dipaksakan” artinya : bila utang pajak tidak dibayar, utang

itu dapat ditagih menggunakan kekerasan, seperti surat paksa dan

sita, dan juga penyanderaan.

Mardiasmo (2018)[3] , Pajak adalah iuran wajib, berupa

uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma

– norma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan

jasa – jasa dalam mencapai kesejahteraan umum. Yang dimaksud

dengan kesejahteraan umum yakni suasana dimana kehidupan

dalam masyarakat tentram dan teratur, dalam hal ini kesejahtraan

merupakan poin penting yang harus d capai dalam kehidupan

bermasyarakat demi terciptanya hidup rukun.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa pajak memiliki unsur – unsur, sebagai berikut :

13
14

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang – Undang.

2. Pajak dipungut oleh Negara, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

3. Pajak digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yaitu

pengeluaran – pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat

luas.

4. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya

kontra-prestasi individual oleh pemerintah.

5. Pajak bersifat memaksa.

2.1.2. Fungsi Pajak

Menurut Mardiasmo (2018)[3] , Fungsi pajak terbagi

menjadi 2, yaitu :

1. Fungsi Anggaran ( Budgetair )

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran – pengeluarannya.

2. Fungsi Mengatur ( Regulerend )

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi..

2.1.3. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2018)[3] , Sistem Pemungutan Pajak

adalah sebagai berikut :

1. Official Assessment System, adalah suatu sistem pemungutan

pajak dimana wewenang untuk menghitung besarnya pajak


terhutang oleh seseorang berada pada pemungut atau aparatur

pajak, dalam hal ini Wajib Pajak bersifat pasif, menunggu

ketetapan dari aparatur pajak.

2. Self Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak

dimana wewenang untuk menghitung besarnya pajak terutang

berada pada Wajib Pajak bersama – sama dengan fiskus yang

harus aktif menghitung, memperhitungkan, menyetor dan

melaporkan sendiri pajaknya.

3. Full Assessment System, adalah suatu sistem perpajakan

dimana wewenang untuk menghitung besarnya pajak terutang

oleh Wajib Pajak berada pada Wajib Pajak itu sendiri dalam

menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajaknya.

4. Semi Full Self System, adalah sistem pemungutan pajak

campuran antara Self Asssessment dan Official Assessment.

2.1.4. Surat Pemberitahuan Pajak (SPT)

SPT adalah surat yang digunakan Wajib Pajak untuk

melaporkan penghitungan pajak, penghasilan, harta, objek pajak,

atau kewajiban pajak lainnya yang disebutkan dalam peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Batas waktu penyampaian SPT :

a) SPT Masa, paling lambat 20 hari setelah berakhirnya masa

pajak.
b) SPT tahunan PPh WP OP, paling lambat 3 bulan setelah akhir

tahun pajak.

c) SPT tahunan PPh WP Badan, paling lama 4 bulan setelah akhir

tahun pajak.

2.1.5. Surat Tagihan Pajak (STP)

Berdasarkan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 tahun

2007, Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan

pajak atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda dan

berfungsi sebagai koreksi pajak terutang, sarana mengenakan

sanksi kepada wajib pajak, serta sarana menagih pajak. STP ini

memiliki kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan

Pajak.

STP diterbitkan apabila :

a. PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar.

b. Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak

sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung.

c. Wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau

bunga.

d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak

membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak tetapi tidak

tepat waktu.

e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tidak mengisi

faktur pajak secara lengkap.


f. PKP melaporkan pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan

faktur pajak.

g. PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian

pajak masukan.

2.1.6. Sanksi Administrasi Pajak

Sanksi Administrasi berupa denda :

a. Untuk SPT masa PPN sebesar Rp. 500.000

b. Untuk SPT Masa Lainnya sebesar Rp. 100.000

c. Untuk SPT Tahunan PPh WP Badan sebesar Rp.1.000.000

d. Untuk SPT Tahunan PPh WP OP sebesar RP.100.000

2.1.7. Surat Setoran Pajak

Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau

penyetoran pajak yang telah dilakukan oleh wajib pajak dengan

menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke

Kas Negara melalui tempat pembayaran yang telah ditunjuk oleh

Menteri Keuangan.

2.1.8. Tarif Pajak

Menurut Mardiasmo [3] , Tarif Pajak ada 4 macam yakni :

1. Tarif Sebanding / Proporsional

Tarif sebanding berupa persentase yang tetap terhadap berapapun

jumlah yang dikenai pajak, sehingga besarnya pajak yang

terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

2. Tarif Tetap
Tarif tetap berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun jumlah

yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

3. Tarif Progresif

Tarif Progresif adalah tarif yang persentasenya semakin besar bila

jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

4. Tarif Degresif

Tarif Degresif adalah tarif yang persentasenya semakin kecil bila

jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

2.2. Pajak Pertambahan Nilai

2.2.1. Definisi Pajak Pertambahan Nilai

Menurut UU No. 42 Tahun 2009, Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) adalah Pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa,

didalam daerah pabean yang dikenakan bertingkat disetiap jalur

produksi dan distribusi.

Menurut Waluyo (2011)[4] , Pajak Pertambahan Nilai adalah

Pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa didalam negeri

( di dalam daerah pabean ) oleh orang pribadi atau badan.

2.2.2. Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Subjek Pajak Pertambahan Nilai ialah orang pribadi dan

badan, yang berdasarkan peraturan perundang-undangan, melakukan

kegiatan penyerahan dan penerimaan Barang/Jasa Kena Pajak

(BKP/JKP).

Adapun subjek Pajak Pertambahan Nilai adalah :


a. Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) yang melakukan penyerahan BKP

dan/atau JKP didalam Daerah Pabean dan melakukan ekspor

BKP berwujud/BKP Tidak Berwujud/JKP.

b. Pengusaha kecil yang memilih dikukuhkan sebagai Pengusaha

Kena Pajak.

2.2.3. Objek Pajak Pertambahan Nilai

a. Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha.

b. Impor Barang Kena Pajak.

c. Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan

pengusaha.

d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di

dalam Daerah Pabean.

e. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah

Pabean.

f. Ekspor BKP berwujud oleh PKP.

g. Ekspor BKP Tidak Berwujud oleh PKP.

h. Ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak

2.2.4. Barang dan Jasa Tidak Kena Pajak

a. Barang Tidak Kena Pajak

1) Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang

diambil langsung dari sumbernya.


2) Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan

oleh rakyat banyak.

3) Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,

rumah makan, warung dan sejenisnya.

4) Uang, emas batangan, dan surat - surat berharga.

b. Jasa Tidak Kena Pajak

1) Jasa di bidang pelayanan kesehatan medis.

2) Jasa di bidang pelayanan sosial.

3) Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko.

4) Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha

dengan hak opsi.

5) Jasa di bidang keagamaan.

6) Jasa di bidang pendidikan.

7) Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan

pajak tontonan.

8) Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan.

9) Jasa di bidang angkutan umum di darat dan air.

10) Jasa di bidang tenaga kerja.

11) Jasa di bidang perhotelan.

12) Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka

menjalankan pemerintahan secara umum.


2.2.5. Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Tarif PPN yang berlaku saat ini adalah 10%. Dan untuk tarif

PPN atas Ekspor BKP berwujud, BKP tidak berwujud, dan JKP

adalah 0%.Pemberlakuan tarif sebesar 0% bukan berarti di bebaskan

dari pengenaan PPN, tapi Pajak Masukan yang telah di bayar dari

barang yang diekspor tetap dapat di kreditkan.

2.2.6. Pajak Masukan dan Keluaran

Menurut Muljono (2008)[5] , Pajak Masukan adalah Pajak

Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh PKP karena

perolehan BKP dan/atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar

Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean

dan/atau impor BKP.

Menurut Muljono (2008)[5] , Pajak Keluaran adalah Pajak

Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh PKP yang

melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP, ekspor BKP

berwujud, ekspor BKP tidak berwujud dan/atau ekspor JKP.

2.2.7. Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai

Untuk menghitung besarnya pajak terutang dibutuhkan Dasar

Pengenaan Pajak. Pajak terutang dihitung dengan cara perkalian

antara Tarif Pajak dan Dasar Pengenaan Pajak.

Menurut Mardiasmo (2018)[3], Yang menjadi dasar

pengenaan pajak adalah sebagai berikut :


1. Harga Jual, yaitu berupa nilai uang termasuk semua biaya yang

diminta oleh penjual karena penyerahan BKP tidak termasuk

PPN dan potongan harga.

2. Penggantian, yaitu berupa nilai uang termasuk semua biaya yang

diminta oleh pemberi jasa karena penyetoran JKP tidak termasuk

PPN dan potongan harga.

3. Nilai Impor, yaitu nilai berupa uang yang menjadi dasar

perhitungan Bea Masuk ditambah pungutan yang dikenakan

berdasarkan Undang – Undang.

4. Nilai Ekspor, yaitu nilai berupa uang termasuk semua biaya yang

diminta oleh eksportir.

5. Nilai Lain, yaitu suatu nilai berupa uang yang digunakan sebagai

DPP bagi penyerahan Barang atau Jasa Kena Pajak yang

memenuhi kriteria tertentu.

2.2.8. Faktur Pajak

Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh

Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena

Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

Faktur Pajak dibagi dalam 3 jenis, yaitu :

a. Faktur Pajak Standar

Faktur Pajak Standar adalah faktur pajak yang bentuk dan

isinya telah ditetapkan oleh peraturan perundang-


undangan.Didalam faktur pajak standar harus terdapat keterangan

– keterang tentang penyerahan BKP dan JKP yang meliputi :

1) Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP.

2) Nama, alamat, NPWP pembeli BKP atau penerima JKP.

3) Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian

dan potongan harga.

4) PPN yang dipungut.

5) PPnBM yang dipungut.

6) Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak.

7) Nama, jabatan, dan tanda tangan yang berhak

menandatangani faktur pajak.

b. Faktur Pajak Khusus

Faktur pajak sederhana adalah faktur pajak yang dibuat

sebagai bukti pemungutan pajak atas penyerahan BKP dan JKP

kepada konsumen akhir atau kepada pembeli/penerima jasa

dengan identitas tidak lengkap.Faktur ini dapat berbentuk bon

kontan, faktur penjualan, segi kas register, karcis, kuitansi, dan

lainnya.

c. Faktur Pajak Gabungan

Untuk meringankan beban administrasi kepada PKP

diperkenankan untuk membuat satu faktur pajak yang meliputi

semua [enyerahan BKP atau penyerahan JKP yang terjadi selama


satu bulan takwim kepada pembeli yang sama atau penerima JKP

yang sama, yang disebut Faktur Pajak Gabungan.

2.2.9. Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Mardiasmo (2018)[3] , Ada 3 metode yang

digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang terutang atas nilai

tambah, yaitu sebagai berikut :

a. Addition Method

Pada metode Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terutang

terhitung dari penjumlahan seluruh unsur nilai tambah dikalikan

dengan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang berlaku.Nilai

tambah merupakan unsur yang paling penting dalam mekanisme

pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dengan metode ini.

Nilai tambah dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai

berikut :

Nilai tambah = Biaya produksi + Laba

Kemudian besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang terutang

dapat dihitung dengan :

PPN = Tarif (10%) x Nilai tambah

b. Substraction Method

Pada metode ini Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang

terutang dihitung dari tarif PPN dikalikan dengan selisih harga


jual barang dan harga beli barang. Adapun perhitungan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang adalah sebagai berikut:

PPN yang terutang = 10% x (Harga jual – Harga beli)

c. Credit Method

Metode ini hampir sama dengan Substraction Method.

Pada metode ini harus mencari selisih antara pajak yang dibayar

saat pembelian (pajak masukan) dengan pajak yang dipungut

saat penjualan (pajak keluaran).

Credit Method dapat dirumuskan sebagai berikut :

Harga jual xxx

Pajak keluaran = harga jual x 10% xxx

Harga beli xxx

Pajak masukan = harga beli x 10% xxx

2.2.10. Penyetoran dan Pelaporan

Yang wajib menyetorkan dan melaporkan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan Pemungut

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPN/PPnBM), yaitu Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN), Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Daerah serta

Direktorat Jenderal Pajak.


a) Penyetoran

1) Saat Penyetoran

Menurut UU PPNNo. 42 tahun 2009 pasal 15A

Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena

Pajak dalam satu masa pajak harus dibayar selambat-

lambatnya akhir bulan berikutnya setelah Masa pajak dan

sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan

Nilai disampaikan.

2) Tempat Pembayaran/penyetoran

a. Kantor pos dan giro

b. Bank pemerintah

c. Bank pembangunan daerah

d. Bank devisa

e. Kantor ditjen Bea Cukai, untuk impor tanpa LKP

f. Bank-bank lain penerima setoran pajak

3) Sarana Pembayaran

Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai ini dilakukan

dengan mempergunakan Surat Setoran Pajak (SSP).

b) Pelaporan

1) Saat Pelaporan

Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut harus

dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) selambat-lambatnya 20 hari setelah


masa pajak berakhir atau akhir bulan berikutnya setelah

berakhirnya masa pajak.Apabila tanggal pelaporan

bertepatan pada hari libur, maka pelaporan harus dilakukan

pada hari kerja sebelumnya dan pelaporan harus

disampaikan ke Kantor Pajak Pratama (KPP) tempat wajib

pajak terdaftar atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena

Pajak (PKP).

2) Sarana pelaporan

Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai

(SPT Masa PPN) merupakan sebuah form yang digunakan

oleh Wajib Pajak Badan untuk melaporkan penghitungan

jumlah pajak baik untuk melapor Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) maupun Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)

yang terhutang.

Fungsi dari SPT Masa PPN selain untuk melaporkan

pembayaran atau pelunasan pajak, namun juga dapat

digunakan untuk melaporkan harta dan kewajiban serta

penyetoran pajak dari pemotong atau pemungut.

SPT Masa PPN tersebut dapat disampaikan secara

langsung ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak/KPP atau

dikirimkan melalui PT. Pos Indonesia secara tercatat atau

dengan cara lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

Pajak.
2.3. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1Daftar Penelitian Terdahulu

Nama Variabel Metode Hasil Penelitian


No
Penelitian
Deasy (2009) Penghitungan, Analisis Penghitungan PPN
1.
“Analisis Penyetoran, dan Deskriptif yang terutang pada
Penghitungan, Pelaporan Pajak Kuantitatif PT. Tirta Jaya
Penyetoran, dan Pertambahan Telah Sesuai
Pelaporan Pajak Nilai dengan Undang-
Pertambahan Nilai Undang Nomor 18
Studi Kasus pada tahun 2000 tentang
PT. Tirta Jaya” PPN dan PPnBM.

2. Nanda (2018) Perhitungan, Analisis Perhitungan PPN


“Analisis Penyetoran, dan Deskriptif pada PT. TMN
Perhitungan, Pelaporan Pajak selama tahun
Penyetoran, dan Pertambahan 2014,2015 dan
Pelaporan Pajak Nilai 2016 tidak sesuai
Pertambahan Nilai dengan Undang-
pada PT. Tiga Undang yang
Mutiara Nusantara berlaku, dan untuk
Dolok Merawan” pelaporan PPN
sering terjadi
keterlambatan
lapor sehingga
menimbulkan
sanksi berupa
denda.
3. Andre (2009) Penerapan Analisis Perhitungan PPN
“Penerapan Akuntansi Deskriptif Pada PT. Enam
Akuntansi Pajak Pajak Enam Group
Pertambahan Nilai Pertambahan Medan telah sesuai
(PPN) Pada PT. Nilai (PPN dengan keadaan
Enam Enam perusahaan yang
Group Medan” sebenarnya, hanya
saja PT. Enam
Enam Group
Medan belum
menerapkan
Akuntansi Pajak
Pertambahan
Nilainya
berdasarkan SAK.
4 Novi (2012) Perhitungan Analisis Laba CV. Sarana
“Analisis Pajak Deskriptif Teknik Kontrol
Perhitungan Pajak Pertambahan Kuantitatif menjadi lebih
Pertambahan Nilai Nilai (PPN) tinggi setelah
(PPN) pada CV. dilakukan
Sarana Teknik perhitungan
Kontrol Surabaya” kembali terhadap
besarnya Pajak
pertambahan Nilai
yang seharusnya
menjadi beban
perusahaan ini.
5 Cindy (2013) Penerapan Pajak Analisis PT. Agung Utara
“Analisis Pertambahan Deskriptif Sakti Manado
Penerapan Pajak Nilai dalam melakukan
Pertambahan Nilai perhitungan,
Pada PT. Agung pencatatan serta
Utara Sakti pelaporannya telah
Manado” sesuai dengan UU
PPN tahun 2009.
Dan dalam hal
pelunasan pajak
yang terutang,
perusahaan selalu
tepat waktu
demikian juga
dengan
penyampaian SPT
Masa PPN.
6 Mayazitha (2013) Penerapan Analisis PT. Tiga Karya
“Penerapan Akuntansi Deskriptif Wenang Manado
Akuntansi Pajak dalam mencatat
Terhadap Pajak Pertambah PPN menggunakan
Pertambahan an Nilai Metode Akrual
Nilai pada Basis dan
Pengusaha Kena perusahaan dalam
Pajak” penerapan tarif
PPN sudah sesuai
dengan UU Nomor
42 tahun 2009.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat pada PT. Ahmadarisyang beralamat

di Jl. Raya Padaharja Km. 5 Kec. Kramat Kab. Tegal.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, terhitung dari tanggal 1

Maret sampai dengan 31 Juli 2019.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Data kualitatif menurut Suliyanto (2005:134) [6] yaitu data dalam bentuk

kata-kata atau bukan bentuk angka. Data ini biasanya menjelaskan

karakteristik atau sifat.Seperti data pegawai, profil perusahaan, visi dan

misi perusahaan, struktur organisasi, dan lain-lain.

2. Data Kuantitatif
[6]
Data kuantitatif menurut Suliyanto (2005:135) yaitu data yang

dinyatakan daam bentuk angka dan merupakan hasil dari perhitungan

dan pengukuran.Seperti Laporan Penjualan dan Pembelian serta

Laporan Pajak Pertambahan Nilai.

31
32

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer
[6]
Data Primer menurut Suliyanto (2005:131) adalah data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data

ini seperti wawancara dengan karyawan PT. Ahmadaris untuk

pengambilan data seperti sejarah berdirinya PT. Ahmadaris, visi dan

misi, dan struktur organisasi perusahaan.

2. Data Sekunder
[6]
Data sekunder menurut Suliyanto (2005:132) adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.

Dalam hal ini data sekunder yang diperoleh seperti Laporan penjualan

dan pembelian dari perusahaan, serta laporan Pajak Pertambahan Nilai

(SPT Masa PPN) dari perusahaan tahun 2016 sampai tahun 2018.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data atau keterangan yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan penulis ialah sebagai

berikut :

1. Observasi
[7]
Observasi menurut Sugiyono (2014: 145) yaitu teknik pengumpulan

data yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada instansi


dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan penyusunan tugas

akhir ini.

2. Wawancara

Wawancara menurut Suliyanto (2004 : 137)[7] yaitu teknik

pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden

untuk menggali informasi dari responden. Dalam penelitian ini peneliti

melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait

dalam penyusunan penelitian tugas akhir ini.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka menurut Sugiyono (2012:291)[7] merupakan kajian

teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan

norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.Studi

kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini yang

dapat menunjang dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Media Elektronik

Internet adalah suatu sarana yang menyediakan berbagai macam

informasi yang akurat untuk digunakan dalam melengkapi proses

penyusunan Tugas Akhir ini.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data penelitian dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisis data sehingga diperoleh

gambaran yang cukup jelas tentang masalah yang dihadapi, kemudian


ditarik suatu kesimpulan mengenai perhitungan pencatatan, pelaporan serta

penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dengan peraturan Undang-Undang

yang berlaku.

Rumus untuk menghitung besarnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Keluaran adalah :

PPN Keluaran = Tarif 10% x Nilai Jual

Rumus untuk menghitung besarnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Masukan adalah :

PPN Masukan = Tarif 10% x Nilai Beli

Rumus untuk menghitung besarnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

terutang adalah :

PPN Terutang = PPN Keluaran – PPN Masukan

Rumus untuk menghitung Pajak Kurang/lebih Bayar setelah

pembetulan adalah :

Kurang/Lebih Bayar = Pajak Terutang – Pajak Setelah pembetulan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. Ahmadaris

4.1.1.Sejarah Berdirinya PT. Ahmadaris

PT. Ahmadaris didirikan oleh Drs. H. Ahmad Syaukani dan

Drs. Aris Ananto.Mereka berdua adalah sarjana Farmasi alumni

Universitas Gajah Mada tahun 1961 dan 1969.Berawal dari

pengalaman ketika Drs. H. A. Syaukani mengikuti wajib kerja militer

(wamil) di rumah sakit Gatot Subroto, Jakarta.

Pada suatu ketika tim dokter bedah telah menyelesaikan

operasi, pasien juga telah diberi obat dan dibalut dengan kasa. Namun,

luka paska operasi itu tidak kunjung sembuh sehingga bagian Farmasi

dipersalahkan atas tuduhan kesalahan dalam pemberian obat.Hal ini

membuat Drs. H. A. syaukani merasa tergerak untuk menyelidiki

kasus ini dan beliau berhasil membuktikan bahwa obat yang diberikan

terhadap pasien sudah sesuai dengan resep dokter.

Persoalan tersebut tidak kunjung terpecahkan sampai akhirnya

ketika stok opname bagian Farmasi dilakukan, ditemukanlah bau

menyengat seperti kaporit berasal dari stok kasa dan kapas.Akhirnya

Drs. H. A. Syaukani menemukan jawaban atas kasus yang terjadi

paska operasi dahulu.

35
36

Berdasarkan pengalaman tersebut dan dengan dibekali oleh

pengetahuan yang cukup mengenai hal ini, maka Drs. H. A. Syaukani

mengajak Drs. Aris Ananto memulai produksi kasa dan kapas yang

sesuai dengan standar Farmakope Indonesia.

4.1.2.Visi dan Misi PT. Ahmadaris

1. Visi

Menjadi perusahaan kasa dan kapas yang memenuhi standar

Farmakope Indonesia yang terpercaya di seluruh dunia.

2. Misi

Menjalin kerjasama dengan rumah sakit dan badan kesehatan

global guna menciptakan keamanan, kelayakan serta efisiensi

dalam penggunaan kasa dan kapas.

4.1.3.Komitmen Perusahaan

Komitmen dari PT. Ahmadaris adalah untuk menjaga dan

mengembangkan hubungan bersahabat dan komunikatif dengan

konsumen.PT. Ahmadaris hanya memasarkan produk-produk yang

sudah terjamin kualitasnya. Perusahaan terus berupaya agar

konsumen-konsumen merasa puas dan percaya diri akan keamanan

dalam menggunakan produk yang dikeluarkan oleh PT. Ahmadaris.

Dalam pelaksanaan produksinya, PT. Ahmadaris selalu

menggunakan standar yang mengacu pada Farmakope Indonesia

dengan 10 syarat yang harus dipenuhi. Persyaratan kasa dan kapas

menurut standar Fermakope Indonesia adalah sebagai berikut :


1. Tidak fluoresensi saat disinari ultra violet.

2. Kain kasa yang ditenun / kapas berwarna putih dan tidak berbau

3. PH netral

4. Tidak mengandung zat warna

5. Zat-zat yang larut dalam air tidak lebih dari 0,5%

6. Daya serap tinggi tidak lebih dari 10 detik

7. Tidak mengandung pati

8. Zat aktif permukaan tidak lebih dari 2mm

9. Penyusutan saat pengeringan tidak lebih dari 8%

10. Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,5%

4.1.4. Susunan Organisasi dan Penjabaran Tupoksi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara

tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai

tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Oleh karena itu, diperlukan

adanya bagan yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan

kerja antara tiap bagian serta posisinya dalam organisasi. Berikut

adalah bagan dari struktur organisasi pada PT. Ahmadaris :


Mutiara Arief

( Direktur Utama )

Ratno Santoso (Kepala Bagian Personalia)

Lusiarti

(Kepala Bagian Keuangan)


Stefan Reiner (Manager Operasional)

Nasrudin

(Kepala Bagian Tax & Accounting)

Siti Masfufah (Kepala Bagian Penjualan)

Gambar 4.1.
Bagan Struktur Organisasi PT. Ahmadaris

Susunan Organisasi PT. Ahmadaris terdiri dari :

1. Direktur yang juga merupakan pemilik perusahaan di pimpin oleh

Bapak Mutiara Arief yang mempunyai tugas untuk merencanakan,

mengkoordinasi, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan

perusahaan, serta menentukan segala bentuk kebijaksanaan untuk

kelancaran perusahaan, dan juga mengadakan hubungan keluar

dengan perusahaan lain ataupun lembaga lainnya.


2. Manager Operasional di pimpin oleh Bapak Stefan Reiner yang

mempunyai tugas untuk membantu direktur dalam mengkoordinasi

bagian-bagian di bawahnya, menentukan apakah kebijakan yang

telah ditetapkan telah dilaksanakan dengan baik, menyediakan

perlengkapan yang dibutuhkan oleh bagian produksi,

menyampaikan tugas-tugas dari direktur kepada karyawan, serta

mengadakan pengawasan terhadap keuangan baik pengeluaran

maupun pemasukan.

3. Kepala Bagian Personalia yang di pimpin oleh Bapak Ratno

Santoso yang mempunyai tugas mengatur dan menentukan

kebutuhan karyawan, mencari dan menerima tenaga kerja,

mengatasi permasalahan karyawan, dan mengatur gaji pegawai.

4. Kepala Bagian Keuangan yang di pimpin oleh Ibu Lusiarti yang

mempunyai tugas untuk bertanggung jawab atas kegiatan

pencatatan transaksi keuangan, pengolahan data, dan penyusunan

laporan keuangan, membayar gaji dan upah pegawai, dan

menyusun serta menyimpan dokumen perusahaan.

5. Kepala Bagian Penjualan yang di pimpin oleh Ibu Siti Masfufah

yang mempunyai tugas untuk menerima pesanan pembelian dari

pelanggan, membuatkan invoice pesanan, mengirimkan barang

yang dipesan ke alamat pemesan, mencocokkan jumlah barang

yang dikirim dengan pesanan, serta meminta surat jalan sebagai


bukti bahwa barang yang dikirimkan telah sampai pada alamat

yang dituju.

6. Kepala Bagian Tax & Accounting yang di pimpin oleh Bapak

Nasrudin yang mempunyai tugas untuk melakukan pembukuan dari

transaksi yang dilakukan oleh bagian penjualan maupun bagian

keuangan, melakukan pembukuan dari pengeluaran yang dilakukan

oleh marketing, serta membuat faktur pajak untuk diserahkan

kepada konsumen.

4.1.5.Kondisi Perusahaan saat ini

PT. Ahmadaris menawarkan berbagai jenis produk kapas dan

kasa dengan labeling DRC (Double Red Cross) yang telah dipercaya

di Indonesia selama lebih dari 3 dekade di bidang kesehatan. Namun,

tidak hanya menggunakan labelnya sendiri, PT. Ahmadaris juga

memberikan kesempatan pada customer untuk mendesain sendiri

labeling sesuai keinginan customer.

Kondisi sekarang di PT. Ahmadaris sudah mulai meningkat dari

penjualan yang awalnya hanya puluhan invoice menjadi ratusan

invoice setiap bulannya sehingga Laba perusahaan pun meningkat.

Peningkatan juga dialami pada bagian kepegawaian.Pekerja yang

dahulunya hanya berkisar antara 300-350 orang sekarang menjadi 500

orang pekerja.
4.2. Hasil Penelitian

4.2.1.Deskripsi Data Penelitian

Berikut tabel yang menyajikan tentang perhitungan pelaporan PPN :

Tabel 4.1Daftar Perhitungan PPN PT. Ahmadaris tahun 2016

Keluaran Masukan PPN Bayar PPN Bayar


Bulan Sebelum Sesudah
DPP PPN DPP PPN
Pembetulan Pembetulan
(Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp)
(Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 2,947,547,625 294,754,756 2,792,316,662 279,231,656 15,523,100 15,523,100
Pebruari 3,628,089,170 362,808,907 3,422,721,563 342,272,145 20,536,762 20,536,762
Maret 3,863,154,822 386,315,468 3,662,259,496 366,225,938 20,089,530 20,089,530
April 3,810,222,555 381,022,241 3,562,219,440 356,221,929 24,800,312 13,742,358
Mei 3,427,663,382 342,766,317 3,156,938,764 315,593,863 27,172,454 27,172,454
Juni 4,226,866,241 422,686,607 3,981,605,379 398,160,526 24,526,081 24,526,081
Juli 2,637,607,828 263,760,772 2,434,170,940 243,417,083 20,343,689 20,343,689
Agustus 4,446,525,888 444,652,567 4,179,449,099 417,944,897 26,707,670 26,707,670
September 3,474,256,787 347,325,658 3,372,250,732 337,225,065 10,100,593 9,882,793
Oktober 4,788,247,409 478,824,722 4,571,147,708 457,114,755 21,709,967 21,709,967
Nopember 5,520,588,620 552,058,862 5,265,321,300 526,532,130 25,526,732 25,601,319
Desember 2,325,132,496 232,513,239 2,162,321,956 216,332,186 16,181,053 16,181,053
TOTAL 45,095,902,823 4,509,490,116 42,562,723,039 4,256,272,173 253,217,943 242,016,776

Sumber :Data Penelitian yang diolah tahun 2019


6.000.000.000

5.000.000.000

4.000.000.000

Keluaran DPP
3.000.000.000
Keluaran PPN
Masukan DPP Masukan PPN

2.000.000.000

1.000.000.000

Grafik 4.1 Data Penjualan dan Pembelian PT. Ahmadaris Tahun 2016

30.000.000

25.000.000

20.000.000

15.000.000 PPN Bayar Sebelum


Pembetulan
10.000.000 PPN Bayar Sesudah Pembetulan

5.000.000

Grafik 4.2 Data PPN Bayar Sebelum dan Sesudah Pembetulan tahun 2016
Berdasarkan grafik 4.1 diatas, Pada tahun 2016, Pada Bulan

November menjadi Penjualan dan Pembelian tertinggi yang dilakukan

oleh PT. Ahmadaris dengan nominal Penjualan Rp. 5,520,588,620 dan

Pembelian sebesar Rp. 5,265,321,300. Sedangkan pada Bulan

Desember menjadi Penjualan dan Pembelian terendah yang dilakukan

oleh PT. Ahmadaris dengan nominal Penjualan Rp.2,325,132,496 dan

Pembelian sebesar Rp.2,162,321,956.

Berdasarkan grafik 4.2 di atas, pada tahun 2016, untuk Pajak

Terutang tertinggi PT. Ahmadaris adalah pada Bulan Mei yakni

dengan nominal Rp. 27,172,454.Sedangkan untuk Pajak terutang

terendah adalah pada bulan September yakni senilai Rp. 9,882,793.

Pada tahun 2016, PT. Ahmadaris melakukan 3 kali pembetulan

SPT yakni pada bulan April, September, dan November. Pada bulan

April dan September PT. ahmadaris telah melaporkan serta

menyetorkan pajak terutang sebesar Rp. 24.800.312 dan Rp.

10.100.593 yang kemudian dilakukan pembetulan sehingga PPN

terutang menjadi sebesar Rp. 13.742.358 dan Rp. 9.882.793 yang

berarti bahwa perusahaan telah melakukan lebih bayar pada bulan

April dan September karena adanya kesalahan dalam pelaporan pajak.

Sedangkan pada bulan November, PT. Ahmadaris melakukan

penyetoran PPN terutang sebesar Rp. 25.526.732 yang kemudian

dilakukan pembetulan sehingga PPN yang terutang menjadi sebesar

Rp. 25.601.319 yang berarti bahwa perusahaan memiliki PPN yang


masih harus dibayarkan dengan nominal Rp. 74.587 atas pembetulan

invoice yang dilakukan oleh pihak perusahaan.

Tabel 4.2Daftar Perhitungan PPN PT. Ahmadaris tahun 2017

PPN Bayar
Keluaran Masukan PPN Bayar
Sebelum
Bulan Sesudah
DPP PPN DPP PPN Pembetulan Pembetulan
(Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 2,512,854,982 251,285,486 2,381,743,313 238,174,324 13,111,162 13,111,162
Pebruari 3,648,962,630 364,896,248 3,476,152,708 347,615,262 17,280,986 17,280,986
Maret 3,672,093,255 367,209,313 3,505,143,866 350,514,378 16,694,935 16,694,935
April 3,348,684,511 334,868,440 3,177,943,160 317,794,316 17,074,124 17,074,124
Mei 4,189,213,750 418,921,358 3,842,851,794 384,285,171 34,636,187 34,636,187
Juni 2,906,440,277 290,644,014 2,470,315,162 247,031,514 43,612,500 43,612,500
Juli 3,827,723,671 382,772,350 3,540,330,544 354,033,047 28,739,303 28,739,303
Agustus 4,871,165,411 487,116,526 4,415,944,341 441,594,445 45,522,081 45,522,081
September 4,326,705,293 432,670,515 3,967,289,090 396,826,901 35,843,614 24,785,660
Oktober 4,892,891,554 489,289,137 4,537,090,848 453,709,076 35,580,061 35,580,061
Nopember 5,716,915,366 571,691,520 5,276,552,602 527,655,251 44,036,269 44,036,269
Desember 3,706,507,368 370,650,729 2,096,756,196 209,675,610 160,975,119 160,975,119
TOTAL 47,620,158,068 4,762,015,636 42,688,113,624 4,268,909,295 493,106,341 482,048,387

Sumber : Data Penelitian yang diolah tahun 2019


7.000.000.000

6.000.000.000

5.000.000.000

4.000.000.000
Keluaran DPP
Keluaran PPN
3.000.000.000
Masukan DPP

2.000.000.000 Masukan PPN

1.000.000.000

Grafik 4.3 Data Penjualan dan Pembelian PT. Ahmadaris tahun 2017

180.000.000
160.000.000
140.000.000
120.000.000
100.000.000
80.000.000
60.000.000
PPN Bayar Sebelum
Pembetulan
PPN Bayar Sesudah Pembetulan

40.000.000
20.000.000
-

Grafik 4.4 Data PPN Bayar Sebelum dan Sesudah Pembetulan tahun 2017
Berdasarkan grafik 4.3 diatas, Pada tahun 2017, Pada Bulan

November menjadi Penjualan dan Pembelian tertinggi yang dilakukan

oleh PT. Ahmadaris dengan nominal Penjualan Rp. 5,716,915,366 dan

Pembelian sebesar Rp. 5,276,552,602. Sedangkan pada Bulan Januari

menjadi Penjualan terendah yang dilakukan oleh PT. Ahmadaris

dengan nominal Penjualan Rp.2,512,854,982. Sedangkan Pembelian

terendah ada pada bulan Desember yakni sebesar Rp.209,675,610.

Berdasarkan grafik 4.4 di atas, Pada tahun 2017, Untuk Pajak

Terutang tertinggi PT. Ahmadaris adalah pada Bulan Desember yakni

senilai Rp. 160,975,119 sedangkan untuk Pajak terutang terendah

adalah pada bulan Januari yakni sebesar Rp. 13,111,162.

Pada tahun 2017 PT. ahmadaris hanya melakukan pembetulan

SPT pada bulan September setelah sebelumnya perusahaan

melaporkan PPN yang terutang sebesar Rp. 35.843.614 dan kemudian

dikoreksi kembali menjadi Rp. 24.785.660 karena perusahaan

melakukan pelaporan ganda atas faktur pajak masukan pada bulan

sebelumnya.
Tabel 4.3Daftar Perhitungan PPN PT. Ahmadaris tahun 2018

Keluaran Masukan PPN Bayar PPN Bayar


Sebelum Sesudah
Bulan
DPP PPN DPP PPN Pembetulan Pembetulan
(Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 5,028,172,342 502,817,221 4,859,251,601 485,925,146 16,892,075 16,892,075
Pebruari 3,811,182,452 381,118,226 3,604,053,628 360,405,357 20,712,869 20,712,869
Maret 4,299,175,798 429,917,558 3,588,103,330 358,810,328 71,107,230 71,107,230
April 5,266,204,358 526,620,416 4,848,477,127 484,847,707 41,772,709 41,772,709
Mei 5,447,679,037 544,767,878 4,944,396,277 494,439,619 50,328,259 50,328,259
Juni 4,314,506,593 431,450,646 3,349,803,926 334,980,388 96,743,554 96,470,258
Juli 4,965,217,445 496,521,726 4,116,764,595 411,676,451 84,869,875 84,845,275
Agustus 4,342,788,727 434,278,852 3,600,211,075 360,021,100 74,257,752 74,257,752
September 3,747,913,219 374,791,311 3,016,474,504 301,920,741 72,870,570 72,870,570
Oktober 5,153,676,764 515,367,647 3,720,333,393 372,033,335 143,354,937 143,334,312
Nopember 4,519,395,526 451,939,528 3,144,711,117 364,262,009 87,677,519 87,677,519
Desember 5,278,981,765 527,898,163 3,847,268,083 396,892,043 131,006,120 131,006,120
Total 56,174,894,026 5,617,489,172 46,639,848,656 4,726,214,224 891,593,469 891,274,948

Sumber : Data Penelitian yang diolah tahun 2019


6.000.000.000

5.000.000.000

4.000.000.000

Keluaran DPP
3.000.000.000
Keluaran PPN
Masukan DPP Masukan PPN

2.000.000.000

1.000.000.000

Grafik 4.5 Data Penjualan dan Pembelian PT. Ahmadaris tahun 2018

160.000.000

140.000.000

120.000.000

100.000.000
PPN Bayar Sebelum
80.000.000 Pembetulan
PPN Bayar Sesudah Pembetulan
60.000.000

40.000.000
20.000.000

Grafik 4.6 Data PPN Bayar Sebelum dan Sesudah Pembetulan tahun 2018
Berdasarkan grafik 4.5 diatas, Pada tahun 2018, Pada Bulan Mei

menjadi Penjualan dan Pembelian tertinggi yang dilakukan oleh PT.

Ahmadaris dengan nominal Penjualan Rp. 5,447,679,037dan

Pembelian sebesar Rp. 4,944,396,277.Sedangkan pada Bulan

September menjadi Penjualan dan Pembelian terendah yang dilakukan

oleh PT. Ahmadaris dengan nominal Penjualan Rp. 3,747,913,219dan

Pembelian sebesar Rp. 3,016,474,504.

Berdasarkan grafik 4.6 di atas, Untuk Pajak Terutang tertinggi

PT. Ahmadaris adalah pada Bulan Oktober yakni Rp. 143,334,312

sedangkan untuk Pajak terutang terendah adalah pada bulan Januari

yakni Rp. 16,892,075.

Pada tahun 2018 PT. Ahmadaris melakukan 2 kali pembetulan

SPT yakni pada bulan Juni dan Oktober. Pada bulan tersebut,

perusahaan telah melaporkan PPN yang terutang masing-masing

dengan nominal Rp. 96.743.554 dan Rp. 143.354.937 yang kemudian

dilakukan pembetulan menjadi Rp. 96,470,258dan Rp. 143.334.312

yang berarti bahwa perusahaan telah melakukan lebih bayar

dikarenakan adanya kesalahan catat pada invoice yang dikeluarkan

oleh pihak perusahaan.


4.2.2. Perhitungan PPN

PT. Ahmadaris pada tahun 2016, 2017 dan 2018 telah

menerbitkan SPT Pembetulan beberapa kali. Berikut disajikan

perhitungan PPN dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 sebagai

berikut :

1. Tahun 2016

a. Pajak Keluaran :

Hasil perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN)

Keluaran PT. Ahmadaris adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Pajak Keluaran tahun 2016

Nilai Penjualan PPN Keluaran


Bulan Tarif
(Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 2,947,547,625 10% 294,754,763
Pebruari 3,628,089,170 10% 362,808,917
Maret 3,863,154,822 10% 386,315,482
April 3,810,222,555 10% 381,022,256
Mei 3,427,663,382 10% 342,766,338
Juni 4,226,866,241 10% 422,686,624
Juli 2,637,607,828 10% 263,760,783
Agustus 4,446,525,888 10% 444,652,589
September 3,474,256,787 10% 347,425,679
Oktober 4,788,247,409 10% 478,824,741
Nopember 5,520,588,620 10% 552,058,862
Desember 2,325,132,496 10% 232,513,250
b. Pajak Masukan :

Hasil perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN)

Masukan PT. Ahmadaris adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan PPN Masukan tahun 2016

Nilai Penjualan PPN Masukan


Bulan Tarif
(Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 2,792,316,662 10% 279,231,666
Pebruari 3,422,721,563 10% 342,272,156
Maret 3,662,259,496 10% 366,225,950
April 3,562,219,440 10% 356,221,944
Mei 3,156,938,764 10% 315,693,876
Juni 3,981,605,379 10% 398,160,538
Juli 2,434,170,940 10% 243,417,094
Agustus 4,179,449,099 10% 417,944,910
September 3,372,250,732 10% 337,225,073
Oktober 4,571,147,708 10% 457,114,771
Nopember 5,265,321,300 10% 526,532,130
Desember 2,162,321,956 10% 216,232,196

c. Pajak terutang :

Hasil perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN)

Terutang PT. Ahmadaris adalah sebagai berikut :


Tabel 4.6 Hasil Perhitungan PPN Terutang tahun 2016

PPN Keluaran PPN Masukan PPN Terutang


Bulan
(Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 294,754,763 279,231,666 15,523,096
Pebruari 362,808,917 342,272,156 20,536,761
Maret 386,315,482 366,225,950 20,089,533
April 381,022,256 356,221,944 24,800,312
Mei 342,766,338 315,693,876 27,072,462
Juni 422,686,624 398,160,538 24,526,086
Juli 263,760,783 243,417,094 20,343,689
Agustus 444,652,589 417,944,910 26,707,679
September 347,425,679 337,225,073 10,200,606
Oktober 478,824,741 457,114,771 21,709,970
Nopember 552,058,862 526,532,130 25,526,732
Desember 232,513,250 216,232,196 16,281,054

2. Tahun 2017

a. Pajak Keluaran

Hasil perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN)

Keluaran PT. Ahmadaris adalah sebagai berikut :


Tabel 4.7 Hasil Perhitungan PPN Keluaran tahun 2017

Nilai Penjualan PPN Keluaran


Bulan Tarif
(Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 2,512,854,982 10% 251,285,498
Pebruari 3,648,962,630 10% 364,896,263
Maret 3,672,093,255 10% 367,209,326
April 3,348,684,511 10% 334,868,451
Mei 4,189,213,750 10% 418,921,375
Juni 2,906,440,277 10% 290,644,028
Juli 3,827,723,671 10% 382,772,367
Agustus 4,871,165,411 10% 487,116,541
September 4,326,705,293 10% 432,670,529
Oktober 4,892,891,554 10% 489,289,155
Nopember 5,716,915,366 10% 571,691,537
Desember 3,706,507,368 10% 370,650,737

b. Pajak Masukan

Hasil perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN)

Masukan PT. Ahmadaris adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan PPN Masukan tahun 2017


Nilai Pembelian PPN Masukan
Bulan Tarif
(Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 2,381,743,313 10% 238,174,331
Pebruari 3,476,152,708 10% 347,615,271
Maret 3,505,143,866 10% 350,514,387
April 3,177,943,160 10% 317,794,316
Mei 3,842,851,794 10% 384,285,179
Juni 2,470,315,162 10% 247,031,516
Juli 3,540,330,544 10% 354,033,054
Agustus 4,415,944,341 10% 441,594,434
September 3,967,289,090 10% 396,728,909
Oktober 4,537,090,848 10% 453,709,085
Nopember 5,276,552,602 10% 527,655,260
Desember 2,096,756,196 10% 209,675,620
c. Pajak Terutang

Hasil perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN)

Terutang PT. Ahmadaris adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan PPN Terutang tahun 2017

PPN Keluaran PPN Masukan PPN Terutang


Bulan
(Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 251,285,498 238,174,331 13,111,167
Pebruari 364,896,263 347,615,271 17,280,992
Maret 367,209,326 350,514,387 16,694,939
April 334,868,451 317,794,316 17,074,135
Mei 418,921,375 384,285,179 34,636,196
Juni 290,644,028 247,031,516 43,612,512
Juli 382,772,367 354,033,054 28,739,313
Agustus 487,116,541 441,594,434 45,522,107
September 432,670,529 396,728,909 35,941,620
Oktober 489,289,155 453,709,085 35,580,071
Nopember 571,691,537 527,655,260 44,036,276
Desember 370,650,737 209,675,620 160,975,117

3. Tahun 2018

a. Pajak Keluaran

Hasil perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN)

Keluaran PT. Ahmadaris adalah sebagai berikut :


Tabel 4.10 Hasil Perhitungan PPN Keluaran tahun 2018

Bulan Nilai Penjualan PPN Keluaran


Tarif
(Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 5,028,172,342 10% 502,817,234
Pebruari 3,811,182,452 10% 381,118,245
Maret 4,299,175,798 10% 429,917,580
April 5,266,204,358 10% 526,620,436
Mei 5,447,679,037 10% 544,767,904
Juni 4,314,506,593 10% 431,450,659
Juli 4,965,217,445 10% 496,521,745
Agustus 4,342,788,727 10% 434,278,873
September 3,747,913,219 10% 374,791,322
Oktober 5,153,676,764 10% 515,367,676
Nopember 4,519,395,526 10% 451,939,553
Desember 5,278,981,765 10% 527,898,177

b. Pajak Masukan

Hasil perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN)

Masukan PT. Ahmadaris adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan PPN Masukan tahun 2018

Bulan Nilai Pembelian PPN Masukan


Tarif
(Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 4,859,251,601 10% 485,925,160
Pebruari 3,604,053,628 10% 360,405,363
Maret 3,588,103,330 10% 358,810,333
April 4,848,477,127 10% 484,847,713
Mei 4,944,396,277 10% 494,439,628
Juni 3,349,803,926 10% 334,980,393
Juli 4,116,764,595 10% 411,676,460
Agustus 3,600,211,075 10% 360,021,108
September 3,016,474,504 10% 301,647,450
Oktober 3,720,333,393 10% 372,033,339
Nopember 3,144,711,117 10% 314,471,112
Desember 3,847,268,083 10% 384,726,808
c. Pajak Terutang

Hasil perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN)

Terutang PT. Ahmadaris adalah sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan PPN Terutang tahun 2018

PPN Keluaran PPN Masukan PPN Terutang


Bulan (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp)
Januari 502,817,234 485,925,160 16,892,074
Pebruari 381,118,245 360,405,363 20,712,882
Maret 429,917,580 358,810,333 71,107,247
April 526,620,436 484,847,713 41,772,723
Mei 544,767,904 494,439,628 50,328,276
Juni 431,450,659 334,980,393 96,470,267
Juli 496,521,745 411,676,460 84,845,285
Agustus 434,278,873 360,021,108 74,257,765
September 374,791,322 301,647,450 73,143,872
Oktober 515,367,676 372,033,339 143,334,337
Nopember 451,939,553 314,471,112 137,468,441
Desember 527,898,177 384,726,808 143,171,368

4. Pajak Kurang/Lebih Bayar (Setelah Pembetulan) :

Kurang/Lebih Bayar = pajak Terutang – Pajak Setelah Pembetulan

Berdasarkan rumus tersebut diatas maka didapatkan hasil

perhitungan Pajak pertambahan Nilai (PPN) Kurang/Lebih Bayar

dari tahun 2016 sampai dengan 2018 pada PT. Ahmadaris adalah

sebagai berikut :
Apr-16 = 24,800,312 - 13,742,358 = 11,057,954

Sep-16 = 10,100,593 - 9,882,793 = 217,800

Nov-16 = 25,526,732 - 25,601,319 = (74,587)

Sep-17 = 35,843,614 - 24,785,660 = 11,057,954

Jun-18 = 96,743,554 - 96,470,258 = 273,296

Oct-18 = 143,354,937 - 143,334,312 = 20,625

4.2.3. Pelaporan PPN

Berikut ini merupakan tabel pelaporan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13 TanggalLapor PPN PT. Ahmadaris tahun 2016

Bulan Tanggal Lapor PPN


oleh PT. Ahmadaris
Januari 29 Februari
Pebruari 25 Maret
Maret 30 April
April 24 Mei
Mei 28 Juni
Juni 22 Juli
Juli 22 Agustus
Agustus 23 September
September 25 Oktober
Oktober 23 November
Nopember 27 Desember
Desember 30 Januari
Sumber : Data Penelitian yang diolah tahun 2019
Dari tabel 4.13 diatas yakni pada tahun 2016 terlihat jelas

bahwa setiap bulan dari bulan Januari hingga bulan Desember PT.

Ahmadaris tidak pernah melakukan keterlambatan dalam pelaporan

Pajak Pertambahan Nilai terutangnya kepada Kantor pelayanan Pajak

tempat usaha di dirikan. PT. Ahmadaris selalu melakukan pelaporan

antara tanggal 20-31 sebagaimana telah ditetapkan oleh Undang-

undang No. 42 tahun 2019 Pasal 15A bahwa batas akhir pelaporan

untuk Pengusaha Kena Pajak adalah akhir bulan berikutnya.

Tabel 4.14 Tanggal Lapor PPN PT. Ahmadaris tahun 2017

Tanggal Lapor PPN


Bulan
oleh PT. Ahmadaris

Januari 22 Februari
Pebruari 23 Maret
Maret 27 April
April 24 Mei
Mei 19 Juni
Juni 26 Juli
Juli 24 Agustus
Agustus 27 September
September 25 Oktober
Oktober 27 November
Nopember 21 Desember
Desember 25 Januari
Sumber : Data Penelitian yang diolah tahun 2019
Dari tabel 4.14 diatas yakni pada tahun 2017 terlihat jelas

bahwa setiap bulan dari bulan Januari hingga bulan Desember PT.

Ahmadaris tidak pernah melakukan keterlambatan dalam pelaporan

Pajak Pertambahan Nilai terutangnya kepada Kantor pelayanan Pajak

tempat usaha di dirikan. PT. Ahmadaris selalu melakukan pelaporan

antara tanggal 20-31 sebagaimana telah ditetapkan oleh Undang-

undang No. 42 tahun 2019 Pasal 15A bahwa batas akhir pelaporan

untuk Pengusaha Kena Pajak adalah akhir bulan berikutnya.

Tabel 4.15 Tanggal Lapor PPN PT. Ahmadaris tahun 2018

Tanggal Lapor PPN


Bulan
oleh PT. Ahmadaris

Januari 27 Februari
Pebruari 27 Maret
Maret 25 April
April 27 Mei
Mei 26 Juni
Juni 24 Juli
Juli 24 Agustus
Agustus 20 September
September 24 Oktober
Oktober 28 November
Nopember 20 Desember
Desember 29 Januari
Sumber : Data Penelitian yang diolah tahun 2019
Dari tabel 4.15 diatas yakni pada tahun 2018 terlihat jelas

bahwa setiap bulan dari bulan Januari hingga bulan Desember PT.

Ahmadaris tidak pernah melakukan keterlambatan dalam pelaporan

Pajak Pertambahan Nilai terutangnya kepada Kantor pelayanan Pajak

tempat usaha di dirikan. PT. Ahmadaris selalu melakukan pelaporan

antara tanggal 20-31 sebagaimana telah ditetapkan oleh Undang-

undang No. 42 tahun 2019 Pasal 15A bahwa batas akhir pelaporan

untuk Pengusaha Kena Pajak adalah akhir bulan berikutnya.

4.2.4. Penyetoran PPN

Setelah melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang,

kewajiban selanjutnya bagi wajib pajak adalah menyetorkan pajaknya

berbekal dari kode billing yang telah diterbitkan setelah melaporkan

pajak terutangnya.

Tabel 4.16 Tanggal Setor PPN PT. Ahmadaris tahun 2016


Bulan Tanggal Lapor Tanggal Setor
Januari 29 Februari 29 Februari
Februari 25 Maret 30 Maret
Maret 30 April 30 April
April 24 Mei 27 Mei
Mei 28 Juni 28 Juni
Juni 22 Juli 26 Juli
Juli 22 Agustus 25 Sgustus
Agustus 23 September 27 Sempember
September 25 Oktober 27 Oktober
Oktober 23 November 24 November
November 27 Desember 28 Desember
Desember 30 Januari 31 Januari
Sumber : Data Penelitian yang diolah tahun 2019
Dari tabel 4.16 diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa selama

tahun 2016 PT . Ahmadaris tidak pernah terlambat dalam

menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terutangnya hal ini

sesuai dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 Pasal 15A yang

menyatakan bahwa batas akhir dari penyetoran Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) yang terutang adalah akhir bulan berikutnya, dan jika

akhir bulan jatuh pada hari libur maka penyetoran dilakukan setelah

hari libur tersebut.

Tabel 4.17 Tanggal Setor PPN PT. Ahmadaris tahun 2017

Bulan Tanggal Lapor Tanggal Setor


Januari 22 Februari 23 Februari
Februari 23 Maret 27 Maret
Maret 27 April 27 April
April 24 Mei 26 Mei
Mei 19 Juni 20 Juni
Juni 26 Juli 28 Juli
Juli 24 Agustus 29 Agustus
Agustus 27 September 27 September
September 25 Oktober 26 Oktober
Oktober 27 November 28 November
November 21 Desember 22 Desember
Desember 25 Januari 26 Januari
Sumber : Data Penelitian yang diolah tahun 2019

Dari tabel 4.17 diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa selama

tahun 2017 PT . Ahmadaris tidak pernah terlambat dalam


menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terutangnya hal ini

sesuai dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 Pasal 15A yang

menyatakan bahwa batas akhir dari penyetoran Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) yang terutang adalah akhir bulan berikutnya, dan jika

akhir bulan jatuh pada hari libur maka penyetoran dilakukan setelah

hari libur tersebut.

Tabel 4.18 Tanggal Setor PPN PT. Ahmadaris tahun 2018

Bulan Tanggal Lapor Tanggal Setor


Januari 27 Februari 28 Februari
Februari 27 Maret 28 Maret
Maret 25 April 27 April
April 27 Mei 30 Mei
Mei 26 Juni 28 Juni
Juni 24 Juli 27 Juli
Juli 24 Agustus 28 Agustus
Agustus 20 September 26 September
September 24 Oktober 26 Oktober
Oktober 28 November 29 November
November 20 Desember 21 Desember
Desember 29 Januari 29 Januari
Sumber : Data Penelitian yang diolah tahun 2019

Dari tabel 4.18 diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa selama

tahun 2018 PT . Ahmadaris tidak pernah terlambat dalam

menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terutangnya hal ini

sesuai dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 Pasal 15A yang


menyatakan bahwa batas akhir dari penyetoran Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) yang terutang adalah akhir bulan berikutnya, dan jika

akhir bulan jatuh pada hari libur maka penyetoran dilakukan setelah

hari libur tersebut.

4.2.5. Wawancara Dengan Bagian Penjualan

Dalam menyusun hasil penelitian ini, peneliti juga melakukan

wawancara terhadap bagian penjualan untuk mendapatkan jawaban

atas alasan terjadinya pembetulan SPT Masa. Menurut sumber Ibu A

selaku pembuat invoice saat dikonfirmasi oleh peneliti beliau

memberikan jawaban bahwa “alasan terjadinya pembetulan invoice

yang pertama adalah karena adanya kesalahan pada saat mencatat

kode barang. Contohnya saat menulis kode KDHX3 saya justru

menulis KDHX4 yang menyebabkan berbedanya harga barang dan

barang yang dikirim dengan barang yang dikeluarkan oleh sistem.

Yang kedua, terkadang konsumen meminta invoice untuk dibuka

bulan berikutnya karena ada sebagian barang yang belum diterima

oleh konsumen dalam satu invoice itu.”

Dari hasil wawancara dengan Ibu A dapat diketahui bahwa yang

menyebabkan sering terjadinya SPT Masa PPN Pembetulan adalah

dikarenakan kesalahan pencatatan kode barang oleh bagian penjualan,

dan adanya pembatalan invoice yang terjadi setelah SPT Masa PPN

dilaporkan dikarenakan konsumen menginginkan agar invoice dibuka

bulan berikutnya sebagai akibat dari adanya barang yang belum


diterima oleh konsumen dalam satu invoice tersebut. Dengan

demikian, dapat diketahui bahwa apa yang telah dikerjakan oleh

bagian perpajakan yakni penghitungan, pelaporan, dan penyetoran

sudah dilakukan secara benar dan tepat.

4.3. Pembahasan

Adapun pembahasan dari hasil penelitian tersebut diatas adalah

sebagai berikut :

1. Faktor yang menyebabkan terjadinya pembetulan SPT Masa adalah PT.

Ahmadaris pembatalan pembelian oleh konsumen, pelaporan ganda atas

satu nomor seri pajak masukan dan juga kesalahan pencatatan nama

barang yang diketahui setelah invoice telah dikirimkan ke konsumen,

sehingga sering terjadi kurang/lebih bayar setelah melakukan

penyetoran.

2. PT. Ahmadaris dalam melakukan kegiatan penghitungan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) telah sesuai dengan peraturan perundangan-

undangan yang berlaku dimana dalam kurun waktu 3 tahun,

penghitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT. Ahmadaris

belum pernah ditemukan adanya kesalahan hitung.

3. PT. Ahmadaris dalam melakukan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) terutangnya tidak pernah melakukan keterlambatan setor yakni

sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. PT. Ahmadaris selalu

melakukan penyetoran PPN terutangnya antara tanggal 20-31 sehingga


ini berarti bahwa perusahaan tidak melebihi batas waktu yang

ditentukan.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Ahmadaris dalam melaporkan

Pajak Pertambahan Nilai yang terutang tidak pernah melakukan

keterlambatan, sebab batas akhir bagi Pengusaha Kena Pajak dalam

melaporkan Pajak Pertambahan Nilai terutangnya adalah akhir bulan

berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.

5. Untuk menghitung Pajak Kurang/Lebih Bayar setelah dilakukannya

pembetulan adalah dengan mengurangkan antara pajak terutang dengan

pajak setelah pembetulan. Dalam kurun waktu 3 tahun dari tahun 2016

sampai 2019 pada PT. Ahmadaris sebanyak 5 kali terjadi Lebih Bayar

pada penyetoran pajaknya. Sedangkan, Kurang Bayar yang terjadi pada

PT. Ahmadaris hanya 1 kali.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diambil dari pembahasan dengan

menganalisis perhitungan, pelaporan serta penyetoran Pajak Pertambahan

Nilai pada PT. Ahmadaris maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara

lain :

1. PT. Ahmadaris dalam perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) telah

sesuai dengan Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

yang berlaku di Indonesia yakni Undang-Undang Nomor 42 Tahun

2009.

2. PT. Ahmadaris dalam melaporkan SPT Masa sering melakukan

pembetulan SPT dikarenakan adanya pembatalan pembelian oleh

konsumen dan juga kesalahan pencatatan kode barang yang

mengakibatkan kesalahan nominal pada invoice sehingga menciptakan

faktur pajak pengganti yang berakibat terjadinya lebih/kurang bayar.

3. PT. Ahmadaris dalam melakukan pelaporan dan penyetoran Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) terutangnya telah sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 15A ayat 1 karena selama tahun

2016, 2017 dan 2018 PT. Ahmadaris tidak pernah terlambat dalam

melaporkan maupun menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

terutangnya.

66
67

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan simpulan

diatas adalah sebagai berikut :

1. PT. Ahmadaris hendaknya memberikan batasan kepada konsumen yang

meminta untuk membatalkan invoice dikarenakan konsumen

menginginkan faktur dibuka pada bulan berikutnya untuk

meminimalisir adanya pembatalan faktur pajak yang telah dibuat oleh

bagian perpajakan.

2. Sebaiknya bagian penjualan PT. Ahmadaris perlu mengoreksi kembali

invoice yang telah dibuat sebelum dikirim ke konsumen sehingga tidak

menyebabkan pembetulan setelah Pajak Pertambahan Nilai dilaporkan.

3. Sebaiknya perusahaan melakukan sosialisasi lebih lanjut ke bagian

penjualan dan perpajakan agar setiap karyawan lebih teliti lagi dalam

melakukan pekerjaannya dan memahami bahwa pekerjaan yang

dilakukannya harus sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis.Penerbit Andi.Yogyakarta

[2] Sugiyono (2012). Metode Penelitian Administrasi dilengkapi R&D. Cetakan

Kedua puluh, Alfabeta. Bandung

[3] Aditya, Deasy A. 2009. Analisis Penghitungan, Penyetoran dan Pelaporan

Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Tirta Jaya. Yogyakarta.Fakultas :

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

[4] Darmayanti, Novi. 2012. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (

PPN ) Pada CV. Sarana Teknik Kontrol Surabaya. Lamongan.Universitas

Islam Darum Ulum Lamongan.

[5] Geruh, Mayazitha R. 2013. Penerapan Akuntansi Terhadap Pajak

Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak. Manado. Fakultas :

Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado.

[6] Lalujan, Cindy R.E. 2013. Analisis Penerapan Pajak Pertambahan Nilai

Pada PT. Agung Utara Sakti Manado. Manado. Fakultas : Ekonomi

Universitas Sam Ratulangi Manado.

[7] Mardiasmo. 2018. Perpajakan Edisi Terbaru 2018.Yogyakarta. Andi

Offset.

[8] Pangestu, Leo Agung DD. 2017. Perpajakan Brevet A & B. Jakarta.CAPS

(Center for Academic Publishing Service).

[9] Pemerintah Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983


tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Lembaran RI Tahun

2007 No. 28.Jakarta : Sekretariar Negara.

[10] Pemerintah Indonesia. 2009. Undang–Undang Nomor 42 Tahun 2009

tentang Perubahan Ketigas atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983

tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah. Lembaran RI Tahun 2009 No.42. Jakarta : Sekretariat

Negara.

[11] Septiyani, Ayu. 2018. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah,

Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan Kualitas Laporan Keuangan Pada

Balai Pelaksana Teknis Jalan Wilayah Tegal. Tegal. Program Studi : D3

Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

[12] Syahfitri, Nanda. 2018. Analisis Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan

Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Tiga Mutiara Nusantara Dolok

Merawan. Medan. Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

[13] Whaskita, Santi. 2013. Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Pada PT. Indoprima Gemilang. Surabaya. Fakultas : Ekonomi

Universitas Wijaya Putra Surabaya.


Lampiran 1. SPT MASA PPN April 2016
LAMPIRAN 2. SPT MASA PPN PEMBETULAN April 2016
LAMPIRAN 3. SPT MASA PPN September 2016
LAMPIRAN 4. SPT MASA PPN PEMBETULAN September 2016
LAMPIRAN 5. SPT MASA PPNNovember 2016
LAMPIRAN 6. SPT MASA PPN PEMBETULAN November 2016
BUKU BIMBINGAN

Anda mungkin juga menyukai