Beragam bentuk BUMN di Indonesia tak terlepas dari tujuan globalnya untuk mencari
keuntungan, sebagaimana badan usaha lainnya baik privat maupun milik negara. tidak
tertutup kemungkinan BUMN juga dapat mengalami permasalahan yang cukup besar.
Berikut beberapa contoh permasalahan BUMN di Indonesia
Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, menolak laporan keuangan maskapai dengan
alasan ada unsur menyesatkan (misleading). Penolakan terjadi meski Garuda melaporkan laba
bersih, padahal perseroan rugi pada 2017. Pemeriksaaan pun dilaksanakan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Keputusannya adalah Garuda bersalah dan harus memperbaiki laporan keuangannya yang
terkuak rugi Rp 2,4 triliun sepanjang 2018.
Mati lampu massal yang terjadi pada hari Minggu (4/8/2019) membuat PLN menjadi
sorotan internasional. Kondisi mati lampu juga diperparah putusnya jaringan komunikasi.
Menjelang pukul 21.00 WIB, lampu yang menyala pun tidaklah merata, sebab ada daerah
yang hanya menyala beberapa menit, kemudian mati lampu lagi hingga hampir 20 jam
berikutnya.
Sejak itu, aktivitas warga, khususnya di Ibu Kota seakan lumpuh. Moda-moda
transportasi seperti KRL commuter line, moda raya terpadu (MRT), dan light rapid transit
(LRT) tak dapat beroperasi. Bus transjakarta dapat tetap beroperasi meski mengandalkan tiket
kertas. Sejumlah lampu lalu lintas pun mati hingga menyebabkan kesemerawutan di beberapa
persimpangan.
REFERENSI:
Wicaksono dkk. (2019). 5 BUMN yang Alami Masalah Serius 2019. Diakses pada 4
November 2021, dari Link:https://m.liputan6.com/bisnis/read/4030942/5-bumn-yang-alami-
masalah-serius-di-2019