Anda di halaman 1dari 4

Upaya Penegakan Nilai, Moral dan Hukum dalam bermasyarakat

Hukum yang bermanfaat bagi suatu masyarakat harus mencerminkan nilai moral dan
nilai hukum dari masyarakat dimana suatu hukum diberlakukan. Nilai sendiri mempunyai peran
penting dalam kehidupan manusia. Nilai adalah sumber kekuatasn dalam menegakkan ketertiban
dan keteraturan sosial. Norma sebagai patokan perilaku manusia mengalami perubahan makna ,
namun demkian secara moral tetap menjadi landasan bagi perilaku manusia Demikian hal, moral
sebagai landasan perilaku manusia yang menjadikan kehidupan berjalan dalam norma-norma
kehidupan yang humanis-religius . Kekuatan hukum menjadi kontrol dalam mengatur keadilan
akan hak dan kewajiban setiap manusia dalam menjalankan peran-peran penting bagi kehidupan
manusia. Nilai, norma dan hukum serta moral adalah landasan pokok yang diperlukan bagi
pembentukkan karakter manusia. Oleh karena itu, proses pembentukan karakter tidak boleh
mengabaikan tekanan nilai dan moral, Pendidikan karakter dengan pendekatan yang holistik dan
kontekstual tidak mudah diterapkan jika tidak didukung oleh semua warga masyarakat yang pada
setiap tataran kehidupan masyarakat. Keluarga, sekolah dan masyarakat serta negara perlu
menyadari bahwa membangun pendidikan karakter harus menjadi kebutuhan bersama sehingga
bangsa Indonesia memiliki kekuatan untuk mengatasi krisis karakter yang sudah bersifat
dimensional dan structural.

Link: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Manusia%20Nilai,%20Moral%20dan
%20Hukum_0.pdf

Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan


dalam kaidah-kaidah, pandangan-pandangan yang mantap dan mengejawantahkannya dalam
sikap, tindak sebagai serangakaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan kedamaian
pergaulan hidup. Penegakan hukum hanya dapat terlaksana apabila berbagai dimensi kehidupan
hukum selalu menjaga harmonisasi (keselarasan, keseimbangan dan keserasian) antara moralitas
sosial, moralitas kelembagaan dan moralitas sipil warga negara yang didasarkan pada nilainilai
aktual di dalam masyarakat. Dengan demikian kebersamaan sangat dibutuhkan tidak hanya untuk
membuat rambu-rambu pergaulan nasional, melainkan juga penegakannya.
Penegakan hukum yang baik, memerlukan pelaksanaan yang terarah pada proses
pencapaian sasaran yang meliputi aktualisasi tata nilai yang melandasi dan menjadi acuan
perilaku proses penegakan hukum, yang tertuju pada pencapaian tujuan hukum. Aspek hukum
dan kelembagaan (legal and institutional aspects) dalam penegakan hukum yang baik,
diwujudkan dalam bentuk harmonisasi interaksi penegakan hukum antar kelembagaan.
Harmonisasi interaksi penegakan hukum antar kelembagaan terjadi di setiap komponen kegiatan
dan juga antar komponen kegiatan, maka keterpaduan tersebut harus diupayakan untuk terwujud
di setiap tingkatan penegakan hukum dan kelembagaan. Apabila harmonisasi hukum dapat
diwujudkan, maka keterpaduan dalam aplikasinya juga harus selalu menuju pada penegakan
hukum yang baik. Keterpaduan antar kelembagaan senantiasa akan menjadi jaminan bagi
terselenggaranya harmonisasi dalam penegakan hukum yang baik (good law enforcement
governance).

Link: https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/6%20Kusnu%20Goesniadhie
%20S.pdf

Upaya penegakan hukum pada masa Rasulullah dan Khulafa al-Rasyidin banyak kasus

yang di hadapi pada zaman Rasulullah SAW kadang beliu sendiri yang menyelesaikan dan

kadang melimpahkan otoritas peradilan untuk memutuskan perkara kepada para sahabat.

Perkara-perkara yang diajukan meliputi perkara warisan, utang piutang, sengkata tanah,

pidana perizinan, nafkah istri, pidana pembunuhan, dan sengketa air. Tidak ada keraguan

sedikitpun pada masa Rasulullah SAW., penegakan hukum berjalan dengan baik, para

sahabat yang ditugasi menjadi hakim, juga dengan sungguh-sungguh menjalankannya

dengan penuh tanggung jawab.

Rasulullah SAW. sangat tegas dalam menegakkan hukum dan keadilan. Beliau

tampaknya menenggarai adanya kecenderungan untuk menegakkan hukum hanya untuk


kalangan masyarakat bawah, sementara untuk kaum bangsawan atau pejabat tidak

dilaksanakan, ini dapat dilihat dalam riwayat al-Bukhori dari Aisyah: “Usamah melaporkan

kepada nabi SAW. tentang seorang perempuan, beliu menegaskan: “sesungguhnya akan

hancur orang-orang (umat) sebelum kalian, karena mereka memperlakukan hukuman

(hudud) bagi orang-orang lemah (al-wadl’i) dan mereka meninggalkan (penerapan

hukuman) orang-orang yang berkedudukan tinggi (al-syarif), dan demi Zat yang diriku di

genggaman-Nya, sekiranya Fatimah (anakku) melakukan demikian (mencuri) sungguh aku

akan memotong tanggannya.

Untuk dapat mewujudkan upaya tersebut ada beberapa factor yang perlu diperhatikan:

1. persepsi penegak hukum terhadap masyarkat,agar tidak lagi sebagai

sasaran tetapi mereka adalah pemegang peran .

2. ,penegak hukum hendaknya melakukan perubahan terhadap makna, kedudukan dan


fungsi kekuasaan, aparat hendaknya menjadi pelayan masyarakat untuk mencerdaskan
mereka,sehingga akan tumbuh budayah hukum yang sehat .
3. aparat penegak hukum perlu menyadari bahwa masyarakat makin kritis dan tidak lagi
bisa dianggap remeh.

Bahwa dalam upayah menegakkan hukum dan keadilan, dibutuhkan kerja keras. merekonstruksi
hukum yang selama ini cenderung bercorak positivistik dengan pendekatan

yuridis formal, dengan pengayaan pada etic-subtantive-pragmatic dengan mengambil bahan

baku dari sistem hukum manapun, yang sesuai dengan masyarakat Indonesia yang mejemuk

termasuk hukum islam yang kerakteristiknya tidak terpisahkan dari nilai nilai taransedetal

sebagai penjabaran dari konsep “rahmatan lilalamin“


Agar upayah penegakan hukum dan keadilan dapat berjalan, dibutuhkan daya

political-will dan good will dan integritas moral yang memadai dari para pemimpin politik

dan pemerintahan, mengingat peran, tugas, dan fungsi para pemimpin ini sangat besar dan

efektik. Memang harus segera di sadari, upayah demikian membutuhkan sumber daya

manusia yang memiliki komitmen moral untuk menempatkan supremasi hukum dan

keadilan bagi masyarakat konsisten dan komitmen yang tinggi dari aparat penegak hukumnya.
diawali dari upaya.

Link : http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JIS/article/view/174/149

Masyarakat memegang peran penting dalam upaya penegakan hukum yang ada di tanah
air. Dengan tingkat kesadaran hukum yang tinggi, penerapan hukum akan lebih bisa dirasakan
oleh seluruh khalayak masyarakat,” demikian disampaikan oleh Joko Sasmito, Ketua Bidang
Pencegahan dan Peningkatan Kapasitas Hakim Komisi Yudisial. Joko mengatakan hal tersebut di
hadapan warga masyarakat dan aparatur di wilayah Kecamatan Mamajang, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan pada Jumat (19/8).

Link : https://www.komisiyudisial.go.id/frontend/news_detail/213/masyarakat-berperan-penting-
dalam-penegakan-hukum

Anda mungkin juga menyukai