Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

RANGKUMAN MATERI

DASAR- DASAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Dosen Pengampu : Drs. I Nyoman Karma, M. Si

Disusun Oleh :

ATIKASARI (E1E019045)

3B

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
MATERI 1: “ANAK DENGAN GANGGUAN BICARA”

A. Anak Dengan Gangguan Bicara

1. Pengertian Anak Dengan Gangguan Bicara


Gagap adalah gangguan bicara yang ditandai dengan permasalahan pada
kelancaran dan alur bicara pengidapnya. Umumnya, kondisi ini terjadi pada anak-anak
dan merupakan fase normal dari proses belajar berbicara. Beberapa anak dapat melalui
kondisi ini seiring pertumbuhan mereka, tetapi ada juga yang terus mengalaminya hingga
usia dewasa.

Beberapa karakteristik dari pengidap gagap adalah:

 Memanjangkan bunyi suatu kata, misalnya “pppppppppppappa”.

 Pengulangan bunyi atau suku kata, misalnya “pa-pa-pa-papa” atau “a-a-a-a-pel”.

 Memiliki jeda, atau menahan suatu kata atau kata yang tidak dapat diucapkan sama
sekali.

2. Penyebaran
Gagap muncul secara bertahap antara usia 2-7 tahun. Munculnya gagap pada anak
adalah 3% dari populasi, dengan kemungkinan muncul pada anak laki-laki 3 (tiga)
kali lebih besar dibandingkan kemungkinan terjadi pada anak perempuan (Craing Han
Cock, Tran, Craig & Peters, dalam Mash & Wolfe, 2005).

3. Penyebab Gagap
Berdasarkan penyebabnya, gagap terbagi menjadi 3 tipe, yakni:

a. Pertumbuhan. Gagap umumnya terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun.


Gagap yang muncul merupakan bentuk keterbatasan dalam menyampaikan suatu
maksud melalui bahasa atau perkataan. Hal ini tergolong wajar dan akan hilang
dengan sendirinya.
b. Neurogeni. Gagap neurogenik adalah gagap yang disebabkah oleh gangguan pada
otak, saraf, dan otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara. Kondisi tersebut
dapat disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit, misalnya stroke.
c. Psikogenik. Gagap psikogenik tergolong jarang terjadi. Tipe ini gagap disebabkan
oleh adanya trauma atau masalah dalam pemikiran atau penalaran.
4. Cara Penanganan/Pengobatan Gagap
Gagap sebaiknya mendapat penanganan dari dokter apabila:
 Berlangsung lebih dari 6 bulan.

 Berlangsung lebih sering atau terus berlanjut hingga anak beranjak dewasa.

 Terjadi bersamaan dengan gangguan berbicara lainnya.

 Disertai otot yang menegang atau kesulitan berbicara yang makin terlihat.

 Menyebabkan gangguan emosional, berupa kegelisahan, ketakutan, dan


menghindari situasi yang mengharuskan pengidapnya berbicara.

 Memengaruhi komunikasi di sekolah, lingkungan kerja, atau dalam pergaulan.

 Kondisi muncul saat berusia dewasa.

Untuk mengatasinya, terapi gagap dapat dilakukan. Terapi ini memiliki


pendekatan dan tingkat efektivitas yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi serta
kebutuhan pasien anak maupun dewasa. Terapi gagap memiliki efektivitas lebih
tinggi pada pengidap yang usia lebih muda dibandingkan pada anak usia sekolah dan
orang dewasa. Metode pendekatan yang dilakukan adalah:

 Terapi bicara yang mengajarkan pasien untuk mengendalikan dan memperhatikan


tempo atau cara berbicara mereka. Dengan terapi ini, pengidap dapat mengenali
kapan mereka mulai gagap saat berbicara. Terapi dimulai dengan pasien berbicara
dalam tempo sangat pelan hingga berangsur menemukan pola bicara orang normal
dan percaya diri.

 Terapi perilaku kognitif. Terapi ini membantu pasien untuk mengenali dan
mengubah pola pikir yang bisa memperburuk gangguan bicara ini. Konseling
psikologis ini juga akan membantu pasien memecahkan penyebab tersembunyi
yang dapat berkaitan dengan gagap, seperti pemicu stres, gelisah, dan masalah
kepercayaan diri.

 Perangkat elektronik. Peralatan ini juga efektif untuk mengobati gagap dan
digunakan seperti halnya sebuah alat bantu dengar, atau dalam bentuk aplikasi
ponsel. Salah satu contoh alatnya adalah alat untuk mendapatkan umpan balik
auditori lambat (delayed auditory feedback/DAF).  Alat ini memainkan kembali
suara pasien seper sekian detik setelah berbicara. Selain itu, terdapat alat umpan
balik auditori pengubah frekuensi (frequency-shifted auditory feedback/FSAF).
Alat ini berfungsi memainkan kembali suara pengidap pada frekuensi yang lebih
rendah atau lebih tinggi. Kombinasi dari kedua alat ini juga mungkin digunakan
pada pengidap gagap. Beberapa peralatan lain juga digunakan tiap hari sepanjang
waktu.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi secara efektif
dengan penderita gagap adalah:

1. Dengarkan apa yang penderita sampaikan. Lakukan kontak mata secara


alami dengan penderita selagi berbicara. Hindari melengkapi kata yang
ingin disampaikan penderita. Biarkan penderita menyelesaikan
perkataannya.
2. Pilih tempat berbicara yang tenang dan nyaman. Bila perlu, atur momen
ketika penderita tengah merasa sangat tertarik untuk menceritakan sesuatu.
3. Hindari bereaksi negatif ketika gagap kambuh. Berikan koreksi dengan
lembut dan puji penderita ketika menyampaikan suatu maksud dengan
lancar.
4. Berbicara secara perlahan. Penderita gagap secara tidak sadar akan
mengikuti kecepatan berbicara lawan bicaranya. Jika lawan bicaranya
berbicara secara perlahan, penderita juga akan berbicara secara perlahan,
sehingga dapat lebih lancar menyampaikan maksudnya.

B. Anak Dengan Gangguan Bahasa Ekspresif dan Represif.

1. Pengertian
 Bahasa Ekspresif

Bahasa Ekspresif adalah kemampuan untuk mengekspresikan keinginan dan


kebutuhan melalui komunikasi verbal atau nonverbal. Kemampuan ini bersifat
sebagai output atau keluaran.Ini adalah kemampuan merangkai pemikiran dan
menyusunnya ke dalam kalimat yang masuk akal.

 Bahasa Reseptif

Bahasa Reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan yang


didengar atau dibaca. Kemampuan ini bersifat sebagai input atau masukan.

2.Penyebaran Gangguan Bahasa Ekspresif Dan Reseptif

a. Artikulasi

Gangguan artikulasi adalah kesulitan dalam pembentukan bunyi-bunyi ,


suku kata, maupun kata-kata, sehingga ucapannya sulit dipahami.

Gangguan artikulasi terdiri dari beberapa tipe, yaitu :


a) Subtitusi yaitu terjadinya penggantian fonem seperti kata gigi diucapkan
didi.
b) Omisi yaitu terjadinya penghilangan fonem, seperti kata cincin
diucapkan cicin.
c) Distorsi, yaitu terjadinya kekacauan pengucapan, seperti kata tinta
diucapkan nita.
d) Adisi, yaitu terjadinya penambahan fonem, seperti kata foto diucapkan
forto.

b. Morfologi

Morfologi berkaitan dengan struktur, bentuk dan penggolongan kata.


Sintaksis berkaitan dengan memahami dan mengucapkan kalimat, serta mencakup
pengggunaan tata bahasanya. Gangguan Fonologi adalah kegagalan untuk
menggunakan bunyi-bunyi ujaran yang sesuai bagi usia individu usia dan dialek
yang digunakan. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Sekitar 3%
dari anak-anak pra-sekolah dan 2% dari anak usia 6-7 tahun memiliki kelainan
ini, sedangkan yang berusia 17 tahun, hanya 0,5% yang terpengaruh. Penyebab
gangguan fonologis pada anak-anak tidak diketahui. Kemungkinan karena
komponen genetik, karena sebagian besar anak-anak dengan masalah ini
mempunyai saudara dengan kelainan yang serupa.

c. Semantik berkaitan dengan memahami kata serta mendefinisikan/mengucapkan


kata.
d. pragmatik berkaitan dengan bagaimana bahasa itu digunakan dalam
berkomunikasi.

3. Penyebab Gangguan Bahasa Ekspresif dan Reseptif

 Penyebab Gangguan Ekspresif


*faktor genetik ( biasanya memiliki riwayat keluarga fonologis atau gangguan
komunikasi lain).

*gangguan neurologis pada anak (kerusakan/keterlambatan maturasi pada serebral,


otak kiri).

*memiliki gangguan pendengaran. Prevelensi: pada anak usia sekolah, laki-laki/


perempuan.

Umumnya penyebab gangguan bahasa ekspresif ini berkaitan dengan pusat


perkembangan bahasa anak dan karena genetik. Tidak hanya faktor keturunan, tetapi
juga adanya mutasi gen yang terjadi selama tumbuh-kembang anak.

 Penyebab Gangguan Bahasa Reseptif

*Tidak nampak mendengarkan ketika ditegur

*Ketidakmampuan memahami kalimat secara utuh

*Ketidakmampuan untuk mengikuti perintah secara verbal

*Parroting kata atau ucapan (echolalia)

*Keterampilan bahasanya rendah di bawah usianya.

4. Cara Menangani Gangguan Bahasa Ekspresif Dan Resepsif


a.Memastikan anak mengerti
b.Berikan waktu
c.Ajukan komentar dan bukannya pertanyaan
d.Beri contoh
e.Tambahkan beberapa kata
f.Berikan pilihan
g.Belajar sambil bermain
h.Minimalkan suara – suara gangguan
i.Perawatan
j.Gunakan cara lain untuk berkomunikasi
k.Gunakan konteks

MATERI 4: “ANAK DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL”

A. Pengertian anak yang tidak patuh


Anak yang tidak patuh juga termasuk dalam kategori anak yang berkebutuhan
khusus apabila dia telah melanggar hukum Negara.Anak yang tidak patuh adalah anak
yang tidak nurut pada perintah atau aturan yang telah ditetapkan dan selalu berbuat
semaunya.Maka orang tua harus membawanya untuk melakukan terapi gangguan
kepribadian, yang disebut dengan terapi perilaku dialektikal.

B. Karakteristik anak yang tidak patuh


Ada beberapa ciri-ciri atau karakteristik anak yang tidak patuh sebagai berikut :
1. Anak yang suka membangkang terhadap apa yang telah diperintahkan oleh orang
tuanya.
2. Anak yang suka keras kepala terhadap apa yang telah dilarang oelh orang tuanya
agar tidak melakukan sesuatu tersebut.
3. Anak yang sukabersikap angkuh terhadap temannya.
4. Anak yang suka bersikap sombong dengan apa yang dia miliki dan memamerkan
kepada teman sebayanya.
5. Anak yang bersifat kasar baik terhadap orang tuanya, teman sebayanya dan lain-lain.

C. Penyebab anak yang tidak patuh


Ada beberapa penyebab anak ang tidak patuh yaitu :
1. Komunikasi yang kurang tepat
2. Orangtua selalu mengkritik
3. Orangtua tidak memahami pembicaraan anak
4. Sikap otoriter orang tua

D. Penanganan anak yang tidak patuh


1. Membangun komunikasi yang baik dan efektif
2. Menunjukkan rasa empati
3. Meluangkan waktu bersama anak
4. Mencintai anak dengan tulus

E. Pengertian anak yang temper tantrum


Peristiwa anak yang menangis, menjerit dan berguling dilantai yang disebut
dengan temper tantrum. Banyak yang mengemukakan pengertian temper tantrum dan
sebagai psikologi memandang bahwa hal tersebut merupakan bagian dari pertumbuhan
dan warna kehidupan. Temper tantrum dapat diartikan sebagai suatu letupan amarah
anak yang sering terjadi pada saat anak menunjukan sikap negativistic atau penolakan.
Tujuan melakukan temper tantrum untuk mendapatkan keberhasilan atas keinginan
atau mencari perhatian orang tua. Peristiwa temper tantrum sering kali disertai dengan
tingkah laku seperti menangis dengan keras, berguling-guling dilantai, menjerit,
melempar barang, memukul-mukul dan sebagainya.

F. Jenis-jenis temper tantrum


Ada beberapa jenis-jenis temper tantrum sebagai berikut :
1. Tantrum mengamuk
2. Tantrum manipulatif
3. Tantrum putus asa

G. Karakteristik anak temper tantrum

Berikut ini adalah karakteristik anak yang sering menunjukkan perilaku temper
tantrum, yang dijelaskan oleh Landsdown & walker (1996), yaitu :
a. Anak yang sering berada dalam kelelahan, tekanan, dan kecemasn tinggi.
b. Anak yang memiliki temperamen sulit, sering stress.
4. Anak yang memiliki orang tua yang sangat sensitif, dimana orang tua mereka sendiri
cenderung sering menunjukkan temper tantrum.

H. Penanganan anak temper tantrum


Adapun cara mengatasi anak yang mengalami masalah tantrum dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Preventif yaitu, mengatasi tanrum dengan cara pencegahan atau antisipasi agar anak
tidak mengalami ledakan emosi. Preventif salah satu hal yang biasa orang tua atau
anggota keluarga lakukan untuk mencegah terjadinya tantrum adalah membangun
pola asuh yang benar dalam melaksanakan sistem parenting orang tua perlu
memerhatikan dan memahami kepribadian, tempramen, dan karakter anak karena
hal tersebut akan mempengaruhi respon maupun reaksi anak terhadap intervensi
orang tua berlaitan dengan aktivitas dan kehidupan anak. (Surbakti ;2002).
2. Kuratif yaitu apabila tantrum sudah terlanjur terjadihal-hal yang biasa dilakukan oleh
orang tua antara lain :
a. Mengajarkan anak untuk cakap berkomunikasi
b. Mengajarkan anak kemampuan bersosialisasi
c. Mengajarkan anak berkemampuan berinteraksi
d. Mengajarkan anak kemampuan beradaptasi
e. Mengajarkan anak tata nilai kebaikan
f. Melindungi anak adari pengaruh tata nilai buru
g. Melatih anak agar mempu mengendalikan emosi.

Anda mungkin juga menyukai