PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil penimbangan tahun 2017 cakupan sasaran balita yang datang
ke posyandu sebesar 60,8% (target 85%), balita yang naik berat badannya sebesar 78,7%
(target 70%) dan cakupan balita bawah garis merah sebesar 0,4%(target < 4%).
Visi Program Gizi mengacu pada visi Puskesmas Kampung Teleng yaitu
“Masyarakat Sehat Mandiri 2020 Menuju Kota Wisata Tambang yang Berbudaya“. Untuk
mewujudkan visi tersebut di atas, ditetapkanlah misi Puskesmas Kampung Teleng yaitu:
a) Meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
b) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
c) Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk memiliki jaminan pemeliharaan
kesehatan.
d) Mendorong masyarakat untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat.
e) Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak.
f) Meningkatkan peran serta masyarakat untuk menyelenggarakan upaya pencegahan dan
penanggulangan baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
g) Mendorong masyarakat dalam mewujudkan keluarga sadar gizi.
3.1 Tujuan
Umum :
Khusus :
3.2 Manfaat
Dengan adanya perencanaan tingkat puskesmas program gizi ini, dapat memberikan
manfaat bagi peningkatan kualitas dan kuantitas cakupan program gizi di Puskesmas.
4 Rendahnya pencapaian 3 3 2 18
Vitamin A bayi
5 Rendahnya pencapaian 3 3 2 18
Vitamin A balita
6 Rendahnya pencapaian Fe 1 3 3 2 18
7 Rendahnya pencapaian Fe 3 3 3 2 18
8 Rendahnya pencapaian Fe 3 3 2 18
bufas
9 Rendahnya pencapaian 3 3 2 18
Vitamin A bufas
Manusia
1. Masyarakat Metode
Kurangnya program inovasi di Posyandu sehingga
1. Kurangnya program inovasi di Posyandu
kegiatan monoton membuat sasaran jenuh.
sehingga kegiatan monoton membuat
Bayi yang sudah lengkap imunisasinya tidak datang ke
sasaran jenuh.
posyandu
2. Kurangnya kerjasama lintas sektor terkait
Ibu bekerja
seperti aparat desa/ kelurahan, PKK dan
2. Kader dan Petugas
PMPKB
Kurangnya penyampaian informasi baik oleh kader
maupun petugas
Rendahnya
pencapaian D/S bayi,
anak balita dan balita
Material Sarana
1. Kurangnya media informasi seperti poster dan leaflet 1. Informasi mengenai hari buka posyandu
kesehatan (puskel, halo-halo)
2. Ada posyandu yang tidak mempunyai
gedung sendiri (Posyandu Pasar)
Manusia
1. Masyarakat Metode
Sasaran tidak ada ditempat/pulang kampung saat
pendistribusian vitamin A pada bulan Agustus 1. Kurangnya kerjasama lintas sektor terkait
Ibu bekerja, sehingga tidak dapat membawa balitanya ke seperti aparat desa/ kelurahan, PKK dan
posyandu PMPKB
Rendahnya pencapaian
Cakupan Vitamin A
bayi dan Vitamin A
balita
Material
Sarana
1. Kurangnya media informasi seperti spanduk, poster, dan
1. Informasi mengenai bulan vitamin A
leaflet mengenai Vitamin A
(puskel, halo-halo)
Manusia
1. Ibu hamil dan tidak mau mengkonsumsi tablet besi karena merasa Metode
mual dan BAB berwarna hitam setelah mengkonsumsi tablet Fe.
1. Metode konseling kurang menarik
2. Sasaran tidak melakukan kontak dengan petugas kesehatan di
2. Kurangnya kerjasama dengan lintas sektor
Puskesmas
dan tokoh masyarakat dalam monitoring
3. Beberapa sasaran pindah
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil
4. Konseling mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet Fe belum
berjalan maksimal
Rendahnya
Pencapaian Fe 1 dan
Fe 3
Material Lingkungan
Manusia
1. Ibu hamil dan tidak mau mengkonsumsi tablet besi karena Metode
merasa mual dan BAB berwarna hitam setelah mengkonsumsi
1. Metode konseling kurang menarik
tablet Fe.
2. Kurangnya kerjasama dengan lintas sektor
2. Sasaran yang melahirkan di luar daerah
dan tokoh masyarakat dalam monitoring
3. Sasaran tidak melakukan kontak dengan petugas kesehatan di
konsumsi tablet Fe dan Vitamin A pada ibu
Puskesmas
nifas
4. Konseling mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet Fe
belum dan Vitamin A setelah melahirkan
Rendahnya
pencapaian Fe Bufas
dan Vitamin A Bufas
Material
Lingkungan
1. Kurangnya media informasi seperti poster dan leaflet
mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet Fe dan Vitamin 1. Kurangnya dukungan keluarga untuk dan