1) Pada umumnya, asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik
non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Sifat asam amino ini berbeda dengan
asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik maupun
aromatik yang terdiri dari beberapa atom karbon, umumnya kurang larut dalam air
tetapi larut dalam pelarut organik. Demikian pula amina, pada umumnya tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.
2) Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam
karboksilat atau amina (lebih besar dari 200ºC).
3) Bersifat sebagai elektrolit. Dalam larutan kondisi netral (pH isoelektrik), asam
amino dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan negative
(zwitterion) atau ion amfoter. Keadaan ion ini sangat tergantung pada pH larutan.
Bila ditambahkan dengan basa, maka asam amino akan terdapat dalam bentuk :
H2N – CH – COO– R
Dan bila ditambahkan asam ke dalam larutan asam amino, maka asam amino yang
terbentuk :
+H3N – CH – COOHR
B. Struktur Asam Amino
Asam amino adalah blok bangunan protein. Ada 20 asam amino yang berbeda di
alam. Semua asam amino termasuk lima bagian dasar :2
1
Kumala Poppy, KAMUS KEDOKTERAN DORLAND (Jakarta: ECG, 1998) hal. 121.
2
Anonim, DASAR-DASAR BIOKIMIA (Jakarta: UI-PRESS 2000)hal. 68.
Group-R (rantai samping) komposisi masing-masing asam amino sangat bervariasi
karena ini adalah bagian dari asam amino yang membuatnya unik. Masing-masing dari
20 asam amino memiliki struktur rantai samping yang berbeda. Rantai samping
mengandung atom oksigen terutama hidrogen, dan karbon. Beberapa asam amino
memiliki atom belerang atau nitrogen dalam Group-R mereka. Struktur dua asam amino
dan rantai samping mereka adalah sebagai berikut :
Sistein (Cys)
DAFTAR PUSTAKA
Poppy Kumala, 1998, KAMUS KEDOKTERAN DORLAND, ECG, Jakarta.