Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Fiqhi Ibadah Perbankan Syariah 1
DOSEN PENGAJAR
AMINUDDIN, S.Pd.I.,M.Pd
Oleh :
KELOMPOK 6
ANGGI ARDIAWANTI
NIM : 612062021018
ASNATANG
NIM : 612062021005
Puji syukur kita panjatkan khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Puasa” ini dapat
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada sang revolusioner sejati,
Terima kasih pula kami sampaikan kepada semua pihak yang berpartisipasi
dalam menyelesaikan makalah ini, karena tidak mungkin makalah ini bisa
terselesaikan tanpa adanya dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini bisa menjadi salah satu sumber pembaca dalam menambah ilmu
pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................5
A. Kesimpulan..................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat
sekarang,tetapi juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu bagi orang yang
beriman ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa,dan
untuk diri-Nya diantara amal-amal ibadah lainnya. Puasa difungsikan sebagai benteng
yang kukuh yang dapat menjaga manusia dari bujuk rayu setan.
Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab, karena segala sesuatu yang
menciptakan tidak ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan –Nya pasti
demi kebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa
mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari segi
dalam hadits telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa seperti halnya
mengenai kesehatan, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan puasa secara tidak
langsung telah diajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti halnya sabar, bisa
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian puasa dan dasar hukumnya?
2. Apa saja syarat wajib dan syarat sah puasa?
3. Apa saja yang termasuk rukun puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu puasa dan dasar hukumnya.
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk syarat wajib dan syarat sah puasa.
3. Untuk mengetahui rukun puasa dan hal-hal yang membatalkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Puasa atau As-shoum adalah salah satu rukun islam yang mulai disyariatkan
pada tahun II Hijriah. Pengertian puasa secara terminology berasal dari bahasa arab
adalah :
اهر من حيضHHل طHHلم عاقHHوم من مسHHل للصHHإمساك عن مفطر بنية مخصوصة جميع نهار قاب
اسHHHHHHHHو نف.
(Menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa dengan niat yang khusus
pada seluruh siang harinya,orang yang melakukan puasa yang berakal suci, dan suci
Sedangkan menurut istilah agama islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang
“Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam,
yaitu fajar”.(Al-baqarah;187)
1
Syeikh M. Qasim Al Gazi, Fathul Qarib, hal.25 “pengertian Puasa”, dalam makalah Fiqih Bab
Puasa. 2013
2
Muh Bagir Al-Habsyi, hal. 341 “pngertian Puasah”, dalam makalah Fiqih Ibadah Bab puasa.
2013
Adapun hukum melakukan puasa Ramadlan adalah Wajib Ain,
berdasar-kan Al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’.
١٨٣ َب َعلَى ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ۡبلِ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَتَّقُون
َ ِصيَا ُم َك َما ُكت
ِّ ب َعلَ ۡي ُك ُم ٱل ْ ُٰيَٓأَيُّهَاٱلَّ ِذينَ َءا َمن
َ ِوا ُكت
Artinya : Hai orang – orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu, agar kamu
betaqwa (Al-Baqarah: 183 )
الصالة وإيتاءالزكاةH شهادة أن الإله إالهللا وأن محمدا رسول هللا وإقام: بني اإلسالم على خمس
رمضانH وحج الــبيت وصيام.
Artinya: Islam itu didirikan atas lima perkara: 1) bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah, 2) mendirikan sholat
lima waktu, 3) menunaikan zakat, 4) mengerjakan haji, 5) mengerjakan puasa
pada bulan Ramadhan. (H.R. Bukhari dan Muslim dan Ahmad)
Puasa itu ada beberapa macam, yaitu puasa wajib, puasa sunnah, puasa
makhruh dan puasa haram sebagaimana uraian berikut:
1). Puasa wajib, yaitu puasa pada bulan suci Ramadhan sebagaimana firman Allah
Swt:
3
Dr. K.H. Ma’ruf Amin, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i, Hal. 250
2). Puasa Sunah adalah Puasa apabila dikerjakan mendapat pahala jika
ditinggalkan tidak mengapa yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw. yaitu pada
hari hari berikut ini :
Artinya: Dari Abu Ayyub, Rasulullah Saw telah berkata: barang siapa yang
puasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia puasa enam hari dalam bulan
Syawal, adalah seperti puasa sepanjang masa. (H.R. Muslim).
Sabda Rasulullah :
) (رواه مسلم. صوم يوم عاشراء يكفر سنة ماضية: م.عن أبي قتادة قال رسول هللا ص
Artinya: Dari Abu Qatadah, Rasulullah Saw berkata: Puasa hari’Asyura
itu menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu. (H.R. Muslim)
c. Puasa Hari ‘Arafah (tanggal 9 bulan haji), kecuali bagi orang yang sedang
haji.
Sabda Rasulullah :
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية و مستقبلة: م.عن أبي قتادة قال رسول هللا ص
()رواه مسلم
Artinya: Dari Abu Qatadah, Nabi Saw, telah berkata: Puasa haru ‘Arafah
itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang lalu dan satu tahun
yang akan datang (H.R. Muslim).
يتحرى صيام اإلثنين والخميسHعن عائشة كان النبي صلى هللا عليه وسلم.
()رواه الترمذي
Artinya : Dari ‘Aisyah, bahwa Nabi Saw memilih waktu puasa hari Senin
dan hari Kamis (H.R. Tirmizi).
3). Puasa Makruh yang berarti melakukan suatu hal yang dapat mengurangi
pahala puasa., yaitu puaa yang dilakukan:
a. Puasa pada hari yang diragukan, apakah bulan ramadhan sudah tiba atau
belum.
4
Dr. H.Zurinal Z, Fiqih Ibadah Hal : 145
من صام اليوم الذي شك فيه فقد عصى أبا القاسم: عن عمار بن ياسر رضي هللا عنه
صلى هللا عليه وسلم.
b. Puasa yang dilakukan dari jum’at sendiri, atau hari Sabtu sendiri, yaitu
4). Puasa Haram, yaitu puasa yang dilakukan pada hari raya Idhul Fithri, Idhul
Adha dan hari-hari Tasyrik, yaitu tiga hari sesudah Idhul Adha.
Sesuai Hadits:
م نهى عن صوم هذين اليومين أما يوم الفطر. هللا صHقال عمر بن الخطاب أن رسول
وعيد المسلمين و أما يوم األضحى فكلوا من لحوم نسككمHففطركم من صومكم
()رواه األحمد واألربعة
5
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jilid II Hal :45
B. Syarat Wajib dan Syarat Sah Puasa
Syarat wajib dan syarat sah puasa harus dipenuhi setiap muslim yang ingin
menunaikan ibadah ini. Dalam hadits-nya, Rasulullah Saw. Telah mengajarkan
besarnya pahala yang diperoleh hambanya yang puasa. “Setiap amalan kebaikan yang
dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal
hingga tujuh ratus kali lipat. Allah taalah berfirman “kecuali amalan puasa. Amalan
puasa tersebut adalah unukku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia
telah meninggalkan syahwat dan makanan karenaku. Bagi orang yang berpuasa akan
mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan
ketika berjumpa dengan Rabb-nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih
harum disisi allah dari pada bau minyak kasturi”.(HR. Bukhari)
Sekilas syarat wajib dan syarat sah puasa terlihat sama, namun hakikat
keduanya berbeda. Syarat sah harus dipenuhi umat islam yang hendak puasa. Jika tak
dipenuhi maka ibadah menjadi tidak sah. “Ulama fiqih membedakan syarat sah dan
syarat wajib puasa. Syarat wajib yang tidak terpenuhi tak lantas membatalkan puasa.
Namun tidak demikian dengan syarat sah puasa”6
a. Beragama Islam
Jumhur ulama sepakat bahwa syarat wajib puasa yang pertama adalah
beragama islam,sementara umat lain tidak diwajibkan. Seruan wajib
untuk berpuasa adalah menjalankan ibadah puasa selama bulan
ramadhan. Sebagaimana disebutkan dalam al-qur`an bahwa seruan
untuk berpuasa ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Bagi
seseorang yang murtad namun kembali lagi memeluk agama
islam,selama murtad ia tidak puasa maka wajib mengganti
(mengqadha).
6
Muhammad Muhzin Muis, “Ramadhan-Rembulan yang di Rindu”,2021
b. Baligh
Syarat kedua yang menjadikan seorang wajib untuk menunaikan
ibadah puasa wajib adalah usia baligh. Mereka yang belum ampai usia
baligh seperti anak kecil tidak ada kewajiban untuk berpuasa
ramadhan.
c. Bearakal (Mumayiz)
Syarat ketiga dari syarat wajib puasa adalah berakal, dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Sudah
menjadi ijma ulama bahwa orang gila adalah orang yang tidak berakal
sehingga tidak diwajibkan untuk berpuasa.
d. Sehat
Orang yang sedang sakit tidak diwajibkan untuk berpuasa wajib.
Namun harus menggantinya di hari lain saat sudah sembuh kembali.
“Dan barangsiapa yang dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari
yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain”
e. Mampu
Syarat wajib puasa selanjutnya adalah orang yang berpuasa harus
dalam keadaan mampu untuk melaksanakannya. Allah Swt.
Mewajibkan puasa bagi orang yang mampu melakukannya. Orang tua
yang sudah lemah atau jompo yang tidak memungkinkan untuk
berpuasa maka boleh meninggalkannya.namun,wajib menggantinya
dengan membayar fidyah-fidyah sebagaimana firmannya dalam surah
al-baqarah ayat 184.
f. Menetap pada suatu tempat (mukim bukan musafir)
Orang sedang dalam perjalanan jauhboleh meninggalkan puasa tapi
wajib baginya untuk mengganti di lain hari sejumlah puasa yang
ditinggalkan.
g. Suci dari Haid dan Nifas
Menurut ijma’para ulama, wanita yang sedang haid dan nifas tidak
diwajibkan untuk berpuasa. Bahkan haram hukumnya apabila mereka
menjalankan puasa.
Dalilnya adalah hadits dari Mu’adzah, ia pernah bertanya pada ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha. Dari Mu’adzah dia berkata, “Saya bertanya kepada
Aisyah seraya berkata, ‘Kenapa gerangan wanita yang haid
mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ shalat?’ Maka Aisyah
menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ‘ Aku menjawab,
‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia
menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami
diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk
mengqadha’ shalat’.”7 Berdasarkan kesepakatan para ulama pula,
wanita yang dalam keadaan haidh dan nifas tidak wajib puasa dan
wajib mengqodho’ puasanya.8
a. Beraga Islam
b. Bearakal (Mumayiz)
Syarat kedua dari syarat sah puasa adalah berakal, dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang tidak baik. Sudah menjadi ijma ulama
bahwa orang gila adalah orang yang tidak berakal sehingga tidak
diwajibkan dan disahkan untuk berpuasa.
Menurut ijma’para ulama, wanita yang sedang haid dan nifas tidak
diwajibkan dan tidak sah untuk berpuasa. Bahkan haram hukumnya
apabila mereka menjalankan puasa.
Puasa tidak boleh dilakukan pada saat idul fitri 1 syawal,idul adha 10
Dzulhijjah, serta hari-hari tasyrik pada 11,12, dan 13 Dzulhijjah.
7
Shahih Fiqh Sunnah, 2/ 97 dan Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/ 9917
8
HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907, dari ‘Umar bin Al Khottob
e. Berniat
9
HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907, dari ‘Umar bin Al Khottob
C. Rukun Puasa dan Hal-hal yang Membatalkan Puasa
1. Rukun puasa
Rukun puasa adalah menahan diri dari berbagai pembatal puasa mulai
dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Macam – macam rukun puasa
yaitu :
1). Niat
Niat ini harus diperbaharui setiap harinya. Karena puasa setiap hari di
bulan Ramadhan masing-masing hari berdiri sendiri, tidak berkaitan satu
dan lainnya, dan tidak pula puasa di satu hari merusak puasa hari lainnya.10
Niat puasa harus ditegaskan (jazm) bahwa akan berniat puasa Ramadhan.
Jadi, tidak boleh seseorang berniat dalam keadaan ragu-ragu, semisal ia
katakan, “Jika besok tanggal 1 Ramadhan, saya niatkan puasa sunnah”. Niat
semacam ini tidak dibolehkan karena ia tidak menegaskan niat puasanya. 11
Niat itu pun harus dikhususkan (dita’yin) untuk puasa Ramadhan saja tidak
boleh untuk puasa lainnya.12 Adapun tempat niat adalah di hati. Dan apabila
dilafafdzkan maka salah satu redaksinya adalah sebagai berikut:
هلل تعالىH غد عن أداء فرض الشهر رمضان هذه السنة فرضاHنويت صوم
A. Kesimpulan
Puasa adalah salah satu rukun islam yang wajib dikerjakan oleh hamba
Allah yang bertakwa, didalamnya banyak terdapat manfaat bagi jasmani dan
rohani, puasa sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu puasa wajib dan puasa
sunah.
Puasa haruslah dilakukan pada selain hari-hari yang telah diharamkan dan
dalam menjalankannyapun harus menghindari hal-hal yang dapat
membatalkan puasa.diantaranya muntah dengan sengaja,ragu, berubah niat,
danlain sebagainya.Puasa mengandung banyak hikmah baik dalam segi
kejiwaan seperti membiasakan sabar dan berprilaku baik. Dalam segi social
seperti sikap saling tolong menolong.dalam segi kesehatan seperti,
membersihkan usus. aupun dalam segi rohani yaitu selalu berdzikir kepada
allah.
Di dalam Ibadah Puasa terutama bulan Ramadhan banyak sekali
manfaat manfaat dana amalan – amalan yang dapat kita kerjakan agar Puasa
kita lebih bermanfaat dan mendapat Ridha-Nya.Dengan Ibadah Puasa juga
dapat mencegah kita berbuat yang melanggar apa yang telah dilarang oleh
Allah SWT, dan juga kita dapat lebih mendekatkan diri kita kepada Allah
SWT.
B. Saran
Sebagai umat islam hendaknya menelaah dengan cermat terkait materi yang
kami paparkan guna sebagai bahan analisis maupun perbandungan studi. Dan untuk
berbagai literature terkait topic tersebut. Adapun jika itu sesuai tentu bimbingan dari