Makalah
Oleh :
KELOMPOK 4
Citra Asmara : 612062021013
Febi Fitria Fernanda : 612062021015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR,i
BAB I PENDAHULUAN,ii
A. Latar Belakang4
B. Rumusan Masalah4
C. Tujuan Masalah4
BAB II PEMBAHSAN
A. Syariah fiqih dan ususl fiqih6
B. Ruang lingkup kajian usul fiqih6
C. Al-hakkam dan Al-hamza
Telah disepakati oleh para ulama islam bahwa segala tindakan baik
ucapan atau perbuatan yang ada didalam ibadah dan mu’amalah, atau berupa
pidana dan perdata yang terjadi dalam soal- soal aqad (contract) atau
pengolahan ( al- Tasharuf), dalam syariat islam itu masuk dalam lapangan
hukum. Hukum- hukum itu sebagian telah dijelaskan dalam nash- nash al-
Qur’an dan as- Sunnah, sedang dan sebagian yang lain belum dijelaskan.
Dari kumpulan hukum- hukum syar’iyah yang berhubungan dengan
segala tindakan manusia, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang diambil
dari nash- nash yang ada, atau dari mengistinbath dalil- dalil syariat islam lain
bagi kasus yang tidak terdapat nashnya; terbentuklah Ilmu
Fiqih.
Kata “ Fiqih” menurut bahasa berasal dari bahasa faqiha- yafqahu-
fiqhan yang berarti “mengerti atau faham”.Dari sini dapat ditarik perkataan
fiqh, yang memberi pengertian tentang kepahaman dalam hukum syariat yang
sangat dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-nya. Jadi, ilmu fiqh adalah suatu
ilmu yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah ( perbuatan) yang
diperoleh dari dalil- dalil hukum yang terperinci dari ilmu tersebut. Sedangkan
fiqih menuru istilah syara’ adalah pengetahuan tentang hukum- hukum syariat
islam mengenai perbuatan manusia yang yang diambil dari dalil- dalilnya
secara terperinci, ataupun dengan kata lain yaitu dengan yurispudensi atau
kumpulan hukum- hukum syariat islam mengenai perbuatan manusia, yang
diambil dari dalil- dalilnya secara terperinci.
Dalam buku lain dituliskan bahwa pengertian fiqh secara etimologis
berarti ‘’paham yang mendalam’’.Bila‘’paham’’ tersebut dapat digunakan
untuk hal-hal yang bersifat lahiriyah, maka fiqih berarti paham yang
menyampaikan ilmu zhahir kepada ilmu batin. Karena itulah Al- tirmizi
menyebutkan ‘’fiqh tentang sesuatu,’’ berarti mengetahui batinya sampai
kepada kedalamnya.
Setelah dibicarakan Al- Fiqh diatas, maka dibawah ini akan membicarakan
tentang Ushul Fiqh. Sebagaimana diketahui bahwa ushull fiqih adalah akar,
atau juga dapat diartikan dasar dalam arti tamtsilan. Jadi Ushul fiqih adalah
dasar yang dipakai oleh fikiran manusia untuk membentuk hukum yang
mengatur kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Reverensi Fiqhi dan Ushul Fiqhi
2. Apa yang dimaksud Ruang Lingkup Kajian Ushul Fiqhi
3. Apa Yang dimaksud Al ahkam al Khamzah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Reverensi Ushul Fiqhi
2. Untik Mengetahui Ruang Lingkup Kajian Ushul Fiqhi
3.
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat tiga rumpun ilmu dalam kajian hukum Islam yang saling berkait
kelindan satu sama lain, yakni ushul fikih, fikih, dan kaidah fikih. Umat Islam
pada umumnya lebih familiar fikih dari pada dua rumpun ilmu yang lain.
kaum muslimin. Definisi yang mudah dipahami oleh semua kalangan bahwa
fikih adalah pengetahuan tentang hukum Islam. Seluruh gerak gerik dan tindak
tanduk orang mukallaf terpantau dan disorot oleh fikih. Dengan demikian,
fikih merupakan panduan praktis tentang tata cara dan perilaku sehari-hari
menghukumi secara luar saja, apa yang tampak). Sehingga, fokus sorotan fikih
atau objek kajiannya adalah perbuatan orang mukallaf. Oleh karena itu, yang
yang menjadi garapan tauhid, atau soal rasa (dzauq) yang digarap oleh ilmu
tasawuf.
Sedangkan ushul fikih secara sederhana adalah cara atau metode yang
yang disebut dengan ushul fikih. Misalnya, membasuh muka dalam wudlu’
merupakan kewajiban dan salah satu unsur yang harus ada (rukun).
dalam wudlu’ itulah garapan ushul fikih. Proses apa yang harus ditempuh oleh
Sementara rumpun ilmu yang terakhir adalah kaidah fikih. Secara bahasa
kaidah berarti rumusan yang menjadi patokan dan asas. Kaidah fikih
fikih dalam satu naungan berupa rumus dan ketentuan umum. Contoh kaidah
fikih yang berbunyi: keyakinan tidak bisa dikalahkan oleh keraguan. Kaidah
ini mencakup setiap persoalan hukum yang terkait dengan keyakinan. Bahwa
term hukum syar’i. Secara sederhana perbedaan antara tiga rumpun ilmu
bertebaran dan memiliki kesamaan jenis dalam produksi. Pendek kata, fikih
adalah hasil atau produk, ushul fikih adalah cara (proses) bagaimana
Perbedaan secara lebih detail antara ushul fikih dan kaidah fikih antara lain
sebagai berikut:
Adalah sumber hukum syara’, dalil hukum yang bersifat ijmali (global)
Islam, dan tidak membahas i’tiqad atau aqidah (keyakinan) dalam Islam.
Secara lebih rinci, Ruang lingkup yang menjadi objek pembahasan Ushul
Fiqih adalah: Sumber Hukum (Quran, Sunah, Ijma’ dan Qiyas), Hukum
membahas Mahkum Alaih (orang mukalaf atau orang yang layak dibebani
hukum taklifi) dan Mahkum Fih (perbuatan orang mukalaf dalam hokum
syara’).
tentang Ushul Fiqih memiliki ruang lingkup yang luas dan memuat berbagai
pandangan Ulama dan Imam Mazhab. Imam Abu Hanifah, Imam Malik,
Imam Asy- Syafi’i, Imam Ahmad Ibnu Hambal memiliki pandangan yang
berbeda terkait kehujahan Quran, petunjuk (dilalah) Quran yang Qath’i dan
Quran, yaitu sebagai sebagai penguat (Ta’kid) Quran, penjelas Quran, dan
2. Hukum Syara’
Sebab, Syarat, Mani’ (penghalang), Sah dan Batal, azimah, dan Rukhsah
(keringanan).
Ruang lingkup Ushul Fiqih tentu saja juga mencakup ilmu Ushul
Fiqih itu sendiri. Bab pertama buku-buku Ushul Fiqih biasanya dimulai
dengan membahas pengertian Ushul Fiqih, ruang lingkup objek kajian Ushul
Ushul Fiqih baik bagi mujtahid maupun masyarakat umum, sejarah dan
perkembangan Ushul Fiqih dan peranannya dalam pengembangan
UshulFiqih.
4. Ijtihad
pintu Ijtihad.
5. Metode Ijtihad
Qablana, Mazhab Sahabi, dan Dzari ‘ah. Beberapa buku Ushul Fiqih
memasukkan Ijma’, Qiyas dan Istihsan dalam ruang lingkup metode Ijtihad
dengan Ijma’ dan Qiyasi. Dan metode Ijtihad dengan Istilahi mencakup
dengan Istidlal mencakup ‘Urf, Istishab, dan Qaul atau Madzhab Sahabi.
Abu Hanifah, Malik, Imam Asy-Syafi’i, dan Ahmad Ibnu Hambal tentang
macam-macamnya, yaitu ‘Urf Sahih (‘Urf yang dapat dijadikan hukum) dan
Urf Fasid (‘Urf yang tidak dapat dijadikan hukum), hukum ‘Urf dan
keadaan atau kondisi para Sahabat setelah Rasulullah wafat dan kehujjahan
hukum.
6. Metode Istinbath
Fiqih adalah Amar, Nahi, dan Takhyir; Lafal ‘Am dan Khas (Umum dan
Khusus), Mutlaq dan Muqayyad, Mantuq dan Mafhum, Qath’i dan Dzani
atau analisis lafadz dari segi jelas dan tidak jelas maknanya; ta’wil, dan
Pengertian Ushul Fiqih: Ushul fiqih (الفقه )أصولtersusun dari dua kata,
bahasa adalah perkara yang menjadi dasar bagi yang lain, baik pada sesuatu
bersifat ‘aqli, seperti membangun ma’lul diatas ‘illah dan madlul diatas
dalil.
ta’ala berfirman:
tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat aplikatif yang digali dari dalil-
dalil yang terperinci (يليةFFة التفصFFتنبطة من األدلFFة المسFFرعية العمليFFام الشFF)العلم باألحك.
perkara i’tiqad (keyakinan).
definisi yang sedikit berbeda tentang fiqih ()الفقه, yaitu: mengenal hukum-
hukum syar’i yang aplikatif melalui dalil-dalilnya yang terperinci (معرفة
menghasilkan zhann).
sebagai berikut:
berikut:
berikut:
Bahan Bacaan:
cetak)
C. Al ahkam al Khamzah
Al Ahkam Al Khamsah atau biasa disebut Hukum Taklifi adalah
ketentuan hukum yang menuntut para mukallaf atau orang yang dipandang
oleh hukum cakap melakukan perbuatan hukum baik dalam bentuk hak,
kewajiban maupun larangan.
Kelima hukum taklifi antara lain :
1. Wajib (fardhu), wajib (fardhu) dalam hukum islam yakni sesuatu yang
diperintahkan oleh Allah kepada manusia mukallaf untuk
mengerjakannya.
Wajib menurut waktunya dibagi dua yaitu :
a. Waktunya luas, contohnya Shalat
b. Waktunya sempit, contohnya Puasa
4. Makruh, makruh adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh Allah atau
Rasullnya kepada manusia mukallaf namun bentuk larangan itu tidak
sampai kepada haram, contohnya makan bawang sebelum shalat,
merokok, makan kuda, dll
5. Jaiz atau mubah, jaiz atau mubah adalah sesuatu perbuatan yang di
bolehkan untuk memilih oleh Allah dan rasullnya kepada manusia
mukallaf untuk mengerjakan atau meninggalkannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesinpulan
orang mukallaf. Oleh karena itu, yang dihukumi oleh fikih harus
garapan tauhid, atau soal rasa (dzauq) yang digarap oleh ilmu tasawuf.
lengkap tentang Ushul Fiqih memiliki ruang lingkup yang luas dan
Hanifah, Imam Malik, Imam Asy- Syafi’i, Imam Ahmad Ibnu Hambal
(dilalah) Quran yang Qath’i dan Dzanni, dan petunjuk (dilalah) Sunah.
syariat (Musyar’i).
3. Al Ahkam Al Khamsah atau biasa disebut Hukum Taklifi adalah
ketentuan hukum yang menuntut para mukallaf atau orang yang
dipandang oleh hukum cakap melakukan perbuatan hukum baik dalam
bentuk hak, kewajiban maupun larangan.
B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan
untuk dapat menambah pengetahuan Tentang Pengantar Studi Islam (PSI).
Yang Sangat bermanfaat bagoi di kalangan semua orang.
DAFTAR PUSTAKA
Syafi’I,Rahmat, Ilmu Ushul Fiqih, cv pustaka setia bandung,2007,bandung.
Hasim Kamali, Muhammad, Prinsip Dan Teori-Teori Hukum Islam,Pustaka
Pelajar Offse, 1996,Jakarta.
Djazuli, Ilmu Fiqh, Prenada Media Group,2007,Jakarta.
Zulhusaini. 2012. Makalah Ushul fiqh- Sejarah Perkembangan Ushul Fiqh.
(Online) Diakses pada tanggal 02 November 2014. Pada jam 12.00 WIB.
http://zulhusainihero.wordpress.com/2012/10/17/makalah-ushul-fiqh-sejarah-
perkembangan-fiqh/
Muhammad Dhakim Azhari. 2014. Sejarah Perkembaga dan Aliran-Aliran Ushul
Fiqh. (Online) Diakses pada tanggal 02 November 2014. Pada jam 12.00 WIB.
http://muhammadhakimazhari.blogspot.com/2014/04/sejarah-perkembangan-dan-
aliran-aliran.html