Anda di halaman 1dari 28

REKAYASA PONDASI I

"Kapasitas Daya Dukung Pondasi"

ABDUL QAYYUM FATTAH


(4519041066)
B

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya,


penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul " Kapasitas Daya Dukung Pondasi” dengan tepat
waktu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan
saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Makassar, 11 November 2021

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I PENDAHULUAN 4

Latar Belakang 4

BAB II PEMBAHASAN 6

BAB III PENUTUP 32

Kesimpulan. 32

Daftar Pustaka 33

3
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Secara umum pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi

bangunan yang berfungsi untuk meneruskan beban-beban pada struktur atas ke

tanah, fungsi ini dapat berlaku secara baik bila kestabilan pondasi terhadap efek

guling, geser, penurunan dan daya dukung tanah terpenuhi. Meskipun kondisi

lapisan tanah sangat bervariasi yang membutuhkan banyak kemungkinan

perencanaan pondasi.

BAB II
PEMBAHASAN

4
2.2 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dagkal

2.2.1.1 Umum

Didalam teknik pondasi terhadap bermacam-macam cara

untuk menghitung besarnya kapasitas daya dukung pondasi

dangkal, yang dapat disebut pionir dan paling terkenal oleh

Terzaghi (1943), kemudian disusul oleh peneliti lainnya seperti:

- Terzaghi

- Meyerhof

- Hansen

2.2.1.2 Kapasitas Daya Dukung Terzaghi

2.2.1.2.1 Anggapan dan dasar teori yang dipakai Terzaghi

a. Menghilangkan tahanan geser tanah diatas bidang

horizontal yang melewati dasar pondasi

b. Mengantikan butir a dengan seolah-olah ada beban sebesar

q= γDf

5
c. Membagi distribusi tegangan dibawah pondasi menjadi 3

bagian (lihat gambar 2…..)

d. Tanah adalah homogen dan isotropic, kekuatan geser

direpresentatifkan oleh persamaan Coulomb :

e. Dasar pondasi menerus, kasar dan penyelesaian

permasalahan adalah dua dimensi.

f. Zone elastis dibatasi oleh bidang lurus bersudut Ǿβ =

dengan horizontal, sedangkan zone plastis termobilisasi.

g. Total tekanan pasif Pp terdiri tiga komponen pembentuk,

dimana masing-masing dapat dibentuk sendiri-sendiri,

kemudian ketiga komponen tersebut ditambahkan

meskipun permukaan keritis masing-masing komponen

tidak sama.

2.2.1.2.2 Analisis Terzaghi

Sebetulnya analisis kapasitas daya dukung Terzaghi

merupakan perkembangan dari analisis kapasitas daya dukung

Prandti (1920), yang menganggap bahwa tanah adalah plastik

ideal (berdasar p teori plastisitas).

Menurut Terzaghi suatu pondasi dangkal ditentukan dari:

Df  B

Dimana, Df = Kedalaman pondasi dagkal dari permukaan tanah

B = Lebar pondasi

6
Bab 2 Landasan Teori

GGambar 2.2

Zone tegangan Terzaghi

Dari gambar dapat dilihat bahwa beban yang bekerja pada tanah mengakibatkan

pembagian zone tegangan dalam :

- Zone I

- Sepasang Zone II

- Sepasang Zone III

Apabila bagian bawah pondasi mulai akan turun , maka :

Zone I

Zone yang langsung dibawah pondasi dicegah untuk bergerak latera oleh

gaya friksi dan adhesi antara tanah dan dasar pondasi. Jadi boleh dikatakan

zone I tetap dalam keadaan keseimbangan elastis, dan bekerja sebagai bagian

dari pondasi.

Batasan adalah ab dan ac yang dianggapan suatu bidang datar dengan

sudut yang dibuat dengan bidang horizontal < β = < Φ (gambar 2.3)

Zone II

Disebut sebagai zone dari geser radial, karena pada zone ini terbentuk dari

satu set gaya-gaya geser radial dengan ujung dari dasar pondasi sebagai titik

pusat spiral logaritma yang membentuk gaya geser radial tadi (gambar 2.2)
Zone III

Disebut zone dari gaya linier, batas dari zone III ini dengan horizontal

bersudut 45o - Ǿ/2 (gambar 2.2 yg dibatasi bidang cde. Seperti yang

diterangkan anggapan/dasar teori maka bidang tegangan adalah bidang logsor

yang hanya sampai daerah ec. Hal ini mengakibatkan tegangan geser diatas

bidang horizontal tidak ada dan diganti dengann beban sebesar q = γDf

Akibat beban ini maka pondasi cenderung untuk mendorong segi tiga ABC

kebawah dengan pergerakan lateral (lateral displacement) dari Zone I dan

Zone II.

Pergerakan lateral ini akan ditahan oleh gaya-gaya yang bekerja pada bidang

ab dan ac.

Gaya-gaya tersebut adalah:

a. Resultante dari tekanan pasif Pp dan

b. Total kohesi yang bekerja sepanjang bidang ab dan ac

Yang terdiri daro

- Gaya kohesi c x ab

- Gaya kohesi c x ac

Apabila dianggap bidang ab dan ac memotong bidang horizontal dengan

<Ǿ, maka tekanan pasif Pp bekerja tegak lurus.

Tepat sebelum runtuh, keseimbangan gaya verticsl terjsdi dengan gaya-

gaya sebagai berikut:


Gaya-gaya kebawah,

1. Beban = qult . B = q f . B

1
2. Berat segi tiga gaya = B f2 tan 
 2
















Gambar 2.3 Zone I dari zone keruntuhan Terzaghi

1 B
Luas Zone I = B x x tan 
2 2

Berat Zone = γt x luas zone I

= ¼ γB2 tan 



Persamaan keseimbangan menjadi :

B
‘q ult B + ¼ γ B2 tan  = 2 Pp + 2 c tan 
2

Atau 

‘q ult B = 2Pp + B c tan  - ¼ γ B2 tan  …………........................(2.2)
Menurut Terzaghi sebetulnya total tekanan pasif Pp dapat dibagi dalam tiga

komponen :

1. P p γ: Yaitu total tekanan aktif yang diproduksi oleh shear zone

(daerah geser) a.c.e.d

2. Ppc : Yaitu total tekanan pasif yang diproduksi oleh kohesi tanah.

3. Ppq : Yaitu total tekanan pasif yang diproduksi oleh muatan

Apabila tiga komponen pembentuk total tekanan pasif Pp ini dihitung secara

terpisah maka: 

‘qult B = 2(P pγ + Ppc + Ppq) + tan Bc tan  - ¼ γB2 tan (2.3)

‘qult B = 2(P pγ - ¼ γB2 tan) + ( 2Ppc + Bc tan  ) + 2Ppq ....................... (2.4)

Apabila diambil :

………………(2.5)

Maka persamaan menjadi

………………….(2.6)

Rumus ini digunakan untuk menghitung pondasi menerus untuk pondasi lainnya

persamaan dapat dilihat pada table 2.1


Tabel 2.1 (Kapasitas Daya Dukung Terzaghi)

Tipe Pondasi Kapasitas daya dukung

Menerus

Empat persegi panjang

Lingkaran

Dimana,

Q = γDf = effective overburden pressure

Nc, Nq, Nγ : Faktor-faktor kapasitas gaya dukung Terzaghi

…………………(2.6)

……………(2.7)

Tabel 2.2

Tipe Pondasi Sc Sγ

Strip 1 1

Round 1.3 0.6

Square 1.3 0.8


Harga Nc, Nq, Nγ

a. Analisis : dengan memasukkan harga <  tanah pada persamaan diatas

b. Tabel, dapat dilihat pada table 2.3 Faktor Kapasitas Daya Dukung Pondasi

Terzaghi

c. Grafis, dpt dilihat pada gambar 2.4, perlu diperhatikan pada cara grafis

untuk <  =0 harga Nc = 5.4, Nq = 1 dan Nγ=0

Tabel 2.3 Faktor Kapasitas Daya Dukung Terzaghi

Gambar 2.4 Grafik factor kapasitas daya dukung Terzaghi


2.2.13 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Mayerhof

2.2.1.3.1 Umum

Dari persamaan (2.7) dapat dilihat bahwa analisis kapasitas daya

dukung Terzaghi hanya dipengaruhi factor bentuk pondasi disamping factor

sifat-sifat tanah.

Oleh Meyerhof factor-faktor yang berpengaruh, disampingfaktor

sifat-sifat tanah dan bentuk pondasi itu, ditambah dengan factor kedalaman

pondasi dan factor pembebanan. Dibedakan kapasitas daya dukung pondasi

dangkal akibat beban vertical dan akibat berinteraksi. Sehingga kapasitas daya

dukung Meyerhof ditinjau dari factor yang berpengaruh pada analisis

kapasitas daya dukung, lebih lengkap disbanding dengan Terzaghi.

2.2.1.3.2 Analisa Meyerhof

Perbedaan zone tegangan yang terjadi dibandingkan dengan cara

Terzaghi, maka pada Meyerhof adalah : (lihat Gbr 2.2 dan 2.5)

Gambar 2.5 Mobilisasi Zone Tegangan cara Meyerhof

Untuk mempermudah analisis, Meyerhof mengintroduksi parameter B,

yaitu sudut untuk menentukan garis bf adalah bidang kelengkungan yang terjadi
pada permukaan tanah <B aakan bertambah dengan kedalaman dan mendekati 90o

pada pondasi dalam.

1. pengaruh dari resultan tanah bgf diberikan oleh gaya P.o dan gaya

tangensial so yang bekerja sepanjang bidang bf.

2. Bidang bf biasa disebut aquivalent surface streses

3. Sedang gaya P.o dan S.o disebut aquivalent free surface streses

Parameter B, Po dan So disebut parameter kedalaman pondasi dan Meyerhof,

dengan anggapan tadi mayerhof menurunkan persamaan :

……………………(2.8)

Gambar 2.6 Faktor Kapasitas Daya Dukung Mayerhof

Faktor-faktor bentuk kedalaman dan inkliminasi didalam menggunakan

persamaan Meyerhof, dapat dilihat pada table 2.4


2.2.14 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Hansen

2.2.1.3.1 Umum

Analisa daya dukung Hansen disbanding dengan Terzaghi dan

Meyeerhof adalah yang terlengkap Faktor-faktor yang tidak diperhitungkan

oleh Terzaghi dan Meyerhof adalah permukaan tanah g1 (ground factors). Dan

pengaruh inklinasi dasar pondasi b1 (base factor).

Didalam pengambilan factor-factor yang berpengaruh pada analisis

kapasitas daya dukung, Hansen mengkombinasikan hasil yang diperolehnya

sendiri dengan para peneliti lain seperti, De Beer (1970) dan Vesic (1973)

2.2.1.3.2 Analisa Hansen

Zone tegangan yang terjadi dibawah pondasi dangkal akibat

pembebanan dimobilisasi serupa seperti yang diueaikan oleh Terzaghi.

Dengan memasukkan semua factor-factor yang mempengaruhi analisa


kapasitas daya dukung, oleh Hansen diajukan suatu persamaan umum untuk

menghitung kapasitas daya dukung tanah sebagai berikut :

………………(2.9)

Untuk tanah berbutir halus, < = 0. persamaan (2.8) menjadi

…………….(2.10)

Dimana,

Nc, Nq, Nγ = factor kapasitas daya dukung

Sc, Sq, Sγ = factor bentuk pondasi, tanda akses khusus untuk tanah

kohesif

dc, dq, dγ = factor kedalaman pondasi, tanda akses khusus untuk tanah

kohesif

ic, iq, iγ = factor inclinasi pembebanan, tanda khusus untuk tanah

kohesif

gc, gq, gγ = factor kemiringan permukaan tanah, tanda aksen khusus

untuk tanah kohesif

bc, bq, bγ = factor inclinasi dasar pondasi, tanda aksen khusus untuk

tanah kohesif

c = cohesi

su = kekuatan geser tanah kohesif didapat dari hasil percobaan

U.U Triaxial atau hasil unconfined compressive strength test

Su = Cu = qu/2
‘γ = berat isi tanah

B = dimensi pondasi

q = γDf =   t h1 effective over burden pressure

Pada persamaan (2.7) dan (2.8) dari Hansen Nc, Nq dan Nγ,

berbesa dengan Terzaghi biarpun mobilisasi tegangan dibawah serupa denga

Terzaghi.

Harga Nc dan Nq serupa dengan Nc dan Nq Meyerhof. Sedang Nγ

menggunakan persamaan berikut :

……………………………………..(2.11)
2.3 PENGARUH MUKA AIR TANAH

2.3.1 Umum

Kapasitas daya dukung berkurang dengan adanya muka air tanah

yang tinggi. Hal ini disebabkan karena berkurangnya overburden pressure dan

rusaknya ikatan kohesi didalam struktur tanah dengan adanya air tersebut.

Didalam penggunaan persamaan kapasitas daya dukung Terzaghi

keberadaan muka air tanah dihubungkan dengan dimensi atau lebar pondasi B.

2.3.2 Pengaruh Muka Air Tanah Pada Kapasitas Daya Dukung

Letak ,ika air tanah (m.a.t) didalam perhitungan kapasitas daya

dukung berpengaruh untuk penentuan besaran berat isi γ. Besaran gama yang

digunakan dapat berupa γ total, yang terendam sepenuhnya = γb atau γ yang

merupakan transisi dari γb dan γ total.

Dengan memperhatikan letak muka air tanah dibedakan

Gambar 2.7 Pengaruh Muka Air Tanah


Daerah Zw > B

Muka air tanah jika berada pada daerah ini tidak berpengaruh pada

penggunaan persamaan untuk menghitung kapasitas daya dukung.

Didalam perhitungan digunakan :

‘γ = γt = γm ..................................... (2.10)

‘γ = γb + (zw/B) (γt- γb) ..............................(2.12)

Dimana, γb = γ – γw

Daerah Zw  0

Untuk kasus ini, gunakan persamaan kapasitas daya dukung dengan :

‘γ = γb ........................................................................................ (2.13)

‘dimana, Zw = kedalaman muka air tnah dari dasar pondasi

‘γ = γt = γm = berat isi tanah

‘γb = γ – γw = γ terendam = γ efektif

Untuk keperluan praktis, para perencana pada umumnya menggunakan γ = γb

untuk lapis tanah yang terletak dibawah muka air tanah.

Contoh penggunaan cara praktis, para persamaan Terzaghi table (2.1)

untuk pondasi menerus sebagai berikut :

Untuk Zw > B,

‘qult = CNc + γDf Nq + 0.5 γBN γ ........................................................ (2.14)

Sifat tanah diatas pondasi

Sifat tanah diatas pondasi


dimana,

Nc, Nq, N γ = dicari f(  ) dimana <  adalah sudut geser dalam,

lagsung dibawah pondasi

C = kohesi dibawah dasar pondasi

‘γ = untuk harga γ yang dibawah pondasi, tidak menggunakan

harga γb = γ = γ – γw

Harga γ tetap, karena harga Zw > B



q  Df = γ disini adalah γ diatas pondasi. Apabila tanah pondasi

berlapis-lapis maka

i n

‘q =  1D
i 1
1
dimana I = banyak lapis

Maka,

Persamaan (2.7) menjadi persamaan berikut

…………(2.15)

Dimana, γ = γb = γ – γw. Adalah harga γ’ dibawah pondasi notasi yang lain,

mempunyai arti yang sama.

Jika Zw  0 maka,

Missal untuk muka air tanah dimana Zw berjarak a dari dasar pondasi,

persamaan menjadi persamaan berikut :


Dimana, - γ = γ – γw = γb

- notasi yang lain, mempunyai arti yang sama

2.4 PENURUNAN

2.4.1 Umum

Sebelum mendirikan suatu bangunan perlu diadakan peninjauan

terhadap tanah sebagai berikutr:

- Daya Dukung tanah mencukupi

- Penurunan akibat konsolidasi tidak membahayakan bangunan, baik

penurunan maksimum maupun penurunan deferensial.

Berat bangunan akan menyebabkan tekanan pada tanah dasar yang

menyebar dan semakin kebawah semakin kecil, penyebab tekanan dapat

dihitung dengan beberapa metode,

a. Cara pendekatan 2:1

Jika dibawah tanah ada lapisan tanah kompresibel, tambahan tekanan

efektif menyebabkan tanah berkonsolidasi dan mengalami penuruna. Tanah

yang kompresibel adalah lempung, lanau lempung atau lempung lanau yang

;unak, medium atau kenyang air. Penurunan dapat terjadi karena :

1. Penurunan seketika karena elastisitas tanah.

2. Karena konsolidasi primer

3. Karena konsolidasi sekunder


2.4.2 KONSOLIDASI

Konsolidasi adalah peristiwa mampatnya tanah karena menderita tambahan

tekanan efektif. Pada peristiwa konsolidasi ada dua hal penting :

1. Besarnya penurunan yang akan terjadi, yang ditentukan :

- kompresibitas tanah

- Tebal Tanah kompresibel

- Besarnya tambahan efektif

2. Laju konsolidasi, dipengaruhi oleh:

- Permeabilitas tanah

- Tebal tanah kompresibelitas

- Konsolidasi drainase diatas dan dibawah lapisan tanah kompresible

Untuk bias mampat, air yang ada didalampori tanah dan sifat kompresibelitas

tanah.

Pasir adalah tanah yang sangat permeable dan tanah yang tidak

kompresible, sehingga proses penurunan terjadi sangat cepat dan

penurunannya kecil.

Lempung yang kapasitas air banyak adalah tanah yang rapat air dan

bersifat sangat kompresible sehingga penurunan yang terjadi bias bertahun-

tahun dan penurunan yg terjadi besar.


2.4.2.1 Konsolidasi Tanah di Alam

2.4.2.1.1 Tanah Normal (Normally Consolidated)

Tanah di alam pada umumnya telah mengalami konsolidasi premier

selama bertahun-tahun karena beratnya sendiri. Bagian tanah di A berada pada

kedalaman h telah berpuluh-puluh tahun memikul beban berat sendiri sari

tanah yang ada diatasnya. Tekanan efektif lapangan Po :

Po = ho y

Gambar 2.8 Tekanan efektif lapangan Po

2.4.2.1.2 Tanah Prakonsolidasi (Over Consolidated)

Adalah tanah yang pernah ,mengalami konsolidasi oleh beban yang

lebih besar dari pada tekanan efektif yang ada sekarang. Misalnya suatu bukit

yang mengalami logsor.

Gambar 2.9 Gambar kelongsoran bukit


Tanah di b yang sekarang menjaddi ho, ternyata pernah mengalami

konsolidasi dengan beban yang lebih besar pada waktu dulu.

Tekanan lapangan Sekarang = Po = ho γ

Tekanan prakonsolidasi = Pc = hc γ

2.4.2.1.3 Tanah Teoritis

Yaitu tanah yang belum pernah mengalami konsolidasi meskipun oleh

beratnya sendiri

Gambar 2.10 Gambar Tanah teoritis

2.4.3 PENURUNAN PONDASI

Penurunan yang diakibatkan oleh lapisan tanah yang mengalami

konsolidasi karena adanya tambahan tekanan efektif perlu dihitung jika dijumpai

lapisan kompresibel yang terdapat dibawah pondasi diantara dasar pondasi sampai

kedalaman sekitar dua kali lebar pondasi. Tambahan rekanan efektif dihitung

berdasarkan teori penyebaran tekanan.

Gambar 2.11 Gambar Tambahan reaksi efektif


Untuk tanah dengan luasan penampang datar 1 datuan luas. Pada

waktu terjadi penurunan yang berkurang adalah volume porinya sehingga

angka pori berkurang. Karena luas datar A suatu satuan luas, maka pada

gambar V menjadi H, Vs = hs, dan

Vv = hv . angka pori mula-mula Eo  Vvo  hvo


vs hs

hvl
Setalah turun sebesar S el =
hs

Besarnya penurunan S = H-H1 ......................................... (2.16)

Tebal Tanah mula-mula H = hs + hvo ....................................(2.17)

Persamaan 1 dibagi persamaan 2, maka didapat

……………….…(2.18)

Jika dinyatakan dengan Cc

…………….…(2.19)
Rumus penurunan jika menggunakan parameter koefisien perubahan volume

mv :

Menurut definisi

……..(2.20)

2.4.4 PENURUNAN TANAH PRA KONSOLIDASI

Tanah prakonsolidasi mempunyai dua nilai indeks kompresi :

Cr digunakan untuk P1  Pc

CC digunakan untuk P1  Pc

Maka jika Po + P  p1  pc besar penurunan :

Cr Po  P
S H log …………………………(2.21)
1  eo Po

Jika P1 > Pc hitungan dipecah menjadi dua:

…….(2.22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Didalam teknik pondasi terhadap bermacam-macam cara untuk menghitung besarnya

kapasitas daya dukung pondasi dangkal, yang dapat disebut pionir dan paling terkenal oleh

Terzaghi (1943), kemudian disusul oleh peneliti lainnya seperti:

 Terzaghi

 Meyerhof

 Hansen

Anda mungkin juga menyukai