Anda di halaman 1dari 27

ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN:

Bidang rata akan tetap rata setelah mengalami


deformasi
Kekuatan tarik beton diabaikan
Lekatan sempurna antara beton dan baja
tulangan
Regangan tekan beton maksimum ecu =0,003
Kedalaman blok tekan ekivalen a = b1 .c
Untuk menjamin perilaku daktail, luas
tulangan tarik dibatasi.
FAKTOR2 BEBAN
Kuat perlu U untuk menahan beberapa kombinasi beban yang bekerja paling tidak
harus sama dengan:

1). akibat beban mati D saja:


U = 1,4 D

2). akibat beban mati D, beban hidup L, dan beban atap A atau beban hujan R,
paling tidak harus sama dengan
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)

3). bila beban angin W harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka pengaruh
kombinasi beban D, L, dan W berikut harus ditinjau untuk menentukan nilai U
yang terbesar, yaitu:
U = 1,2 D + 0,5 L ± 1,3 W + 0,5 (A atau R)
dengan kombinasi beban harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L
yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya,
dan
U = 0,9 D ± 1,3 W

4). bila ketahanan struktur terhadap beban gempa E harus diperhitungkan:


U = 1,2 D + 1,0 L  1,0 E
atau
U = 0,9 D  1,0 E
E berdasarkan SNI-03-1726-1989 F, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa utk
Rumah dan Gedung atau penggantinya (sudah diganti 2002)
5). bila ketahanan terhadap tekanan tanah H diperhitungkan dalam perencanaan,
maka:
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) + 1,6H
U = 0,9 D + 0,5 (A atau R) + 1,6 H

6). bila tekanan fluida, F diperhitungkan, maka beban tersebut harus dikalikan
dengan faktor beban 1,4 ditambahkan pada beban mati dan dan dikalikan
dengan faktor beban 1,2 ditambahkan pada semua kombinasi beban yang
memperhitungkan beban hidup.

7). bila ketahanan terhadap pengaruh kejut diperhitungkan dalam perencanaan,


maka pengaruh tersebut harus disertakan pada perhitungan beban hidup L.

8). bila pengaruh struktural T akibat perbedaan penurunan fondasi, rangkak, susut,
ekspansi beton, atau perubahan suhu diperhitungkan, maka:
U = 0,75 (1,2 D + 1,2 T + 1,6 L)
tetapi nilai U tidak boleh kurang dari
U = 0,75 (D + T)

9). jika pada bangunan terjadi benturan yang besarnya P, maka pengaruh beban
tersebut dikalikan dengan faktor 1,2.
Secara singkat kombinasi pembebanan tsb dpt dirangkum dalam tabel
berikut
BLOK TEKAN BETON EKIVALEN

Jika beban cukup besar dan hampir mencapai kekuatan batas dari masing-
masing bahannya (beton dan baja), maka regangan beton dapat mencapai ecu
=0,003 dan baja tulangan dapat mencapai kondisi leleh es > ey . Distribusi
tegangan sesungguhnya/riil pada daerah tekan seperti diperlihatkan pada
gambar di bawah (c). Distribusi tegangan seperti ini dirasakan kurang praktis,
karena sukar ditentukan besar dan letak resultan gayanya. Agar lebih praktis
dan sederhana, dalam SNI’2002, yang didasarkan penelitian atau rekomendasi
dari Whitney, disarankan untuk diganti dengan blok persegi ekivalen, lihat
gambar (d).
Blok tegangan

Diagram tegangan

As .f y
kondisi Plastis a
0.85.f 'c .b.

Momen Nominal : Mn = CC ( d - a/2 ) atau Mn = TS ( d - a/2)


DISAIN DAN ANALISIS BALOK YANG
MEMIKUL MOMEN LENTUR
A. BALOK PERSEGI TULANGAN TUNGGAL

Gambar Penampang balok lentur dengan blok tegangan equivalen


( penyederhanaan dari Whitney ) Metode Kekuatan.
Dalam pencapaian penampang leleh, ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi,
yaitu :
a. Tulangan baja dan beton meleleh bersamaan , sehingga terjadi
kondisi regangan dan tegangan sebagai berikut ini :
fy fy
e 0.003 dan ey fy dalam MPa.
Es 5
2  10
Kondisi ini disebut " Balanced Reinforced ".
b. Penampang beton meleleh lebih dulu dari baja tulangan, ini disebut “
Over Reinforced “ , yaitu memenuhi syarat :

  b dimana  b angka  kondisi balanced

c. Baja tulangan meleleh lebih dulu dari betonnya, kondisi ini disebut “

Under Reinforced “, pada kondisi ini berlaklu :   b


Untuk memudahkan rumusan disain dan analisis dalam struktur
beton, maka perlu diambil beberapa notasi baru sebagai berikut ini :

  fy b
 dan r
fc d
2    d  fy 
Mn   r  d  fy   d  
 2  0.85  fc 

  r  fc   1  0.588     d
3
. atau
 0.5    d  fy 
.   b  d  fy   d  
 0.85  fc 

2  0.5    fy  2   0.5    fy 
.   b  d  fy   1   b  d     fy   1  
 0.85  fc    0.85  fc 

Sebutlah R   fc   1  0.59     sehingga :

3
3 Mn
Mn R r  d ------------> d
R r

 0.5    fy 
  fy  1  0.588   
Mn fy 
  fy  1   
bd
2  0.85  fc   fc 
Mn Mn
Sebutlah faktorkekuatan Rn sehingga
2 2
bd bd
Rn
  fc  1  0.588 
2
Rn ---------->   1.7   1.7 0
fc
fc
2  Rn 
1.7  1.7  4  1   1.7  
 fc   2 Rn 
 0.85   1  1 
2 1  0.85  fc 
 2 Rn 
. 0.85   1  1  
 0.85  fc 

fy  2 Rn 
 0.85   1  1  
fc  0.85  fc 

fc  2  Rn 
 0.85   1  1  
fy  0.85  fc 

fy
dengan notasi baru m sehingga
0.85  fc

1  2  m  Rn 
  1  1  
m  fy 
Kondisi Regangan Berimbang (balanced strain condition)
Suatu kondisi yang sangat penting dalam metote kekuatan adalah
kondisi regangan berimbang, suatu keadaan dimana regangan tekan
maksimum (pada serat terluar) dan regangan tarik baja tulangan
secara bersamaan mencapai masing-masing ecu = 0,003 dan ey, seperti
diperlihatkan pada gambar di bawah.

Letak garis netral dapat ditentukan secara geometris


(perbandingan segitiga):
cb e cu 0 ,003
 
d e cu  e y fy
0 ,003 
Es
Untuk baja Es = 2.105 MPa, maka: 600
cb  d
600  f y
Gaya-gaya dalam:
C = 0,85 fc’ b b1 cb
T = Asb fy = b b d fy

dengan :   Asb ratio tulangan dalam kondisi berimbang


b
bd
Dengan menyamakan Cb dan Tb, maka didapatkan:
0 ,85 f c'  600 

b  b1 
fy  600  f y 
Beberapa kemungkinan kondisi penampang :
1. Tulangan dengan ratio b dinamakan tulangan dalam keadaan
berimbang.
2. Penampang dengan tulangan tarik lebih besar dari tulangan
berimbang ( > b) disebut tulangan berlebih atau tulangan kuat.
Kondisi ini dapat mengakibatkan keruntuhan secara tiba-tiba, tanpa
disertai dengan lendutan balok. Lendutan biasanya berfungsi
sebagai warning/peringatan akan terjadi keruntuhan.
3. Sebaliknya jika  <  b, disebut tulangan
lemah/kurang. Balok yang mempunyai
tulangan kurang mempunyai daktilitas
tinggi (terjadi lendutan besar sebelum
runtuh), yang dapat berfungsi sebagai early
warning sebelum terjadi keruntuhan yang
akan memberikan kesempatan pada
manusia untuk menyelamatkan diri.
Ciri hubungan beban-lendutan balok dengan tulangan overreinforced dan
underreinforced diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Batasan Tulangan
Batas tulangan maksimum
Untuk mejamin keruntuhan yang bersifat daktail,
luas tulangan tarik perlu dibatasi yaitu tidak
boleh lebih besar dari 75% tulangan kondisi
berimbang, atau:
As  0,75 Asb
As
Jika ,   maka batasan ratio tulangan
bd
adalah:
 ≤ maks
maks = 0,75 b
Batas tulangan minimum
Dalam SNI’02 pasal 12.5 ayat 1dan 2 juga diberikan batas tulangan
minimum sebagai berikut:
fc'
As min  bw d
4 fy
dan tidak lebih kecil dari: 1,4
As min  bw d
fy

Sedangkan apabila balok dirancang sebagai kesatuan monolit


dengan plat sebagai balok T maka pada bagian sayap tertarik
maka:
fc '
As min  bw d
2 fy
dan fc'
As min  bf d
4 fy

dengan bf adalah lebar bagian sayap penampang. Batas minimum


penulangan tersebut diperlukan untuk lebih menjamin tidak
terjadinya keruntuhan secara tiba-tiba.
FLOW CHART
ANALISIS BALOK
PERSEGI TULANGAN
TUNGGAL
CONTOH SOAL ANALISIS
Diketahui data-data :

Lebar balok b = 300 mm


Tinggi efektif d = 645 mm
Mutu beton fc = 20 MPa ( 200 kg/cm2 )
Baja tulangan fy = 400 MPa
Tulangan terpasang O 5 20 mm .

Jika penampang tersebut memikul momen kerja M, dimana Mu = 270000000


Nmm, maka hitunglah :
a. momen nominal penampang tersebut,
b. tingkat keekonomisan disain tersebut.
FLOW CHART
DESAIN BALOK
PERSEGI TULANGAN
TUNGGAL
CONTOH SOAL DESAIN
Diketahui : Data-data suatu penampang balok sebagai berikut ini .
Lebar balok b = 300 mm
Tinggi efektif d = 645 mm
Mutu beton fc = 20 MPa ( 200 kg/cm2 )
Muru beton fc = 20 MPa
Baja tulangan fy = 400 MPa
Momen berfaktor Mu = 3.766 x 10 8 Nmm
Diminta membuat disain tulangan penampang tersebut.
Catatan :
1. Untuk menaksir dimensi awal komponen struktur balok dalam disain,
maka dapat diambil estimate sebagai berikut ini :
--- Lebar penampang balok ( lebar web ) = b = ~ 0.5 d
d = tinggi efektif penampang balok
h = tinggi total penampang balok
b = lebar badan penampang balok
As = luas tulangan tarik
ts = tebal selimut beton ( dekking )

--- Tinggi minimum penampang balok h ( diambil acuan SK SNI T-15-


1991-3 halaman 16 )
--- Tebal lindungan beton ts ( acuan SK SNI T-15-1991-3 hal. 150 -151
dan PBI 1971 halaman 61 ).
--- Penempatan tulangan kait dan bengkokan ( acuan SK SNI T-15-
1991-3 hal. 149 dan 152 atau PBI 1971 hal.66 s.d 73 ).
SAMPAI KULIAH BERIKUT

Anda mungkin juga menyukai