2). akibat beban mati D, beban hidup L, dan beban atap A atau beban hujan R,
paling tidak harus sama dengan
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
3). bila beban angin W harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka pengaruh
kombinasi beban D, L, dan W berikut harus ditinjau untuk menentukan nilai U
yang terbesar, yaitu:
U = 1,2 D + 0,5 L ± 1,3 W + 0,5 (A atau R)
dengan kombinasi beban harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L
yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya,
dan
U = 0,9 D ± 1,3 W
6). bila tekanan fluida, F diperhitungkan, maka beban tersebut harus dikalikan
dengan faktor beban 1,4 ditambahkan pada beban mati dan dan dikalikan
dengan faktor beban 1,2 ditambahkan pada semua kombinasi beban yang
memperhitungkan beban hidup.
8). bila pengaruh struktural T akibat perbedaan penurunan fondasi, rangkak, susut,
ekspansi beton, atau perubahan suhu diperhitungkan, maka:
U = 0,75 (1,2 D + 1,2 T + 1,6 L)
tetapi nilai U tidak boleh kurang dari
U = 0,75 (D + T)
9). jika pada bangunan terjadi benturan yang besarnya P, maka pengaruh beban
tersebut dikalikan dengan faktor 1,2.
Secara singkat kombinasi pembebanan tsb dpt dirangkum dalam tabel
berikut
BLOK TEKAN BETON EKIVALEN
Jika beban cukup besar dan hampir mencapai kekuatan batas dari masing-
masing bahannya (beton dan baja), maka regangan beton dapat mencapai ecu
=0,003 dan baja tulangan dapat mencapai kondisi leleh es > ey . Distribusi
tegangan sesungguhnya/riil pada daerah tekan seperti diperlihatkan pada
gambar di bawah (c). Distribusi tegangan seperti ini dirasakan kurang praktis,
karena sukar ditentukan besar dan letak resultan gayanya. Agar lebih praktis
dan sederhana, dalam SNI’2002, yang didasarkan penelitian atau rekomendasi
dari Whitney, disarankan untuk diganti dengan blok persegi ekivalen, lihat
gambar (d).
Blok tegangan
Diagram tegangan
As .f y
kondisi Plastis a
0.85.f 'c .b.
c. Baja tulangan meleleh lebih dulu dari betonnya, kondisi ini disebut “
fy b
dan r
fc d
2 d fy
Mn r d fy d
2 0.85 fc
r fc 1 0.588 d
3
. atau
0.5 d fy
. b d fy d
0.85 fc
2 0.5 fy 2 0.5 fy
. b d fy 1 b d fy 1
0.85 fc 0.85 fc
3
3 Mn
Mn R r d ------------> d
R r
0.5 fy
fy 1 0.588
Mn fy
fy 1
bd
2 0.85 fc fc
Mn Mn
Sebutlah faktorkekuatan Rn sehingga
2 2
bd bd
Rn
fc 1 0.588
2
Rn ----------> 1.7 1.7 0
fc
fc
2 Rn
1.7 1.7 4 1 1.7
fc 2 Rn
0.85 1 1
2 1 0.85 fc
2 Rn
. 0.85 1 1
0.85 fc
fy 2 Rn
0.85 1 1
fc 0.85 fc
fc 2 Rn
0.85 1 1
fy 0.85 fc
fy
dengan notasi baru m sehingga
0.85 fc
1 2 m Rn
1 1
m fy
Kondisi Regangan Berimbang (balanced strain condition)
Suatu kondisi yang sangat penting dalam metote kekuatan adalah
kondisi regangan berimbang, suatu keadaan dimana regangan tekan
maksimum (pada serat terluar) dan regangan tarik baja tulangan
secara bersamaan mencapai masing-masing ecu = 0,003 dan ey, seperti
diperlihatkan pada gambar di bawah.