Anda di halaman 1dari 33

Batang Tekan

Struktur Baja II
• Sub Pokok Bahasan :
• Panjang Tekuk
• Tekuk Lokal
• Tekuk Batang
• Desain Batang Tekan

Struktur Baja II
• Batang – batang tekan yang
banyak dijumpai yaitu kolom
dan batang – batang tekan
dalam struktur rangka
batang.

• Komponen struktur tekan


dapatterdiri dari profil
tunggal
atauprofil tersusun yang
digabungdengan
menggunakan pelat kopel.

• Syarat kestabilan dalam


mendisain komponen struktur
tekan sangat perlu diperhatikan,
mengingat adanya bahaya tekuk
(buckling) pada komponen –
komponen tekan yang langsing.

Struktur Baja II
• Teori tekuk kolom pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard
Euler di tahun 1744.
• Komponen struktur yang dibebani secara konsentris, di mana
seluruh serat bahan masih dalam kondisi elastik hingga
terjadinya tekuk, perlahan – lahan melengkung.
P P

y(x)

x
L

Beban tekuk Euler


 2 EI Pcr  2E
Pcr  f cr  
L2 Ag ( L / r ) 2

Struktur Baja II
• Pendekatan Euler pada umumnya diabaikan dalam disain karena hasil
dari percobaan – percobaan yang dilakukan tak sesuai dengannya.
• Pendekatan Euler hanya mungkin terjadi bila nilai  (= L/r) yang cukup
besar (  > 110 ).
• Untuk nilai  yang lebih kecil, akan terjadi tekuk inelastis. Dan bila nilai 
< 20 akan terjadi leleh pada seluruh penampang.
• Pada kenyataannya keruntuhan kolom lebih banyak terjadi akibat tekuk
inelastis.
• Kolom ideal yang memenuhi persamaan Euler harus memenuhi
anggapan-anggapan sebagai berikut :
• kurva hubungan tegangan – regangan tekan yang sama di seluruh penampang
• tak ada tegangan sisa
• kolom benar – benar lurus dan prismatis
• beban bekerja pada titik berat penampang, hingga batang melentur
• kondisi tumpuan harus ditentukan secara pasti
• berlakunya teori lendutan kecil (small deflection theory )
• tak ada puntir pada penampang, selama terjadi lentur

Struktur Baja II
• Bila asumsi-asumsi di atas dipenuhi, maka kekuatan kolom
dapat ditentukan berdasarkan :
 2 Et
Pcr  2
Ag  f cr . Ag
(kL / r )
dengan :
Et = tangen Modulus Elatisitas pada tegangan Pcr/Ag
Ag = luas gross penampang batang
kL/r = rasio kelangsingan efektif
k = faktor panjang efektif
L = panjang batang
r = jari – jari girasi

Struktur Baja II
Klasifikasi Penampang
• Pasal B.4 SNI 1729:2015 memberikan klasifikasi bagi
penampang struktur berdasarkan rasio tebal terhadap
lebar dari masing-masing elemennya.
• Untuk suatu komponen struktur tekan, maka
penampang diklasifikasikan sebagai penampang
langsing dan penampang non langsing.
• Apabila rasio tebal terhadap lebar dari elemen tekan
tidak melebihi nilai r , maka penampang
dikategorikan sebagai penampang non langsing.
• Sedangkan apabila rasio tebal terhadap lebar melebihi
r, maka penampang dikategorikan sebagai
penampang langsing.

Struktur Baja II
• Dalam perencanaan rasio lebar terhadap
tebal dari suatu elemen penampang
sebaiknya dibatasi sehingga tidak masuk ke
dalam kategori penampang langsing.
• Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
tekuk lokal pada penampang, serta agar
kekuatan penampang tidak perlu direduksi

Struktur Baja II
Panjang Tekuk
• Panjang efektif suatu kolom secara sederhana
dapat didefinisikan sebagai jarak di antara dua
titik pada kolom tersebut yang mempunyai
momen sama dengan nol, atau didefinisikan pula
sebagai jarak di antara dua titik belok dari
kelengkungan kolom.
• Dalam perhitungan kelangsingan komponen
struktur tekan (  = L/r ), panjang komponen
struktur yang digunakan harus dikalikan suatu
faktor panjang tekuk k untuk memperoleh
panjang efektif dari kolom tersebut.

Struktur Baja II
Faktor Panjang Tekuk
• SNI 03-1729-2002 pasal 7.6.3.1 memberikan
daftar nilai faktor panjang tekuk untuk
berbagai kondisi tumpuan ujung dari suatu
kolom.
• Nilai k ini diperoleh dengan mengasumsikan
bahwa kolom tidak mengalami goyangan atau
translasi pada ujung – ujung tumpuannya.

Struktur Baja II
Faktor Panjang Tekuk

Struktur Baja II
Tekuk Lentur Dari Komponen Struktur Tanpa
Elemen Langsing
• Jika sebuah komponen struktur tekan dibebani beban aksial tekan
sehingga terjadi tekuk terhadap keseluruhan elemen tersebut (bukan
tekuk lokal), maka ada tiga macam potensi tekuk yang mungkin terjadi :
• Tekuk lentur. Dapat terjadi pada semua penampang
• Tekuk torsi. Tekuk torsi hanya terjadi pada elemen-elemen yang
langsing dengan sumbu simetri ganda. Contoh : penampang
cruciform
• Tekuk lentur torsi. Tekuk lentur torsi dapat terjadi pada penampang
– penampang dengan satu sumbu simetri saja seperti profil kanal, T,
siku ganda dan siku tunggal sama kaki. Di samping itu juga dapat
terjadi pada penampang – penampang tanpa sumbu simetri seperti
profil siku tunggal tak sama kaki dan profil Z

Struktur Baja II
Struktur Baja II
• Kekuatan tekan nominal, Pn, dari suatu komponen struktur tekan akibat
tekuk lentur harus ditentukan berdasarkan keadaan batas dari tekuk
lentur. Nilai Pn, menurut SNI 1729-2015, pasal E.3 adalah :
Pn =Fcr.Ag
dengan :
Ag adalah luas bruto penampang
Fcr adalah tegangan kritis yang ditentukan sebagai berikut :
Fy
a. Jika KL  4,71 E atau  2,25
r Fy Fe
 Fy 
Fcr  0,658 Fe F  2E
  y
1.a Fe  2
 
 KL 
Fy  
b. Jika
KL
 4,71
E
atau  2,25  r 
r Fy Fe
Fcr = 0,877Fe 1.b

Struktur Baja II
• Besarnya faktor ketahanan fc, dan faktor
keamanan tekan, Wc, ditentukan dalam pasal
E.1 SNI 1729:2015 sebagai berikut :
Metode DFBK
fc = 0,90
Metode DKI (Desain Kekuatan Ijin) :
Wc = 1,67

Struktur Baja II
Contoh 1 :
• Tentukan kekuatan tekan desain fcPn, dan kekuatan tekan
tersedia, Pn/Wc,dari suatu komponen struktur tekan dalam
gambar berikut ini. Mutu baja dari ASTM A992 (Fy = 345 MPa)
Data penampang :
tf
d = 298 mm

4,5 m W300×200×9×14 b = 201 mm


d tw h
tw = 9 mm

tf = 14 mm
b r0 = 18 mm

Struktur Baja II
1. Periksa terhadap batasan r
Flens Web
b/ 2 201 h 234
  7 ,18   26
tf 2 14 tw 9
E 200.000 E 200.000
0,56  0,56  13,48 1,49  1,49  35,87
Fy 345 Fy 345
b/2 h
 r o.k.  r o.k.
tf tw

2. Menentukan rasio kelangsingan (KL/r), karena ry < rx, maka rasio kelangsingan
ditentukan oleh ry.
KL 0,8  4.500
  75,47
ry 47 ,7
3. Menghitung tegangan tekuk Euler, Fe.
 2E  2  200.000
Fe  2
  346,56 MPa
 KL  75,47 2
 
 r 

Struktur Baja II
4. Menghitung tegangan kritis, Fcr
4,71
E
 4,71
200.000
 113,4 >
KL
 75,47
Fy 345 ry
Sehingga Fcr dihitung dari persamaan 4.22.a
 Fy 
 345 

Fcr  0,658 Fe 
F  0,658 ,56   345  227 ,44 MPa
346
  y  
   
5. Menghitung kekuatan tekan desain fcPn (DFBK) dan kekuatan tekan tersedia, Pn/Wc
(DKI)
DFBK DKI
fcPn = 0,90FcrAg Pn/Wc = FcrAg /1,67
= 0,90(227,44)(8.336) = (227,44)(8.336)/1,67
= 1.706.345,86 N = 1.135.293,32 N
= 1.706,35 kN = 1.135,29 kN

Struktur Baja II
Contoh 2 :

Struktur Baja II
Struktur Baja II
Struktur Baja II
Struktur Baja II
Struktur Baja II
Contoh 3 :

Struktur Baja II
Struktur Baja II
Struktur Baja II
Latihan (Tugas 01) :
Diketahui konstruksi kolom menggunakan penampang pipa baja yang berdiameter
luar (O.D) 267.4 mm dengan ketebalan 7 mm. Mutu baja adalah Fy = 345 MP dan
Panjang efektif KL sebesar 6 m. Tentukan besarnya cPn dan Pn/c.

Data Penampang :
O.D = 267.4 mm
I.D = 253.4 mm
5.5 m t = 7 mm
r = 9.21 cm
Ag = 57.27 cm2

Note:
- Informasi data penampang lainnya dapat dilihat pada Tabel Baja.
- Perhatikan satuan saat dalam perhitungan.
- Tugas dikerjakan dengan TULISAN TANGAN pada kertas HVS atau FOLIO BERGARIS kemudian di FOTO
dan di convert kedalam format PDF dan di email jwilsonmrafael@gmail.com pada hari ini juga Senin
tanggal 22 Maret 2021 pkl. 18:00 (jam 6 sore).
- Penamaan file tugas sama seperti petunjuk tugas sebelumnya, yaitu; Kelas_Tugas 01_Nama Mahasiswa.

Struktur Baja II
Tekuk Torsi dan Tekuk Lentur Torsi Dari Komponen Tanpa
Elemen Langsing
• SNI 1729:2015 pasal E.4 mencantumkan
persyaratan pemeriksaan terhadap tekuk
lentur torsi untuk profil-profil simetris
tunggal, asimetris dan penampang simetris
ganda tertentu, misalnya kolom cruciform,
siku tunggal dengan b/t > 20, dan profil T.

Struktur Baja II
Dinyatakan bahwa tegangan kritis, Fcr, pada keadaan batas dari tekuk tosi dan tekuk lentur
torsi, sebagai berikut :
1. Untuk komponen struktur tekan siku ganda dan profil T
 Fcry  Fcrz  4.Fcry .Fcrz .H 
Fcr   1  1  
 ( Fcry  Fcrz )2 
 2H  
Dengan Fcry dihitung dari nilai Fcr seperti dalam persamaan 1a dan b untuk tekuk
lentur pada sumbu y simetris,
G .J
Fcrz  2
A.r0 a. xo, yo merupakan koordinat pusat geser terhadap titik berat, x0 = 0 untuk siku
ganda dan profil T.
2 Ix  Iy
r0   x0 2  y 0 2 b. G adalah modulus geser baja, diambil sebesar 77.200 MPa
Ag 1
c. J adalah konstanta puntir, J   b.t 3
3
x 2 y 2
H  1  0 2 0 
 r 
 0 

Struktur Baja II
2. Untuk semua kasus lainnya, nilai Fcr harus ditentukan sesuai dengan persamaan 1.a
dan b, hanya saja nilai Fe ditentukan sebagai berikut :
a. Untuk komponen struktur simetris ganda :
  2 EC w  1
Fe    GJ 
 K z L   I x  I y
2

b. Untuk komponen struktur simetris tunggal dengan y adalah sumbu simetris :


 Fey  Fez  4 Fey Fez H 
Fe    1  1  
 2H

 
Fey  Fez 2  

c. Untuk komponen struktur tak simetris, Fe adalah akar terendah dari persamaan
pangkat tiga berikut :
2 2
x  y 
Fe  Fex Fe  Fey Fe  Fez   Fe 2
 
Fe  Fey  0   Fe 2 Fe  Fex  0   0
 r0   r0 

Struktur Baja II
Dengan :
 2E
Fex  2
 KxL 
 
 x 
r

 2E
Fey  2
 KyL 
 
 ry 
 
  2 EC w  1
Fez    GJ 

 z K L 2
 Ag r0
2

Kz adalah faktor panjang efektif untuk tekuk torsi

Struktur Baja II

Anda mungkin juga menyukai