Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rouzah Mutiara Silvia

NIM : 1904101010104
Prodi : Teknik Sipil

Pengertian Inersia
Inersia adalah sebuah kecendrungan suatu benda untuk dapat mempertahan
keadaannya yang naik itu tetap diam atau bergerak. Benda yang sukar bergerak juga
dapat dikatakan memiliki inersia yang besar. Bumi yang selalu dalam keadaan rotasi
juga memiliki inersia rotasi.

Pengertian Momen Inersia


Momen Inersia adalah sebuah ukuran besarnya kecendrungan berotasi yang
ditentukan oleh suatu keadaan benda atau partikel penyusunnya. Kecendenderungan
sebuah benda tersebut untuk mempertahankan suatu keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan disebut dengan Inersia. Inersia disebut juga dengan Lembam. Keadaan
alami benda ini dapat berkaitan erat dengan hukum I Newton. Oleh karena itu, Hukum I
Newton dapat disebut juga hukum inersia atau hukum kelembaman.

Sebuah partikel dengan massa m sedang dalam berotasi pada sumbunya dengan jari-
jari R. Momen inersia titik partikel tersebut dapat dinyatakan sebagai hasil kali massa
partikelnya dengan jarak partikel ke sumbu putar atau jari-jarinya. Dengan demikian,
momen inersia dapat dinyatakan dengan:

        I = m.R2

Keterangan :

 I = Momen Inersia (Kg m2)


 m = Massa partikel (Kg)
 R = Jari-jari rotasi (m)
Faktor – Faktor Besarnya Momen Inersia
Besarnya sebuah momen inersia suatu benda itu bergantung terhadap beberapa
faktornya, yaitu:

 Massa benda atau partikel


 Geometri benda (bentuk)
 Letak sumbu putar benda
 Jarak ke sumbu putar benda (lengan momen)

Rumus Momen Inersia


Secara sistematis, rumus momen inersia juga dapat dirumuskan sebagai berikut:

I = Ʃm.R2

Keterangan :

I = Momen Inersia (Kg m2)

m = Massa (Kg)

R = Jarak kr titik poros (m)

Rumus Momen Inersia Pada Beberapa Benda


Khusus
1. Benda Berupa Titik
Untuk massa benda atau sistem massa berupa titik atau beberapa titik yang saling
terhubung oleh tali atau batang yang massanya diabaikan, maka dapat dirumuskan

sebagai berikut.

 
 

I = Ʃm.R2                 

Keterangan:
I = Momen Inersia (Kg m2)
m = Massa (Kg)
R = Jarak kr titik poros (m)

2. Benda Berupa Batang Homogen


Batang Homogen yaitu batang yang memiliki sebuah massa tersebar merata hingga
pusat massanya berada di tengah. Untuk batang homogen, maka akan terlihat jelas
bahwa terdapat pengaruh letak sumbu putar terhadap momen inersianya.

Terdapat 3 bagian poros dalam batang homogen tersebut, yaitu :

a. Poros Berada Di Pusat :


Apabila sebuah sumbu putar berada di titik pusat massa maka dapat dirumuskan
sebagai berikut.

I = 1/12m.l2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
l = panjang batang (m)
m = massa (kg)

b. Poros Berada Di Salah Satu Ujung :


Apabila sebuah sumbu putar berada pada salah satu ujung batangnya, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut.
I = 1/3m.l2

Keterangan:
I = momen inersia (kg m2)
l = panjang batang (m)
m = massa (kg)

c. Poros Bergeser :
Apabila sebuah sumbu putar atau poros berasa disembarang tempat atau tidak berada
di ujung maupun pusatnya, maka dapat dirumuskan sebagai berikut.

I = 1/12 m.l2 + m.(k.l)2

Keterangan:
I = momen inersia (kg m2)
l = panjang batang (m)
k.l = panjang pergeseran (m)
m = massa (kg)

3. Benda Berbentuk Silinder


Silinder dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

a. Silinder Pejal :
Benda yang berbentuk silinder pejal tersebut adalah seperti katrol atau roda tertentu,
maka rumusnya adalah:

I = 1/2 m.R2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari silinder (m)
m = massa (kg)

b. Silinder Tipis Berongga


Benda silinder tipis berongga tersebut adalah seperti cicncin tipis, maka rumusnya
adalah:

I = m.R2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari silinder (m)
m = massa (kg)

c. Silinder Berongga Tidak Tipis


Silinder berongga tidak tipis yaitu silinder yang mempunyai jari-jari dalam dan jari-jari
luar. Maka rumusnya adalah:

I = 1/2 m (R12 + R22)

Keterangan:
I = momen inersia (kg m2)
R1 = jari-jari dalam silinder (m)
R2 = jari-jari luar silinder (m)
m = massa (kg)

4. Benda Berbentuk Bola


Bentuk bola dibagi 2 macam, yaitu :

a. Bola Pejal :
Rumus bola pejal adalah :

I = 2/5m.R2

Keterangan:
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari bola(m)
m = massa (kg)

b. Bola Berongga :
Rumus bola berongga adalah :

I = 2/3m.R2

Keterangan:
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari bola(m)
m = massa (kg)
Contoh – Contoh Soal Momen Inersia
1. Diketahui sebuah batang homogen yang bermassa 0,6 kg dan panjang 60 cm.
Apabila gumpalan lumpur tersebut bermassa 20 gram dilempar dan menempel pada
salah satu ujung batangnya, maka tentukan momen inersia sistem melalui pusat
batang!

Penyelesaian :

I = 1/12m.l2 + mR2
I = 1/12(0,6).(0,6)2 + 0,02(0,3)2
I = 0,018 + 0,0018
I = 0,0198
I = 1,98 x 10-2 kg m2

2. Ada sebuah silinder pejal yang bermassa 2 kg dan berjari-jari 0,1 m diputar melalyi
sumbu silinder dan segumpal lumpur bermassa 0,2 kg menempel pada jarak 0,05 meter
dari pinggir silindernya, maka hitunglah momen inersia sistem!

Penyelesaian:

I = Isilinder + Ilumpur
I = 1/2mR2 + m.r2
I = 1/2(2).(0,1)2 + 0,2.(0,05)2
I = 0,01 + 0,0005
I = 0,0105
I = 1,05 x 10-2 kg m2

Anda mungkin juga menyukai