SC 8
SC 8
Teguh memasuki rumah sakit dengan menggandeng ibunya, lalu dari jauh dilihatnya pak
Broto sedang mondar mandir diluar ruang UGD. Ia tampak gelisah, sedangkan seorang
perempuan setengah tua yang cantik duduk disebuah kursi tunggu dengan wajah kusut
penuh air mata.
Berdebar hati Teguh ketika mendekati pak Broto. Sebenarnya takut didamprat, tapi
rasa khawatirnya tentang Putri membuatnya berani.
"Bagaimana keadaan Putri pak?" tanya Teguh begitu mendekat.
Pak Teguh mengawasi anak muda gagah yang mendekatinya, kemudian teringat bahwa
dialah Teguh yang dibencinya.
"Mau apa kamu?" hardiknya dengan wajah kemerahan.
"Saya ingin melihat keadaan Putri," ujar Teguh sambil mengulurkan tangannya dengan
maksud memberi salam. Tapi pak Broto menghindar dan menuding kearah wajah Teguh
dengan tanpa belas.
"Pergi kamu, dia anakku dan tak ada urusannya dengan siapapun juga."
"Tapi pak.."
"Pergi dan jangan sok perhatian sama anakku. Pergiii!!"
Melihat kemarahan berapi api dari laki2 yang agaknya ayahnya Putri, bu Marsih
segera menarik tangan anaknya, dan diajaknya pergi dari sana.
"Bu.. nanti dulu bu,"Teguh memprotes.
"Tidak le, dia benar, itu bukan urusan kamu. Ayo pergi sebelum terjadi keributan
yang lebih parah."
"Bu..."
"Kita pulang dan jangan pikirkan dia lagi. Bisa mati berdiri kalau ibu memiliki
besan seperti dia."
***
Malam itu Putri harus menginap dirumah sakit. Ketika sadar ia segera dibawa keruang
inap yang sudah dipersiapkan. Putri kebingungan karena belum sempat bertanya
apapun. Kepalanya masih pusing. Dilihatnya ayah ibunya ada disampingnya,
memandanginya dengan wajah khawatir.
"Dimana aku?" katanya lirih..
"Kamu dirumah sakit nduk," ujar bu Broto sambil mengelus kepala Putri.
"Dirumah sakit...? Tapi tadi..."
"Kamu sedang menari tiba2 pingsan. Syukurlah sehingga laki2 itu tidak sempat
menjamahmu," kata pak Broto dengan wajah muram.Ia lupa bahwa Teguh bukan menjamah
Putri ketika menari tapi malah menggendongnya kedalam.
"Oh... kenapa aku.."
"Bagaimana perasaanmu? Pusing sekali? Memang dari pagi kan kamu tampak tidak sehat,
pakai muntah2 segala.."
Putri diam, diingatnya satu persatu sa'at2 yang dilaluinya sebelum tergolek dirumah
sakit itu. Ia didandanin, lalu melihat Teguh mengintip dibalik celah pintu, saling
senyum penuh arti.. lalu pentas itu dimulai .. lalu tiba giliran Lara Ireng bertemu
Permadi.. lalu ia ingin mengatakan sesuatu tentang dirinya yang muntah2..dan
kekhawatirannya..ketika adegan itu memberinya kesempatan.. tapi sebelum itu terjadi
tiba2 semuanya menjadi gelap dan begitu sadar ia telah berada dirumah sakit ini.
"Kamu itu kecapaian.. tidak mendengar kata orang tua.. " omel pak Broto.
Putri diam, ia lebih berbicara dengan batinnya sendiri tentang keadaannya.
Bagaimana kalau ia ternyata benar2 hamil, lalu betapa marahnya ayahnya, mungkin dia
akan dihajarnya, atau bahkan diusirnya dari rumah.. atau...
"nDuk, jangan berfikir apa2 dulu, tidurlah, ini sudah malam," bisik ibunya.
"Aku mau pulang saja, sudah nggak pusing," kata Putri.
"Ya belum boleh sama dokter, tadi baru saja darahmu diambil untuk diperiksa,
mungkin besok baru tau hasilnya.
"Sudah jangan ngeyel. Kamu itu bawaannya ngeyel. Lagi sakit pengin pulang. Pokoknya
kamu akan dirawat sampai benar2 sehat.Dan jangan banyak protes !"
***
Malam itu Teguh nggak bisa tidur. Ingatannya akan Putri sama sekali tak bisa hilang
dari benaknya. Bu Marsih menasehati panjang lebar tapi tak satupun bisa melenyapkan
bayangan Putri.
"Sudah to le, dia itu kan punya orang tua, ya pasti Putri sudah dirawat dengan
sebaik baiknya. Kamu nggak usah terlalu memikirkannya."
"Teguh khawatir bu, sakit apa dia itu, wong tadinya baik2 saja."
"Lha wong lagi diperiksa dokter, lagi dirawat, dan itu bukan urusanmu ta le, sudah,
jangan dipikirkan lagi. Besok kalau sekiranya orang tuanya nggak disana, kamu coba
menjenguk kesana. Kalau ada orang tuanya, apalagi bapaknya.. haduuh.. ibu bisa
pingsan kalau tidak cepat2 pergi. Orangnya tinggi besar,suaranya lantang, jadi
seperti Burisrowo yang semalam gandrung2 sama mbok Mbodro..
"Iya bu, coba besok sepulang kuliah Teguh mencoba kesana. Yang penting Teguh sudah
tau keadaannya bu."
"Ya sudah, sekarang jangan dipikirkan lagi, tidur yang nyenyak, mudah2an besok bisa
ketemu Putri mu." hibur bu Marsih.
"Baiklah bu."
Rupanya saran ibunya untuk menemuinya esok hari bisa meredakan kegelisahannya.
Dalam hati dia berdo'a, semoga besok bisa ketemu Putri, paling tidak bisa tau
keadannya.
***
Pagi itu pak Broto masih berada dirumah sakit bersama isterinya. Putri adalah anak
satu2nya yang mereka cintai, biarpun kesal tapi pak Broto juga menghawatirkan
keadaan Putri.
Jam sepuluh lebih, dokter yang merawat datang. Seorang perawat mengiringinya sambil
membawa berkas2, yang mungkin hasil lab pemeriksaan Putri semalam.
About Me
My photo
Kejora Pagi
View my complete profile
Powered by Blogger.