Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNAL PENGARUH OBESITAS TERHADAP TERJADINYA

DISFUNGSI SEKSUAL PRIA


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

Dosen Pengampu: Ibu Lia Natalia, SST.,M.Kes

Disusun oleh :

1. Andre FerdinanNugraha (20142011004)


2. Bayu Iswara (20142011010)
3. De Vera Lervia Sutisna (20142011015)
4. Diyan Widiyana (20142011020)
5. Fitriyani (20142011026)
6. Maya Rismayanti (20142011032)
7. Putri Anggraeni (20142011037)
8. Ratih Permatasari (20142011040)
9. Siti Purhayati (20142011048)
10. Yuniza Prihanjani (20142011053)

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada tuhan yang maha esa atas segenap limpah rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas review jurnal dengan judul “PENGARUH OBESITAS
TERHADAP TERJADINYA DISFUNGSI SEKSUAL PRIA” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Review Jurnal ini disusun untuk memenuhi tugas  Mata Kuliah Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang “PENGARUH
OBESITAS TERHADAP TERJADINYA DISFUNGSISEKSUAL PRIA”  bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lia Natalia, SST.,M.Kes selaku dosen Mata
Kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan. Dalam penyelesaian tugas review jurnal
ini,penulis mendapat bantuan dari banyak pihak, maka sepantasnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, atas berbagai
arahan dan bimbingan pada proses penyelesaian review jurnal ini.

Penulis berharap dengan review jurnal ini dapat memberi banyak manfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan penulis khususnya. Review jurnal ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan
review jurnal ini.

Majalengka, 15 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

BAB II RINGKASAN REVIEW JURNAL...............................................................................3

A.1 Identitas Jurnal...............................................................................................................3


A.2 Latar Belakang Masalah yang dikaji..............................................................................3
A.3 KajianTeori....................................................................................................................4
A.4 Metode Penelitian..........................................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN REVIEW JURNAL..........................................................................6

B.1 Analisis Review Jurnal...................................................................................................6


B.2 Evaluasi Review Jurnal..................................................................................................7

BAB IV PENUTUP....................................................................................................................8

C.1 Kesimpulan....................................................................................................................8
C.2 Saran...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Kelebihan berat badan atau Overweight adalah kondisi berat badan seseorang yang
melebihi berat badan normal yang pada umumnya dapat berasal dariberatotot, tulang, lemak,
dan atau air. Di Negara berkembang, jumlah pria dengan overweight terbanyak berada di
kawasan Asia yaitu 60% populasi atau sekitar 10,6 juta jiwa. Menurut penelitian Ito &
Murata (1999), di Jepang prevalensi overweight 782 Husain berkisar antara 5% s/d 11%.1
Prevalensi overweight di Indonesia dalam beberapa decade terakhir cenderung mengalami
peningkatan.

Overweight dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah factor
lingkungan, termasuk didalamnya masalah dalam pemilihan jenis makanan, pola makan,
porsi perkali makan dan tingkat aktivitas pada masing-masing individu. Banyak teknik yang
digunakan untuk menentukan akumulasi lemak yang ada di dalam tubuh seseorang. Salah
satunya adalah dengan mengukur dan menghubungkan berat badan dengan tinggi badan
menggunakan Body Mass Index (BMI) / Indeks Massa Tubuh (IMT).

Overweight dapat mengganggu kehidupan seksual pria dalam hal ini disfungsi ereksi.
Penelitian yang dilakukan di Eropa membahas tentang kerusakan fisik dan fungsi seksual pria
yang mengalami overweight, didapatkan data bahwa pria dengan BMI >23 kg/m 2 memiliki
kemungkinan lebih besar untuk memperlihatkan dua atau lebih gejala yang mengarah pada
kerusakan fisik dan gangguan fungsi seksual. Overweight bias disebabkan oleh penimbunan
lemak tubuh, dimana kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan kadar esterogen, yang
selanjutnya dapat mengurangi kadar testosteron.

Yang dimaksud dengan disfungsi ereksi adalah ketidak mampuan berulang pada pria
dalam mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan
seksual, yang terjadi selama minimal 3 bulan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui
bahwa fungsi seksual seorang pria bias dipengaruhi oleh gaya hidup pria tersebut. Dengan
gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang tidak teratur dan berlebihan, serta
olahraga yang kurang, bias menyebabkan kelebihan berat badan pada seorang pria, dimana
kelebihan berat badan dapat mengganggu fungsi seksual pada pria. Dari latar belakang diatas,

1
maka penulis merasa tertarik untuk melakukan review jurnal tentang “PENGARUH
OBESITAS TERHADAP TERJADINYA DISFUNGSI SEKSUAL PRIA”.

2
BAB II
RINGKASAN REVIEW JURNAL

A.1 IdentitasJurnal

1. Judul : Pengaruh Obesitas Terhadap Terjadinya Disfungsi Seksual Pria.


2. Penulis : A. Juriyanti Hiola.
B. Lydia Tendean.
C. Benny Wantouw.
3. Nama Jurnal:Obesitas Disfungsi Seksual.
4. Vol/No :Volume 1, nomor 1, Maret 2013, Hal 686-690.
5. Penerbit : Jurnal e-Biomedik(ebm).
6. Tahun Terbit:2013.

A.2 Latar Belakang Masalah yang dikaji

Obesitas merupakan suatu permasalahan yang mendunia. WHO telah


menetapkan obesitas sebagai epidemik global karena dapat menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan, salah satunya berupa disfungsi seksual pria. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh obesitas terhadap terjadinya disfungsi seksual
pria. Penelitian dilakukan di KelurahanHutuo, KecamatanLimboto, Kabupaten
Gorontalo dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang pria obesitas.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross-sectional. Variabel tergantung dalam penelitian adalah disfungsi
seksual yang dinilai berdasarkan kuesioner IIEF (International Index of Erectile
Function) sedangkan variable bebasnya adalah obesitas yang diukur berdasarkan
indeks masa tubuh (IMT). Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dari 60 pria
obesitas terdapat 6 orang dengan fungsi seksual normal dan 54 orang mengalami
disfungsi seksual. Sebagian besar pria obesitas dengan disfungsi seksual berada pada
usia 31-40 tahun (48,3%) dengan tingkat pendidikan terbanyak yaitu SMA (33,3 %).
Paling banyak mereka memiliki jumlah anak 1 orang (48,3%) dan mayoritas
mempunyai kebiasaan merokok (55,0%).

3
Berdasarkan hasil analisis statistik non paramaetrikuji Mann Whitney
didapatkan bahwa nilai indeks masa tubuh memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap terjadinya disfungsi seksual yang terlihat pada nilai P=0,021 dengan tingkat
signifikan 𝛼𝛼= 0,025. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa obesitas
berpengaruh terhadap terjadinya disfungsi seksual pria.

A.3 Kajian Teori

Obesitas adalah kondisi penumpukan lemak di jaringan adiposa secara


berlebihan yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Obesitas pada seseorang
dapat diidentifikasi dengan menggunakan IMT (Indeks Masa Tubuh), nilai IMT ≥ 30
menunjukkan bahwa seseorang mengalami obesitas.

Disfungsi seksual adalah gangguan pada setiap komponen siklus respon


seksual, yang menyebabkan fungsi seksual pada tubuh seseorang melemah. Pada pria
disfungsi seksual mengacu kepada kesulitan terlibat dalam hubungan seks, meliputi
gangguan dalam gairah seks (libido), kemampuan untuk mencapai atau menjaga
ereksi (disfungsi ereksi atau impoten), kemampuan untuk mencapai orgasme dan
ejakulasi.Faktor penyebab dari disfungsi seksual diantaranya faktor genetik,
hormonal, underlying disease (misalnya DM, hipertesi, stroke dll), dll.Hormon
Testosteron merupakan hormon seks steroid (androgen) pria yang pada umumnya
diproduksi oleh testis setelah terjadi kematangan pembentukan kelenjar seks pria
Normalnya, kadar testosteron akan menurun seiring bertambahnya usia, namun
ternyata obesitas dan penyakit metabolik lainnya juga memicu terjadinya penurunan
hormon testosteron lebih cepat.Salah satu dampak akibat terjadinya penurunan kadar
testosteron adalah terjadinya gangguan Testosteron Deficiency Syndrome (TDS).
salah satu gejalanya adalah penurunan libido dan fungsi ereksi.

A.4Metode Penelitian

Desain penelitian merupakan pene-litian survey analitik dengan menggunakan


pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di Kelurahan Hutuo, Kecamatan
Limboto, Kabupaten Gorontalo dalam rentang waktu dari bulan November 2012
sampai Januari 2013. Sampel yang digunakan berjumlah 60 orang, dengan tehnik

4
pengambilan sampel Purposive random sampling dan ditetapkan berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi.

Adapun kriteria inklusinya yaitu pria obesitas dengan IMT ≥ 30 kg/m2, usia
20-45 tahun, telah menikah, memiliki istri dan anak, sehat jasmani, serta bersedia
menjadi subjek penelitian, sedangkan yang termasuk dalam kriteria eksklusi yakni
pria yang memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus, infertil, trauma akut testis,
undesensus testis, klinefelter’s syndrome, serta tidak bersedia menjadi subjek
penelitian. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu obesitas sebagai variabel
bebas dan disfungsi seksual sebagai variabel tergantung.
Data primer untuk variabel bebas didapatkan melalui pengukuran tinggi dan
berat badan untuk memperoleh nilai indeks masa tubuh masing-masing responden,
sedangkan data primer untuk variabel tergantung didapatkan melalui hasil pengisian
kuesioner IIEF yang terdiri dari 20 pertanyaan untuk menentukan responden yang
mengalami disfungsi seksual dan responden dengan fungsi seksual normal. Analisis
statistik menggunakan program SPSS versi 20. Analisis data yang digunakan adalah
analisis univariat yang sebelumnya dilakukan uji homogenitas dan analisis 2
Independent Sample uji Mann Whitney untuk menguji hipotesispenelitiansecara
statistic.

BAB III

5
PEMBAHASAN REVIEW JURNAL

B.1 Analisis Review Jurnal

Jurnal yang ditulis oleh Juriyanti Hiola, Lydia Tendean dan Benny Wantouw
mengenai pengaruh Obesitas terhadap terjadinya disfungsi seksual pria memperoleh
hasil pembahasan setelah dilakukan penelitian.

Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 60 orang. Obesitas berdasarkan IMT


dibagi atas obesitas I dan II, masing-masing sebanyak 33 dan 27 orang. Secara
keseluruhan hasil dari olah data pada 60 laki-laki obes, didapatkan 6 orang (10%)
dengan fungsi seksual normal dan 54 orang (90%) lainnya mengalami disfungsi
seksual. Sebagian besar responden, yakni pria obesitas dengan disfungsi seksual
berusia 31-40 tahun (48,3%). Kebanyakan responden memiliki tingkat pendidikan
SMA (33,3%) dan memiliki anak berjum-lah 1 orang (48,3%), selain itu mayoritas
responden memiliki kebiasaan merokok (55,0%).

Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji Mann Whitney, obesitas


menunjukkan pengaruh yang bermakna terhadap disfungsi seksual karena diperoleh
hasil P value 0,021 atau P < 0,025. Hasil yang bermakna diperoleh pula pada hasil uji
statistik pengaruh nilai IMT terhadap setiap komponen disfungsi seksual (libido
ereksi, orgasme dan ejakulasi), dimana semuanya memiliki nilai P < 0,025.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh The Health
Professionals Follow-up Study pada 22.086 pria di Amerika yang memperlihatkan
hubungan jelas antara obesitas dengan salah satu komponen disfungsi seksual yakni
disfungsi ereksi.Ddiketahui bahwa obesitas berhubungan dengan rendahnya kadar
hormon testosteron dan penurunan kadar sex hormone binding globulin (SHBG) yang
berperan dalam fungsi seksual. Dan terbukti setelah dilakukan follow-up selama 14
tahun diperoleh bahwa disfungsi seksual dalam hal ini disfungsi ereksi lebih banyak
terjadi pada pria dengan obesitas (odd ratio [OR] 1,7).

Jumlah terjadinya disfungsi seksual pada setiap komponen fungsi seksual


semakin meningkat seiring dengan peningkatan IMT yang dikelompokkan menjadi
obes I dan II. Disfungsi ereksi pada pria obesitas disebabkan karena adanya kerusakan
pada lapisan pembuluh darah, dalam hal ini endothelium, sehingga fungsinya untuk

6
mengahsilkan oksida nitrat yang berperan dalam proses ereksi menjadi terganggu.
Sementara untuk majalah ejakulasi dan hasrat seksual dihubungkan dengan masalah
psikologis.

Pria yang mengalami obesitas sering merasa kurang percaya diri terhadap
tubuhnya sendiri, sehingga menimbulkan rasa cemas ataupun stress yang
menyebabkan seorang pria ingin mencapai orgasme dan ejakulasi secara tergesa-gesa,
dan menyebabkan pasangan merasa tidak puas. Lebih jauh, reaksi negatif yang
muncul pada pria deengan ejakulasi dini ialah perasaan takut dan khawatir setiap akan
melakukan hubungan seksual. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Cornelia
Rada dkk, tentang hubungan BMI dan dinamika seksual, diperoleh bahwa terjadi
penurunan frekuensi hubungan seksual seiring dengan meningkatnya nilai BMI
seseorang yang dibagi sesuai kategori underweight, normal, overweight dan obes.

B.2Evaluasi Review Jurnal


Jurnal mengenai pengaruh Obesitas terhadap terjadinya disfungsi seksual pria
sudah cukup baik dibuktikan dengan hasil yang detail. Namun, terdapat beberapa
kekurangan bagi para pembaca, yaitu terdapat beberapa kata yang tidak mudah untuk
dipahami sehingga terjadi kesulitan untuk memahami maksud yang disampaikan
penulis kepada para pembaca.

7
BAB IV

PENUTUP

C.1Kesimpulan
Secara keseluruhan, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa obesitas

berpengaruh signifikan terhadap terjadinya disfungsi seksual pria.Untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh obesitas terhadap terjadinya disfungsi seksual pria, perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut.

Diperoleh juga berdasarkan hasil penelitian pria obesitas dengan disfungsi


seksual berusia 31-40 tahun (48,3%). Kebanyakan responden memiliki tingkat
pendidikan SMA (33,3%) dan memiliki anak berjum-lah 1 orang (48,3%), selain itu
mayoritas responden memiliki kebiasaan merokok (55,0%).

C.2 Saran
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh obesitas terhadap terjadinya
disfungsi seksual pria, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang dilengkapi dengan
pemeriksaan laboratorium kadar testeron darah dan membanding-kan hasilnya dengan
kuesioner.
Perlunya peningkatan kualitas sumber daya tenaga kesehatan dalam pemberian

layanan dalam pemenuhan kebutuhan seksual pria. Perlunya perhatian khusus


pemerintah dalam peningkatan kesehatan dalam pemenuhan kebutuhan seksual pada
pria, dan juga perlunya pelayanan kesehatan yang optimal, salah satunya penyuluhan
kesehatan mengenai faktor risiko terjadinya disfungsi seksual pada pria serta upaya
untuk berhenti merokok.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://fk.unair.ac.id/disfungsi-seksual-akibat-kegemukan/

https://media.neliti.com/media/publications/63785-ID-none.pdf

http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OWMxMWMzZmUzN
DI2NWRlMjY1MmYzOGQxODE3Y2IyMWQ1MjhjMGZiNA==.pdf

Anda mungkin juga menyukai