Disusun oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada tuhan yang maha esa atas segenap limpah rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas review jurnal dengan judul “PENGARUH OBESITAS
TERHADAP TERJADINYA DISFUNGSI SEKSUAL PRIA” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Review Jurnal ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang “PENGARUH
OBESITAS TERHADAP TERJADINYA DISFUNGSISEKSUAL PRIA” bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lia Natalia, SST.,M.Kes selaku dosen Mata
Kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan. Dalam penyelesaian tugas review jurnal
ini,penulis mendapat bantuan dari banyak pihak, maka sepantasnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, atas berbagai
arahan dan bimbingan pada proses penyelesaian review jurnal ini.
Penulis berharap dengan review jurnal ini dapat memberi banyak manfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan penulis khususnya. Review jurnal ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan
review jurnal ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................8
C.1 Kesimpulan....................................................................................................................8
C.2 Saran...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kelebihan berat badan atau Overweight adalah kondisi berat badan seseorang yang
melebihi berat badan normal yang pada umumnya dapat berasal dariberatotot, tulang, lemak,
dan atau air. Di Negara berkembang, jumlah pria dengan overweight terbanyak berada di
kawasan Asia yaitu 60% populasi atau sekitar 10,6 juta jiwa. Menurut penelitian Ito &
Murata (1999), di Jepang prevalensi overweight 782 Husain berkisar antara 5% s/d 11%.1
Prevalensi overweight di Indonesia dalam beberapa decade terakhir cenderung mengalami
peningkatan.
Overweight dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah factor
lingkungan, termasuk didalamnya masalah dalam pemilihan jenis makanan, pola makan,
porsi perkali makan dan tingkat aktivitas pada masing-masing individu. Banyak teknik yang
digunakan untuk menentukan akumulasi lemak yang ada di dalam tubuh seseorang. Salah
satunya adalah dengan mengukur dan menghubungkan berat badan dengan tinggi badan
menggunakan Body Mass Index (BMI) / Indeks Massa Tubuh (IMT).
Overweight dapat mengganggu kehidupan seksual pria dalam hal ini disfungsi ereksi.
Penelitian yang dilakukan di Eropa membahas tentang kerusakan fisik dan fungsi seksual pria
yang mengalami overweight, didapatkan data bahwa pria dengan BMI >23 kg/m 2 memiliki
kemungkinan lebih besar untuk memperlihatkan dua atau lebih gejala yang mengarah pada
kerusakan fisik dan gangguan fungsi seksual. Overweight bias disebabkan oleh penimbunan
lemak tubuh, dimana kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan kadar esterogen, yang
selanjutnya dapat mengurangi kadar testosteron.
Yang dimaksud dengan disfungsi ereksi adalah ketidak mampuan berulang pada pria
dalam mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan
seksual, yang terjadi selama minimal 3 bulan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui
bahwa fungsi seksual seorang pria bias dipengaruhi oleh gaya hidup pria tersebut. Dengan
gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang tidak teratur dan berlebihan, serta
olahraga yang kurang, bias menyebabkan kelebihan berat badan pada seorang pria, dimana
kelebihan berat badan dapat mengganggu fungsi seksual pada pria. Dari latar belakang diatas,
1
maka penulis merasa tertarik untuk melakukan review jurnal tentang “PENGARUH
OBESITAS TERHADAP TERJADINYA DISFUNGSI SEKSUAL PRIA”.
2
BAB II
RINGKASAN REVIEW JURNAL
A.1 IdentitasJurnal
3
Berdasarkan hasil analisis statistik non paramaetrikuji Mann Whitney
didapatkan bahwa nilai indeks masa tubuh memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap terjadinya disfungsi seksual yang terlihat pada nilai P=0,021 dengan tingkat
signifikan 𝛼𝛼= 0,025. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa obesitas
berpengaruh terhadap terjadinya disfungsi seksual pria.
A.4Metode Penelitian
4
pengambilan sampel Purposive random sampling dan ditetapkan berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi.
Adapun kriteria inklusinya yaitu pria obesitas dengan IMT ≥ 30 kg/m2, usia
20-45 tahun, telah menikah, memiliki istri dan anak, sehat jasmani, serta bersedia
menjadi subjek penelitian, sedangkan yang termasuk dalam kriteria eksklusi yakni
pria yang memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus, infertil, trauma akut testis,
undesensus testis, klinefelter’s syndrome, serta tidak bersedia menjadi subjek
penelitian. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu obesitas sebagai variabel
bebas dan disfungsi seksual sebagai variabel tergantung.
Data primer untuk variabel bebas didapatkan melalui pengukuran tinggi dan
berat badan untuk memperoleh nilai indeks masa tubuh masing-masing responden,
sedangkan data primer untuk variabel tergantung didapatkan melalui hasil pengisian
kuesioner IIEF yang terdiri dari 20 pertanyaan untuk menentukan responden yang
mengalami disfungsi seksual dan responden dengan fungsi seksual normal. Analisis
statistik menggunakan program SPSS versi 20. Analisis data yang digunakan adalah
analisis univariat yang sebelumnya dilakukan uji homogenitas dan analisis 2
Independent Sample uji Mann Whitney untuk menguji hipotesispenelitiansecara
statistic.
BAB III
5
PEMBAHASAN REVIEW JURNAL
Jurnal yang ditulis oleh Juriyanti Hiola, Lydia Tendean dan Benny Wantouw
mengenai pengaruh Obesitas terhadap terjadinya disfungsi seksual pria memperoleh
hasil pembahasan setelah dilakukan penelitian.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh The Health
Professionals Follow-up Study pada 22.086 pria di Amerika yang memperlihatkan
hubungan jelas antara obesitas dengan salah satu komponen disfungsi seksual yakni
disfungsi ereksi.Ddiketahui bahwa obesitas berhubungan dengan rendahnya kadar
hormon testosteron dan penurunan kadar sex hormone binding globulin (SHBG) yang
berperan dalam fungsi seksual. Dan terbukti setelah dilakukan follow-up selama 14
tahun diperoleh bahwa disfungsi seksual dalam hal ini disfungsi ereksi lebih banyak
terjadi pada pria dengan obesitas (odd ratio [OR] 1,7).
6
mengahsilkan oksida nitrat yang berperan dalam proses ereksi menjadi terganggu.
Sementara untuk majalah ejakulasi dan hasrat seksual dihubungkan dengan masalah
psikologis.
Pria yang mengalami obesitas sering merasa kurang percaya diri terhadap
tubuhnya sendiri, sehingga menimbulkan rasa cemas ataupun stress yang
menyebabkan seorang pria ingin mencapai orgasme dan ejakulasi secara tergesa-gesa,
dan menyebabkan pasangan merasa tidak puas. Lebih jauh, reaksi negatif yang
muncul pada pria deengan ejakulasi dini ialah perasaan takut dan khawatir setiap akan
melakukan hubungan seksual. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Cornelia
Rada dkk, tentang hubungan BMI dan dinamika seksual, diperoleh bahwa terjadi
penurunan frekuensi hubungan seksual seiring dengan meningkatnya nilai BMI
seseorang yang dibagi sesuai kategori underweight, normal, overweight dan obes.
7
BAB IV
PENUTUP
C.1Kesimpulan
Secara keseluruhan, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa obesitas
seberapa besar pengaruh obesitas terhadap terjadinya disfungsi seksual pria, perlu
C.2 Saran
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh obesitas terhadap terjadinya
disfungsi seksual pria, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang dilengkapi dengan
pemeriksaan laboratorium kadar testeron darah dan membanding-kan hasilnya dengan
kuesioner.
Perlunya peningkatan kualitas sumber daya tenaga kesehatan dalam pemberian
8
DAFTAR PUSTAKA
https://fk.unair.ac.id/disfungsi-seksual-akibat-kegemukan/
https://media.neliti.com/media/publications/63785-ID-none.pdf
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/OWMxMWMzZmUzN
DI2NWRlMjY1MmYzOGQxODE3Y2IyMWQ1MjhjMGZiNA==.pdf