Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KIMIA DASAR

PERCOBAAN III

STOIKIOMETRI

Nama : Juniah

Nim : G70121064

Kelompok :3

Asisten :Lala Faradilah

Laboratorium Kimia Dasar

Jurusan Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

Oktober, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tak pernah lepas dari yang namanya hitungan,
termasuk dalam kita mempelajari ilmu kimia. Perhitungan ini meliputi misalnya
berapa banyak bahan reaktan yang diperlukan bila ingin memperoleh sejumlah
produk tertentu. Atau sebaliknya, bila tersedia sejumlah bahan reaktan berapa hasil
produk maksimal yang dapat diperoleh. Yang mana dalam perhitungannya
menyangkut reaksi-reaksi kimia. Masalah tersebut dapat kita pecahkan dengan
stoikiometri. Stoikiometri sendiri merupakan hubungan kuantitatif antara zat-zat yang
terkait dalam suatu reaksi kimia. Sedangkan reaksi stoikiometri adalah suatu reaksi
yang semua reaktan nya habis bereaksi dan reaksi non stoikiometri adalah suatu
reaksi yang salah satu diantaranya tidak habis bereaksi (bersisa) dan reaktan yang lain
habis bereaksi.

Pada stoikiometri persamaan reaksi akan sangat dibutuhkan dalam pembuatan


reaksi dan perhitungannya dalam kehidupan sehari-hari ilmu kimia sangat dibutuhkan
dalam berbagai bidang industri seperti industri, tekstil makanan, dan industri farmasi.
Dalam industri farmasi dan obat-obatan dihasilkan barang yang berupa obat, baik
dalam bentuk padat maupun cair. Pembuatan obat-obatan tersebut biasanya dilakukan
dengan reaksi kimia dan melibatkan perhitungan kimia yang rumit. Selain itu
hubungan kuantitatif zat-zat dalam reaksi kimia juga sangat berpengaruh dalam
perhitungan kimia.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kadar air

2. Menentukan berat jenis / massa jenis air

3. Menentukan kerapatan jenis suatu zat padat

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari cara penetapan kadar air dalam sampel

2. Mengetahui cara penentuan berat jenis air dan kerapatan jenis zat padat
menggunakan alat laboratorium sederhana

3. Mengetahui cara penentuan kerapatan jenis suatu zat padat dengan


menggunakan alat laboratorium sederhana
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Kadar Air

Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan senyawa yang terdapat
dalam bahan makanan. Untuk beberapa bahan, air berfungsi sebagai pelarut. Air
dapat melarutkan berbagai bahan seperti garam, vitamin yang larut air, mineral dan
senyawa citarasa. Banyaknya kandungan air dalam bahan pangan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kecepatan dan aktifitas enzim, aktifitas mixroba dan
aktifitas kimiawi, yaitu terjadi ketengikan, reaksi non enzimatis sehingga
menimbulkan sifat-sifat organoleptik, penampakan, tekstur dan cita rasa gizi yang
berubah. Air bebas adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan,
membran, kapiler, serat dan lain – lain, jika air ini diuapkan seluruhnya maka
kandungan air bahan berkisar antara 12 – 25 % tergantung jenis bahan dan suhu
(Amanu, 2014).

Kadar air dalam suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya
simpan dari bahan pangan tersebut. Apabila kadar air bahan pangan tersebut tidak
memenuhi syarat makabahan pangan tersebut akan mengalami perubahan fisik dan
kimiawi yang ditandai dengan tumbuhnya mikroorganisme pada makanan sehingga
bahan pangan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.penentuan kadar air dari
suatubahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan dan pendisribusian
mendapat penanganan yang tepat. Dengan memanaskan suatu bahan pangan dengan
suhu tertentu maka air dalam bahan pangan tersebut akan menguap dan berat bahan
pangan akan konstan. Berkurangnya berat bahan pangan tersebut berati banyaknya air
yang terkandung dalam bahan pangan tersebut (Saputra, 2015)

Parameter kadar air merupakan pengukuran kandungan air yang berada di dalam
bahan yang bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang besarnya
kandungaan air dlam bahan. Metode penetapan kadar air dengan menggunakan
destinasi toluen, kandungan air dalam bahan yang dinyatakan dalam % v/b terhadap
berat ekstrak. Kadar air bahan berpengaruh terhadap masa simpan. Kadar air yang
tinggi menyebabkan kerentanan terhadap aktifitas mikroba. Kandungan air dalam
ekstrak merupakan media tumbuhnya kapang dan jamur (Guntarti, 2015).

Penentuan kadar air dilakukan dengan memasukkan sampel dalam oven pada
suhu 105˚C selama 3 jam. Kemudian berat sampel ditimbang kadar air dalam bahan
dapat dihitungan dengan rumus :
% kadar air = berat awal - berat akhir x 100%
berat awal

Penentuan kadar air berguna untuk mengetahui ketahanan suatu bahan dalam
penyimpanannya dan merupakan cara penanganan yang baik bagi suatu bahan untuk
menghindari pengaruh aktifitas mikroba. Jumlah kadar air yang rendah membuat
bahan akan lebih tahan disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama (Malangi,
2015).

Kadar air merupakan parameter mutu sosis yang penting karna sosis merupakan
produk yang masa simpannya di pengaruhi oleh kadar air. Kadar air sosis fermentasi
lele berkisar antara 59,22-55,65%. Hal ini sesuai dengan SNI 01-3820-1995 tentang
sosis yaitu kadar air maksimal 67,0%. Hal ini disebabakan karena penambahan bahan
baku dan penguapan selama proses pengasupan dari fermentasi. Pada saat sebelum
fermentasi sebagian molekul airmembentuk hidrat dengan molekul lain yang
mengandung atomoksigen,nitrogen, karbohidrat, protein, garam dan senyawa organik
lainnya sehingga air yang terikat berubah menjadi air bebas (Nisa, 2016).

1.2 Berat Jenis

Berat jenis adalah konstanta/ tetapan bahan tergantung pada suhu untuk tubuh
padat, cair, dan bentuk gas yang homogen.Berat jenis didefinisikan sebagai massa
suatu bahan per satuan volume bahan tersebut.Satuan dari berat jenis adalah kg/dm3,
g/cm3, atau g/ml. g/liter.Dikenal beberapa alat yang dapat digunakan untuk
menentukan berat jenis, yaitu areometer, piknometer, neraca whestphaal. Untuk
pekerjaan secara rutin dalam suatu laboratorium terdapat peralatan elektronik untuk
menentukan berat jenis.Berat jenis relatif (spesifik) adalah perbandingan antara berat
jenis zat pada suhu tertentu terhadap berat jenis air pada suhu tertentu pula.Berat jenis
relatif tidak mempunyai satuan. Berat jenis relatif akan sama dengan berat jenis
absolut bila sebagai pembanding adalah air pada suhu 40C.

1.3 Kerapatan

Kerapatan (ρ) adalah massa persatuan volume pada termperatur dan tekanan
tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik ( g/cm³ =
g/ml) dan dalam satuan SI kilogram per meter kubik (kg/m³). massa (gram) ρ = =
gram . cm⁻³ = ML⁻³ volume (cm³) Berat jenis adalah perbandingan kerapatan dari
suatu zat terhadap kerapatan air yang ditentukan pada temperature yang sama. Berat
jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi yang dapat diubah menjadi kerapatan
dengan menggunakan rumus yang cocok. ρ zat d = ρ air Berat jenis untuk
penggunaan praktis lebih sering di definisikan sebagai perbandingan massa dari suatu
zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama pada suhu 4°. Notasi yang sering
dilakukan dalam pembacaan berat jenis 25°/25°, 25°/4°, dan 4°/4°. Angka yang
pertama menunjukkan temperature udara dimana zat ditimbang dan angka dibawah
garis miring menunjukan temperature air yang dipakai. Berat jenis merupakan suatu
karakteristik bahan yang penting dan sering digunakan dalam pengujian identitas dan
kemurnian bahan obat dan bahan pembantu. Berat jenis sejati adalah perbandingan
massa dengan volume bodi padat tanpa pori dan ruang ronnga. Berat jenis nyata
adalah perbandingan massa dengan volume bodi padat yang membesar akibat adanya
pori-pori turut diperhitungkan. Dengan demikian berat jenis nyata secara numeric
akan lebih kecil daripada berat jenis sejati. Penentuan berat jenis sejati bahan
berbentuk butir dan serbuk maupun cairan dilakukan dengan menggunakan metode
pikrometer cairan / metode manometer ( fekrumeter, volumeter, piknometer
pembanding BEXKMANN). Pada metode yang disebutkan terakhir, volume sejati
sampel ditentukan dengan menggunakan gas (udara, helium), yang mampu
berinfiltrasi masuk kedalam pori-pori halus tanpa mengalami adsorpsi. Penentuan
berat jenis nyata umumnya menggunakan air raksa sebagai cairan piknometer oleh
karena tinginya tegangan permukaan yang dimilikinya menybabkan tidak mampu
mendesak masuk kedalam pori.
BAB III

METODE PERCOBAAN

1.1 WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum Kimia Dasar Percobaan III tentang “Stoikiometri” ini dilaksanakan


pada hari selasa tanggal 19 oktober tahun 2021, pukul 16:00 WITA sampai selesai,
bertempat di aplikasi Zoom, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetauan Alam, Universitas Tadulako, Palu.

1.2 BAHAN DAN ALAT

1.Oven 7. Padatan Amorf 13. Bunsen

2. Neraca Analitik 8. Aquades 14.Kaki tiga Batu

3. Kaca Arloji 9 . Kertas lakmus 15. Gegep

4. Kepingan logam 10. Pipet volume 10mL 16. Serpihan

5. Desikator 11. Gelas piala 20mL

6. Tanah 12. Cawan Porselin

1.3 PROSEDUR KERJA

1.3.1 Penentuan Kadar Air

1. Cuci dengan bersih kaca arloji yang hendak digunakan kemudian


masukkan ke dalam oven bersuhu 100 derajat Celcius selama 10 menit

2. Keluarkan gelas arloji yang telah dipanaskan dari oven menggunakan


gegep lalu masukkan ke dalam desikator sekitar 10 menit (agak dingin)

3. Timbang gelas arloji yang telah dipanaskan dengan neraca analitik lalu
nyatakan beratnya sebagai berat gelas arloji kosong (w1) , kemudian isi
dengan bahan yang hendak ditetapkan kadar airnya
4. Kaca arloji yang telah terisi dengan bahan selanjutnya ditimbang kembali
dengan neraca analitik dan dicatat beratnya (w2)

5. Masukkan kembali kaca arloji yang berisi bahan ke dalam oven yang
bersuhu sama dengan kaca arloji kosong, kemudian panaskan hingga
beratnya konstan dan catat beratnya (w3)

6. Hitung kadar air bahan dengan menggunakan persamaan berikut:

W2 – W3
Kadar Air Bahan = x W2 – W1 100%

1.3.2 Penentuan Berat Jenis Air

1. Timbang gelas piala 20 ML yang sudah bersih dan kering dan catat
beratnya

2. Ambil air keran sebanyak 10 mL dan masukkan ke dalam gelas piala

3. Timbang gelas piala yang berisi air keran

4. Ulangi perlakuan 1 sampai 3 sebanyak 4 kali

5. Hitunglah berat air rata-rata serta standar deviasi dari 4 perlakuan tersebut
dengan menggunakan rumus :

m 1−m 22
σ=
√ n−1

Di mana m1 = berat air, m = berat rata-rata dari 4 perlakuan , n = jumlah


ulangan (n=4)

6. Hitunglah kerapatan jenis air dan standar deviasi relatif

1.3.3 Penentuan Kerapatan Jenis Suatu Zat Padat


1. Timbang sampel logam atau batu atau zat padat lainnya dan catat
beratnya

2. Isi 50 mili air ke dalam gelas ukur 100 mil lalu catat tinggi permukaan air
(x)

3. Masukkan sampel logam atau batu atau zat padat lain yang telah
ditimbang ke dalam gelas ukur dan catat tinggi permukaan air (y)

4. Ulangi perlakuan 1 sampai 3 sebanyak 4 kali.

5. Hitung berat rata-rata dan volume rata-rata serta standar deviasi relatif
masing-masing dengan rumus

σm σv
Deviasi relatif = x 100 % , x 100 %
m v

6. Hitung kerapatan jenis zat padat tersebut dan standar deviasi relatif.

a
Catatan : Untuk koefisien ,
b

Standar deviasi relatif (%) = Standar deviasi a (%)+ Standar deviasi b (%)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 HASIL PENGAMATAN

1.1.1 Penentuan Kadar Air

No Pengamatan Hasil
1 W1 16,6520 gr
2 W2 18,8451 gr
3 W3 18,2490 gr
Analisis data : Perhitungan Kadar Air Bahan

Diketahui : W1 = 16,6520 gr
W2 = 18,8451 gr
W3 = 18,2490 gr
Ditanya : Kadar air (%) ?

W2 – W3
Kadar Air (%) = W2 – W1 x 100%
W2 – W1
18 ,8451−18,2490
= x 100%
8,8451−16,6520
= 0,2718 x 100% = 27,18 %
Jadi kadar air dalam sampel tersebut adalah 27,18%
1.1.2 Penentuan Berat Jenis Air

No Jenis Pengulangan ke- Hasil


1 Gelas piala kosong (x) 1 34,553 gr
2 34,551 gr
3 34,551 gr
4 34,550 gr
2 Gelas piala berisi air(y) 1 44322 gr
2 44,553 gr
3 44,350 gr
4 44,476 gr
1.1.3 Penentuan Kerapatan Jenis Zat Padat

No Jenis Bahan Penimbangan ke- Hasil (m/v) Rata-rata


1 Batu 1 6,761 gr 6,759 gr
2 6,761 gr
3 6,756 gr
2 Air 1 52 ml 52,3 ml
2 52 ml
3 53 ml

BAB V

PENUTUP

1.1 KESMPULAN

1.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai