Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN

Dosen pegampu : H. Iman Setya Budi, SHI.,MEI

Tentang : I’jaz Al-Qur’an

Di susun oleh :

1. Emilia

NIM : 2005020068

2. Ismatul Wardah

NIM : 2005020039
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai umat islam, kita harus menegtahui secara mendalam tentang Al-qur’an. Untuk
menghadapi berbagai goncangan yang dari luar, karena orang-orang non muslim ingin
menghancurkan umat islam. Diantaranya dengan cara menjeke-jelek el-qur’an. Mereke
mengatakan bahwa al-qur’an adalah syair yang dibuat oleh Nabi Muhammad.

Maka dari i itu kita sebagai umat islam harus mempelajari secara mendalam ilmu tentang al-
qur’an, diantaranya Ijaz Al-qur’an. Karena dalam materi ini menjelaskan tentang
kemu’jizatan al-qur’an untuk meleumpuhkan/melemahkan kaum kafir yang menjelek-
jelekkan al-qur’an.

B. Rumusan Masalah

Apa pengertian I’jaz Al-qr’an?

Ada Berapakah unsur I'jaz Al-Qur'an itu?

Apakah tujuan dan fungsi I’jaz alq-ur’an?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jaz Al-Qur’an

Kata mukjizat berasal dari bahasa Arab yang berakar dari kata a’jaza, bentuk
masdarnya adalah i’jaz. A’jaza memiliki beberapa arti, yaitu melemahkan, yang meniadakan
kekuatan, yang mustahil ditirukan. Dalam Al-Qur’an kata i’jaz digunakan dalam beberapa
bentuk sebanyak 25 kali.

Dari penjelaan diatas dapat disimpulka bahwa i’jaz bearti melemahkan. Sesuatu dapat
dikatakan sebagai mukjizat apabila meemenuhi persyaratan berikut :

1. Tidak ada seorangpun selain Allah yang dapat melaksanakannya

2. Diluar dari kebiasaan

3. Merupakan bukti kebenaran

4. Terjadi bersamaan dengan pengakuan seorang utusan Allah dan hanya terjadi pada Rasul
Allah, bukan manusia biasa.

Jadi i’jaz al-Qur’an adalah kekuatan, keunggulan, dan keistimewaan yang dimiliki al-
Qur’an yang menetapkan kelemahan manusia baik secara terpisah-pisah maupun secara
berkelompok, untuk bisa mendatangkan sesuatu yang serupa atau menyamainya, hal ini
menunjukkan atas kebenaran Rasulullah didalam mengembangkan misi dakwahnya.

B. Unsur-Unsur I’jaz

1. Hal atau peristiwa luar biasa

Yang dimaksud dengan luar biasa adalah sesuatu yang berada diluar jangkauan sebab
dan akibat yang diketahui secara umum hukum-huumnya.

2. Terjadi atau dipaparkan oleh seseorag yang mengaku Nabi

Tidak mustahil terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapapun. Namun, apabila
bukan dari seseorang yang mengaku Nabi, ia tidak dinamai mukjizat. Boleh jadi sesuatu yang
luar biasa tampak pada diri seseorang yang kelak bakal menjadi nabi. Ini pun tidak dinamai
mukjizat, tetapi irhash. Boleh jadi juga keluarbiasaan itu terjadi pada seseorang yang taat dan
dicintai Allah, tetapi inipun tidak disebut mukjizat. Hal seperti ini dinamai karamah atau
kekeramatan, yang bahkan tidak mustahil terjadi pada seseorang yang durhaka kepada-Nya,
yang terakhir ini dinamai dengan ihanah(penghinaan) atau istidraj(“rangsangan” untuk lebih
durhaka).
3) Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian

Tentu saja tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai Nabi,
bukan sebelum atau sesudahnya. Disisi lain, tantangan tersebut harus pula merupakan sesuatu
yang sejalan dengan ucapan seorang Nabi.

4) Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani

Apabila yang ditantang berhasil melakukan hal serupa, ini berarti bahwa pengakuan
sang penantang tidak terbukti. Perlu digarisbawahi bahwa kandungan tantangan harus benar-
benar dipahami oleh yang ditantang. Bahkan untuk lebih membuktikan kegagalan mereka,
biasanya aspek kenukjizatan masing-masing Nabi adalah hal-hal yang sesuai dengan bidang
keahlian umatnya.

Sebagai mukjizat al-Qur’an mengandung tantangan-tantangan. Dan tantangan itu terdiri atas
empat macam tahap, yaitu:

a. Menantang siapapun yang meragukannya untuk menyusun semacam al-Qur’an secara


keseluruhan ayat dan surat. Misalnya pada surat Al-Thur: 34 yang artinya :

“Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka
orang-orang yang benar.”

b. Menantang untuk menyusun sepuluh surat semacam al-Qur’an, sebagaimana pada Qs Hud
ayat 13-14 yang artinya :

“Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah:


"(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang
menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah,
jika kamu memang orang-orang yang benar"

c. Menantang untuk menyusun satu surat saja semacam al-Qur’an , sebagaimana pada QS
Yunus ayat 38 yang artinya :

“Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya". Katakanlah: "(Kalau


benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan
panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu
orang yang benar".

d. Menantang untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surat dari
al-Qur’an. Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah 23 yang artinya :

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
C. Tujuan dan fungsi I’jaz Al-qur’an

Allah menurunkan Al-qur’anitu memeiliki tujuan yaitu sebagai petunjuk bagi umat
islam. Selai itu I’jaz Al-qur’an memiliki tujuan tersendiri, yaitu :

a. Tujuan Pengi’jazan Al-qur’an

Ø untuk melemahkan dan mengalahkan usaha orang-orang yang menentang seruan para
rasul.

Ø Mendorong orang berfikir dan membuka pintu-pintu ilmu pengetahuan

Ø Menyeru dan memanggil untuk memasuki gudang ilmu.

Ø untuk menyempurnakan ajaran-ajaran kitab fardlu

b. Fungsi I’jaz Al-Qur’an

Fungsi I’jaz Al-qur’an ialah berdasarkan pengertian dan kedudukan Al-qur’an itu sendiri:

Ø Al-qur’an kitab yang universal

Al-qur’an tidak menghususkan pembicaraannya kepada bangsa tertentu seperti bangsa arab
atau kelompok tertentu, seperti kaum muslimin. Akan tetapi, ia berbicara kepeda seluruh
manusia, baik umat islam maupun non islam, termasuk orang-orang kafir, musyrik, yahudi,
nasrani, maupun bani israil. Al-qur’an menyatu kepada semua penghuni alam tanpa
membedakan setatus dan golongan.

Ø Al-qur’an kitab yang sempurna

Tujuan al-qur’an akan dapat di capai dengan pandangan realistik terhadap alam dan dengan
melaksanakan pokok-pokok akhlak serta hukum-hukum perbuatan.

Ø Al-qur’an kitab yang abadi

Al-qur’an adalah kitab yang abadi sepanjang masa. Suatu perkataan yang sepenuhnya benar
dan sempurna maka tidak mungkin ia terbatas oleh zaman

Ø Al-qur’an mengandung kebenaran

Al-qur’an menjadi bukti kebenran nabi muhammad saw. Bukti kebenaran tersebut
dikemukakan dalam bentuk tantangan yang sifatnya bertahap.
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

I'jaz al-Qur’an adalah kekuatan, keunggulan, dan keistimewaan yang dimiliki al-Qur’an, serta
memiliki unsur-unsur didalamnya dengan tujuan sebagai petunjuk bagi umat islam yabg
berfungsi atas dasar pengertian dan kedudukan Al-Qur'an itu sendiri.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan jadi kami mohon
masukan dan sarannya untuk kami dapat memperbaikinya. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Abu Hasan Ahmad ibn Faris, Mu’jam Muqayyis al-Lugat, jilid IV (Mesir:Mustafa al-Babi
al-Halabi, 1971), hal.232-233

[2] Muhammad Ali Ash-Shabuny, al-Tibyan fi uumil quran(Jakarta:Maktabah berkah Utami,


t.t)hal. 92

[3] Jalaluddin al-Suyuthi, Al-Itqan fi ulum al-Qur’an, jilid IV(Kairo: al-Hai’ah al-Musyriyyah
al-Ammahli al-Kitab, 1975), hal. 3

[4] Abd al-Qadir ‘Attha, ‘Adhimah Al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Kutub al Ilmiyyah, tt.)hlm. 54

[5] Muhammad Ali Ash-Shabuny, op.cit. hal 105

[6] https://www.mahlil.com/2017/05/pengertian-ijaz-al-quran.html?m=1

[7] http://juniskaefendi.blogspot.com/2014/12/latar-belakang-belakang-ijaz-al-quran.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai