Anda di halaman 1dari 37

Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Topik 7 B

Distribusi Zat C

2A
E

F
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Nama Kelompok A

Kelompok III: B

1. Anak Agung Istri Agung Sanchana Pradnyadewi L (2009484010003)


2. I Dewa Ayu Putri Novi Wulandari B (2009484010006) C
3. I Made Adi Mahendra Putra (2009484010011)
4. I Putu Satria Antara (2009484010013)
5. Komang Jovita Dewi (2009484010020) D
6. Ni Luh Yanti Kusuma Widantari (2009484010035)
7. Ni Made Ayu Kerta Ningsih (2009484010036)
8. Ni Putu Dea Estyani Putri (2009484010038)
E

F
TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini
mahasiswa diharapkan mampu untuk menentukan
koefisien distribusi suatu zat di dalam minyak dan
air.
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Dasar Teori A
Jika suatu cairan atau padatan berlebih ditambahkan pada campuran dua
cairan tidak bercampur, zat itu akan mendistribusikan diri di antara kedua fase sehingga
masing-masing fase menjadi jenuh. Jika jumlah zat yang ditambahkan pada pelarut B
tidak bercampur tidak cukup untuk menjenuhkan larutan, zat tersebut tetap akan
terdistribusi di antara kedua lapisan dengan perbandingan konsentrasi tertentu (Martin,
2006. Penemuan empiris ini disimpulkan dalam pernyataan like dissolve like. C
Kelarutan bergantung pada pengaruh kimia, listrik, struktur yang
menyebabkan interaksi timbalm balik zat pelarut dan zat terlarut (Martin, 1999). Zat
terlarut dapat berada sebagian atau keseluruhan dapat berada dalam bentuk molekul D
terasosiasi dalam bentuk salah satu fase atau dapat terdisosiasi menjadi ion-ion pada
salah satu fase cair. Hukum distribusi ini digunakan untuk konsentrasi zat yang umum
pada kedua fase, yaitu monomer atau molekul sederhana dari zat terlarut (Martin, 2006) E
Koefisien partisi minyak-air adalah suatu petunjuk sifat lipofilik atau hidrofobik dari
molekul obat. Jika zat terlarut ditambahkan ke dalam capuran dua cairan yang tidak
F
saling tercampurkan, zat terlarut akan terdistribusi diantara dua fase dan tercapai
kesetimbangan pada suhu konstan.
Distribusi zat terlarut (tidak terasosiasi dan tidak terdisosiasi) di antara dua
lapisan yang tidak tercampurkan sebagai berikut:
Cu/ Cl =K
K = Koefisien distribusi/koefisien partisi
Cu = Konsentrasi dalam fase atas
Cl = Konsentrasi dalam fase bawah
Koefisien distribusi tergantung pada suhu, bukan merupakan fungsi
konsentrasi absolut zat atau volume kedua fase tersebut .
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

IV . Pelaksanaan Praktikum A

A. Bahan B. Alat
B

1. Asam borat, 1. Buret 50 ml


2. Corong pisah C
2. Asam benzoat,
3. Asam salisilat 3. Labu takar 100 ml
4. Indicator 4. Neraca analitik
5. Statif D
fenolftalein,
5. Minyak kelapa 6. Sendok tanduk
6. Aquadest, 7. Botol semprot
8. Erlenmeyer 100 ml E
7. NaOH 0,05 N
9. Klem
10. Pipet tetes pipet
volume 25 ml F
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

A
c. Cara kerja

1. Timbang 100 mg asam borat Date B


2. Larutkan dengan aquadest secukupnya dalam labu takar 100 ml hingga tidak
ada partikel sampel yang tertinggal pada dasar (melarut seluruhnya),
kemudian cukupkan volume larutan hingga 100 ml dengan aquadest C
3. Pipet 25 mL dari larutan tersebut, dimasukkan dalam corong pisah
4. Tambahkan dengan 25 ml minyak kelapa ke dalam corong pisah tersebut.
5. Kocok selama beberapa menit campuran di dalam corong pisah dan D
diamkan selama 10-15 menit hingga kedua cairan memisah satu sama lain
6. Tampung cairan yang berada sebelah bawah corong pisah dengan labu
erlenmeyer, sedangkan cairan bagian atasnya dibuang E
7. Tambahkan indikator fenolftalein sebanyak 3 tetes ke dalam erlenmeyer
berisi cairan yang dikeluarkan dari corong pisah.
F
Lanjutan
8. Titrasi larutan dengan larutan baku NaOH 0,05 N sampai terjadi
perubahan warna indikator dari bening menjadi merah muda.
9. Ambil 25 mL larutan no. 2 di atas, tambahkan 3 tetes indikator
fenolftalein, kemudian titrasi dengan larutan baku NaOH 0,05 N.
10. Titrasi dihentikan setelah tercapai titik akhir titrasi, ditandai dengan
perubahan warna indikator dari bening menjadi merah muda.
11. Catat volume titran yang digunakan dan hitung kadar asam borat.
12. Ulangi percobaan di atas dengan sampel asam benzoat dan asam
salisilat.
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Hasil Praktikum 20 April 2021 A


Pertemuan 9
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,072 N (ml) (mg) B

1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak) 18,4 81,91

C
2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah 16 71,22
dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan 3,4 29,89
D
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah 0,4 3,51
dicampur dengan minyak)
E
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan 2,7 26,85
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah 0,3 2,98 F
dicampur dengan minyak)
Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat dihitung dengan :
Berat As. Oksalat
𝑥=
BE As. Oksalat x V. NaOH
100 mg
= = 0,072 𝑁
45,02 x 30,85 ml
Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan asam salisilat dilakukan dengan cara :
1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
18,4 ml NaOH 0,072 N ~ x asam borat
18,4 ml x 0,072 N X 6,183 mg
X= = 81,91 mg
1 ml x 0,1 N
2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
16 ml NaOH 0,072 N ~ x asam borat
16 ml x 0,072 N X 6,183 mg
X= = 71,22 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
3,4 ml NaOH 0,072 N ~ x asam benzoat
3,4 ml x 0,072 N X 12,21 mg
X= = 29,89 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
0,4 ml NaOH 0,072 N ~ x asam benzoat
0,4 ml x 0,072 N X 12,21 mg
X= = 3,51 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
18,4 ml NaOH 0,072 N ~ 13,812 mg asam salisilat
2,7 ml NaOH 0,064 N ~ x asam salisilat
2,7 ml x 0,072 N X 13,812 mg
X= = 26,85 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N

6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
0,3 ml NaOH 0,072 N ~ x asam salisilat
0,3 ml x 0,072 N X 13,812 mg
X= = 2,98 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
B. Penentuan Koefisien Distribusi

No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien Distribusi


Air (mg) Minyak (mg)

1 Asam Borat 71,22 81,91 - 71,22 = 10,69


10,69 = 0,150
71,22
2 Asam Benzoat 3,51 29,89 - 3,51 = 26,38 26,38
= 7,515
3,51
3 Asam Salisilat 2,98 26,85 – 2,98 = 23,87 23,87
= 8,01
2,98
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Hasil Praktikum 27 April 2021 A


Pertemuan 10
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,064 N (ml) (mg) B
1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak) 3,2 12,660

C
2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah 2,5 9,892
dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan 3,5 27,350
D
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah 1,1 8,595
dicampur dengan minyak)
E
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan 3,5 30,93
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah 1,3 11,49 F
dicampur dengan minyak)
Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat
dihitung dengan :
Berat As. Oksalat
𝑥=
BE As. Oksalat x V. NaOH
100 mg
= = 0,064 𝑁
45,02 x 34,7 ml

Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan


asam salisilat dilakukan dengan cara :
1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
3,2 ml NaOH 0,064 N ~ x asam borat
3,2 ml x 0,064 N X 6,183 mg
X= = 12,660
1 ml x 0,1 N
2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
2,5 ml NaOH 0,064 N ~ x asam borat
2,5 ml x 0,064 N X 6,183 mg
X= = 9,892 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
3,5 ml NaOH 0,064 N ~ x asam benzoat
3,5 ml x 0,064 N X 12,21 mg
X= = 27,350 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N

4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
1,1 ml NaOH 0,064 N ~ x asam benzoat
1,1 ml x 0,064 N X 12,21 mg
X= = 8,595 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
3,5 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
3,5 ml x 0,066 N X 13,812 mg
X= = 30,93 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N

6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
1,3 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
1,3 ml x 0,066 N X 13,812 mg
X= = 11,49 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
B. Penentuan Koefisien Distribusi
No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien
Distribusi
Air (mg) Minyak (mg)

1 Asam Borat 9,892 12,660 – 9,892 2,768


= 2,768 = 0,279
9,892
2 Asam Benzoat 8,595 27,350 – 8,595 18,755
18,755 = 2,182
8,595
3 Asam Salisilat 11,49 30,938 – 11,491 19,447
= 19,447 = 1,692
11,49
Hasil Praktikum 8 Mei 2021
Pertemuan 11
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,066 N (ml) (mg)
1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak) 2,1 8,569

2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah 1,9 7,753


dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan 3,0 24,175
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah 0,9 7,252
dicampur dengan minyak)
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan 3,0 27,347
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah 0,5 4,557
dicampur dengan minyak)
Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat dihitung
dengan :
Berat As. Oksalat
𝑥=
BE As. Oksalat x V. NaOH
100 mg
= = 0,066 𝑁
45,02 x 33,6 ml

Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan


asam salisilat dilakukan dengan cara :
1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
2,1 ml NaOH 0,066 N ~ x asam borat
2,1 ml x 0,066 N X 6,183 mg
X= = 8,569
1 ml x 0,1 N
2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
1,9 ml NaOH 0,066 N ~ x asam borat
1,9 ml x 0,066 N X 6,183 mg
X= = 7,753 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
3 ml NaOH 0,066 N ~ x asam benzoat
3 ml x 0,066 N X 12,21 mg
X= = 24,175 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N

4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
0,9 ml NaOH 0,066 N ~ x asam benzoat
0,9 ml x 0,066 N X 12,21 mg
X= = 7,252 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
3 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
3 ml x 0,066 N X 13,812 mg
X= = 27,347 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N

6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
0,5 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
0,3 ml x 0,066 N X 13,812 mg
X= = 4,557 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
B. Penentuan Koefisien Distribusi
No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien
Distribusi
Air (mg) Minyak (mg)

1 Asam Borat 7,753 8,569 – 7,753 = 0,816


0,816 = 0,105
7,753
2 Asam Benzoat 7,252 24,175 – 7,252 = 16,923
16,923 = 2,333
7,252
3 Asam Salisilat 4,557 27,347 – 4,557 = 22,79
22,79 = 5,001
4,557
Hasil Praktikum 15 Mei 2021
Pertemuan 12
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,066 N (ml) (mg)
1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak) 2,7 11,01

2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah 1,9 7,753


dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan 3,6 29,01
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah 0,5 4,029
dicampur dengan minyak)
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan 2,7 24,61
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah 0,4 3,64
dicampur dengan minyak)
Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat dihitung dengan :
Berat As. Oksalat
𝑥=
BE As. Oksalat x V. NaOH
100 mg
= = 0,066 𝑁
45,02 x 33,6 ml
Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan
asam salisilat dilakukan dengan cara :
1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
2,7 ml NaOH 0,066 N ~ x asam borat
2, 7 ml x 0,066 N X 6,183 mg
X= = 11,01
1 ml x 0,1 N

2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah dicampur


minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
1,9 ml NaOH 0,066 N ~ x asam borat
1,9 ml x 0,066 N X 6,183 mg
X= = 7,75 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
3,6 ml NaOH 0,066 N ~ x asam benzoat
3,6 ml x 0,066 N X 12,21 mg
X= = 29,01 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N

4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
0,5 ml NaOH 0,066 N ~ x asam benzoat
0,5 ml x 0,066 N X 12,21 mg
X= = 4,029 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
2,7 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
2,7 ml x 0,066 N X 13,812 mg
X= = 24,61 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N

6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
0,4 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
0,4 ml x 0,066 N X 13,812 mg
X= = 3,64 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
B. Penentuan Koefisien Distribusi

No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien


Air (mg) Minyak (mg) Distribusi

1 Asam Borat 7,753 11,01 – 7,753 3,257


= 3,257 = 0,420
7,753
2 Asam Benzoat 4,029 29,02 – 4,029 24,991
= 6,202
= 24,991 4,029

3 Asam Salisilat 3,64 24, 61 – 3,64 20,97


= 20,97 = 5,760
3,64
Hasil Praktikum 18 Mei 2021
Pertemuan 13
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,064 N (ml) (mg)
1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak) 3,9 15,432

2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah 2,3 9,101


dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan 4,2 32,820
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah 0,5 3,907
dicampur dengan minyak)
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan 3,2 28,286
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah 0,7 6,187
dicampur dengan minyak)
Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat dihitung
dengan:
Berat As. Oksalat
𝑥=
BE As. Oksalat x V. NaOH
100 mg
= = 0,064 𝑁
45,02 x 34,7 ml
Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan asam salisilat dilakukan dengan cara :
1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
3,9 ml NaOH 0,064 N ~ x asam borat
3,9 ml x 0,064 N X 6,183 mg
X= = 15,432 mg
1 ml x 0,1 N

2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
2,3 ml NaOH 0,064 N ~ x asam borat
2,3 ml x 0,064 N X 6,183 mg
X= = 9,101 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
4,2 ml NaOH 0,064 N ~ x asam benzoat
4,2 ml x 0,064 N X 12,21 mg
X= = 32,820 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
0,5 ml NaOH 0,064 N ~ x asam benzoat
0,5 ml x 0,064 N X 12,21 mg
X= = 3,907 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
3,2 ml NaOH 0,064 N ~ x asam salisilat
3,2 ml x 0,064 N X 13,812 mg
X= = 28,286 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N

6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
0,7 ml NaOH 0,064 N ~ x asam salisilat
0,7 ml x 0,064 N X 13,812 mg
X= = 6,187 𝑚𝑔
1 ml x 0,1 N
B. Penentuan Koefisien Distribusi

No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien


Air (mg) Minyak (mg) Distribusi

1 Asam Borat 9,101 15,432 – 9,101 6,331


= 6,331 =0,695
9,101
2 Asam Benzoat 3,907 32,820 - 3,907 28,913
= 28,913 =7,409
3,902
3 Asam Salisilat 6,187 28,286 – 6,187 22,099
= 22,099 = 3,571
6,187
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

A
PEMBAHASAN TOPIK 7
Percobaan ini dilakukan untuk penentuan koefisien distribusi dari asam
benzoat, asam borat dan asam salisilat. Pelarut yang digunakan adalah air dan
minyak kelapa, dimana kedua pelarut ini tidak dapat larut satu sama lain tetapi sampel B
dapat larut dalam kedua sampel tersebut. Hal ini disebabkan karena air merupakan
pelarut polar, sedangkan minyak kelapa merupakan pelarut nonpolar. Perlakuan
dimana asam borat, asam benzoat, dan asam salisilat ditambahkan minyak kelapa C
lalu dimasukkan ke dalam corong pisah kemudian dilakukan pengocokkan. Hal ini
dilakukan agar zat dapat mengadakan keseimbangan antara larut dalam air dan yang
larut dalam minyak kelapa. Setelah dikocok campuran dibiarkan beberapa saat, ini D
bertujuan agar pemisahan antara kedua pelarut tersebut bisa sempurna. Pada
percobaan pertama, ditemukan koefisien 0,150, 7,515, dan 8,01. Pada percobaan
kedua ditemukan koefisien 0,279, 2,182, dan 1,692. Pada percobaan ketiga E
ditemukan koefisien 0,105, 2,333, dan 5,001. Pada percobaan keempat ditemukan
koefisien 0,420, 6, 202, dan 5,760. Pada percobaan kelima ditemukan koefisien 0,695
7, 409, dan 3,571. F
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

A
KESIMPULAN
B
Dari kelima data yang sudah didapatkan dapat
disimpulkan bahwa asam borat mempunyai koefisien yang
paling rendah, dilanjutkan dengan asam salisilat dan asam C
askorbat. Koefisien asam borat terlihat dalam rentang 0,100
sampai 0,400 koefisien. Koefisien asam askorbat terlihat
D
dalam rentang 2,000 sampai 7,000. Koefisien asam salisilat
terlihat dalam rentang 3,000 sampai 7,000. Sekian atas hasil
percobaan kami mengenai Distribusi zat, Terima kasih. E

F
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

MEI
B

TERIMA 2021 C

KASIH D

Anda mungkin juga menyukai