Anda di halaman 1dari 37

Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Topik 7 B

Distribusi Zat
C

2A
E

F
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Nama Kelompok A

Kelompok III: B

1. Anak Agung Istri Agung Sanchana Pradnyadewi L


(2009484010003) C
2. I Dewa Ayu Putri Novi Wulandari B
(2009484010006)
3. I Made Adi Mahendra Putra (2009484010011) D
4. I Putu Satria Antara (2009484010013)
5. Komang Jovita Dewi (2009484010020)
E
6. Ni Luh Yanti Kusuma Widantari (2009484010035)
7. Ni Made Ayu Kerta Ningsih
(2009484010036) F
8. Ni Putu Dea Estyani Putri (2009484010038)
TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah melakukan percobaan ini


mahasiswa diharapkan mampu untuk
menentukan koefisien distribusi suatu zat di
dalam minyak dan air.
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Dasar Teori A
Jika suatu cairan atau padatan berlebih ditambahkan pada campuran dua cairan
tidak bercampur, zat itu akan mendistribusikan diri di antara kedua fase sehingga
masing-masing fase menjadi jenuh. Jika jumlah zat yang ditambahkan pada pelarut B
tidak bercampur tidak cukup untuk menjenuhkan larutan, zat tersebut tetap akan
terdistribusi di antara kedua lapisan dengan perbandingan konsentrasi tertentu (Martin,
2006. Penemuan empiris ini disimpulkan dalam pernyataan like dissolve like. C
Kelarutan bergantung pada pengaruh kimia, listrik, struktur yang menyebabkan
interaksi timbalm balik zat pelarut dan zat terlarut (Martin, 1999). Zat terlarut dapat
berada sebagian atau keseluruhan dapat berada dalam bentuk molekul terasosiasi D
dalam bentuk salah satu fase atau dapat terdisosiasi menjadi ion-ion pada salah satu
fase cair. Hukum distribusi ini digunakan untuk konsentrasi zat yang umum pada kedua
fase, yaitu monomer atau molekul sederhana dari zat terlarut (Martin, 2006) Koefisien E
partisi minyak-air adalah suatu petunjuk sifat lipofilik atau hidrofobik dari molekul obat.
Jika zat terlarut ditambahkan ke dalam capuran dua cairan yang tidak saling
tercampurkan, zat terlarut akan terdistribusi diantara dua fase dan tercapai F
kesetimbangan pada suhu konstan.
Distribusi zat terlarut (tidak terasosiasi dan tidak terdisosiasi) di antara dua
lapisan yang tidak tercampurkan sebagai berikut:
Cu/ Cl =K
K = Koefisien distribusi/koefisien partisi
Cu = Konsentrasi dalam fase atas
Cl = Konsentrasi dalam fase bawah
Koefisien distribusi tergantung pada suhu, bukan merupakan fungsi
konsentrasi absolut zat atau volume kedua fase tersebut .
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

IV . Pelaksanaan Praktikum A

A. Bahan B. Alat
B

1. Asam borat, 1. Buret 50 ml


2. Asam benzoat, 2. Corong pisah C
3. Asam salisilat 3. Labu takar 100 ml
4. Indicator 4. Neraca analitik
5. Statif D
fenolftalein,
5. Minyak kelapa 6. Sendok tanduk
6. Aquadest, 7. Botol semprot
8. Erlenmeyer 100 ml E
7. NaOH 0,05 N
9. Klem
10. Pipet tetes pipet
volume 25 ml F
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

A
c. Cara kerja

1. Timbang 100 mg asam borat Date B


2. Larutkan dengan aquadest secukupnya dalam labu takar 100 ml hingga
tidak ada partikel sampel yang tertinggal pada dasar (melarut seluruhnya),
kemudian cukupkan volume larutan hingga 100 ml dengan aquadest C
3. Pipet 25 mL dari larutan tersebut, dimasukkan dalam corong pisah
4. Tambahkan dengan 25 ml minyak kelapa ke dalam corong pisah tersebut.
5. Kocok selama beberapa menit campuran di dalam corong pisah dan D
diamkan selama 10-15 menit hingga kedua cairan memisah satu sama lain
6. Tampung cairan yang berada sebelah bawah corong pisah dengan labu
erlenmeyer, sedangkan cairan bagian atasnya dibuang E
7. Tambahkan indikator fenolftalein sebanyak 3 tetes ke dalam erlenmeyer
berisi cairan yang dikeluarkan dari corong pisah.
F
Lanjutan
8. Titrasi larutan dengan larutan baku NaOH 0,05 N sampai terjadi
perubahan warna indikator dari bening menjadi merah muda.
9. Ambil 25 mL larutan no. 2 di atas, tambahkan 3 tetes indikator
fenolftalein, kemudian titrasi dengan larutan baku NaOH 0,05 N.
10. Titrasi dihentikan setelah tercapai titik akhir titrasi, ditandai dengan
perubahan warna indikator dari bening menjadi merah muda.
11. Catat volume titran yang digunakan dan hitung kadar asam borat.
12. Ulangi percobaan di atas dengan sampel asam benzoat dan asam
salisilat.
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Hasil Praktikum 20 April 2021 A


Pertemuan 9
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,072 N (ml) (mg) B
1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak)  18,4  81,91

C
2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah  16  71,22
dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan  3,4 29,89
D
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah  0,4  3,51
dicampur dengan minyak)
E
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan  2,7  26,85
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah 0,3 2,98 F
dicampur dengan minyak)
 
Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat dihitung dengan :
 Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan asam salisilat dilakukan dengan cara :
1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
18,4 ml NaOH 0,072 N ~ x asam borat
X = mg
2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
16 ml NaOH 0,072 N ~ x asam borat
X=
3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
3,4 ml NaOH 0,072 N ~ x asam benzoat
X=
 4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
0,4 ml NaOH 0,072 N ~ x asam benzoat
X=
5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
18,4 ml NaOH 0,072 N ~ 13,812 mg asam salisilat
2,7 ml NaOH 0,064 N ~ x asam salisilat
X=
6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
0,3 ml NaOH 0,072 N ~ x asam salisilat
X=
B. Penentuan Koefisien Distribusi

No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien Distribusi


Air (mg) Minyak (mg)

1
1 Asam
Asam Borat
Borat  71,22
 71,22  81,91
 81,91 -- 71,22
71,22 =
=    = 0,150
10,69
10,69
2 Asam Benzoat 3,51  29,89 - 3,51 = 26,38  
2 Asam Benzoat 3,51  29,89 - 3,51 = 26,38
3 Asam Salisilat 2,98 26,85 – 2,98 = 23,87  
3 Asam Salisilat 2,98 26,85 – 2,98 = 23,87
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Hasil Praktikum 27 April 2021 A


Pertemuan 10
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,064 N (ml) (mg) B
1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak)  3,2  12,660

C
2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah  2,5  9,892
dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan  3,5  27,350
D
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah  1,1  8,595
dicampur dengan minyak)
E
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan  3,5  30,93
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah  1,3  11,49 F
dicampur dengan minyak)
 Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat
dihitung dengan :

 Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan


asam salisilat dilakukan dengan cara :
1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
3,2 ml NaOH 0,064 N ~ x asam borat
X=
 2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
2,5 ml NaOH 0,064 N ~ x asam borat
X=
3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
3,5 ml NaOH 0,064 N ~ x asam benzoat
X=
4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
1,1 ml NaOH 0,064 N ~ x asam benzoat
X=
 5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
3,5 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
X=
6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
1,3 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
X=
B. Penentuan Koefisien Distribusi
No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien
Distribusi
Air (mg) Minyak (mg)

1 Asam Borat  9,892  12,660 – 9,892   = 0,279


= 2,768
2 Asam Benzoat  8,595  27,350 – 8,595   = 2,182
18,755
3 Asam Salisilat  11,49  30,938 – 11,491   = 1,692
= 19,447
Hasil Praktikum 8 Mei 2021
Pertemuan 11
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,066 N (ml) (mg)
1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak)  2,1  8,569

2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah  1,9  7,753


dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan  3,0  24,175
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah  0,9  7,252
dicampur dengan minyak)
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan  3,0  27,347
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah  0,5  4,557
dicampur dengan minyak)
 Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat dihitung
dengan :

 Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan


asam salisilat dilakukan dengan cara :
1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
2,1 ml NaOH 0,066 N ~ x asam borat
X=
 2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
1,9 ml NaOH 0,066 N ~ x asam borat
X=
3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
3 ml NaOH 0,066 N ~ x asam benzoat
X=
4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
0,9 ml NaOH 0,066 N ~ x asam benzoat
X=
 5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
3 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
X=
6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
0,5 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
X=
B. Penentuan Koefisien Distribusi
No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien
Distribusi
Air (mg) Minyak (mg)

1 Asam Borat 7,753  8,569 – 7,753 =   = 0,105


0,816
2 Asam Benzoat  7,252  24,175 – 7,252 =   = 2,333
16,923
3 Asam Salisilat 4,557  27,347 – 4,557 =   = 5,001
22,79
Hasil Praktikum 15 Mei 2021
Pertemuan 12
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,066 N (ml) (mg)
1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak)  2,7  11,01

2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah 1,9  7,753


dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan  3,6  29,01
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah  0,5  4,029
dicampur dengan minyak)
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan  2,7  24,61
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah  0,4  3,64
dicampur dengan minyak)
 
Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat dihitung dengan :
 Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan
asam salisilat dilakukan dengan cara :
1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
2,7 ml NaOH 0,066 N ~ x asam borat
X=
2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah
dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
1,9 ml NaOH 0,066 N ~ x asam borat
X=
 3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
3,6 ml NaOH 0,066 N ~ x asam benzoat
X=
4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
0,5 ml NaOH 0,066 N ~ x asam benzoat
X=
 5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
2,7 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
X=
6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
0,4 ml NaOH 0,066 N ~ x asam salisilat
X=
B. Penentuan Koefisien Distribusi

No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien


Air
Air (mg)
(mg) Minyak
Minyak (mg)
(mg) Distribusi

1
1 Asam
Asam Borat
Borat  7,753
 7,753  11,01
 11,01 –
– 7,753
7,753 = 0,420
=
= 3,257
3,257
2 Asam Benzoat 4,029  29,02 – 4,029 = 6,202
2 Asam Benzoat 4,029  29,02 – 4,029
= 24,991
= 24,991
3 Asam Salisilat  3,64  24, 61 – 3,64   = 5,760
3 Asam Salisilat  3,64 = 20,97
 24, 61 – 3,64
= 20,97
Hasil Praktikum 18 Mei 2021
Pertemuan 13
a. Penentuan jumlah asam borat, asam benzoate dan asam salisilat
No Percobaan Volume NaOH Bobot
0,064 N (ml) (mg)
1 Asam Borat (Tanpa dicampur minyak)  3,9  15,432

2 Asam Borat ( dalam fraksi air setelah  2,3  9,101


dicampur dengan minyak)
3 Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan  4,2  32,820
minyak)
4 Asam Benzoat (dalam fraksi air setelah  0,5  3,907
dicampur dengan minyak)
5 Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan  3,2  28,286
minyak)
6 Asam Salisilat (dalam fraksi air setelah  0,7  6,187
dicampur dengan minyak)
 
Untuk mendapatkan normalitas NaOH dapat dihitung
dengan:
 Penentuan jumlah asam borat, asam benzoat dan asam salisilat dilakukan dengan cara :

1) Asam Borat (tanpa dicampur dengan minyak)


1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
3,9 ml NaOH 0,064 N ~ x asam borat
X = mg
2) Asam Borat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,183 mg asam borat
2,3 ml NaOH 0,064 N ~ x asam borat
X=
3) Asam Benzoat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
4,2 ml NaOH 0,064 N ~ x asam benzoat
X=
 4) Asam Benzoat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 12,21 mg asam benzoat
0,5 ml NaOH 0,064 N ~ x asam benzoat
X=
5) Asam Salisilat (tanpa dicampur dengan minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
3,2 ml NaOH 0,064 N ~ x asam salisilat
X=
6) Asam Salisilat (Dalam fraksi air setelah dicampur minyak)
1 ml NaOH 0,1 N ~ 13,812 mg asam salisilat
0,7 ml NaOH 0,064 N ~ x asam salisilat
X=
B. Penentuan Koefisien Distribusi

No Zat Terlarut Bobot dalam fraksi Koefisien


Air
Air (mg)
(mg) Minyak
Minyak (mg)
(mg) Distribusi

1
1 Asam
Asam Borat
Borat  9,101
 9,101  15,432
 15,432 –
– 9,101
9,101    =0,695
= 6,331
= 6,331
2
2 Asam
Asam Benzoat
Benzoat  3,907
 3,907  32,820
 32,820 -- 3,907
3,907   =7,409
=
= 28,913
28,913
3 Asam Salisilat  6,187  28,286 – 6,187   = 3,571
3 Asam Salisilat  6,187  28,286 – 6,187
= 22,099
= 22,099
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

A
PEMBAHASAN TOPIK 7
Percobaan ini dilakukan untuk penentuan koefisien distribusi dari asam
benzoat, asam borat dan asam salisilat. Pelarut yang digunakan adalah air dan
minyak kelapa, dimana kedua pelarut ini tidak dapat larut satu sama lain tetapi B
sampel dapat larut dalam kedua sampel tersebut. Hal ini disebabkan karena air
merupakan pelarut polar, sedangkan minyak kelapa merupakan pelarut nonpolar.
Perlakuan dimana asam borat, asam benzoat, dan asam salisilat ditambahkan C
minyak kelapa lalu dimasukkan ke dalam corong pisah kemudian dilakukan
pengocokkan. Hal ini dilakukan agar zat dapat mengadakan keseimbangan antara
larut dalam air dan yang larut dalam minyak kelapa. Setelah dikocok campuran D
dibiarkan beberapa saat, ini bertujuan agar pemisahan antara kedua pelarut tersebut
bisa sempurna. Pada percobaan pertama, ditemukan koefisien 0,150, 7,515, dan
8,01. Pada percobaan kedua ditemukan koefisien 0,279, 2,182, dan 1,692. Pada E
percobaan ketiga ditemukan koefisien 0,105, 2,333, dan 5,001. Pada percobaan
keempat ditemukan koefisien 0,420, 6, 202, dan 5,760. Pada percobaan kelima
ditemukan koefisien 0,695 7, 409, dan 3,571. F
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

A
KESIMPULAN
B
Dari kelima data yang sudah didapatkan dapat
disimpulkan bahwa asam borat mempunyai koefisien yang
paling rendah, dilanjutkan dengan asam salisilat dan asam C
askorbat. Koefisien asam borat terlihat dalam rentang 0,100
sampai 0,400 koefisien. Koefisien asam askorbat terlihat
D
dalam rentang 2,000 sampai 7,000. Koefisien asam salisilat
terlihat dalam rentang 3,000 sampai 7,000. Sekian atas hasil
percobaan kami mengenai Distribusi zat, Terima kasih. E

F
Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

MEI
B

C
TERIMA 2021

KASIH D

Anda mungkin juga menyukai