Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arini Dinayasmin

NIM : 200106110089

Kelas : MPI B

Tugas : RESUME MATERI 8 Al-QUR’AN HADITS

HISTORIA HADITS

A. Pengertian Hadits

Hadits dapat diartikan sebagai pedoman umat manusia dalam menjalankan dan
melakukan segala sesuatu. Menurut bahasa, pengertian Hadist atau Al-Hadist adalah Al-
Jadid yaitu sesuatu yang baru, selain itu dapat juga diartikan sebagai al-khabar, yaitu
berita. Hadits dapat disebut juga dengan sunnah karena pada dasarnya, hadist
menyangkup segala aspek yang berkenaan dengan Nabi Muhammad SAW, baik dalam
perkataan, perbuatan, sifat Nabi ataupun fisik Nabi. Menurut pandangan ulama ushul fiqh,
pengertian hadits ini ada keterkaitannya dengan hukum syira’, yaitu segala perkataan,
perbuatan nabi yang terkait dengan hukum.

B. Macam-macam Hadits

1. Hadits qauli: yaitu hadits yang berasal dari perkataan Nabi Muuhammad SAW, maksud
dari perkataan Nabi adalah segala hal yang mencangkup petunjuk, peristiwa ataupun
larangan Nabi kepada umatnya. Contoh hadits qouli yang yang menjadi patokan dalam
kehidupan manusia hingga saat ini adalah hadits tentang adanya adab kepada orang lain.

2. Hadits fi”li: yaitu hadits yang berasal dari perilaku Nabi Muhammad SAW yang diikuti
oleh kaum muslimin dan muslimat, ciri dari hadits fi’li adalah adanya kata ro’aitu yang
artinya aku telah melihat, yang mana perilaku Nabi dilihat oleh para ulama ataupun
sabahat nabi yang kemudian dijadikan Hadits sebagai patokan untuk melakukan segala
sesuatu. Contohnya dalam bab sholat dalam kitab bulughul marom, ada salah seorang
sahabat nabi yang bernama ‘Amir bin Robiah yang melihat Nabi sholat menghadap kiblat
(barat).
3. Hadits taqriri: yaitu hadits berupa ketetapan Nabi Muhammad SAW terhadap segala
perilaku maupun perkataan sahabat nabi, apakah Nabi Muhammad menegur atau bahkan
membiarkan perilaku dari sahabat Nabi tersebut. Contoh hadits taqriri yang membiarkan
sahabat nabi dalam suatu peperangan

4. Hadits Ahwali: yaitu hadits yang menjelaskan atau menjabarkan tentang keadaan Nabi,
baik dalam segi sifat maupun fisik. Dalam hadits riwayat bukhori dan muslim menyatakan
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia dengan sebaik-baiknya paras dan beliau
bukan berasal dari golongan orang yang tinggi bukan pula orang yang pendek.

C. Perbedaan Sinonim Hadist

1. Sunnah

Secara etimologis, sunnah berarti perjalanan yang pernah ditempuh yang setelah itu ditiru
orang lain, dan pada zaman Nabi Muhammad SAW atau ketika sesudah zaman beliau tidak
dipersoalkan apakah sunnah itu baik atau buruk. Dalam bahasa Indonesia biasanya disebut
adat istiadat.

2. Khabar
Pengerian khabar yaitu informasi ataupun berita yang ditujukan seseorang kepada orang
lain. Menurut ulama' hadist khabar menrupakan sinonim dari hadist yaitu, segala sesuatu
yang datang dari Nabi, sahabat, dan tabi'in.

3. Atsar
Menurut bahasa, Atsar berarti Baqiyyatu Aasy-syafi' yang memiliki arti sisa dari sesuatu
atau jejak. Atsar adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.

D. Sejarah Singkat Perkembangan Hadist


1. Hadist pada masa Rasulullah SAW
Menurut para ahli hadist penulisan hadist telah terjadi ketika Nabi Muhammad SAW masih
hidup, dan banyak sahabat yang mencatat hadist yang sekedar hanya untuk disimpan
sebagai catatan pribadi atau diberikan kepada orang lain sebagai pesan dalam bentuk surat
dengan menambah hadist dalam surat tersebut. Alasan Nabi Muhammad untuk tidak
menulis hadist yaitu karena Nabi khawatir apabila hadist yang sahabat tulis nantinya
tercampur ayat-ayat Al-Qur'an. Tetapi larangan kepenulisan hadist terjadi hanya pada
periode awal islam.
2. Hadist pada masa sahabat
Pada zaman khulafaur Rashidin kepenulisan hadist kurang diperhatikan karena mereka
lebih fokus untuk memelihara dan menyebarkan Al-Qur'an, dengan demikian penulisan
hadist masih belum berkembang. Menurut para ulama' pada masa ini dianggap sebagai
masa yang menunjukkan adanya pembatasan periwayatan hadist. Alasan para sahabat
membatasi periwayatan dan penulisan hadist dikarenakan para sahabat khawatir akan
kesalahan dan kedustaan atas nama Nabi Muhammad SAW.
3. Hadist pada masa tabi'in
Pada masa tabi'in mereka masih berhati-hati dalam penulisan hadist. Pada masa tabi'in Al-
Qur'an sudah dikumpulkan dalam satu mushaf jadi para tabi'in tidak khawatir apabila
dalam hadist tercampur dengan Al-Qur'an. Hadist-hadist yang diterima oleh para tabi'in di
tulis dalam bentuk catatan, tulisan dan ada yang harus dihafal.
4. Hadist pada masa kodifikasi dan sesudahnya
Kodifikasi atau disebut tadwin hadist yang artinya pencatatan atau pembukuan. Pada masa
ini pencatatan hadist dibukukan secara resmi sesuai dengan perintah kepala negara, dan
juga melibatkan para ulama yang mahir dalam hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai