Arti : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” b. Q.S Ar-Ra’d ayat 8 ش ْيءٍ ِع ْن َد ٗه ُ اَللّٰهُ يَ ْعلَ ُم َما تَح ِْم ُل ُك ُّل ا ُ ْن ٰثى َو َما ت َ ِغي َ ْض ْاَّلَ ْر َحا ُم َو َما ت َ ْز َدا ُد َۗو ُك ُّل َ ِب ِم ْق َد ٍار
Arti : “Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan,
apa yang kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya.” 2. Tafsir ayat a. Tafsir Al Misbah ( Q.S At- Tahrim : 6) Penafsiran Quraish Shihab: Dalam suasana peristiwa yang terjadi di rumah tangga Nabi saw., seperti diuaraikan oleh ayat-ayat yang lalu, ayat di atas memberi tuntunan kepada kaum beriman bahwa: “hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu,” antara lain dengan meneledani Nabi, “dan” pelihara juga “keluarga kamu”, yakni istri, anak-anak, dan seluruh yang berada di bawah tanggungjawab kamu, dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar “dari api” neraka “yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia” yang kafir ”dan” juga “batu-batu” antar lain yang dijadikan berhala-berhala. “di atasnya” yakni yang menangani neraka itu dan bertugas menyiksa penghuni-penghuninya, adalah “malaikat-malaikat yang kasar-kasar” hati dan perlakuannya, “yang keras-keras” perlakuannya dalam melaksanakan tugas penyiksaan, “yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka” sehingga siksa yang mereka jatuhkan , kendati mereka kasar, tidak kurang dan tidak juga berlebih dari apa yang diperintahkan Allah, yakni sesuai dengan dosa dan kesalahan masing-masing penghuni neraka, “dan mereka” juga senantiasa dan dari saat ke saat “mengerjakan dengan mudah “apa yang diperintahkan” Allah kepada mereka. Kemudian Quraish Shihab lebih merinci lagi menjelaskan sebagai berikut. Ayat enam di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Ayat di atas, walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria (ayah), itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan laki laki (ibu dan ayah) sebagimana ayat-ayat yang serupa (misalnya ayat yang memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju kepada lelaki dan perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya. Ayah dan ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agama serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis. Menurut Tafsir Tarbawi Ayat di atas memberikan gambaran bahwa dakwah dan pendidikan harus diawali dari lembaga yang paling kecil, yaitu diri sendiri dan keluarga menuju yang besar dan luas. Ayat tersebut awalnya berbicara masalah tanggung jawab pendidikan keluarga, kemudian diikuti dengan akibat dari kelalaian tanggung jawab yaitu siksaan, al-Qur’an menyebutkan bahan bakar neraka, bukan model dan jenis siksaannya. Sementara bahan bakar siksaan di dalam ayat di atas digambarkan berasal dari manusia. Hal ini mengisyaratkan bahwa kegagalan dalam menanamkan nilai-nilai pada diri manusia berawal pada kegagalan dalam mendidik masa kecilnya, dalam lembaga yang terkecil yaitu keluarga. Kegagalan pendidikan dalam usia dini, akan menyebabkan manusia terbakar emosinya oleh dirinya sendiri yang tidak terarahkan pada usia dininya. Kaitannya Controlling dalam surat At Tahrim ayat 6 ini yaitu adanya control atau pengawasan mulai dari sendiri dan keluarga maupun anak untuk senantiasa taat dan melaksanakan perintah Allah supaya kelak nantinya mereka terhindar dari api neraka. Dan dalam tafsiran ayat ini bisa diambil kesimpulan bahwa kepala rumah tangga sebagai peminpin dalam keluarga wajib mengingatkan atau melakukan pengawasan kepada istri, anak maupun saudara untuk senantiasa taat pada perintah Allah. b. Tafsir Al-Jalalain ( Ar-Ra’d ayat 8) (Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan) apakah ia laki-laki atau perempuan, dan apakah kandungan itu berisi satu atau kembar dan lain sebagainya (dan apa yang kurang sempurna) kekurangan (pada kandungan rahim) tentang masa kandungan (dan apa yang lebih) daripada masa kandungan itu. (Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya) menurut kadar dan ukuran yang tidak berlebihan. Ayat di atas menjelaskan bahwasannya Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada rahim seorang perempuan dan juga menentukan ketentuan-ketentuan-Nya yang sesuai. Dalam hal ini Allah melakukan upaya pengamatan pada seluruh yang terjadi pada harim perempuan dan menentukan semuanya sesuai yang telah direncanakan oleh Allah. Jadi seyogyanya seseorang dalam melakukan pengewasan harus mengetahui seluruh pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang benar. Karena pengawasan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun spirituil dan suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya. Sumber
Alfanzari, Achmad Syauqi.2016. “Mendidik Diri dan Keluarga (Kajian Tafsir
Surah At-Tahrim, Perspektif Quraish Shihab)”. Skripsi. Surabaya : UIN Sunan Ampel Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi,TERAS, Yogyakarta, 2008 Diakses dari : Surat Ar-Ra'd Ayat 8 - Qur'an Tafsir Perkata(quranhadits.com) Chozin, Asror. 2018. “Makalah Konsep Controlling Manajemen Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits”. Diakses dari AsrorChozin: MAKALAH KONSEP CONTROLLING MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN & HADITS (asror1702.blogspot.com)