Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL JOURNAL REPORT

INTERAKSI MAKHLUK HIDUP


“Satuan Mahkluk Hidup Penyusun Ekosistem”
DosenPengampu:Dra. Uswatun Hasanah, M. Si

OLEH

KELOMPOK III :

Junita Safitri (4182151010)

Lutfi Afis (4182151002)

Septriyanti Sianturi (4183151023)

Sonya Pardosi (4183151033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

i|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan


pertolongan, Hidayah dan Inayah-Nya lah sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan tugas Critical Journal Report ini sebagai bahan untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliahInteraksi Makhluk Hidup yang
membahas tentang Ekosisitem Darat yang dibimbing olehIbu Dra. Uswatun
Hasanah, M. Si.

Kami menyadari bahwa tugas makalah yang telah dibuat ini masih jauh


dari kata sempurna, karena masih banyak kekurangan didalam penyusunannya.

Namun demikian, saya selaku pengamat telah berusaha semaksimal


mungkin dengan seluruh kemampuan yang kami miliki untuk menyelesaikan
tugas makalahini dengansempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca demikesempurnaan dalam
menyusun selanjutnya yang saya buat dikemudian hari. Akhir kata, semoga tugas
makalahini bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan
bagi para pembaca umumnya dan kami penulis khususnya.

Medan, 28 September 2021

Penyusun

Kelompok 3

i|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENGANTAR...........................................................................................1
BAB II RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN................................3
BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN...............................................................9
 Kegayutan antar elemen................................................................................9
 Originalitas temuan.......................................................................................9
 Kemutakhiran masalah................................................................................11
 Kohesi dan koherensi isi penelitian............................................................11
BAB IV KELEMAHAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN.................................13
 Kegayutan antar elemen..............................................................................13
 Originalitas temuan.....................................................................................13
 Kemutakhiran masalah................................................................................13
 Kohesi dan koherensi isi penelitian............................................................14
BAB V IMPLIKASI TERHADAP........................................................................15
 Teori............................................................................................................15
 Program pembangunan di Indonesia...........................................................16
 Pembahasan dan Analisis............................................................................16
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................18
 Kesimpulan.................................................................................................18
 Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii | P a g e
BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang

Critical Review adalah tugas menulis yang mengharuskan untuk


meringkas dan mengevaluasi tulisan laporan kritis jurnal. Critical journal review
merupakan laporan atau tulisan tentang isi sebuah jurnal artikel, tetapi lebih
menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) kita
mengenai keunggulan dan kelemahan artikel tersebut, apa yang menarik dari
artikel tersebut, bagaimana isi artikel tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir
dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata
lain,melalui critical review pembaca menguji pikiran pengarang penulis
berdasarkan sudut pandang kita berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
kita miliki. Maksud pemberian tugas kuliah berupa critical review ini adalah
untuk mengembangkan budaya mahasiswa untuk membaca, berpikir sistematis
dan kritis serta mengekspresikan pendapat dengan kalimat-kalimat sendiri.

Salah satu matakuliah yang memberikan tugas kritik jurnal adalah


matakuliah Interaksi Mahkluk Hidup. Melalui kritik pada jurnal yang diharapkan
mahasiswa mampu meningkatkan sifat kritis terhadap suatu ilmu melalui
pengujian pikiran dari sudut pandang dan pengetahuan ataupun pengalaman
sendiri. Pada kesempatan kali ini penulis mengkritik 3 buah jurnal. adapun judul
dari jurnal tersebut yaitu:

1. Kelimpahan Dan Keragaman Macrofauna Di Taman Hutan Raya Sultan


Syarif Hasyim
2. Konsep Rezeki Dalam Perspektif Sains
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba Dalam Air

1.2 Tujuan Penulisan CJR


 Untuk memenuhitugas mata kuliah Interaksi Makhluk Hidup.
 Untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan isi buku.
 Untuk meningkatkan pemahaman tentang Interaksi Makhluk Hidup.

1.3 Manfaat CJR


1. Merangkum gagasan yang dituangkan dalam penelitian yang dilaporkan.
2. Menemukan kelebihan dan kekurangan pada buku.
3. Melatih kemampuan berpikir kritis analitis serta menuangkannya kembali
dalam gagasan tertulis.

1|Page
1.4 Identitas Buku
Adapun identitas jurnal tersebut adalah sebagai berikut:

Jurnal I

Judul : Kelimpahan Dan Keragaman Macrofauna Di


Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim

Penulis : AL KHUDRI SEMBIRING

Jurnal : Jurnal Ilmiah Pertanian

Volume dan Halaman : Vol, 16 No. 2 dan hal.100-107

Tahun : 2020

Jurnal II

Judul : Keanekaragaman Jenis Vegetasi Di Cagar Alam


Lho Fat Pun Pie Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang

Jurnal : Jurnal Hutan Lestari

Penulis : M Alihi Putra Ganesid, Burhanuddin danTogar


Fernando Manurung

Volume dan Halaman : Vol. 7 (1) : 86 – 96

Tahun : 2019

Jurnal III

Judul : Faktor Biotik dan Abiotik pada Tempat


Perkembangbiakan Anopheles spp. di Desa Gunung Jati, Kecamatan
Pagedongan, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
Penulis : Dyah Widiastuti, Anggun Paramita Djati, Nova
Pramestuti

Jurnal : BALABA

Volume dan Halaman : Vol. 13 No.2, dan 153-162

Tahun : 2017

2|Page
BAB II RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN
JURNAL I

Tujuan penelitian Menganalisis kelimpahan dan keanekaragaman


macrofauna di Taman Hutan Raya Sultan Syarif
Hasyim Kota Pekanbaru.
Subjek penelitian Macrofauna di Taman Hutan Raya Sultan Syarif
Hasyim Kota Pekanbaru
Anlisis data Analisis data menggunakan spesies richeness dan
indeks Shannon Wienneer untuk keanekaragaman,
kepadatan dan indeks similarutas makrofauna pada
kedua kondisi permukaan batang pohon yang berbeda
dan pada tegakan tumbuhan
Metode penelitian Metode yang digunakan adalah dengan plot sampel
survei.
Langkah penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan November 2019
di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Kota
Pekanbaru. Prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi yang dilakukan pada kegiatan 1 adalah
dengan mengenali jenis pohon yang digunakan, jenis
efifit yang ditemukan, kondisi permukaan pohon,
diameter batang, suhu udara, dan kelembaban udara
melalui pengamatan langsung dan
membandingkannnya dengan literature. 2. Identifikasi
yang dilakukan pada kegiatan 1 adalah dengan
mengenali jenis pohon yang digunakan, jenis efifit
yang ditemukan, kondisi permukaan pohon, diameter
batang, luas tajuk, suhu udara, dan kelembaban udara
melalui pengamatan langsung dan
membandingkannnya dengan literature.

Hasil penelitian Keberadaan fauna tanah sangat dipengaruhi oleh


faktor lingkungan yaitu faktor biotik dan faktor
abiotik. Faktor lingkungan abiotik yang
mempengaruhi adalah faktor fisika antara lain tekstur
tanah, struktur tanah, dan faktor kimia antara lain pH,
salinitas, kadar bahan organik dan unsur mineral
tanah. Sedangkan faktor biotik yang mempengaruhi
antara lain mikroflora dan tanaman. Tanaman dapat
meningkatkan kelembaban tanah dan sebagai
penghasil serasah yang disukai fauna tanah (Nusroh,
2007.
Diketahui dari hasil pengamatan 1 yang dilakukan,
didapatkan hasil sebagai berikut: Jumlah spesies yang
hadir 15 Spesies, Jumlah seluruh spesies yang
didapat = 53 Spesies. Dan pada hasil pengamatan
pada kegiatan 2, peneliti mendapatkan data dari pohon
meranti sebagai berikut diperoleh 14 jenis

3|Page
makrofauna.
Adapun kondisi biotik lingkungan di kegiatan 1
adalah: jenis pohon yang digunakan adalah: pohon
pulai yang berefifit paku sarang burung. Kondisi
permukaan pohon memiliki sedikit tumbuhan lumut.
Beberapa makrofauna yang ditemukan di pohon
tersebut memiliki kesesuaian dengan kondisi
lingkungan pada daerah tersebut. Habitat pohon pulai
di daerah tersebut adalah seragam dan lebih rindang
dibandingkan dengan pohon di kegiatan 2 yakni pohon
meranti.
Kesimpulan Pada tiga daerah yang diamati, yakni bagian bawah,
tengah, dan atas menunjukkan bahwa semut berada
pada ketiga daerah tersebut. Hal itu menunjukkan
bahwa semut merupakan organisme yang paling
mendominan. Salah satu kemungkinan dari hal
tersebut adalah adanya kompetisi semut terhadap
organisme lain yang tinggal baik diatas, bawah, dan
tengah pohon tersebut.

Pada kegiatan 1 dan 2 menunjukkan bahwa semut


dengan berbagai jenis merupakan hewan yang paling
mendominasi di pohon tersebut. Keanekaragaman
makrofauna tanah selain dipengaruhi oleh sifat fisika
dan kimia tanah, juga dipengaruhi oleh jenis lahan,
jenis tanaman, jenis pupuk serta jenis hewan yang
terkait dengan makanannya.

Jurnal 2

Tujuan penelitian Untuk mengetahui Keanekaragaman Jenis Vegetasi Di


Cagar Alam Lho Fat Pun Pie Kecamatan Monterado
Kabupaten Bengkayang

Subjek penelitian Pohon yang ada di cagar alam LHO FAT PUN PIE
Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang
Asesment data Indeks nilai penting adalah parameter yang
menggambarkan besarnya pengaruh yang diberikan
oleh jenis tumbuhan dalam suatu komunitas. Indeks
nilai penting untuk tingkat pohon merupakan
penjumlahan dari kerapatan relative (KR), frekuensi
relatif (FR) dan dominansi relative (DR).
Indeks dominansi (index of dominance) adalah
parameter yang menyatakan tingkat terpusatnya
dominansi (penguasaan) spesies dalam suatu
komunitas. Penguasaan atau dominansi spesies dalam
komunitas bisa terpusat pada suatu spesies, beberapa

4|Page
spesies atau pada banyak spesies.
Indeks keanekaragaman jenis digunakan untuk
mengetahui keanekaragaman jenis dari tegakan hutan.
Keanekaragaman spesies yang tinggi menunjukkan
bahwa suatu komunitas memiliki kompeksitas tinggi
karena intereaksi spesies yang terjadi dalam komunitas
itu sangat tinggi. Rumus yang digunakan menurut
dalam menghitung keanekaragaman jenis yaitu dengan
rumus indeks Shannon atau Shannon Index of general
diversity.
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kombinasi jalur dan garis berpetak, jalur-jalur
pengamatan dibuat dan diletakan dengan melihat
keberadaan vegetasi
Langkah penelitian Peletakan jalur pertama secara purposive sampling,
Untuk setiap jalur tersebut dibuat petak pengamatan
dengan ukuran tingkat pohon 20m x 20m, untuk
pengamatan tingkat tiang 10m x 10m, untuk
pengamatan tingkat pancang 5m x 5m, untuk tingkat
semai di buat petak 2m x2m selengkapnya contoh
petak pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1
(kusmana .C, 1995). Dalam penelitian ini dibuat 4
jalur, dengan panjang jalur 200m dan lebar 20 m,
jarak antara jalur pengamatan dibuat 30 m
disetiapjalurnya. jalur dibuat petak pengamatan
dengan jarak 30 m persatu petak
Hasil penelitian Bedasarkan hasil penelitian terdapat tingkat
pertumbuhan, mulai tingkat semai, pancang, tiang, dan
pohon jumlah jenis vegetasi pada tingkat semai
ditemukan 27 jenis, pada tingkat pancang ditemukan
29 jenis, pada tingkat tiang ditemukan 34 jenis dan
pada tingkat pohon ditemukan sebayak 28 jenis
vegetasi dengan famili berbeda.
Bedasarkan penelitian yang dilakukan indeks nilai
penting pohon lebih di dominansi oleh jenis
Campnosperma coriaceum dan Alstonia scholaris
sedangkan tingkat semai, pancang dan tiang lebih di
dominansi oleh jenis Syzygium lineatum dan Dillenia
sufruticosa menunjukan bahwa jenis Syzygium
lineatum dan Dillenia sufruticosa mampu beradaptasi
dan berkopetisi dengan sesama atau jenis lainnya
disebabkan jenis tersebut mempunyai teloransi yang
besar sehingga mampu bertahan hidup lebih lama
yang menyebabkan jenis tersebut dapat tumbuh dan
berkembang dengan lebih baik.
Bedasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Indeks dominansi pada setiap tingkat pertumbuhan di
Kawasan Cagar Alam Lho Fat Pun Pie memiliki

5|Page
indeks dominansi yang rendah (C) secara keseluruhan
masih tergolong rendah yaitu (C=<1), karena nilai
Indeks Dominansi tertingin adalah (C=1).
Menunjukkan di Cagar Alam Lho Pat Pun Pie terjadi
gangguan yang menggakibatkan kawasan terbuka,
menyebabkan kawasan mudah ditumbuhin oleh
tumbuhan intoleran, sehingga kawasan memiliki nilai
indeks dominansi yang rendah atau didominansi oleh
beragam jenis vegetasi, lebih dari satu jenis. Artinya,
bahwa kawasan Cagar Alam Lho Fat Pun Pie hanya
satu jenis saja yang dominan terhadap jenis yang lain
sehingga kondisi demikian dapat diartikan bahwa
dinamika masyarakat tumbuhan masih terus berjalan
sampai pada tahap dimana suatu jenis akan
mendominasi kawasan tersebut.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Kawasan Cagar Alam Lho Fat Pun Pie nilai indeks
keanekaragaman secara keseluruhan termasuk dalam
kategori sedang (1<H’<3). Hal ini menunjukan di
Cagar alam Lho Pat Pun Pie keanekaragaman jenis
yang semangkin tinggi dalam suatu komunitas
menunjukkan bahwa semangkin tinggi kemampuan
jenis yang lain untuk tumbuh dan berkembang pada
kawasann tersebut.
Keadaan ini menunjukan tingkat penyebaran dan
adaptasi yang tinggi dari masing-masing famili
terhadap kondisi family terhadap kondisi fisik
lingkungan hutan tersebut, sehinga dapat ditemukan
berapa jenis yang sama pada masing-masing jenis
petak pengamatan.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di kawasan Cagar Alam


Lho Fat Pun Pie di Kecamatan Monterado dapat ditari
kesimpulan sebagai berikut
1. Ditemukan 22 family dengan 35 jenis penyusun
vegetasi, yang di dominasi oleh jenis Alstonia
scholaris, Alstonia spatulat, Calophyllum lanigerum,
Calophyllum pisiferum, Campnosperma coriaceum,
Dillenia sufruticosa, Gynotroche axillaris, Hevea
brasiliensis, Mangifera decandra, Melicope lunu-
akenda,
Rhodomytus, Syzydium grande, Syzygium lineatum,
2. Nilai indeks penting (INP) tertingi pada tingkat
semai adalah Syzygium lineatum (33,8 %), tingkat
pancang adalah Dillenia sufruticosa (49,5 %), tingkat
tiang adalah Syzygium lineatum (48,58 %), tingkat
pohon adalah Campnosperma coriaceum (91%). 3.
Secara jumlah indeks dominansi sama pada tingkat

6|Page
pertumbuhan hutan memiliki indeks dominansi yang
rendah yang menunjukan bahwa pada komunitas
tidak dikuasai oleh satu jenis vegetasi

Jurnal 3

Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi


lingkungan biotik dan abiotik pada tempat
perkembangbiakan Anopheles spp.
Subjek penelitian Tempat perkembangbiakan Anopheles spp.
Asesment data Pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada
tempat perkembangbiakan Anopheles spp.
Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional.
Langkah penelitian Kegiatan meliputi: penangkapan larva, pengukuran
faktor abiotik (suhu air, pH air dan intensitas cahaya),
dan pengamatan faktor biotik (biota mikro pada
sampel air dari tempat perkembangbiakan Anopheles
spp. yang ditemukan). Identifikasi biota mikro
dilakukan di Laboratorium Entomologi Balai Litbang
P2B2 Banjarnegara. Proses identifikasi dilakukan
menggunakan alat bantu berupa mikroskop cahaya
dengan perbesaran 400x dan berdasarkan kunci
identifikasi “Guide to Identification of Fresh Water
Microorganisms” oleh Math/Science.14 Penangkapan
larva menggunakan metode cidukan, kemudian
dihitung kepadatan larvanya (ekor/cidukan). Data
tempat perkembangbiakan, faktor biotik dan abiotik
disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel, grafik
dan gambar.
Hasil penelitian Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa semua
tempat perkembangbiakan yang ditemukan berupa
genangan air dengan suhu air berkisar antara 26-32
°C, derajat keasaman netral, intensitas pencahayaan
bervariasi diikuti pula dengan kepadatan larva rata-
rata 5 ekor larva per cidukan. Saat intensitas cahaya
rendah, kepadatan larva tinggi, demikian pula
sebaliknya.
Kelimpahan larva Anopheles spp. dipengaruhi oleh
faktor abiotik dan biotik. Suhu air merupakan salah
satu faktor lingkungan
abiotik yang memberikan kontribusi besar bagi
perkembangbiakan larva Anopheles spp. pada semua
tempat perkembangbiakan. Paparan larva terhadap
suhu tinggi (29-33 °C) menyebabkan larva dapat
berkembang lebih cepat meskipun suhu yang diukur
dari suatu penelitian tidak bertahan sepanjang hari
atau selama waktu penelitian.6 Selain itu, suhu yang

7|Page
tinggi memungkinkan mikroorganisme lebih banyak
berkembang yang digunakan sebagai makanan
larva.16 Suhu air pada tempat perkembangbiakan
yang ditemukan dalam penelitian ini merupakan suhu
optimum untuk kehidupan larva yaitu berkisar antara
26-33 °C. Proses oviposisi selain dipengaruhi oleh
faktor abiotik pada tempat perkembangbiakan juga
dipengaruhi oleh faktor biotik yang berkaitan dengan
ketersediaan pakan untuk larva nyamuk.20 Larva
diketahui memakan bakteri, mikroalga dan alga di
bagian permukaannya. Kepadatan alga sangat
menentukan perkembangbiakan larva menjadi dewasa.
Pemberantasan vektor malaria dan dapat dilakukan
dengan fokus pada pengendalian larva. Ekologi habitat
larva nyamuk sangat penting untuk dikaji dalam untuk
menentukan faktor determinan yang berpengaruh
terhadap kepadatan larva nyamuk. Hal ini akan
berpengaruh pada penularan malaria di suatu daerah.
Gambaran mengenai karakteristik habitat larva di
lingkungan dan hubungannya dengan faktor abiotik
dan biotik berperan penting dalam pengembangan
metode pengendalian vektor
Kesimpulan 1. Faktor abiotik yang mempengaruhi kehidupan
mikroba di air air terdiri dari konduktivitas, arus,
kekeruhan, cahaya, pH, salinitas, Biochemical Oxygen
Demand (BOD ,dan Chemical Orygen Demand
(COD). 2. Faktor biotik yang mempengaruhi
kehidupan mikroba di air meliputi kompetisi untuk
mendapatkan makanan dan interaksi antara organisme.

8|Page
BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN
 Kegayutan antar elemen

Jurnal I

Kegayutan atau keterpautan antar elemen dikatakan baik apa bila dari setiap
paragraf dan setiap sub materi yang disajikan merupakan materi yang berkaitan
satu sama lain. Kegayutan pada jurnal ini sudah baik karena materi dari setiap
paragraf salaing keterkaitan contohnya pada bagian pendahuluan jurnal ini bagian
asal tulisan tersebut adalah mengenai keanekaragaman hayati dalam suatu
ekosistem ,kemudian mahkluk hidup penyusun ekosistem yaitu faktor biotik, dan
di paparkan contohnya yaitu makrofauna.

Jurnal II

Kegayutan atau keterpautan antar elemen dikatakan baik apa bila dari setiap
paragraf dan setiap sub materi yang disajikan merupakan materi yang berkaitan
satu sama lain. Kegayutan pada jurnal ini sudah baik karena materi dari setiap
paragraf saling keterkaitan contohnya pada bagian pendahuluan jurnal ini bagian
asal tulisan tersebut adalah mengenai keanekaragaman hayati, yang terpaut pada
kekayaan spesies.

Jurnal III

Kegayutan atau keterpautan antar elemen dikatakan baik apa bila dari setiap
paragraf dan setiap sub materi yang disajikan merupakan materi yang berkaitan
satu sama lain. Kegayutan pada jurnal ini sudah baik karena materi dari setiap
paragraf saling keterkaitan contohnya pada bagian pendahuluan jurnal ini bagian
asal tulisan tersebut adalah mengenai definisi anoplheles spp , yang terpaut
dengan karakteristik lingkungan yang mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk
tersebut.

 Originalitas temuan

Jurnal I

Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulis
tersebut yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulis lainnya. Begitu pula
dengan jurnal, Sebuah jurnal dikatakan original apabila semua elemen yang ada
di dalam jurnal tersebut terbukti. Salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah
jurnal adalah dilihat dari kutipan dan daftar rujukan. jurnal ini merupakan jurnal
yang original asli karena setiap kutipan yang ada di dalamnya tertulis pada lembar
rujukan. Keaslian tersebut di atas dapat dilihat pula melalui defenisi defenisi yang
ada di dalam jurnal. Setiap defenisi defenisi yang dituliskan pada masing masing

9|Page
jurnal sudah memuat defenisi simpulan atau defenisi yang dibuatnya sendiri
berdasarkan rujukan defenisi dari para ahli yang sudah dituliskan
sebelumnya.Misalnya pada jurnal ini, hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya
daftar rujukan mengenai defenisi mengenai keanekaragaman hayati menurut
dharmawan 2005, terdapat Rujukannya ada pada daftar pustaka.

Jurnal II

Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulis
tersebut yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulis lainnya. Begitu pula
dengan jurnal, Sebuah jurnal dikatakan original apabila semua elemen yang ada
di dalam jurnal tersebut terbukti. Salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah
jurnal adalah dilihat dari kutipan dan daftar rujukan. jurnal ini merupakan jurnal
yang original asli karena setiap kutipan yang ada di dalamnya tertulis pada lembar
rujukan. Keaslian tersebut di atas dapat dilihat pula melalui defenisi defenisi yang
ada di dalam jurnal. Setiap defenisi defenisi yang dituliskan pada masing masing
jurnal sudah memuat defenisi simpulan atau defenisi yang dibuatnya sendiri
berdasarkan rujukan defenisi dari para ahli yang sudah dituliskan
sebelumnya.Misalnya pada jurnal ini, hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya
daftar rujukan mengenai defenisi mengenai Hutan menurut rusdianan dan lubis
2012, terdapat Rujukannya ada pada daftar pustaka.

Jurnal III

Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulis
tersebut yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulis lainnya. Begitu pula
dengan jurnal, Sebuah jurnal dikatakan original apabila semua elemen yang ada
di dalam jurnal tersebut terbukti. Salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah
jurnal adalah dilihat dari kutipan dan daftar rujukan. jurnal ini merupakan jurnal
yang original asli karena setiap kutipan yang ada di dalamnya tertulis pada lembar
rujukan. Keaslian tersebut di atas dapat dilihat pula melalui defenisi defenisi yang
ada di dalam jurnal. Setiap defenisi defenisi yang dituliskan pada masing masing
jurnal sudah memuat defenisi simpulan atau defenisi yang dibuatnya sendiri
berdasarkan rujukan defenisi dari para ahli yang sudah dituliskan
sebelumnya.Misalnya pada jurnal ini, hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya
daftar rujukan mengenai defenisi mengenai anopleheless spp pada elyazar IRF,
terdapat Rujukannya ada pada daftar pustaka.

 Kemutakhiran masalah

Jurnal I

10 | P a g e
Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan
perkembangan ilmu, penggunaan contoh contoh di dalamnya terkini aktual, dan
menggunakan rujukan baru. Jurnal ini dikatakan mutakhir karena jurnal ini
merupakan jurnal buatan tahun 2020, 2019 dan 2017 yang kurun waktunya kurang
dari lima tahun terakhir. Selain itu jurnal ini juga sesuai dengan perkembangan
ilmu, yaitu ilmu pendidikan di kalangan mahasiswa, karena tiap mahasiswa
mempunyai pemahaman yang berbeda beda dan terus berubah ubah sesuai dengan
kemajuan zaman, maka dikembangkanlah jurnal mengenai topik bahasan tersebut,
maka dari itu jurnal ini dikatakan mutakhir.

 Kohesi dan koherensi isi penelitian

Jurnal I

Kohesi disebut juga keterpaduan bentuk, sedangkan koherensi disebut juga


keterpaduan makna. jurnal ini adalah jurnal yang kohesi di setiap pembahasannya.
Hal ini saya katakan karena bentuk tulisan pada setiap paragraf yaitu kalimat dan
kata katanya berkaitan satu sama lain. Koherensi atau keterpaduan makna di
dalam jurnal juga baik. Hal ini karena di setiap paragraf dan kalimatnya jurnal
berpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar paragraf di dalam
jurnal. Hal ini merupakan keterpaduan makna yang sangat tampak, yaitu dari
paragraf ke-1 mengenai ekologi yang dilanjutkan menjelaskan bahwa ekologi
terdiri dari beberapa istilah yaitu ekosistem dll. Maka dari itu jurnal ini memiliki
keterpaduan makna di dalamnya yang menjelaskan faktor biotik dalam ekosistem..

Jurnal II

Kohesi disebut juga keterpaduan bentuk, sedangkan koherensi disebut juga


keterpaduan makna. jurnal ini adalah jurnal yang kohesi di setiap pembahasannya.
Hal ini saya katakan karena bentuk tulisan pada setiap paragraf yaitu kalimat dan
kata katanya berkaitan satu sama lain. Koherensi atau keterpaduan makna di
dalam jurnal juga baik. Hal ini karena di setiap paragraf dan kalimatnya jurnal
berpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar paragraf di dalam
jurnal. Hal ini merupakan keterpaduan makna yang sangat tampak, yaitu dari
paragraf ke-2 mengenai penjelasan keanekaragaman hayati yang menjelaskan
keanekaragaman hayati memiliki 3 tingkatan, setelah itu dijelaskan
keanekaragaman terdiri dari 2 komponen. . Maka dari itu jurnal ini memiliki
keterpaduan makna di dalamnya.

Jurnal III

Kohesi disebut juga keterpaduan bentuk, sedangkan koherensi disebut juga


keterpaduan makna. jurnal ini adalah jurnal yang kohesi di setiap pembahasannya.

11 | P a g e
Hal ini saya katakan karena bentuk tulisan pada setiap paragraf yaitu kalimat dan
kata katanya berkaitan satu sama lain. Koherensi atau keterpaduan makna di
dalam jurnal juga baik. Hal ini karena di setiap paragraf dan kalimatnya jurnal
berpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar paragraf di dalam
jurnal. Hal ini merupakan keterpaduan makna yang sangat tampak, yaitu paragraf
ke-2 dan ke-3 bahwa nyamuk memilih tempat ovosisi yang cocok untuk
pertumbuhan larva nyamuk. Maka dari itu jurnal ini memiliki keterpaduan makna
di dalamnya.

12 | P a g e
BAB IV KELEMAHAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN
 Kegayutan antar elemen

Jurnal I

Pada dasarnya pembahasan dari jurnal ini sudah terkait, dan kegayutan antar
paragraf maupun kalimat sudah memiliki keterkaitan yang baik.

Jurnal II

Pada dasarnya pembahasan dari jurnal ini sudah terkait, dan kegayutan antar
paragraf maupun kalimat sudah memiliki keterkaitan yang baik

Jurnal III

Pada dasarnya pembahasan dari jurnal ini sudah terkait, dan kegayutan antar
paragraf maupun kalimat sudah memiliki keterkaitan yang baik.

 Originalitas temuan

Jurnal I

Pada jurnal ini kami menemukan kekurangan di pembahasannya yaitu, terdapat


rujukan yang tidak terdapat pada daftar pustaka misalnya odun, 1996 dan
walkwork, 1976.

Jurnal II

Pada jurnal ini kami menemukan kekurangan pada bagian pembahasan yaitu,
terdapat rujukan yang tidak terdapat pada daftar pustaka misalnya odun, 1993 dan
indriyanto 2006.

Jurnal III

Pada jurnal ini kami tidak menemukan kekurangan tentang origunalitas temuan
junal ini, karena rujukannya terdapat pada daftar pustakanya.

 Kemutakhiran masalah

Jurnnal I

Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan


perkembangan ilmu, penggunaan contoh contoh di dalamnya terkini aktual, dan
menggunakan rujukan baru. Kelemahan kemutakhiran dalam jurnal ini terdapat
pada bagian rujukan jurnal. Hal tersebut saya katakan karena jurnal ini
menggunakan buku dan jurnal dengan tahun yang lama sebagai rujukannya.

Jurnal II

13 | P a g e
Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan
perkembangan ilmu, penggunaan contoh contoh di dalamnya terkini aktual, dan
menggunakan rujukan baru. Kelemahan kemutakhiran dalam jurnal ini terdapat
pada bagian rujukan jurnal. Hal tersebut saya katakan karena jurnal ini
menggunakan buku tahun yang lama sebagai rujukannya lebih dari 10 tahun.

Jurnal III

Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan


perkembangan ilmu, penggunaan contoh contoh di dalamnya terkini aktual, dan
menggunakan rujukan baru. Kelemahan kemutakhiran dalam jurnal ini terdapat
pada bagian rujukan jurnal. Hal tersebut saya katakan karena jurnal ini
menggunakan buku tahun yang lama sebagai rujukannya lebih dari 10 tahun dan
banyak menggunakan jurnal, buku dan web internasional yang tidak memuat
tahunnya.

 Kohesi dan koherensi isi penelitian

Jurnal I

Kohesi dan koherensi di dalam jurnal ini cukup baik. Kalimat pada paragraf
cukup kohesi dan koherensi. Pada kalimat kalimatnya penulis menjelaskan atau
menuliskan penjelasan mengenai istilah asing di dalam kurung dan memiringkan
istilah asing tersebut, sehingga pembaca mengerti dengan jelas apa yang
dituliskan oleh penulis jurnal, begitu pula secara keseluruhan jurnal.

Jurnal II

Kohesi dan koherensi di dalam jurnal ini cukup baik. Kalimat pada paragraf
cukup kohesi dan koherensi. Pada kalimat kalimatnya penulis menjelaskan atau
menuliskan penjelasan mengenai istilah asing di dalam kurung dan memiringkan
istilah asing tersebut, sehingga pembaca mengerti dengan jelas apa yang
dituliskan oleh penulis jurnal, begitu pula secara keseluruhan jurnal.

Jurnal III

Kohesi dan koherensi di dalam jurnal ini cukup baik. Kalimat pada paragraf
cukup kohesi dan koherensi. Pada kalimat kalimatnya penulis menjelaskan atau
menuliskan penjelasan mengenai istilah asing di dalam kurung dan memiringkan
istilah asing tersebut, sehingga pembaca mengerti dengan jelas apa yang
dituliskan oleh penulis jurnal, begitu pula secara keseluruhan jurnal. Pada jurnal
kegayutan antar elemen jurnal ini sudah baik, namun hal yang menjadi kelemahan
adalah pada banyaknya pengunaan kata tersebut untuk menggantikan kata atau
kalimat yang hendak diutarakan penulis.

14 | P a g e
BAB V IMPLIKASI TERHADAP
 Teori

Jurnal I

Jurnal dengan judul Kelimpahan Dan Keragaman Macrofauna Di Taman Hutan


Raya Sultan Syarif Hasyim Pada Mata Kuliah Interaksi Mahkluk Hidup, implikasi
atau keterlibatan terhadap teori bisa dilaksanakan karena teori teori yang
dijabarkan jurnal merupakan teori teori yang dianggap mampu terlaksana sesuai
dengan tujuan peraturan pemerintah, teori mengenai ekologi, keanekaragaman
hayati tersebut layak digunakan di lingkungan pendidikan dan penelitian di
Indonesia khususnya mahasiswa, karena hal tersebut merupakan hasil penelitian
yang hasilnya bisa dikatakan positif dan merupakan sebuah geliat mutualisme
pendidikan maupun penelitian mendatang.Berdasarkan teori teori yang dipaparkan
dalam jurnal ini seorang pembaca maupun reviewer akan mendapatkan ilmu dan
pengetahuan yang lebih luas mengenai keanekaragaman makrofauna serta faktor
yang mempegaruhi pertumbuhan makrofauna yang disampaikan jurnal ini.

Jurnal II

Jurnal dengan judul Keanekaragaman Jenis Vegetasi Di Cagar Alam Lho Fat Pun
Pie Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang Pada Mata Kuliah Interaksi
Mahkluk Hidup, implikasi atau keterlibatan terhadap teori bisa dilaksanakan
karena teori teori yang dijabarkan jurnal merupakan teori teori yang dianggap
mampu terlaksana sesuai dengan tujuan peraturan pemerintah, teori mengenai
hutan, keanekaragaman hayati tersebut layak digunakan di lingkungan pendidikan
dan penelitian di Indonesia khususnya mahasiswa, karena hal tersebut merupakan
hasil penelitian yang hasilnya bisa dikatakan positif dan merupakan sebuah geliat
mutualisme pendidikan maupun penelitian mendatang.Berdasarkan teori teori
yang dipaparkan dalam jurnal ini seorang pembaca maupun reviewer akan
mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih luas mengenai keanekaragaman
jenis vegetasi di cagar alam serta faktor yang mempegaruhi pertumbuhan jenis
vegetasi pada cagar alam yang disampaikan jurnal ini.

Jurnal III

Jurnal dengan judul Faktor Biotik dan Abiotik pada Tempat Perkembangbiakan
Anopheles spp. di Desa Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara,
Provinsi Jawa Tengah Pada Mata Kuliah Interaksi Mahkluk Hidup, implikasi atau
keterlibatan terhadap teori bisa dilaksanakan karena teori teori yang dijabarkan
jurnal merupakan teori teori yang dianggap mampu terlaksana sesuai dengan
tujuan peraturan pemerintah, teori mengenai nyamuk anophless spp tersebut layak
digunakan di lingkungan pendidikan dan penelitian di Indonesia khususnya
mahasiswa, karena hal tersebut merupakan hasil penelitian yang hasilnya bisa

15 | P a g e
dikatakan positif dan merupakan sebuah geliat mutualisme pendidikan maupun
penelitian mendatang.Berdasarkan teori teori yang dipaparkan dalam jurnal ini
seorang pembaca maupun reviewer akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan
yang lebih luas mengenai faktor yang mempegaruhi pertumbuhan nyamuk
anopheles spp yang disampaikan jurnal ini sehingga kita dapat mencegahnya.

 Program pembangunan di Indonesia

Jurnal I

Program pembangunan di Indonesia sangat tergantung pada penyelenggaraan


pendidikan yang sesuai dengan perkembangan teknologi,globalisai dan kebutuhan
pembangunan. Hingga saat ini sistem pendidikan diIndonesia sudah mengalami
beberapa kali perubahan dengan tujuan mencapai mutu yang sesuai dengan
perkembangan global. Dengan adanya penelitian ini, maka pendidik dapat
terbantu dalam mengetahui makrofauna pada ekosistem tersebut serta faktor yang
mempengaruhi pertumbuhannya

Jurnal II.

Program pembangunan di Indonesia sangat tergantung pada penyelenggaraan


pendidikan yang sesuai dengan perkembangan teknologi,globalisai dan kebutuhan
pembangunan. Hingga saat ini sistem pendidikan diIndonesia sudah mengalami
beberapa kali perubahan dengan tujuan mencapai mutu yang sesuai dengan
perkembangan global. Dengan adanya penelitian ini, maka pendidik dapat
terbantu dalam mengetahui keanekaragaman jenis vegetasi di cagar dan faktor
yang mempengaruhi pertumbuhannya

Jurnal III

Program pembangunan di Indonesia sangat tergantung pada penyelenggaraan


pendidikan yang sesuai dengan perkembangan teknologi,globalisai dan kebutuhan
pembangunan. Hingga saat ini sistem pendidikan diIndonesia sudah mengalami
beberapa kali perubahan dengan tujuan mencapai mutu yang sesuai dengan
perkembangan global. Dengan adanya penelitian ini, maka pendidik dapat
terbantu dalam mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan nyamuk
anopheles spp sehingga kita dapat menngurangi pertumbuhan nyamuk tersebut.

 Pembahasan dan Analisis

Jurnal I

Jurnal ini menerangkan keanekaragaman makrofauna di taman hutan sultan syarif


hasyim yang dapat dijadikan rujukan pada peelitian berikutnya, karena

16 | P a g e
pembahasannya sudah baik di analisis. Sehingga jurnal ini layak di gunakan oleh
pendidik sebagai salah satu referensi untuk memiliki tujuan dan arah yang konkrit
dalam pelaksanaan penerapan desain system pembelajaran pengembangan bahan
ajar melalui hal hal pendukung yang sudah dijabarkan di dalam jurnal.Secara
tidak langsung dengan kritik jurnal ini mahasiswa telah meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam pengetahuan dan menganalisis suatu
permasalahan. Selain itu dengan memahami point demi point yang peserta sebagai
pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar mahasiswa
dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang
berlaku.

Jurnal II

Jurnal ini menerangkan keanekaragaman jenis vegetasi di cagar alam lho fat pun
pie yang dapat dijadikan rujukan pada peelitian berikutnya, karena
pembahasannya sudah baik di analisis. Sehingga jurnal ini layak di gunakan oleh
pendidik sebagai salah satu referensi untuk memiliki tujuan dan arah yang konkrit
dalam pelaksanaan penerapan desain system pembelajaran pengembangan bahan
ajar melalui hal hal pendukung yang sudah dijabarkan di dalam jurnal.Secara
tidak langsung dengan kritik jurnal ini mahasiswa telah meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam pengetahuan dan menganalisis suatu
permasalahan. Selain itu dengan memahami point demi point yang peserta sebagai
pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar mahasiswa
dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang
berlaku.

Jurnal III

Jurnal ini menerangkan bagaimana kondisi tempat pertumbuhan nyamuk anophles


spp yang dapat dijadikan rujukan pada peelitian berikutnya, karena
pembahasannya sudah baik di analisis. Sehingga jurnal ini layak di gunakan oleh
pendidik sebagai salah satu referensi untuk memiliki tujuan dan arah yang konkrit
dalam pelaksanaan penerapan desain system pembelajaran pengembangan bahan
ajar melalui hal hal pendukung yang sudah dijabarkan di dalam jurnal.Secara
tidak langsung dengan kritik jurnal ini mahasiswa telah meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam pengetahuan dan menganalisis suatu
permasalahan. Selain itu dengan memahami point demi point yang peserta sebagai
pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar mahasiswa
dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang
berlaku.

17 | P a g e
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan

Adapun simpulan pada kritik jurnal ketiga jurnal ini adalah jurnal ini berupa
jurnal pembahasan yang akan membantu pembaca memahami dan sebagai sarana
pada penelitian berikutnya, karena jurnal ini merupakan suatu penelitian. Untuk
kepentingan tersebut, jurnal ini berupaya memformulasikan suatu ulasan saran
dalam mengimlementasikannya melalui hasil pembahasan teori teori para ahli,
sehingga dapat dijadikan panduan oleh para pelaksana di lapangan penelitian atau
sebagai rujukan.

 Saran

Saran yang dapat diajukan untuk jurnal ini sebenarnya sudah terdapat pada
kelemahan jurnal yang dijabarkan di atas. Adapun sarannya yaitu agar penulis
memutakhirkan rujukan, memperbaiki kaidah kebahasaan dan kesalahan
kesalahan kata pada jurnal, sehingga jurnal yang diterbitkan selanjutnya memiliki
kualifikasi yang baik.

18 | P a g e
19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Ganesid, M,. A,.P, Burhanuddin dan Manurung,T,.F. 2019. Keanekaragaman


Jenis Vegetasi Di Cagar Alam Lho Fat Pun Pie Kecamatan Monterado
Kabupaten Bengkayang. Jurnal Hutan Lestari .Vol. 7 (1) : 86 – 96

Sembiring,A.,K . 2020. Kelimpahan Dan Keragaman Macrofauna Di Taman


Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol, 16 No.
2 : 100-107

Widiastuti,D,. Djati, A.P, dan Pramestuti,N. 2017. Faktor Biotik dan Abiotik
pada Tempat Perkembangbiakan Anopheles spp. di Desa Gunung Jati,
Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah . BALABA .
Vol. 13 No.2, 153-162

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen13 halaman
    Kelompok 3
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Praktek Micro Teaching
    Penilaian Praktek Micro Teaching
    Dokumen1 halaman
    Penilaian Praktek Micro Teaching
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • CJR Fadillah Nur Ilmi
    CJR Fadillah Nur Ilmi
    Dokumen58 halaman
    CJR Fadillah Nur Ilmi
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • CJR Imh Kel 3
    CJR Imh Kel 3
    Dokumen22 halaman
    CJR Imh Kel 3
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bab II Dan Bab 3
    Bab II Dan Bab 3
    Dokumen3 halaman
    Bab II Dan Bab 3
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Analisis MR KELl 1
    Analisis MR KELl 1
    Dokumen6 halaman
    Analisis MR KELl 1
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen13 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bab 3,4
    Bab 3,4
    Dokumen4 halaman
    Bab 3,4
    Septriyanti Sianturi
    Belum ada peringkat