OLEH
KELOMPOK III :
2021
i|Page
KATA PENGANTAR
Penyusun
Kelompok 3
i|Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENGANTAR...........................................................................................1
BAB II RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN................................3
BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN...............................................................9
Kegayutan antar elemen................................................................................9
Originalitas temuan.......................................................................................9
Kemutakhiran masalah................................................................................11
Kohesi dan koherensi isi penelitian............................................................11
BAB IV KELEMAHAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN.................................13
Kegayutan antar elemen..............................................................................13
Originalitas temuan.....................................................................................13
Kemutakhiran masalah................................................................................13
Kohesi dan koherensi isi penelitian............................................................14
BAB V IMPLIKASI TERHADAP........................................................................15
Teori............................................................................................................15
Program pembangunan di Indonesia...........................................................16
Pembahasan dan Analisis............................................................................16
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................18
Kesimpulan.................................................................................................18
Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
ii | P a g e
BAB I PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
1|Page
1.4 Identitas Buku
Adapun identitas jurnal tersebut adalah sebagai berikut:
Jurnal I
Tahun : 2020
Jurnal II
Tahun : 2019
Jurnal III
Jurnal : BALABA
Tahun : 2017
2|Page
BAB II RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN
JURNAL I
3|Page
makrofauna.
Adapun kondisi biotik lingkungan di kegiatan 1
adalah: jenis pohon yang digunakan adalah: pohon
pulai yang berefifit paku sarang burung. Kondisi
permukaan pohon memiliki sedikit tumbuhan lumut.
Beberapa makrofauna yang ditemukan di pohon
tersebut memiliki kesesuaian dengan kondisi
lingkungan pada daerah tersebut. Habitat pohon pulai
di daerah tersebut adalah seragam dan lebih rindang
dibandingkan dengan pohon di kegiatan 2 yakni pohon
meranti.
Kesimpulan Pada tiga daerah yang diamati, yakni bagian bawah,
tengah, dan atas menunjukkan bahwa semut berada
pada ketiga daerah tersebut. Hal itu menunjukkan
bahwa semut merupakan organisme yang paling
mendominan. Salah satu kemungkinan dari hal
tersebut adalah adanya kompetisi semut terhadap
organisme lain yang tinggal baik diatas, bawah, dan
tengah pohon tersebut.
Jurnal 2
Subjek penelitian Pohon yang ada di cagar alam LHO FAT PUN PIE
Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang
Asesment data Indeks nilai penting adalah parameter yang
menggambarkan besarnya pengaruh yang diberikan
oleh jenis tumbuhan dalam suatu komunitas. Indeks
nilai penting untuk tingkat pohon merupakan
penjumlahan dari kerapatan relative (KR), frekuensi
relatif (FR) dan dominansi relative (DR).
Indeks dominansi (index of dominance) adalah
parameter yang menyatakan tingkat terpusatnya
dominansi (penguasaan) spesies dalam suatu
komunitas. Penguasaan atau dominansi spesies dalam
komunitas bisa terpusat pada suatu spesies, beberapa
4|Page
spesies atau pada banyak spesies.
Indeks keanekaragaman jenis digunakan untuk
mengetahui keanekaragaman jenis dari tegakan hutan.
Keanekaragaman spesies yang tinggi menunjukkan
bahwa suatu komunitas memiliki kompeksitas tinggi
karena intereaksi spesies yang terjadi dalam komunitas
itu sangat tinggi. Rumus yang digunakan menurut
dalam menghitung keanekaragaman jenis yaitu dengan
rumus indeks Shannon atau Shannon Index of general
diversity.
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kombinasi jalur dan garis berpetak, jalur-jalur
pengamatan dibuat dan diletakan dengan melihat
keberadaan vegetasi
Langkah penelitian Peletakan jalur pertama secara purposive sampling,
Untuk setiap jalur tersebut dibuat petak pengamatan
dengan ukuran tingkat pohon 20m x 20m, untuk
pengamatan tingkat tiang 10m x 10m, untuk
pengamatan tingkat pancang 5m x 5m, untuk tingkat
semai di buat petak 2m x2m selengkapnya contoh
petak pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1
(kusmana .C, 1995). Dalam penelitian ini dibuat 4
jalur, dengan panjang jalur 200m dan lebar 20 m,
jarak antara jalur pengamatan dibuat 30 m
disetiapjalurnya. jalur dibuat petak pengamatan
dengan jarak 30 m persatu petak
Hasil penelitian Bedasarkan hasil penelitian terdapat tingkat
pertumbuhan, mulai tingkat semai, pancang, tiang, dan
pohon jumlah jenis vegetasi pada tingkat semai
ditemukan 27 jenis, pada tingkat pancang ditemukan
29 jenis, pada tingkat tiang ditemukan 34 jenis dan
pada tingkat pohon ditemukan sebayak 28 jenis
vegetasi dengan famili berbeda.
Bedasarkan penelitian yang dilakukan indeks nilai
penting pohon lebih di dominansi oleh jenis
Campnosperma coriaceum dan Alstonia scholaris
sedangkan tingkat semai, pancang dan tiang lebih di
dominansi oleh jenis Syzygium lineatum dan Dillenia
sufruticosa menunjukan bahwa jenis Syzygium
lineatum dan Dillenia sufruticosa mampu beradaptasi
dan berkopetisi dengan sesama atau jenis lainnya
disebabkan jenis tersebut mempunyai teloransi yang
besar sehingga mampu bertahan hidup lebih lama
yang menyebabkan jenis tersebut dapat tumbuh dan
berkembang dengan lebih baik.
Bedasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Indeks dominansi pada setiap tingkat pertumbuhan di
Kawasan Cagar Alam Lho Fat Pun Pie memiliki
5|Page
indeks dominansi yang rendah (C) secara keseluruhan
masih tergolong rendah yaitu (C=<1), karena nilai
Indeks Dominansi tertingin adalah (C=1).
Menunjukkan di Cagar Alam Lho Pat Pun Pie terjadi
gangguan yang menggakibatkan kawasan terbuka,
menyebabkan kawasan mudah ditumbuhin oleh
tumbuhan intoleran, sehingga kawasan memiliki nilai
indeks dominansi yang rendah atau didominansi oleh
beragam jenis vegetasi, lebih dari satu jenis. Artinya,
bahwa kawasan Cagar Alam Lho Fat Pun Pie hanya
satu jenis saja yang dominan terhadap jenis yang lain
sehingga kondisi demikian dapat diartikan bahwa
dinamika masyarakat tumbuhan masih terus berjalan
sampai pada tahap dimana suatu jenis akan
mendominasi kawasan tersebut.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Kawasan Cagar Alam Lho Fat Pun Pie nilai indeks
keanekaragaman secara keseluruhan termasuk dalam
kategori sedang (1<H’<3). Hal ini menunjukan di
Cagar alam Lho Pat Pun Pie keanekaragaman jenis
yang semangkin tinggi dalam suatu komunitas
menunjukkan bahwa semangkin tinggi kemampuan
jenis yang lain untuk tumbuh dan berkembang pada
kawasann tersebut.
Keadaan ini menunjukan tingkat penyebaran dan
adaptasi yang tinggi dari masing-masing famili
terhadap kondisi family terhadap kondisi fisik
lingkungan hutan tersebut, sehinga dapat ditemukan
berapa jenis yang sama pada masing-masing jenis
petak pengamatan.
6|Page
pertumbuhan hutan memiliki indeks dominansi yang
rendah yang menunjukan bahwa pada komunitas
tidak dikuasai oleh satu jenis vegetasi
Jurnal 3
7|Page
tinggi memungkinkan mikroorganisme lebih banyak
berkembang yang digunakan sebagai makanan
larva.16 Suhu air pada tempat perkembangbiakan
yang ditemukan dalam penelitian ini merupakan suhu
optimum untuk kehidupan larva yaitu berkisar antara
26-33 °C. Proses oviposisi selain dipengaruhi oleh
faktor abiotik pada tempat perkembangbiakan juga
dipengaruhi oleh faktor biotik yang berkaitan dengan
ketersediaan pakan untuk larva nyamuk.20 Larva
diketahui memakan bakteri, mikroalga dan alga di
bagian permukaannya. Kepadatan alga sangat
menentukan perkembangbiakan larva menjadi dewasa.
Pemberantasan vektor malaria dan dapat dilakukan
dengan fokus pada pengendalian larva. Ekologi habitat
larva nyamuk sangat penting untuk dikaji dalam untuk
menentukan faktor determinan yang berpengaruh
terhadap kepadatan larva nyamuk. Hal ini akan
berpengaruh pada penularan malaria di suatu daerah.
Gambaran mengenai karakteristik habitat larva di
lingkungan dan hubungannya dengan faktor abiotik
dan biotik berperan penting dalam pengembangan
metode pengendalian vektor
Kesimpulan 1. Faktor abiotik yang mempengaruhi kehidupan
mikroba di air air terdiri dari konduktivitas, arus,
kekeruhan, cahaya, pH, salinitas, Biochemical Oxygen
Demand (BOD ,dan Chemical Orygen Demand
(COD). 2. Faktor biotik yang mempengaruhi
kehidupan mikroba di air meliputi kompetisi untuk
mendapatkan makanan dan interaksi antara organisme.
8|Page
BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN
Kegayutan antar elemen
Jurnal I
Kegayutan atau keterpautan antar elemen dikatakan baik apa bila dari setiap
paragraf dan setiap sub materi yang disajikan merupakan materi yang berkaitan
satu sama lain. Kegayutan pada jurnal ini sudah baik karena materi dari setiap
paragraf salaing keterkaitan contohnya pada bagian pendahuluan jurnal ini bagian
asal tulisan tersebut adalah mengenai keanekaragaman hayati dalam suatu
ekosistem ,kemudian mahkluk hidup penyusun ekosistem yaitu faktor biotik, dan
di paparkan contohnya yaitu makrofauna.
Jurnal II
Kegayutan atau keterpautan antar elemen dikatakan baik apa bila dari setiap
paragraf dan setiap sub materi yang disajikan merupakan materi yang berkaitan
satu sama lain. Kegayutan pada jurnal ini sudah baik karena materi dari setiap
paragraf saling keterkaitan contohnya pada bagian pendahuluan jurnal ini bagian
asal tulisan tersebut adalah mengenai keanekaragaman hayati, yang terpaut pada
kekayaan spesies.
Jurnal III
Kegayutan atau keterpautan antar elemen dikatakan baik apa bila dari setiap
paragraf dan setiap sub materi yang disajikan merupakan materi yang berkaitan
satu sama lain. Kegayutan pada jurnal ini sudah baik karena materi dari setiap
paragraf saling keterkaitan contohnya pada bagian pendahuluan jurnal ini bagian
asal tulisan tersebut adalah mengenai definisi anoplheles spp , yang terpaut
dengan karakteristik lingkungan yang mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk
tersebut.
Originalitas temuan
Jurnal I
Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulis
tersebut yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulis lainnya. Begitu pula
dengan jurnal, Sebuah jurnal dikatakan original apabila semua elemen yang ada
di dalam jurnal tersebut terbukti. Salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah
jurnal adalah dilihat dari kutipan dan daftar rujukan. jurnal ini merupakan jurnal
yang original asli karena setiap kutipan yang ada di dalamnya tertulis pada lembar
rujukan. Keaslian tersebut di atas dapat dilihat pula melalui defenisi defenisi yang
ada di dalam jurnal. Setiap defenisi defenisi yang dituliskan pada masing masing
9|Page
jurnal sudah memuat defenisi simpulan atau defenisi yang dibuatnya sendiri
berdasarkan rujukan defenisi dari para ahli yang sudah dituliskan
sebelumnya.Misalnya pada jurnal ini, hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya
daftar rujukan mengenai defenisi mengenai keanekaragaman hayati menurut
dharmawan 2005, terdapat Rujukannya ada pada daftar pustaka.
Jurnal II
Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulis
tersebut yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulis lainnya. Begitu pula
dengan jurnal, Sebuah jurnal dikatakan original apabila semua elemen yang ada
di dalam jurnal tersebut terbukti. Salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah
jurnal adalah dilihat dari kutipan dan daftar rujukan. jurnal ini merupakan jurnal
yang original asli karena setiap kutipan yang ada di dalamnya tertulis pada lembar
rujukan. Keaslian tersebut di atas dapat dilihat pula melalui defenisi defenisi yang
ada di dalam jurnal. Setiap defenisi defenisi yang dituliskan pada masing masing
jurnal sudah memuat defenisi simpulan atau defenisi yang dibuatnya sendiri
berdasarkan rujukan defenisi dari para ahli yang sudah dituliskan
sebelumnya.Misalnya pada jurnal ini, hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya
daftar rujukan mengenai defenisi mengenai Hutan menurut rusdianan dan lubis
2012, terdapat Rujukannya ada pada daftar pustaka.
Jurnal III
Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulis
tersebut yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulis lainnya. Begitu pula
dengan jurnal, Sebuah jurnal dikatakan original apabila semua elemen yang ada
di dalam jurnal tersebut terbukti. Salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah
jurnal adalah dilihat dari kutipan dan daftar rujukan. jurnal ini merupakan jurnal
yang original asli karena setiap kutipan yang ada di dalamnya tertulis pada lembar
rujukan. Keaslian tersebut di atas dapat dilihat pula melalui defenisi defenisi yang
ada di dalam jurnal. Setiap defenisi defenisi yang dituliskan pada masing masing
jurnal sudah memuat defenisi simpulan atau defenisi yang dibuatnya sendiri
berdasarkan rujukan defenisi dari para ahli yang sudah dituliskan
sebelumnya.Misalnya pada jurnal ini, hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya
daftar rujukan mengenai defenisi mengenai anopleheless spp pada elyazar IRF,
terdapat Rujukannya ada pada daftar pustaka.
Kemutakhiran masalah
Jurnal I
10 | P a g e
Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan
perkembangan ilmu, penggunaan contoh contoh di dalamnya terkini aktual, dan
menggunakan rujukan baru. Jurnal ini dikatakan mutakhir karena jurnal ini
merupakan jurnal buatan tahun 2020, 2019 dan 2017 yang kurun waktunya kurang
dari lima tahun terakhir. Selain itu jurnal ini juga sesuai dengan perkembangan
ilmu, yaitu ilmu pendidikan di kalangan mahasiswa, karena tiap mahasiswa
mempunyai pemahaman yang berbeda beda dan terus berubah ubah sesuai dengan
kemajuan zaman, maka dikembangkanlah jurnal mengenai topik bahasan tersebut,
maka dari itu jurnal ini dikatakan mutakhir.
Jurnal I
Jurnal II
Jurnal III
11 | P a g e
Hal ini saya katakan karena bentuk tulisan pada setiap paragraf yaitu kalimat dan
kata katanya berkaitan satu sama lain. Koherensi atau keterpaduan makna di
dalam jurnal juga baik. Hal ini karena di setiap paragraf dan kalimatnya jurnal
berpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar paragraf di dalam
jurnal. Hal ini merupakan keterpaduan makna yang sangat tampak, yaitu paragraf
ke-2 dan ke-3 bahwa nyamuk memilih tempat ovosisi yang cocok untuk
pertumbuhan larva nyamuk. Maka dari itu jurnal ini memiliki keterpaduan makna
di dalamnya.
12 | P a g e
BAB IV KELEMAHAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN
Kegayutan antar elemen
Jurnal I
Pada dasarnya pembahasan dari jurnal ini sudah terkait, dan kegayutan antar
paragraf maupun kalimat sudah memiliki keterkaitan yang baik.
Jurnal II
Pada dasarnya pembahasan dari jurnal ini sudah terkait, dan kegayutan antar
paragraf maupun kalimat sudah memiliki keterkaitan yang baik
Jurnal III
Pada dasarnya pembahasan dari jurnal ini sudah terkait, dan kegayutan antar
paragraf maupun kalimat sudah memiliki keterkaitan yang baik.
Originalitas temuan
Jurnal I
Jurnal II
Pada jurnal ini kami menemukan kekurangan pada bagian pembahasan yaitu,
terdapat rujukan yang tidak terdapat pada daftar pustaka misalnya odun, 1993 dan
indriyanto 2006.
Jurnal III
Pada jurnal ini kami tidak menemukan kekurangan tentang origunalitas temuan
junal ini, karena rujukannya terdapat pada daftar pustakanya.
Kemutakhiran masalah
Jurnnal I
Jurnal II
13 | P a g e
Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan
perkembangan ilmu, penggunaan contoh contoh di dalamnya terkini aktual, dan
menggunakan rujukan baru. Kelemahan kemutakhiran dalam jurnal ini terdapat
pada bagian rujukan jurnal. Hal tersebut saya katakan karena jurnal ini
menggunakan buku tahun yang lama sebagai rujukannya lebih dari 10 tahun.
Jurnal III
Jurnal I
Kohesi dan koherensi di dalam jurnal ini cukup baik. Kalimat pada paragraf
cukup kohesi dan koherensi. Pada kalimat kalimatnya penulis menjelaskan atau
menuliskan penjelasan mengenai istilah asing di dalam kurung dan memiringkan
istilah asing tersebut, sehingga pembaca mengerti dengan jelas apa yang
dituliskan oleh penulis jurnal, begitu pula secara keseluruhan jurnal.
Jurnal II
Kohesi dan koherensi di dalam jurnal ini cukup baik. Kalimat pada paragraf
cukup kohesi dan koherensi. Pada kalimat kalimatnya penulis menjelaskan atau
menuliskan penjelasan mengenai istilah asing di dalam kurung dan memiringkan
istilah asing tersebut, sehingga pembaca mengerti dengan jelas apa yang
dituliskan oleh penulis jurnal, begitu pula secara keseluruhan jurnal.
Jurnal III
Kohesi dan koherensi di dalam jurnal ini cukup baik. Kalimat pada paragraf
cukup kohesi dan koherensi. Pada kalimat kalimatnya penulis menjelaskan atau
menuliskan penjelasan mengenai istilah asing di dalam kurung dan memiringkan
istilah asing tersebut, sehingga pembaca mengerti dengan jelas apa yang
dituliskan oleh penulis jurnal, begitu pula secara keseluruhan jurnal. Pada jurnal
kegayutan antar elemen jurnal ini sudah baik, namun hal yang menjadi kelemahan
adalah pada banyaknya pengunaan kata tersebut untuk menggantikan kata atau
kalimat yang hendak diutarakan penulis.
14 | P a g e
BAB V IMPLIKASI TERHADAP
Teori
Jurnal I
Jurnal II
Jurnal dengan judul Keanekaragaman Jenis Vegetasi Di Cagar Alam Lho Fat Pun
Pie Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang Pada Mata Kuliah Interaksi
Mahkluk Hidup, implikasi atau keterlibatan terhadap teori bisa dilaksanakan
karena teori teori yang dijabarkan jurnal merupakan teori teori yang dianggap
mampu terlaksana sesuai dengan tujuan peraturan pemerintah, teori mengenai
hutan, keanekaragaman hayati tersebut layak digunakan di lingkungan pendidikan
dan penelitian di Indonesia khususnya mahasiswa, karena hal tersebut merupakan
hasil penelitian yang hasilnya bisa dikatakan positif dan merupakan sebuah geliat
mutualisme pendidikan maupun penelitian mendatang.Berdasarkan teori teori
yang dipaparkan dalam jurnal ini seorang pembaca maupun reviewer akan
mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih luas mengenai keanekaragaman
jenis vegetasi di cagar alam serta faktor yang mempegaruhi pertumbuhan jenis
vegetasi pada cagar alam yang disampaikan jurnal ini.
Jurnal III
Jurnal dengan judul Faktor Biotik dan Abiotik pada Tempat Perkembangbiakan
Anopheles spp. di Desa Gunung Jati, Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara,
Provinsi Jawa Tengah Pada Mata Kuliah Interaksi Mahkluk Hidup, implikasi atau
keterlibatan terhadap teori bisa dilaksanakan karena teori teori yang dijabarkan
jurnal merupakan teori teori yang dianggap mampu terlaksana sesuai dengan
tujuan peraturan pemerintah, teori mengenai nyamuk anophless spp tersebut layak
digunakan di lingkungan pendidikan dan penelitian di Indonesia khususnya
mahasiswa, karena hal tersebut merupakan hasil penelitian yang hasilnya bisa
15 | P a g e
dikatakan positif dan merupakan sebuah geliat mutualisme pendidikan maupun
penelitian mendatang.Berdasarkan teori teori yang dipaparkan dalam jurnal ini
seorang pembaca maupun reviewer akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan
yang lebih luas mengenai faktor yang mempegaruhi pertumbuhan nyamuk
anopheles spp yang disampaikan jurnal ini sehingga kita dapat mencegahnya.
Jurnal I
Jurnal II.
Jurnal III
Jurnal I
16 | P a g e
pembahasannya sudah baik di analisis. Sehingga jurnal ini layak di gunakan oleh
pendidik sebagai salah satu referensi untuk memiliki tujuan dan arah yang konkrit
dalam pelaksanaan penerapan desain system pembelajaran pengembangan bahan
ajar melalui hal hal pendukung yang sudah dijabarkan di dalam jurnal.Secara
tidak langsung dengan kritik jurnal ini mahasiswa telah meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam pengetahuan dan menganalisis suatu
permasalahan. Selain itu dengan memahami point demi point yang peserta sebagai
pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar mahasiswa
dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang
berlaku.
Jurnal II
Jurnal ini menerangkan keanekaragaman jenis vegetasi di cagar alam lho fat pun
pie yang dapat dijadikan rujukan pada peelitian berikutnya, karena
pembahasannya sudah baik di analisis. Sehingga jurnal ini layak di gunakan oleh
pendidik sebagai salah satu referensi untuk memiliki tujuan dan arah yang konkrit
dalam pelaksanaan penerapan desain system pembelajaran pengembangan bahan
ajar melalui hal hal pendukung yang sudah dijabarkan di dalam jurnal.Secara
tidak langsung dengan kritik jurnal ini mahasiswa telah meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam pengetahuan dan menganalisis suatu
permasalahan. Selain itu dengan memahami point demi point yang peserta sebagai
pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar mahasiswa
dapat membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang
berlaku.
Jurnal III
17 | P a g e
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun simpulan pada kritik jurnal ketiga jurnal ini adalah jurnal ini berupa
jurnal pembahasan yang akan membantu pembaca memahami dan sebagai sarana
pada penelitian berikutnya, karena jurnal ini merupakan suatu penelitian. Untuk
kepentingan tersebut, jurnal ini berupaya memformulasikan suatu ulasan saran
dalam mengimlementasikannya melalui hasil pembahasan teori teori para ahli,
sehingga dapat dijadikan panduan oleh para pelaksana di lapangan penelitian atau
sebagai rujukan.
Saran
Saran yang dapat diajukan untuk jurnal ini sebenarnya sudah terdapat pada
kelemahan jurnal yang dijabarkan di atas. Adapun sarannya yaitu agar penulis
memutakhirkan rujukan, memperbaiki kaidah kebahasaan dan kesalahan
kesalahan kata pada jurnal, sehingga jurnal yang diterbitkan selanjutnya memiliki
kualifikasi yang baik.
18 | P a g e
19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Widiastuti,D,. Djati, A.P, dan Pramestuti,N. 2017. Faktor Biotik dan Abiotik
pada Tempat Perkembangbiakan Anopheles spp. di Desa Gunung Jati,
Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah . BALABA .
Vol. 13 No.2, 153-162
20 | P a g e