Asuhan Kep, Asma, Kmb1
Asuhan Kep, Asma, Kmb1
R DENGAN
DIAGNOSA MEDIS ASMA DI RUANGAN INTERNA WANITA
RSUD HALUSSY AMBON
DI SUSUN OLEH :
NAMA : A. Zulfikar,Qozali.K
TK : 2a
NIM : 124021-2019-001
AMBON
2020
LEMBARAN PENGESAHAN
DIKETAHUI OLEH :
DI SAHKAN OLEH
Definisi
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktifitas terhadap rangsangan teretentu yang menyebabkan peradangan penyempitan ini
bersifat berulang namun reversible , dan yang menyebabkan peradangan penyempitan ini
bersifat berulang namun reversible dan diantar lain jenis kelamin , umur pasien , status
atopi ,faktor keturunan , serta faktor lingkungan asma dibedakan jadi dua jenis yakni :
1. Asma bronchial
Penderita asma bronchial ,hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar ,
sepertidebu rumah , bulu binatang , asap dan bahan penyebab alergi gejala
kemunculan sangat mendadak , sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba ,
jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya , risiko kematian bisa datang
gangguan bisa datang ,gangguan asma bronchial juga bisa muncul lantaran adanya
radang yang mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan bagian bawah.
2. Etiologi
Menurut penelitian patologi dan etiolopgi asma belum diketahui dengan pasti
penyebabnya , akan tetapi hanya menunjukan dasar gejala asma yaitu inflamasi dan
respons saluran napas yang berlebihan ditandai dengan adanya kalori ( panas karena
vasodilatasi) , tumor ( esudasi plasma dan edema) , dolor ( infeksi virus RSV ) , iklim
( perubahan mendadak, susu sapi , kacang tanah ,biji-bijian , tomat ) obat ( aspirin) ,
kegiatan fisik ( Olahraga berat , kecapaian , tertawa terbahak-bahak)
3. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala asma bervariasi sesuai dengan derajat bronkospasme klasifikasi
keparahan eksarsebasi asma :
Pemeriksaan penunjang
Pentalaksanaan
Tujuan utama pentalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualistas
hidup agar penderita asma dapat hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa
hambatan dalam melakukan sehari-hari ,program penatalaksanaan asma meliputi 7 komponen
yaitu, (perhimpunan dokter paru Indonesia)
1. Edukasi
Edukasi yang baik akan menurunkan dan mortaliti .edukasi tidak hanya ditunjukan
untuk penderita keluarga tetapi juga pihak lain yang membutuhkan seperti penegang
keputusan , pembuat perencanaan bidang kesehatan \ asma profesi kesehatan
2. Menilai dan monitor berat asma secara penilaian klinis berkala antara 1-6 bulan dan
monitoring asma sendiri mutlak berbagai faktor
1. Gejala dan berat asma berubah ,sehingga membutuhkan perubahan terapi
2. Pajanan pencetus menyebabkan penderita yang perlu direview sehingga
membantu, asma terutama asma sendiri
PATHWAY
Masuksaluranpernapasan
↓
Iritasimukosasaluranpernapasan
↓
Reaksiinflamasi
↓
Hipertropidan hyperplasia
mukosabronkus
↓
Metaplasia selglobet → Produksi sputum
meningkat
↓ ↓
← Penyempitansaluran Batuk
Jalannafastidakefektif Pernapasan ↓
↓
Penurunanventilasi ← Obstruksi Potensialtidakefektifnyajal
annapas
↓ ↓
Supply O2menurun Penyebaranudarake alveoli
↓ ↓ →
Kelemahan Vasokontriksipembuluh Gangguanpertukaran gas
↓ darahparu-paru
↓
Intoleranaktivitas Supply oksigenberkurang
↓
Sesaknafas
↓
Kebutuhantidurtidakefektif
Gangguanistirahattidur
Riwayat Keluarga: Perempuan :
Pemeriksaan Diagnostik
Pengukuran fungsi paru bertujuan untuk mengukur volume paru secara static dan dinamik
dan untuk mengetahui gangguan pada faal paru. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk
menegakkan diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Tetapi
respon yang kurang dari 20 % tidak berarti bukan asma. Hal-hal tersebut bisa dijumpai pada
pasien yang sudah normal atau mendekati normal.
Uji provokasi bronkus dilakukan untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas bronkus. Uji
provokasi bronkus bermakna jika terjadi penurunan FEV1 sebasar 20 % atau lebih.
3. Pemeriksaan kulit
Untuk menunjukkan adanya antibody IgE hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.
Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat hipoksemia, hiperkapnea, dan
asidosis respiratorik. Pada pasien asma terdapat hasil abnormal sebagai berikut:
1. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, atau asidosis.
2. Kadang-kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
3. Hiponatremia dan kadar leukosit di atas 15.000/mm3 dimana menandakan
terdapatnya suatu infeksi.
4. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
5. Pemeriksaan sputum
Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan
pada bronkitis kronik. Selain untuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden yang
merupakan degranulasi dari kristal eosinofil, dan Spiral Curshmann yaitu spiral yang
merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang-cabang bronkus, pemeriksaan ini penting untuk
melihat adanya miselium Aspergillus fumigatus.
6. Pemeriksaan eosinofil totaL Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada
pasien asma dan hal ini dapat membantu dalam membedakan asma dari bronkitis
kronik.
Fungsi dari pemeriksaan IgE total hanya untuk mendukung adanya atopi.
8. Foto dada
Memberikan penyuluhan
Menghindari faktor pencetus
Pemberian cairan
Fisiotherapy
Beri O2 bila perlu.
2. Pengobatan farmakologik :
Nama obat :
1. Orsiprenalin (Alupent)
2. Fenoterol (berotec)
3. Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan
semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk
bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan
broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah
menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.
1. Santin (teofilin)
Nama obat :
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya
berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara
pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan
disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung
bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita
yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga
dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini
digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah
atau lambungnya kering).
1. Kromalin
1. Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan
dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberika secara oral (Evelin dan
joyce L. kee, 1994 ; Karnen baratawijaja, 1994 ).
Penatalaksanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Menurut diagnosis keperawatan Nanda (2015), diagnosa keperawatan yang dapat
diambil pada pasien dengan asma adalah :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus
dalam jumlah berlebihan, peningkatan produksi mucus, eksudat dalam
alveoli dan bronkospasme
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keletihan otot
pernafasan dan deformitas dinding dada 33
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi karbon dioksida
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kontakbilitas dan
volume sekuncup jantung
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan antara suplai dan kebutuhan
oksigen (hipoksia) kelemahan
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan laju metabolic, dispnea saat makan, kelemahan otot penguyah
7. Ansietas berhubungan dengan penyakit yang diderita
Intervensi keperawatan
Berikut ini adalah intervensi yang dirumuskan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada klien dengan asma bronkial :
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret. Nursing
Outcomes Classification (NOC) : setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien akan
mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif. Domain
2 : kesehatan Fisiologis, Kelas E : jantung paru. 0410 : saluran trakeobronkial yang terbuka
dan lancar untuk pertukaran udara berat (2) menjadi ringan (4) dengan indikator
:Kemampuan untuk mengeluarkan sekret, frekuensi pernafasan, suara napas tambahan, batuk.
Nursing Interventions Classification (NIC) Airway Management :
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi,
2) keluarkan sekret dengan batuk (teknik batuk efektif),
3) monitor vital sign (RR),
4) observasi suara tambahan,
5) latih napas dalam (teknik relaksasi).
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan dan deformitas
dinding dada. Nursing Outcomes Classification (NOC) : setelah dilakukan tindakan
keperawatan pasien akan mempertahankan pola napas yang efektif. Domain 2 : 34 kesehatan
Fisiologis, Kelas E : jantung paru. 0402: pertukarana karbondioksida dan oksigen di alveoli
untuk mempertahankan konsentrasi darah arteri berat (2) menjadi ringan (4) dengan indikator
: Saturasi oksigen, sianosis, gangguan kesadaran, keseimbangan ventilasi dan perfusi.
Nursing Interventions Classification (NIC) : Monitor Pernapasan
1) Monitor kecepatan, irama, kedalam dan kesulitan bernafas,
2) Monitor saturasi oksigen,
3) palpasi kesimetrisan ekspansi paru,
4) monitor pola napas.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi karbon dioksida. Nursing Outcomes
Classification (NOC) : setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien akan mempertahankan
pertukaran kepatenan pertukaran gas. Domain 2 : kesehatan Fisiologis, Kelas E : jantung
paru. 4020 : pertukarana karbondioksida dan oksigen di alveoli untuk mempertahankan
konsentrasi darah arteri berat (2) menjadi ringan (4) dengan indikator : Saturasi oksigen,
Sianosis, Gangguan kesadaran, Keseimbangan ventilasi dan perfusi. Nursing Interventions
Classification (NIC) : Terapi oksigen :
1) Pertahankan kepatenan jalan napas,
2) Berikan oksigen seperti yang diperintahkan,
3) Monitor aliran oksigen,
4)Batasi merokok.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan kontakbilitas dan volume sekuncup
jantung.Nursing Outcomes Classification (NOC) : setelah dilakukan tindakan keperawatan
pasien akan mempertahankan curah jantung yang stabil dengan kriteria hasil : Domain 2 :
kesehatan Fisiologis, Kelas E : jantung paru, Denyut nadi apikal, Tekanan darah sistol dan
distol, Ukuran jantung, Intoleransi aktivitas. Nursing Interventions Classification (NIC) :
Perawatan jantung :
1) Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung,
2) Monitor EKG,
3) Evaluasi perubahan tekanan darah,
4) Monitor sesak, kelelahan, takipnea
Implementasi Keperawatan
1. Hindari alergen Salah satu penatalaksanaan asma adalah menghindari eksaserbasi.
Anak yang rentan tidak dibiarkan untuk terpajan cuaca yang sangat dingin, berangin,
atau cuaca ekstrem lainnya, asap,spray, atau iritan lainnya.
2. Meredakan bronkospasme Anak diajarkan untuk mengenali tanda dan gejala awal
serangan sehingga dapat dikendalikan sebelum gejala tersebut semakin berat. Tanda-
tanda objektif yang dapat diobservasi orang tua antara lain rinorea, batuk, demam
ringan, iritabilitas, gatal (terutama leher bagian depan dan dada), apati, ansietas,
gangguan tidur, rasa tidak nyaman pada abdomen, kehilangan nafsu makan. Anak
yang menggunakan nebulizer, MDI, diskhaler, atau rotahaler untuk memberikan obat
perlu mempelajari cara penggunaan alat tersebut dengan benar.(Wong,2014)
Evaluasi Keperawatan
Efektivitas intervensi keperawatan ditentukan dengan pengkajian ulang yang kontinu dan
evaluasi perawatan berdasarkan panduan observasi dan hasil yang diharapkan berikut ini:
1. Tanyakan keluarga mengenai upaya membasmi atau menghindari alergen
2. Amati anak untuk adanya tanda-tanda gejala pernapasan
3. Kaji kesehatan umum anak
Nama Mahasiswa : Stani Ebid Lesnussa
Ruangan : InternaWanita
Tanggal Pengkajian : 26November 2020
Selamasakit :
Nafsumakan : baik
Rasa mual : tidakada
Porsimakan : dihabiskanperlahan
7. Pola eliminasi :
Sebelumsakit :
a) Buang air besar : 1x/hariwaktutidakmenentu, konsistensi
normal
b) Buang air kecil : 3x/hari ,±500cc , warnakuning ,
tidakadakeluhan
Selamasakit :
a. Buang air besar : 1x/hari , waktutiakmenentu
b. Buang air kecil : 3x/ hari , warnakuningtidakadakeluhan
8. Pola tidur dan istrahat :
Sebelumsakit :
Waktutidur:
Malam : pukul : 20.00-06.00
Siang : pukul 13.00-15.00
Lama tidur/hari : 9 jam
Kesulitandalamtidur : -
Selamasakit :
Waktutidur :
Malam : pukul 00.00-03.00
Siang : Tidakpernah
Kesulitantidur : ada ± 8 Jam
9. Pola aktifitas dan latihan :
Sebelumsakit :
Kegiatandalampekerjaan : IRT
Olahraga : -
Kegiatandiwaktuluang :
Pasienmengatakanberkumpulbersamakeluarga
Selamasakit :Pasienmenghabiskanwaktu di tempattidur
HS HS
HS
HS 60thhhh
Keterangan : Laki-Laki
Perempuan
Klien
Meninggal
GarisPerkawinan
GarisKeturunan
TinggalSerumah
V. RIWAYAT LINGKUNGAN :
Padasaatdilakukanpengkajianlingkungantempattinggalpasienmemangterdapatp
olusiudara
VI. ASPEK PSIKOSOSIAL :
1. Pola piker danpersepsi :
2. Hal ygdipikirkansaatini :
Pasienmengatakanselalumemikirkantentangpenyakitygdideritannyasupayabisacep
atsembuh
3. Suasanahati :
Pasienmengatakansuasanahatinyatidaktenangselalugelisahkarenamemikirkanpeny
akitygdideritannya
VII. PENGKAJIAN FISIK
1. Tingkat kesadaran: Compos menthis
Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda vital : TD : 130/7- mmhg, P: 36x/m , N: 76x/m S : 37℃
2. Kepala
a) inspeksi :
Bentuk : Simetris
Keadaan rambut : Bersih, tidak kusam, ikal hitam,
Keadaan kulit kepala : Bersih
b) Palpasi:Tidakadanyeripadabagiankepalapasien
3. Mata
inspeksi
Pada pemeriksaan mata,
letak mata kanan dan kiri simetris,
pupil isokor, sclera tidak ikterik, konjunctiva tidak anemis,
Palpasi
dan tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga
Inspeksi
telinga didapatkan letak yang simetris,
tidak ada serumen,
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan,
tidakada massa dan pasien tidak perlu disentuh ketika dipanggil.
5. Hidung
pasien tidak ada polip,
tidak ada pembengkakan,
terpasang kanul oksigen.
6. Mulutdantenggorokan
a) Inspeksi:
Mulut pasien didapati mukosa mulut dalam keadaan kering, tidak
terjadi sianosis, lidah tidak sulit untuk digerakkan, dan dalam
kemampuan menelan tidak ada gangguan.
7. Dada , leherdanparu-paru
a) Inspeksi:
perkembangan dada kanan dan kiri simetris tidan ada retraksi
interkosta
b) Palpasi:
fremitus raba kanan dan kiri sama,
8. Jantung
a) Inspeksi: ictus cordic tidak nampak
b) Palpasi :ictus cordic kuat angkat
9. Abdomen
a) Inspeksi: dinding perut cekung dari dada, tidak ada lesi,
b) Palpasi: tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada penumpukan cairan.
10. Genetalia anus dan status reproduksi
11. Ektremitas:
ekstremitas bagian kanan bias digerakkan, tidak ada luka maupun
edema. Pada ekstremitas bawah tidak ada oedem, tidak ada gangguan
gerak hanya saja terlihat lemas.
Ekstremitas atas :
a. Superior : Edema (-)
b. Sianosis (-)
c. Turgor Kulit( normal )
Ekstremitas bawah :
a. Inferior : oedem (-)
b. Sianosis : (-)
c. Akral dingin : (-)
d. Turgor kulit: (-)
X KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA
OBJEKTIF
1. Klien mengeluh nafas terasa sesak 1. suara napas klien
2. Klien mengatakan banyak mengeluarkan dahak yg terdengar
berwarna keputihan wheezing
3. Klien mengatakan badannya terasa lemah 2. sputum berwarna
4. Klien mengatakan alergi terhadap cuaca dingin putih kental
5. Kurangnyapengetahuantentangpenyakit 3. tingkat kesadaran:
compos mentish
4. d. TTV: RR =
36x/menit
ANALISA DATA
DO :
2 DS : Kuranginf Defiensipengetahuan
ormasi
Pasiendankeluargamengatakantidakmengeta
huipenyakitygdiderita
DO :
- Wajahtampakkebingungan,
cemasdenganpenyakitnyadanselalubert
anyatentangapa yang dideritanya
3 DS : Kelelahan Intoleransiaktivitas
DO :
DO :
- Pasientampaklelah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Ketidakefektifanbersihanjalannapas
b/d penumpukan secret
2 Defiensipengetahuan b/d kuranginformasi
3 Intoleransiaktifitas b/d kelelahan
INTERVENSI
NO. TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN/ INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1 26 Ketidakefektifanber Keefektifanbersih 1 Kajikekentalan 1 Karakteristik
November sihanjalannapas sputum sputum menunjukan
anjalannapas
-2020/ b/d penumpukan 2 Aturposisi semi berat ringannya
10.00 WIT secret fowler obstuksi
3 Fisioterapi dada 2 Meningkatkan
ekspansi dada
IMPLEMENTASI
NO Tanggal/jam Implementasi
1 30 November 1 Mengkajikekentalan sputum danmencatatlaporan dyspnea
2020 2 Memindahkan pasien dari asap rokok,dan bau-bau laiinya
12.00 WIT 3 Melakukanfisioterapi dada padapasien
2 30 November 1 Memberikanpasienminum
2020 2 Mengajarkanpasienbatukefektif
13.00 WIT 3 Memberikanpengetahuanpadapasiendankeluarga
3 30 November 1 Melakukanpemberian nebulizer padapasien
2020 2 Mengajarkantindakanperkusidanfibrasipadapasien
14.00 WIT
EVALUASI
NO Tanggal/Jam Evaluasi
1 1 November S : Pasien mengatakan batuk lender berkurang
2020/ 09.00 Pasien mengatakan sesak napas mulai berkurang
WIT
O : TD :110/80 mmhg, Suhu : 37 C, Nadi 97 x/menit, Nafas :
24 x/ menit, wheezing (+)
A : Masalahteratasisebagian
P : Terapidilanjutkan
2 1 November S : PasienmengatakanSesaknapassudahmulaiberkurang
2020/ 10.00 O : TD : 110/80 mmhg, suhu 37 C,nadi 95 x/menit,RR=
WIT 25x/menitwheezing (+)
A : Masalahteratasisebagian
P : Terapi di lanjutkan
3 1 November S : Pasienmengatakansudahtidakmerasakankelelahanlagi
2020 / 12.00 Polatidurpasiensudahmembaiksesaknapassudahberkurang
WIT O : TD : 110/80 mmhg, suhu 37 C,nadi 95 x/menit,RR=
25x/menitwheezing (+)
A : Masalahteratasisebagian
P : terapidiberhentikan