Anda di halaman 1dari 18

PROJECT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Dosen pengampu : Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd

DISUSUN OLEH

Azzahrah Febindayanti (4203111027)

Betrik Debora Fiera Sihombing (4203111055)

Delfi Anggriana Br Ginting (4203111083 )

Jendri Gumaangta Bangun (4201111031)

KELAS 20 D

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kamidapat menyelesaikan tugas Project pada bidang studi Psikologi Pendidikan bertemakan “Anak
Berkebutuhan Khusus.”
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
baik dari segi penulisan maupun dalam isinya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran
kepada semua pihak terutama kepada Dosen Mata Kuliah kami guna perbaikan untuk laporan hasil
observasi di masa yang akan datang.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Psikologi
Pendidikan atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah pemahaman kami tentang “Anak
Berkebutuhan Khusus” dan kepada semua pihak yang telah membantu dalammenyelesaikan
laporan ini.
Semoga laporan hasil Project ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Khususnya bagi
mahasiswa-mahasisiwi Universitas Negeri Medan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pengembangan keterampilan kependidikan demi terciptanya pendidik professional.

Medan, Juni 2021

Penulis Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Pendahuluan ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................................ 2
PEMECAHAN MASALAH ............................................................................................................ 2
A. Kajian Pustaka Tentang Pengertian LK dan Media Pembelajaran ............................. 2
B. Ringkasan materi yang terkait dengan Media ................................................................ 2
C. Kegunaan Media yang Dikembangkan.......................................................................... 10
D. Bahan Dan Alat ................................................................................................................ 10
E. Langkah Dan Cara Pengembangan Media .................................................................. 10
F. Prosedur Cara Pengembangan Media .......................................................................... 12
G. Kelebihan Dan Kekurangan Dibandingkan Media Lain ............................................ 12
H. Foto Media Yang Dikembangkan .................................................................................. 13
BAB III ............................................................................................................................................ 14
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 15
LAMPIRAN .................................................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik
fisik, mental-intelektual, sosial maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam
proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia
dengannya.

Tidak hanya itu, anak berkebutuhan khusus juga mencakup anak-anak yang memiliki gangguan
pemusatan perhatian, gangguan spektrum autisme, gangguan kemampuan komunikasi, serta
kesulitan belajar.

Perlu dipahami bahwa kondisi anak berkebutuhan khusus bukan penyakit yang menular. Jadi
interaksi dengan anak berkebutuhan khusus tidak akan membawa dampak pada orang lain. Anak
berkebutuhan khusus dapat tetap bersosialisasi dalam masyarakat.

Berdasarkan ilustrasi tersebut maka dalam project kami kali ini di terapkan media pembelajaran
yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mungkin lebih mudah dimengerti oleh siswa
mengenai anak berkebutuhan khusus dalam bentuk video pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa kegunaan dari media pembelajaran yang di sajikan?
2. Apa kelebihan media pembelajaran tersebut dibandingkan dengan media lain?
3. Apa saja alat dan bahan dalam media tersebut?

C. Tujuan
1. Menjelaskan kegunaan dari media pembelajaran yang di sajikan?
2. Menjelaskan kelebihan media pembelajaran tersebut dibandingkan dengan media lain
3. Menjelaskan alat dan bahan dalam media tersebut

1
BAB II

PEMECAHAN MASALAH

A. Kajian Pustaka Tentang Pengertian LK dan Media Pembelajaran


 Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar, segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Manfaat praktis media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

 Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
 Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,
dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
 Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
 Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung.

Jenis-jenis media pembelajaran, diantaranya:

 Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik.


 Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
 Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya.
 Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

B. Ringkasan materi yang terkait dengan Media


A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum
atau rata-rata anak seusianya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang
atau bahkan lebih dalam dirinya.”

Menurut Heward, “anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khususyang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,
emosi atau fisik.”

2
“Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus sehubungan
dengan gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak.” Mereka yang digolongkan pada
anak yang berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan berdasarkan ganngguan atau kelainan pada
aspek :

B. Jenis dan Ciri-Ciri anak Berkebutuhan Khusus

1. Anak dengan gangguan penglihatan (Tuna Netra)

Tuna netra adalah gangguan daya penglihatan, berupa kebutaan menyeluruh atau sbagian, dan
walaupun mereka telah diberi pertolongan alat bantu khusus mereka masih tetap mendapat
Pendidikan khusus.

Ciri-ciri anak tuna netra

 Tidak mampu melihat


 Tidak mampu mengenali pada jarak 6 meter
 Kerusakan nyata pada kedua bola mata
 Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan
 Mengalami kesulitan saat mengambil benda kecil di sekitarnya
 Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering
 Peradangan hebat pada kedua bola mata
 Posisi mata sulit dikendalikan oleh syaraf otak, antara lain mata bergoyang-goyang terus

2. Anak dengan gangguan pendengaran ( Tuna Rungu )

Keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi /tingkatan baik ringan, sedang, berat dan
sangat berat yang akan mengakibatkan pada 22 gangguan komunikasi dan bahasa. Ketunarunguan
ini dapat digolongkan dalam kurang dengar atau tuli.

Ciri ciri anak tuna rungu

 Tidak mampu dengar


 Terlambat perkembangan bahasa
 Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
 Kurang / tidak tanggap bila diajak bicara
 Ucapan kata tidak jelas

3
 Kualitas suara aneh/monoton.
 Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
 Banyak perhatian terhadap getaran
 Keluar nanah dari kedua telinga
 Terdapat kelainan organis telinga

3. Anak retardasi mental ( Tuna Garhita )

Adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi di bawah intelegensi normal dengan
skor IQ sama atau lebih rendah dari 70. Tuna grahita dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok
:

1. Kelompok mampu didik, IQ 68-78


2. Kelompok mampu latih, IQ 52-55
3. Kelompok mampu rawat, IQ 30-40

Tunagrahita adalah kondisi kelainan/keterbelakangan mental, (retardasi mental) atau tingkah laku
akibat kecerdasan yang terganggu, yang disebabkan oleh fungsi-fungsi kognitif yang sangat lemah.
Adakalanya cacat mental dibarengi dengan cacat fisik sehingga disebut cacat ganda . Misalnya,
cacat intelegensi yang mereka alami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat pada
mata).

Ciri-ciri Tuna Grahita

 Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar


 Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia
 Perkembangan bicara/bahasa terlambat
 Tidak ada/kurang sekalai perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong),
 Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
 Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)

4. Anak dengan kelainan fisik ( Tuna Daksa)

Merupakan gangguan fisik yang berkaitan dengan tulang, otot, sendi dan sistem persarafan,
sehingga memerlukan pelayanan khusus. Gangguan ini biasanya berpengaruh pada gerakan kasar
dan gerakan halus dari seseorang. Gangguan ini bisa bersifat ringan hingga yang berat.

4
Ciri-ciri Tuna Daksa

 Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,


 Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali),
 Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari
 biasa,
 Terdapat cacat pada alat gerak,
 Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
 Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal

5. Anak unggul dan berbakat istimewa

Definisi menurut IDEA adalah anak yang memiliki kemampuan yang melebihi dari kemampuan
orang lain pada umumnya dan mampu untuk menunjukkan hasil kerja yang sangat tinggi.
Keberbakatan ini dapat dilihat dari berbagai area seperti: kemampuan intelektual secara umum,
akademis yang khusus, berfikir kreatif, kepemimpinan, seni, dan psikomotor. Seorang anak dapat
dikatakan berbakat apabila ia memiliki kemampuan yang diatas rata-rata, memiliki komitment
terhadap tugas yang tinggi dan juga kreatif.

6. Anak dengan hambatan berbicara dan bahasa

Menurut IDEA (Individuals with Disabilities Education Act) tahun 1997, gangguan ini mengacu
pada gangguan komunikasi seperti gagap, gangguan artikulasi, gangguan bahasa, atau gangguan
suara yang berdampak pada hasil pembelajaran seorang anak.

Ciri-ciri Anak gangguan bicara dan komunikasi sulit menangkap :

 Sulit menangkap isi pembicaraan orang lain


 Tidak lancar dalam bicara
 Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
 Suara parau
 Tidak fasih mengucapkan kata-kata tertentu
 Dapat atau tidak disertai ketidak lengkapan organ bicara / sumbing.

7. Anak berkesulitan belajar

5
Anak berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang mengalami kesulitan belajar karena ada
gangguan persepsi. Ada empat bentuk kesulitan belajar anak, yakni kesulitan di bidang matematika
atau berhitung (diskalkulia), kesulitan membaca (disleksia), kesulitan berbahasa (disphasia), dan
kesulitan menulis (disgraphia).

Anak kesulitan belajar juga kesulitan orientasi ruang dan arah, misalnya sulit membedakan kiri-
kanan, atas-bawah. Tanda-tanda disleksia, antara lain, tidak lancar atau ragu-ragu dalam membaca,
membaca tanpa irama (monoton), dan kesulitan mengeja. Tandatanda disgraphia, misalnya, tulisan
sangat jelek, terbalik-balik, dan sering menghilangkan atau malah menambah huruf. Sedangkan,
tanda-tanda diskalkulia, misalnya kesulitan memahami simbol matematika.

8. Anak dengan Gangguan Spektrum Autis

Anak dengan gangguan spektrum autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang
dimanifestasikan dalam hambatan komunikasi verbal dan non verbal, masalah pada interaksi sosial,
gerakan yang berulang dan stereotip, sangat terganggu dengan perubahan dari suatu rutinitas,
memberikan respon yang yang tidak sesuai terhadap rangsangan sensoris.

Ciri-ciri anak Autis :

 Gangguan dalam bidang komunikasi verbal maupun non verbal : - Terlambat bicara atau tidak
dapat berkomunikasi - Mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (bahasa
Planet) - Tidak mengerti dan tidak mengeluarkan kata-kata dalam konteks yang sesuai
(Gangguan bahasa ekspresif dan reseptif) - Bicara tidak digunakan untuk komunikasi - Meniru
atau membeo (ekolalia). Beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian, nada maupun kata-
katanya, tanpa mengerti artinya - Kadang bicaranya monoton (seperti robot) - Mimik datar.
 Gangguan dalam bidang interaksi sosial – menolak atau menghindar untuk bertatap mata –
tidak menoleh bila dipanggil. Karena hal ini, sering diduga bahwa anak mengalami ketulian –
merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk – tidak ada usaha untuk melakukan interaksi
dengan orang lain – bila ingin sesuatu, ia menarik tangan orang yang terdekat dan
mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya – bila didekati untuk bermain
justru menjauh – tidak berbagi kesenangan untuk orang lain.
 Gangguan dalam bidang perilaku dan bermain : - umumnya ia seperti tidak mengerti cara
bermain. – bermain sangat monoton, stereotipik – ada keterpakuan pada mainan atau benda-
benda tertentu (seperti rod/sesuatu yang berputar)

6
C. Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus

Penyebab anak berkebutuhan khusus terjadi dalam beberapa periode kehidupan anak, yaitu:

1. Sebelum kelahiran

Penyebab yang terjadi sebelum proses kelahiran, dalam hal ini berarti ketika anak dalam
kandungan, terkadang tidak disadari oleh ibu hamil. Faktor-faktor tersebut antara lain :
 Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom, Transformasi
Kelainan kromosom kerap diungkap dokter sebagai penyebab keguguran, bayi meninggal sesaat
setelah dilahirkan, maupun bayi yang dilahirkan sindrom down.

 Infeksi Kehamilan
Iinfeksi saat hamil dapat mengakibatkan cacat pada janin. Penyebabnya adalah parasit golongan
protozoa yang terdapat pada binatang seperti kucing, anjing, burung, dan tikus.

 Usia Ibu Hamil (high risk group)


Ada beberapa hal yang menyebabkan ibu beresiko hamil, antara lain : riwayat kehamilan dan
persalinan yang sebelumnya kurang baik (misalnya, riwayat keguguran, perdarahan pasca
kelahiran, lahir mati); tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm; ibu hamil yang kurus/berat
badan kurang; usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun; sudah memiliki 4 anak
atau lebih; jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun; ibu menderita anemia atau kurang
darah; tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai;
kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal; riwayat penyakit kronik seperti diabetes,
darah tinggi,asma dll.

 Keracunan Saat Hamil


Keracunan kehamilan sering disebut Preeclampsia (pre-e-klam-si-a atau toxemia adalah suatu
gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20
minggu.

 Pengguguran

7
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Secara medis, pengguguran kandungan
adalah berakhirnya kehamilan sebelum fetus dapat hidup sendiri diluar kandungan.

 Lahir Prematur
Menurut dr Suyanto, Sp.OG, Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Budi Kemuliaan,
bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang bulan menurut masa gestasinya (usia kehamilannya).
Adapun masa gestasi normal adalah 38-40 minggu. Dengan demikian bayi prematur adalah bayi
yang lahir sebelum masa gestasi si ibu mencapai 38 minggu.

2. Selama proses kelahiran

Setiap ibu berharap mengalami proses melahirkan yang normal dan lancar. Berikut akan dibahas
beberapa proses kelahiran yang dapat menyebabkan anak berkebutuhan khusus, antara lain :

 Proses kelahiran lama (Anoxia), prematur, kekurangan oksigen


Tanda-tanda bayi lahir prematur sama seperti bayi lahir normal, hanya saja proses pelahirannya
lebih awal dari seharusnya. Proses melahirkan yang lama dapat mengakibatkan bayi kekurangan
oksigen.

 Kelahiran dengan alat bantu : Vacum


Vacum adalah suatu persalinan buatan dengan cara menghisap bayi agar keluar lebih cepat. Vacum
ini dikhawatirkan membuat kepala bayi terjepit sehingga akan terjadi kecelakaan otak gangguan
pada otak.

 Kehamilan terlalu lama: > 40 minggu


Kehamilan yang terlalu lama dikhawatirkan membuat keadaan bayi di dalam rahim mengalami
kelainan dan keracunan air ketuban. Karenanya jika usia kandungan sudah melewati masa
melahirkan dianjurkan pada ibu hamil untuk segera melahirkan dengan cara yang memungkinkan
sesuai kondisi ibu dan bayi.

3. Setelah kelahiran

8
Setelah proses kelahiran pun tidak otomatis bayi aman dari kelainan yang mengakibatkan nanti
anak menjadi berkebutuhan khusus. Berikut beberapa hal yang menyebabkan anak berkebutuhan
khusus tersebut antara lain :

 Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus


Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang menyerang paru-paru. Setelah proses kelahiran, bayi dikhawatirkan teserang
bakteri atau virus yang dapat menyebabkan penyakit tertentu dan menyebabkan kelainan pada anak
secara fisik maupun mental.

 Kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi)


Gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dapat dibayangkan jika bayi
mengalami kekurangan gizi, kelainan apa saja yang dapat dialaminya di masa kehidupannya
mendatang. Kelainan yang akan dialami anak mencakup kelainan fisik, mental, bahkan prilaku.
Karenanya gizi harus dipenuhi setelah anak lahir, baik dari ASI dan juga nutrisi makanannya.

 Kecelakaan
Pada bayi, umumnya kecelakaan terjadi karena jatuh, tergores benda tajam, tersedak, tercekik atau
tanpa sengaja menelan obat-obatan dan bahan kimia yang diletakkan di sembarang tempat.
Kecelakaan seperti ini disebabkan kelalaian orang dewasa di sekitarnya.

 Keracunan
Bahaya keracunan yang sering terjadi pada anak adalah menelan obat berlebihan (overdosis)
karena orang tua menaruh obat sembarangan. Potensi keracunan lainnya menelan cairan kosmetik
ibunya, cairan pembersih untuk rumah dan cairan pembasmi serangga, dan bahan beracun lainnya.

D. Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus


1. Orang tua memiliki pemikiran yang terbuka
2. Lakukan pengawasan sejak dini
3. Berikan motivasi, perhatian, dan bimbingan
4. Adaptasi dengan anak
5. Meningkatkan kedekatan emosional dengan anak

9
6. Ajari anak mengeksplor kemampuannya
7. Tanamkan kemandirian sejak dini
8. Pelajari kebiasaan dan kebutuhan anak
9. Ikuti saran-saran pakar
10. Memilih sekolah yang tepat
11. Ikutkan anak pada terapi yang ada
12. Lakukan pembiasaan mengenai sanksi dan hukuman

Anak dengan berkebutuhan khusus membutuhkan metode, material, pelayanan dan peralatan yang
khusus agar dapat mencapai perkembangan yang optimal. Karena anak-anak tersebut mungkin
akan belajar dengan kecepatan yang berbeda dan juga dengan cara yang berbeda. Walaupun
mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak secara umum, mereka
harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama

C. Kegunaan Media yang Dikembangkan


Media yang dikembangkan untuk membantu memahami materi sifat bilangan bulat adalah kartu
dari karton. Menurut Norizan, 2002 (dalam Norhaziana, 2005) menyatakan, sesuatu media
berbentuk simulasi adalah perisian yang memberi gambaran situasi sesuatu keadaan. Pengguna
akan seolah-olah berada di tempat kejadian dan boleh bertindak balas terhadap keadaan
tersebut.Kegunaan dari media ini adalah untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami konsep
sifat bilangan bulat. Karena sebagian besar sulit konsepdari materi-materi tersebut jika hanya
dengan penjelasan secara verbal.

D. Bahan Dan Alat


Alat Dan Bahan Dalam Membuat Video Animasi Pembelajaran
 Alat : laptop/komputer

 Bahan : aplikasi pembuat video animasi (Kinemaster Pro)

E. Langkah Dan Cara Pengembangan Media


1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Yang dimaksud disini menganalisis kebutuhan adalah mengamati kesenjangan antara apa yang
dimiliki peserta didik dengan apa yang diharapkan. Ini dilakukan untuk mengetahui media yang
dirancang oleh seorang guru atau dosen dapat dimanfaatkan oleh siswa atau mahasiswa dengan
sebaik – baiknya. Setelah menganalisis kebutuhan peserta didik, maka kita juga perlu menganalisis

10
karakter peserta didik, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah
dimiliki peserta didik sebelumnya.

Penelitian ini dapat dilakukan melalui protes dengan menggunakan tes yang sesuai dengan apa
yang diinginkan, langka ini dapat disederhanakan dengan cara menganalisa topik – topik materi
ajar yang dipandang sulit dan memerlukan bantuan media. Sehingga pembelajaran yang dirancang
dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diapai.

2) Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) secara operasional dan jelas.

Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus
diingat, yaitu:

 Beriontasi pada kepentingan siswa, bukan pada guru. Titk tolaknya adalah perubhan
tingkah laku apakah yang diharapkan setelah mereka selesai belajar.
 Dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya menunjuk pada hasil perbuatan
yang dapat diamati atau hasilnya dapat diukur dengan alat ukur tertentu.

3) Merumuskan butir – butir materi secara terperinci yang dapat mendukung tercapainya tujuan.

Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau
keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun
adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar
tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka selanjutnya mengerutkannya dari yang
sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang
abstrak.

4) Mengembangkan alat ukur keberhasilan.

Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah


program ditulis. Alat ukur tersebut dibuat secara teliti dan direncanakan sebelum kegiatan belajar
dilakukan. Alat ukur hasil belajar tersebut dapat berupa tes, penugasan, atau daftar cek prilaku, dan
sebagainya. Sebagai pedoman dalam pembuatan alat ukur yang baim, sebaiknya setiap kemampuan
dan keterampilan yang mendukung tercapainya tujuann intruksional khusus yang dijadikan bahan
tes atau daftar cek prilaku.

5) Menulis naskah media.

11
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang
merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang
telah jelaskan. Materi pembelajaran perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut
naskah program media yang dimaksud sebagai penuntun kita dalam memproduksi media seperti
menjadiipenuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara.

6) Mengadakan tes dan revisi.

Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuain media
yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Tes ini dapat dilakukan baik
melalui perorangan atau kelompok kecil atau tes lapangan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk
memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.

F. Prosedur Cara Pengembangan Media


Prosedur penelitian pengembangan sebagai media pembelajaran mengadaptasi model
pengembangan video, yaitu model yang mencakup 5 tahap yang meliputi analyze (analisis), design
(desain), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi)
(Mulyanta & Leong, 2009).

G. Kelebihan Dan Kekurangan Dibandingkan Media Lain


Kelebihannya:
– Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran..
– Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat.[5]
– Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
– Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia nyata.
Kekurangannya:
– Memerlukan pengamatan yang ekstra hati-hati.
– Pesan atau informasi yang panjang/rumit mengharuskan untuk membagi ke dalam beberapa
bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.
– Perlu adanya keterpaduan yang mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen
visual sehingga ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.

12
H. Foto Media Yang Dikembangkan

13
BAB III

KESIMPULAN

Media berbentuk simulasi adalah perisian yang memberi gambaran situasi sesuatu keadaan.
Pengguna akan seolah-olah berada di tempat kejadian dan boleh bertindak balas terhadap
keadaan tersebut.Kegunaan dari media ini adalah untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami
konsep sifat bilangan bulat. Karena sebagian besar sulit konsepdari materi-materi tersebut jika
hanya dengan penjelasan secara verbal.
Kelebihan media yang dikembangkan dari media lainnya :
– Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran..
– Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat.[5]
– Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
– Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus

LAMPIRAN
Link Video : https://youtu.be/aolTcjyarU8

15

Anda mungkin juga menyukai