Anda di halaman 1dari 14

PAPER TEORI AKUNTANSI

PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Dosen : Ibu Erly Sherlita, S.E., M.Si., Ak.

Disusun oleh

Annisa Ermanda 0118103052

Desy Nur Aisyah 0118103058

Dian Tresa 0118103074

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2021

 
KATA PENGANTAR
 

Dengan mengucapkan segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan
segala karunia dan rahmatnya, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya jualah
sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Pengungkapan dalam
Laporan Keuangan” kepada dengan baik dan tepat pada waktunya. Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT. 

Dalam penyusunan Proposal Penelitian ini penulis menyadari bahwa dalam


proses penyusunan dapat terselesaikan dengan bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar – besarnya kepada ibu Erly Sherlita, S.E.,
M.Si., Ak. selaku dosen mata kuliah teori akuntansi, teman-teman dan berbagai pihak
yang turut membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian paper
ini.

Demikian saya ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak. Penulis


memohon maaf jika dalam penyusunan Proposal Penelitian ini masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena, itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk memperbaiki penyusunan paper agar lebih baik lagi pada masa
mendatang. Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandung, 16 November 2021


ABSTRAK

Pengungkapan laporan keuangan adalah konsep, metode, dan media tentang


bagaimana informasi laporan keuangan disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses
akuntansi yaitu penyajian dalam bentuk seperangkat penuh laporan keuangan.
Informasi penting yang terkandung di dalam laporan keuangan itu wajib diungkapkan.
Jadi, pengungkapan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari suatu proses
pelaporan keuangan.
Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan
keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses
akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh laporan
keuangan. Keberadaan dari pengungkapan dalam perusahaan sangat penting karena
pada kondisi ketidakpastian pasar, nilai informasi yang relevan dan reliable tercermin
di dalam pengungkapan laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan merupakan
media untuk pengungkapan yang diharuskan dalam standar akuntansi dan yang tidak
dapat disajikan dalam neraca, laporan laba rugi atau laporan arus kas. Sedangkan
transparansi dalam suatu perusahaan digunakan untuk membantu investor dalam pasar
modal.
Pengungkapan laporan keuangan perusahaan merupakan bagian penting yang
perlu dilakukan perusahaan. Paper ini bertujuan untuk menganalisis pentingnya
pengungkapan laporan keuangan perusahaan dan mengidentifikasi yang menjadi
bagian dari pengungkapan laporan keuangan.

 
 
 
 
I. PENDAHULUAN

Pengungkapan adalah proses, cara, atau perbuatan memberitahukan, membuka


data yang bersifat informasi dari suatu atau sejenis sumber kepada pihak-pihak yang
membutuhkan informasi tersebut atau dalam hal ini-pihak yang berkepentingan.
Menurut Thomas G. Evans, arti pengungkapan yaitu sebatas pada hal-hal yang
menyangkut atau berkaitan dengan pelaporan keuangan saja. Menurut FASB dalam
kerangka konseptualnya menyatakan bahwa pengungkapan sebagai penyediaan
informasi lebih dari apa yang dapat disampaikan dalam bentuk laporan keuangan
formal. Pengungkapan informasi dapat menempatkan perusahaan pada posisi yang
kurang menguntungkan dibanding pesaing dan hal inilah yang menjadi biaya
pengungkapan bagi perusahaan sehingga perusahaan enggan untuk mengungkapkan
informasi privasinya.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengungkapan Laporan Keuangan


Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian (release)
informasi. Sedangkan menurut para akuntan pengungkapan laporan keuangan adalah
penyampaian informasi keuangan tentang suatu perusahaan di dalam laporan
keuangan biasanya laporan tahunan. Pengungkapan yang dilakukan perusahaan pada
dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan
(stakeholders). Pengungkapan informasi dapat disajikan dalam pelaporan keuangan
sebagai antara lain pos laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, penggunaan
istilah teknis (terminologi), penjelasan dalam kurung, lampiran, penjelasan auditor
dalam laporan auditor, dan komunikasi manajemen dalam bentuk surat atau
pernyataan resmi.
Menurut Evans (2010) pengungkapan adalah “Disclosure means supplying
information in the financial statements including the statements themselves, the notes
to the statements and the implementary disclosures assosiated with the statements. It
does not extend to public or private statements made by management or information
provided outside the financial statements”. Selanjutnya secara lebih spesifik, Wolk,
Tearney, and Dold (2001) dalam Suwardjono (2014) menginterpretasi pengertian
pengungkapan sebagai berikut:
Broadly interpreted, disclosure is concerned with information in both the
financial statements and suplementary communications including footnotes, post
statement events, management’s discussion and analysis of operations for the
fortcoming year, financial and operating forecasts, and additional financial
statements covering segmental disclosure and extentions beyond historical cost.
Bushman & Smith (2003, p. 76) mendefinisikan transparansi perusahaan sebagai
ketersediaan relevansi yang tersebar luas, informasi yang dapat dipercaya mengenai
kinerja perusahaan dalam suatu periode yang terkait, posisi keuangan, kesempatan
investasi, pemerintah, nilai dan risiko perusahaan dagang yang bersifat umum.
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh penilaian (judgment) manajer. Tingkat pengungkapan yang makin
mendekati pengungkapan penuh (full disclosure) akan mengurangi asimetri informasi
yang merupakan kondisi yang dibutuhkan (necessary condition) untuk dilakukannya
manajemen laba (Trueman and Titman, 1998).
Menurut Wolk, Tearney, and Dold (2001) pengungkapan adalah berkaitan
dengan informasi baik dalam laporan keuangan maupun komunikasi tambahan
termasuk catatan kaki, peristiwa-peristiwa setelah tanggal laporan, diskusi dan
analisis manajemen, prakiraan keuangan dan operasi, dan laporan keuangan tambahan
yang meliputi pengungkapan segmental dan informasi pelengkap lebih dari biaya
historis. Sejalan dengan gagasan FASB dalam kerangka konseptualnya sebagai
berikut (SFAC no.1, prg.5) :“Although financial reporting and fianncial statement
have essentially the same objectives, some useful information is better provided by
financial statement and some is better provided, or can only be provided, by means of
financial reporting other than financial statements.”
Selanjutnya pengertian pengungkapan laporan keuangan menurut Stice (2010),
pengungkapan dalam laporan keuangan adalah pelaporan rinci sebuah transaksi dalam
catatan pada laporan keuangan. Hendriksen mengatakan secara sederhana,
pengungkapan dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi (the release of
information).

B. Tujuan Pengungkapan Laporan Keuangan

Tujuan pengungkapan laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang


dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan, dan untuk melayani
berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Investor dan
kreditor tidak homogen tetapi bervariasi dalam hal kecanggihannya. Pengungkapan
dapat diwajibkan untuk tujuan:

1. Tujuan Melindungi
Tujuan ini dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup hebat,
sehingga pemakai tersebut perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi
yang mereka tidak mungkin mendapatkannya. Dapat dikatakan maksud dari
pengungkapan yaitu untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin
kurang adil dan terbuka. Dengan tujuan ini, tingkat atau volume pengungkapan
akan menjadi tinggi. Tujuan melindungi biasanya menjadi pertimbangan badan
pengawas yang mendapat otoritas untuk melakukan pengawasan seperti OJK
karena mereka bertindak demi kepentingan publik.
2. Tujuan Informatif
Tujuan informatif pengungkapan laporan keuangan dilandasi oleh gagasan
bahwa pemakai yang dituju sudah jelas dengan tingkat kecanggihan
tertentu.Dengan demikian, pengungkapan diarahkan untuk menyediakan
informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai
tersebut.Tujuan ini biasanya melandasi penyusun standar akuntansi untuk
menentukan tingkat pengungkapan. Dalam kenyataannya, badan pengawas
seperti OJK bekerja sama dengan penyusun standar (profesi) untuk menentukan
keluasaan pengungkapan.Untuk tujuan pengawasan oleh badan pengawas melalui
formulir-formulir oleh badan kepemerintahan.
3.  Tujuan Melayani Kebutuhan Khusus
Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan
informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang
dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju.Sementara untuk tujuan
pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas
berdasarkan peraturan melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan
secararinci.
C. Syarat-syarat Pengungkapan
Syarat-syarat dari pengungkapan yang seharusnya dipakai oleh sebuah perusahaan
dalam menerbitkan laporan keuangan, terdapat 5 bagian yang harus diungkapkan,
yaitu:
 Cakupan pengakuan dan pengukuran
 Laporan keuangan dasar
 Area atau bagian atau wilayah yang terkena langsung oleh standar FASB yang
ada
 Pelaporan keuangan
 Seluruh informasi yang bermanfaat untuk kegiatan investasi, kredit, dan
keputusan yang serupa
 Metode Pengungkapan

D. Metode Penelitian
1.  Bentuk dan susunan laporan
2. Terminologi dan penyajian yang terinci
3. Informasi sisipan
4. Ikhtisar tambahan dan skedul- skedul
5. Komentar dalam laporan auditor
6. Pernyataan direktur atau ketua dewan komisaris

D. Kebijakan Akuntansi
APB Opinion No.22 mensyaratkan bahwa metode akuntansi dan prosedur yang
diungkapkan meliputi:
 Pilihan dari alternatif yang tersedia yang bisa diterima
 Prinsip dan metode khusus yang ada di dalam industri
 Penerapan GAAP yang tidak lazim atau bersifat inovatif
 Tujuan dari APB mengeluarkan opini No. 22 tersebut adalah untuk memberikan
informasi kepada investor sehingga dapat membandingkan perusahaan yang satu
dengan yang lain dan dapat mengambil keputusan ekonomi secara tepat.

Kebijakan Akuntasi menurut BAPEPAM melaporkan antara lain;


 Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Dasar pengukuran
laporan keuangan, yaitu berdasarkan nilai historis (historical cost), namun untuk
beberapa transaksi atau akun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku,
dimungkinkan mengukurnya dengan nilai kini (current cost), nilai realisasi
(realizable value), nilai wajar (fair value), atau nilai terendah antara biaya dan
harga pasar.
 Asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual kecuali
untuk laporan arus kas.
 Mata uang pelaporan yang digunakan dan alasannya, apabila mata uang
pelaporan bukan rupiah. Apabila terdapat perubahan mata uang pelaporan,
diungkapkan alasannya, kurs yang digunakan dalam pengukuran kembali atau
penjabaran, dan ikhtisar Laporan Posisi Keuangan dan laporan laba rugi yang
disajikan sebagai perbandingan dalam mata uang sebelumnya.
 Alasan perubahan periode pelaporan.

F. Ruang Lingkup Pengungkapan Laporan Keuangan


A. Kualitas Pengungkapan Laporan Keuangan

Hal ini berkaitan dengan masalah seberapa banyak informasi harus diungkapkan
yang disebut dengan tingkat pengungkapan (levels of disclosure). Ada 3 (tiga)
tingkat pengungkapan laporan keuangan, yaitu:
 Memadai, Tingkat memadai adalah tingkat minimum yang harus dipenuhi agar
laporan keuangan     secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan
pengambilan keputusan yang diarah.
 Wajar atau Etis, Tingkat wajar adalah tingkat yang harus dicapai agar semua
pihak mendapat mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama.
Artinya, tidak ada satu pihak pun yang kurang mendapat informasi sehingga
mereka menjadi pihak yang kurang diuntungkan posisinya. Dengan kata lain,
tidak ada prioritas dalam pengungkapan informasi. Tingkat penuh menuntut
penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan
keputusan yang diarah.
 Penuh, Tingkat pengungkapan yang tepat memang harus ditentukan karena
terlalu banyak informasi sama tidak menguntungkannya dengan terlalu sedikit
informasi. Oleh karena itu, diperlukan kriteria atau pertimbangan untuk
menentukan batas atas dan batas bawah.

Batas atas (biaya > benefit) dan batas bawah (materialitas) dalam
karakteristik kualitatif informasi untuk pengakuan suatu pos dapat dijadikan
pertimbangan untuk menentukan banyaknya informasi. Dalam hal
pengungkapan, batas atas (tingkat penuh) lebih banyak menimbulkan
kontroversi dibandingkan dengan batas bawah. Artinya, bagi penentu
kebiajakan, menentukan seberapa luas pengungkapan harus dilakukan lebih
problematik dibanding menentukan informasi mana yang tidak perlu
diungkapkan.

B. Informasi Apa yang Diungkap?

Pengungkapan meliputi Laporan Keuangan itu sendiri dan semua


informasi pelengkap. Struktur pengaturan di Indonesia yaitu struktur ganda,
yaitu IAI dan Bapepam/OJK. Dalam hal ini OJK lebih berkepentingan dengan
tingkat pengungkapan dan apa yang harus diungkapkan terutama untuk
kepentingan pendaftaran publik dan penawaran publik perdana. Sementara itu,
IAI lebih berfokus pada bagaimana mengungkapkan atau format pengungkapan
terutama dalam pelaporan keuangan eksternal.

Ketentuan IAI (Standar Akuntansi Keuangan) dapat diberlakukan pula


untuk perusahaan swasta. Ketentuan tentang pengungkapan yang diwajibkan
oleh badan pengawas dituangkan dalam bentuk keputusan Badan Pengawas.
Sedangkan pengungkapan yang diwajibkan oleh IAI dituangkan dalam berbagai
pasal dan tersebar di berbagai pernyataan standar.

Dan berikut ini daftar peraturan badan pengawas menyangkut pengungkapan:

a) Penawaran Umum
 Prospektus Awal dan Info Memo
 Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran
Umum
 Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa
Dana
 Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran
Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil
 Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum
Beragun Aset

b) Pelaporan Rutin
 Laporan Tahunan
 Pedoman Penyajian Laporan Keuangan
 Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik
 Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala
 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
 Keterbukaan Informasi Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang
Dimohonkan Pailit
 Kendala Pengungkapan Laporan Keuangan

Berikut ini beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengungkapan, yaitu:

a) Keengganan perusahaan menyediakan informasi.

Salah satu hal yang menentukan keluasan dan kerincian pengungkapan adalah
tujuan pengungkapan. Tujuan perlindungan biasanya menuntut pengungkapan yang
lebih luas dan lebih rinci. Pengungkapan yang lebih luas biasanya terkendala oleh
keengganan perusahaan untuk menyediakan informasi.

b) Biaya penyediaan informasi harus lebih kecil dari benefit informasi yang
disediakan.
Kendala kriteria ini adalah kesulitan menentukan menentukan manfaat
informasi, meskipun sampai tingkat tertentu biaya dapat diukur dengan cukup teliti.
Bahkan dalam hal tertentu biaya tersebut sangat tidak berarti (mendekati nol). Oleh
karena itu, kriteria ini akhirnya tidak pernah menjadi pertimbangan. Betapapun biaya
penyediaan informasi dapat diabaikan dari segi administratif, informasi tertentu
sangat berharga bagi perusahaan dalam kondisi persaingan. Hendriksen dan Evans
membagi tingkat pengungkapan menjadi tiga konsep pengungkapan yang bergantung
pada peraturan yang dianggap paling diinginkan.
Tiga konsep pengungkapan tersebut adalah:

 Adequate disclosure (Pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan


adalah Adequate Disclosure, yaitu pengungkapan minimum yang dinyatakan
oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat
diinterpretasikan dengan benar oleh investor.
 Fair disclosure (Pengungkapan wajar) 10 Fair disclosure adalah
pengungkapan yang secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar
memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan
menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.
 Full disclosure (Pengungkapan penuh) Full disclosure adalah pengungkapan
yang mengimplikasikan penyajian dari seluruh informasi yang relevan.
Pengungkapan ini sering dianggap berlebihan. Hendriksen berpendapat
terlalu banyak informasi akan membahayakan, karena penyajian atas
informasi tidak penting yang rinci akan mengaburkan informasi yang
signifikan dan membuat laporan sulit untuk diinterpretasikan.

Sifat atau jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk


memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan terbagi menjadi
dua, yakni pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dan pengungkapan
wajib (discretionary disclosure).
 Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure). Pengungkapan sukarela
adalah pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh
perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau
pengungkapan melebihi yang diwajibkan.
 Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure). Pengungkapan wajib
adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan atas apa yang diwajibkan
oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas.
 
Pengungkapan diwajibkan untuk tujuan melindungi, informatif, atau melayani
kebutuhan khusus (differential). Menurut Chariri et al (2007:382), tujuan
pengungkapan dalam laporan keuangan adalah:
 Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor, dan pemakai
lainnya dalam mengambil keputusan secara rasional.
 Memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai
lainnya menilai jumlah, pengakuan tentang penerimaan kas bersih.
 Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan.
 Menyediakan informasi tentang hasil usaha (performance keuangan) suatu
perusahaan selama 1 periode.
 Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai
kepentingan pemilik.
 Untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun. Untuk
menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan kas keluar dimasa
mendatang.
 Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.

III. KESIMPULAN
Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan
minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya
modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan
yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan mengungkapkan lebih
sedikit apabila mereka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia
kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak
DAFTAR PUSTAKA

Soemarso, S.R. 2003. Akuntansi Suatu Pengantar (Buku 2). Jakarta: Salemba Empat.
Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi dan Perekayasaan Laporan Keuangan. Yogyakarta:
BPFE. Yogyakarta
http://e-journal.uajy.ac.id/2662/3/2EA16912.pdf
http://www.duniapelajar.com/2012/01/18/pengertian-jenis-dan-manfaat-disclosure-
pengungkapan-laporan-keuangan/

https://manajemenkeuangan.net/pengungkapan-laporan-keuangan/ 

https://www.academia.edu/12264132/teori_akuntansi_pengungkapan

https://lh3.googleusercontent.com/proxy/m9IJJ9QXHqLX5s4jsf3xmpXGn2UGZnI_Xs24lVS
z2FhcKmyHVX7hCYuk_Pyu3PU2RCq1zIAdyg1phZqWVQ23fSSWRGcALkoLfX-
g0SOoF6V8AvMPinYc9z0GjBRiIAEEGNVsES-QqQ

https://slideplayer.info/slide/2902185/10/images/8/JENIS+JENIS+Pengungkapan+laporan+k
euangan+%2F+DISCLOSURE.jpg

https://www.kompasiana.com/annisa56280/5eda70b9097f366eb2514414/tugas-mata-kuliah-
prof-dr-apollo-daito-pengungkapan-laporan-keuangan?page=all&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai