Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. PENDIDIKAN
MATEMATIKA KELAS TINGGI
PRODI S1 PGSD-FIP

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DAKON MATEMATIKA


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD DI
KABUPATEN GOWA
&
MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA
SEKOLAH DASAR

Nama Mahasiswa : HUMAIROH PURBA


Nim : 1193311062
Jurusan : Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kelas : EKSTENSI-H
Dosen Pengampu :Andri Kristianto Sitanggang, S.Pd.,M.Pd
Mata Kuliah : Pendidikan Matematika Kelas Tinggi

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2021
A. Rasionalisasi (Latar Belakang) Pentingnya CJR
Sering kali kita bingung memilih referensi jurnal untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu jurnal,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
analisis bahasa, pembahasan tentang Evaluasi pembelajaran.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Jurnal Review ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih referensi jurnal, terkhusus pada pokok bahasan tentang
Keterampilan dan memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang kelebihan dan
kekurangan jurnal yang dipilih.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Menumbuh kembangkan pengetahuan dan wawasan akan ilmu pengetahuan
tentang Pendidikan Matematika Kelas Tinggi.
2. Menjelaskan tentang konsep-konsep penting yang berhubungan dengan
Pendidikan Matematika Kelas Tinggi.

C. Manfaat CJR
Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam critical journal review ini adalah untuk
mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai kelebihan dan kekurangan
jurnal yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Dakon Matematika Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas Tinggi SD Di Kabupaten Gowa dan jurnal pembanding berjudul Melatih
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Sekolah
Dasar.

1
REVIEW JURNAL
1 Judul Jurnal Pengaruh Penggunaan Media Dakon Matematika Terhadap Hasil
Utama Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Di Kabupaten Gowa

Judul Jurnal Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam


Pembanding Pembelajaran Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar

2 Jurnal Utama PEPATUDZU: Media Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan

Jurnal Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar


Pembanding
3 Download Jurnal https://journal.lppm-
Utama unasman.ac.id/index.php/pepatudzu/article/view/468

Download Jurnal http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/2


Pembanding 222

4 Volume, Nomor, Volume 15, Nomor 2, e ISSN 2541-5700, dan 118-126 Halaman
ISSN, dan
Halaman Jurnal
Utama
Volume, Nomor, Volume 4, Nomor 2, e ISSN 2580-8915, dan 143-156 Halaman
ISSN, dan
Halaman Jurnal
Pembanding
5 Tahun terbit 2019
Jurnal Utama

Tahun terbit 2017


Jurnal
Pembanding
6 Penulis Jurnal Risnawati, dkk
Utama

Penulis Jurnal Arini Ulfah Hidayati


Pembanding
7 Reviewer Humairoh Purba
8 Tanggal 19 November 2021

2
9 Abstrak Penelitian
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media
Jurnal Utama dakon terhadap hasil belajar siswa SMA di Kabupaten Gowa
kemudian untuk mengetahui pengaruh yang signifikan
penggunaan media dakon terhadap hasil belajar matematika
siswa SMA di Kabupaten Gowa.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melatih keterampilan
Jurnal berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran matematika pada
Pembanding siswa sekolah dasar
Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas
Jurnal Utama tinggi SD yang ada di Kabupaten Gowa yang berjumlah 836
sekolah dasar. Sifat dan karakteristik populasi ini sama
(homogen) karena menggunakan kurikum yang sama. Sehingga
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas
tinggi SD Inpres Paccinongan Kabupaten Gowa sebanyak 26
orang.
Subjek Penelitian Subjek penelitian yang diambil untuk penelitian ini adalah
Jurnal menelaah jurnal hasil penelitian atau artikel ilmiah, buku,
Pembanding dokumen, atau informasi lain yang berhubungan dengan judul
penelitian.
Assesment Data Pengumpulan data menggunakan angket dan data-data dari
sumber seperti buku, jurnal dan para ahli.
Kata Kunci Jurnal Dakon media, mathematics learning outcomes
Utama

Kata Kunci Jurnal keterampilan berpikir tingkat tinggi, pendekatan saintifik,


Pembanding pembelajaran matematika sekolah dasar
10 Pendahuluan
Latar Belakang Hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan
Jurnal Utama siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah menyangkut
pengetahuan, kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan
sesudah penilaian. Hasil belajar ini dijadikan pedoman atau
bahan pertimbangan dalam menentukan kemampuan siswa
Menurut Mujiono (Sundayana, 2013 : 25) “dalam proses belajar

3
mengajar terdapat empat komponen penting yang berpengaruh
bagi keberhasilan belajar siswa yaitu bahan belajar, suasana
belajar, media dan sumber belajar serta guru sebagai subyek
pembelajaran. Media sebagai salah satu komponen yang penting
dipilih berdasarkan tujuan dan bahan pembelajaran yang akan
diajarkan. Sehingga guru harus mampu memilih media yang
tepat untuk memotivasi siswa untuk belajar serta pesan yang
akan disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Hal ini
sejalan dengan pendapat hamalik (Arsyad, 2014 : 19)
mengemukakan bahwa “Pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat, membangkitkan rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Media
dakon matematika dapat dipakai untuk membantu anak belajar
pada konsep bilangan prima dan menentukan bilangan prima,
menentukan faktorfaktor pembagi suatu bilangan, menentukan
kelipatan suatu bilangan, menentukan factor persekutuan atau
kelipatan persekutuan dua bilangan atau lebih, serta mencari
kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar
dari dua bilangan atau lebih. Permainan dakon matematika
merupakan media pembelajaran yang merupakan hasil dari
modifikasi salah satu permainan tradisional Indonesia yaitu
congklak (Linguistika, 2011). Dakon atau congklak dimainkan
dengan cara berpasangan saling berhadapan dengan papan dakon
berada diantara pemain. Setiap pemain memiliki masing-masing
satu lubang penampung dan beberapa lubang kecil lainnya. Oleh
karena itu, pembelajaran dengan menggunakan media dakon
matematika sangat penting untuk menjacapi keberhasil belajar
siswa.
Latar Belakang Dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang lebih baik
Jurnal salah satunya dengan cara memperbaiki mutu pendidikan. Hal ini
Pembanding sesuai tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU No 20 Tahun
2003 yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

4
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mewujudkan cita – cita dari tujuan pendidikan ini maka sebagai
pendidik harus memiliki terobosan yang dapat membawa siswa
kearah yang lebih baik seperti dalam pembelajaran khususnya
hal ini pembelajaran matematika. Matematika selama ini menjadi
momok para siswa yang menganggap bahwa pelajaran
matematika adalah pelajaran yang sulit, penuh rumus dan penuh
angka. Hal ini menjadi PR bagi pendidik agar pembelajaran yang
disajikan harus menyenangkan namun memberikan efek kritis
dan kreatif bagi setiap siswa. Siswa sekolah dasar merupakan
siswa yang masih membutuhkan perhatian besar dan rasa ingin
tahu yang sangat tinggi. Bagi para guru disini merupakan ladang
untuk mengeksplor kemampuan mereka dengan mencoba
melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa
sekolah dasar. Pada dasarnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu salah satunya
pelajaran matematika. Keunggulan keterampilan berpikir tingkat
tinggi dapat menunjang prestasi akademik siswa (Conklin &
Manfro, 2012: 9). Ciri utama keterampilan berpikir tingkat tinggi
adalah kritis dan kreatif (Conklin, 2012: 14). Tuntutan kurikulum
2013 adalah menjadikan siswa lebih kritis dan kreatif, oleh sebab
itu sangat penting sekali untuk melatihkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada siswa sekolah dasar. Peran penting
keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran
matematika terletak pada proses pembelajaran. Siswa akan
terbiasa berpikir kritis dan kreatif baik dalam pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Anderson &
Krathwohl, 2001: 79). Penelitian dalam pendidikan matematika
telah menemukan bahwa pemahaman dan keterampilan paling
baik dikembangkan ketika para siswa diizinkan untuk bergulat

5
dengan ide- ide baru, membuat dan mempertahankan
penyelesaian soal dan berpartisipasi di dalam komunitas pelajar
matematika (Van De Walle, 2002: 13). Oleh sebab itu dalam
proses pembelajaran matematika siswa harus di dorong untuk
aktif dan guru harus memiliki potensi untuk memancing siswa
agar rasa ingin tahunya menjadi tinggi dan mengembangkan
pemahamannya sendiri.
Permasalahan yang terjadi selama ini, guru masih bingung
bagaimana melatih siswa sekolah dasar untuk dapat berpikir
tingat tinggi. Guru dalam kelas memiliki peran penting dalam
mengatur dan memotivasi siswa untuk berpikir tingkat tinggi.
Beberapa motivasi yang dapat dilakukan guru di kelas (Conklin
& Manfro, 2010: 18): (1) membuka dan mengakhiri pelajaran
dengan pertanyaan– pertanyaan yang mengarah pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, (2) menempatkan aktivitas
brainstorming pada pertengahan pelajaran untuk mendorong
siswa menemukan ide dan berpikir kreatif, (3) memberikan tugas
berbasis open ended sebagai pekerjaan rumah untuk mengetahui
kreativitas dan pemahaman mereka terhadap pelajaran yang
sudah dipelajari.
11 Metode Penelitian
Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pendekatan kuantitatif dan Jenis
Jurnal Utama penelitian yang dilakukan adalah True-Experimental Design
adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.
Sedangkan Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah
observasi, Tes, Dokumentasi dengan Prosedur pengumpulan data
Pretest (Tes diberikan sebelum perlakuan), Treatment (Peneliti
memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dengan
menggunakan media pembelajaran dakon matematika, dan
Posttest (Tes diberikan setelah treatment (perlakuan). Teknik
Analisis Data yang digunakan adalah Analisis statistika
inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan

6
menggunakan uji-t. Namun sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
homogenitas. Pengujian normalitas yang digunakan adalah
KolmogorovSmirnov untuk mengetahui apakah data yang
mengikuti populasi berdistribusi normal.
Metode Penelitian Penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan).
Jurnal Menurut Hasan (2013), penelitian kepustakaan yaitu penelitian
Pembanding yang dilaksanakan menggunakan literatur (kepustakaan), baik
berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari
penelitian terdahulu. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan menelaah jurnal hasil penelitian
atau artikel ilmiah, buku, dokumen, atau informasi lain yang
berhubungan dengan judul penelitian. Setelah data terkumpul
selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data dalam
penelitian ini adalah menganalisis dan mensintesis dokumen
tersebut untuk dikaji dan menjadi gagasan baru dalam
menunjang hasil penelitian.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran
Jurnal Utama Dengan Menggunakan Media Dakon Matematika pada Mata
Pelajaran Matematika, dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan
I proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan
media dakon matematika diperoleh presentase tingkat
keefektifan 70,9% berada pada kategori efektif. Sedangkan pada
pertemukan II proses pembelajaran yang dilaksanakan diperoleh
tingkat keefektifan 83,3% yang berada pada kategori sangat
efektif.
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa kelas
eksperimen yang menggunakan media dakon matematika terlihat
lebih tertarik dalam memperhatikan materi yang disampaikan
oleh peneliti. Selain itu, siswa lebih cepat tanggap dalam
pemahaman materi serta lebih aktif dalam pembelajaran
dibandingkan dengan kelas kontrol. Adapun Gambaran Hasil
Belajar Sebelum memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

7
terlebih dahulu diberikan pretest untuk memperoleh data awal
pada kelas eksperimen. Setelah pemberian pretest selanjutnya
diberikan perlakuan dengan menggunakan media dakon
matematika. Setelah pemberian perlakuan selanjutnya yang
dilakukan yaitu memberikan posttest untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Berdasarkan analisis
deskriptif yang dilakukan diketahui bahwa hasil pretest dan
posttest hasil belajar kelas eksperimen berada pada kategori baik
dengan jumlah nilai rata-rata pada pretest yaitu 56,28 dan
posttest yaitu 73,71. Pengaruh Media Dakon Terhadap Hasil
Belajar Berdasarkan hasil uji independen samples t test yang
telah dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kontrol,
diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa.
Perbedaan yang pertama yaitu perbedaan sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan berupa penggunaan media dakon
matematika pada kelas eksperimen dan tidak pada kelas kontrol.
Perbedaan selanjutnya yaitu perbedaan hasil belajar antara kelas
yang melaksanakan pembelajaran menggunakan media dakon
matematika dan hasil belajar kelas yang tidak menggunakan
media dakon matematika. Jika dilihat dari perbedaan sebelum
dan sesudah pemberian perlakuan pembelajaran dengan media
dakon matematika, diketahui bahwa terdapat peningkatan rata-
rata hasil belajar pada kelas eksperimen yaitu 56,28 menjadi
73,71. Hal tersebut menujukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Jika
ditinjaudari rata-rata hasil pretest dan posttest kelas kontrol
diketahui bahwa mengalami peningkatan tetapi tidak sebesar
pada kelas ekspeimen. Selanjutnya ditinjau dari hasil belajar
kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan penggunaan
media dakon matematika dan kelas kontrol. Pada hasil pengujian
yang telah dilakukan dimana hasil pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol diketahui bahwa tidak memiliki perbedaan yang
signifikan dengan nilai signifikansi yang lebih dari 0,05 yaitu

8
sebesar 0,779. Sedangkan nilai rata-rata hasil posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai signifikansi yang
berada dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,000 diketahui bahwa
terdapa perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian tersebut
menunjuukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari
kelas yang mendapatkan perlakuan penggunaan media dakon
matematika dengan yang tidak menggunakan media dakon
matematika. Oleh karena itu hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan media dakon matematika dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa hal tersebut telihat
meningkatkannya minat belajar siswa, keaktifan siswa dalam
belajar, selain itu pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
dengan penggunaan media dakon matematika terhadap siswa
kelas tinggi SD Inpres Paccinongan Kabupaten Gowa.
Hasil Penelitian 1. Perkembangan berpikir Siswa SD
Jurnal Perkembangan usia siswa akan terus berkembang seiring dengan
Pembanding tingkat usianya, Piaget (Rumini, dkk., 1993: 29) menyatakan
bahwa selama dalam suatu tingkat stadium pertama terpindahkan
ke stadium berikutya anak akan mempunyai kognitif baru yang
sebelumnya belum ada. Menurut Piaget (Rumini, dkk., 1993: 29)
siswa SD berada pada stadium pra operasional menuju ke
stadium operasional kongkrit. Artinya siswa SD dalam
pembelajaran masih membutuhkan bimbingan guru,
membutuhkan alat bantu dalam merealisasikan konsep yang
dipahaminya. Pada dasarnya anak–anak tumbuh menjadi
generasi yang unggul tidak akan tumbuh dengan sendirinya.
Menurut J. Locke dalam Hamalik (2013: 100) berpandangan
bahwa jiwa anak bagaikan tabula rasa, sebuah meja lilin yang
dapat ditulis dengan apa saja bagaimana keinginan si pendidik.
Tidak ada bedanya dengan sehelai kertas putih yang dapat ditulis
dengan tinta berwarna apa saja, merah atau hitam, dan
sebagainya. Peran guru sangat penting bagi siswa bukan hanya
mengajarkan suatu pelajaran saja namun juga membimbing dan

9
memberikan keteladanan yang baik. Tujuan mengenal murid
menurut Hamalik (2013: 101) dengan maksud agar guru dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangannya secara efektif,
dapat mengenal dan memahami murid dengan saksama, agar
guru dapat menentukan dengan saksama bahan-bahan yang akan
diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang serasi,
mengadakan diagnosis atas kesulitan. Dalam kaitannya dengan
perkembangan berpikir siswa SD/ MI, guru perlu mengetahui
benar sifat –sifat dan karakteristik siswa agar dapat memberikan
pembinaan dengan baik dan tepat. Perubahan – perubahan yang
terjadi pada anak usia 6-12 tahun terkait dengan perkembangan
kognitif menurut Jean Piaget (Syaodih & Sumantri, 2006: 49),
pertama melukiskan tentang tahapan operasi konkrit, kedua,
berbagai pendekatan yang difokuskan pada proses informasi
terhadap peningkatan memori (ingatan) dan komunikasi serta
pemecahan masalah; dan ketiga ukuran intelegensi untuk
dapat memperkirakan kemampuan akademik.Pada fase operasi
konkrit anak telah sanggup untuk memahami banyak konsep
matematika, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu-ilmu sosial secara
intuitif dan konkrit. Senada dengan hal tersebut Novikasari
(2009: 2) menyatakan bahwa perkembangan intelektual sangat
substansial, karena sifat egosentrik, anak menjadi lebih bersifat
logis. (Hidayati, 2017)
2. Pengertian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Para ahli memiliki sudut pandang berbeda dalam
mengdefinisikan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Menurut
Lewis & Smith (1993: 136) menyatakan bahwa: “Higher order
thinking occurs when a person takes new information and
information stored in memory and interrelates and/ or rearanges
and extends this information to achieve a purpose or find
possible answers in perplexing situations”. Dari pendapat ini
terlihat bahwa berpikir tingkat tinggi terjadi ketika seseorang
memperoleh informasi baru dan disimpan dalam memori dan

10
saling berkaitan atau menata ulang atau memperluas informasi
tersebut untuk mencapai tujuan atau menemukan kemungkinan
jawaban dalam kondisi yang membingungkan. Sedangkan
menurut Brookhart (2010: 3) keterampilan berpikir tingkat tinggi
dikategorikan kedalam 3 bagian yaitu: (1) “ ... define higher
order thinking in terms of transfer”. (2) “... define it in terms of
critical thinking”. Dan (3) “... deine it in terms of problem
solving”. Dalam hal ini definisi keterampilan berpikir tingkat
tinggi dikategorikan kedalam 3 bagian yaitu (1) sebagai bentuk
hasil transfer hasil belajar, (2) sebagai bentuk berpikir kritis, dan
(3) sebagai proses pemecahan masalah.
Mengimplementasikan keterampilan berpikir tingkat tinggi
dalam kelas bukanlah hal yang mudah, tentunya harus ada usaha
yang maksimal dalam mewujudkannya. Guru dalam kelas
memiliki peran penting dalam mengatur dan memotivasi siswa
untuk berpikir tingkat tinggi, berikut ini beberapa motivasi yang
dapat dilakukan guru di kelas menurut Conklin & Manfro (2010:
18) : a. Membuka pelajaran dengan pertanyaan–pertanyaan yang
mengarah pada HOTS untuk mengawali diskusi dan debat. b.
Mengakhiri pelajaran dengan pertanyaan–pertanyaan HOTS
yang digunakan sebagai alat penilaian. c. Menempatkan
aktivitas brainstorming pada pertengahan pelajaran untuk
mendorong siswa menemukan ide dan berpikir kreatif. d.
Memberikan tugas berbasis open ended sebagai pekerjaan
rumah untuk mengetahui kreativitas dan pemahaman mereka
terhadap pelajaran yang sudah dipelajari. Salah satu tujuan
pembelajaran matematika adalah siswa mampu mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, strategi dan motivasi di atas
dapat membantu guru untuk mengimlementasikan HOTS di
kelas, namun bukan hanya itu, tuntutan guru untuk memiliki
keterampilan dalam memberikan soal– soal yang mengukur
HOTS siswa juga penting dan guru juga dapat membedakan soal
HOTS maupun LOTS. Berikut merupakan analisis contoh soal

11
yang mengukur LOTS pada mata pelajaran matematika SMP
(Yee, 2000: 53)
3. Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SD
Pembelajaran matematika menurut pandangan kontruktivisme
adalah meberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkontruksi atau menemukan prosedur sendiri dalam
memecahkan masalah (Cobb, 1992). Ketika siswa memberikan
jawaban, guru mencoba untuk tidak mengatakan jawabannya
benar atau salah. Namun guru harus mendorong siswa untuk
setuju atau tidak setuju kepada ide seseorang dan saling bertukar
pendapat sampai menemukan persetujuan yang masuk akal.
Lebih jauh lagi menurut para ahli kontruktivis merekomendasi
untuk menyediakan lingkungan belajar dimana siswa dapat
mencapai konsep dasar, keterampilan algoritma proses heuristic
dan kebiasaan bekerjasama dan berefleksi (Cobb, 1992: 187).
Tujuan dari belajar matematika selain mendapatkan pengetahuan
juga melatih kemampuan berpikir siswa (Rosnawati, 2009, p.6).
Menggiring siswa agar memiliki keterampilan berpikir tingkat
tinggi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, perlu
proses dan ketelatenan guru dalam membimbingnya.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi, karakteristiknya antara lain
kritis dan kreatif (Ministry of Education Malaysia, 2002, p.4) dan
menggunakan pemecahan masalah. Gurupun ternyata juga
mengalami kesulitan dalam mengajarkan bagaimana cara
menyelesaikan masalah dengan baik (Suherman, dkk, 2003:92).
Pendekatan saintifik memiliki beberapa langkah seperti yang
tercantum Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 menyatakan
bahwa Pendekatan saintifik merupakan suatu proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan mengamati, menanya mengumpulkan informasi, manalar
dan mengkomunikasikan. Keunggulan pendekatan saintifik
diantaranya meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,

12
dapat membentuk keterampilan siswa dalam menyelesaiakan
masalah secara sistematik, terciptanya kondisi pembelajaran
dimana siswa merasa belajar itu merupaka kebutuhan, diperoleh
hasil yang tinggi, melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-
ide, dan untuk mengembangkan karakter siswa (Machin, 2014, p.
28). Pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika
memiliki tujuan untuk mengembangkan pembelajaran ke arah
belajar yang komprehensif dan multidimensional mengenai isi
dan konsep matematika (Atsnan & Gazali, 2013: 431). Ide dasar
pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika adalah
mendorong pembelajaran matematika dalam konteks ilmiah dan
kegiatan siswa (Beckmann, 2009: 9), Oleh karena itu kurikulum
2013 yang digunakan dalam pembelajaran matematika saat ini
penting dalam mendorong siswa untuk bertindak dan berpikir
ilmiah. (Risnawati et al., 2019)
Daftar Pustaka Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta.
Jurnal Utama RajaGrafindo Persada. Aspriliana,Rizkia.2018. Pengaruh Media
Dakon Bilangan Terhadap Hasil Belajar FPB dan KPK Siswa
SDN 34 Pontianak. JIPP, Vol. 7 (3) :6-7. Gafur, Abdul. 2012.
Desain Pembelajaran. Yogyakarta. Penerbit Ombak Hamzah,
Nina Lamatenggo. 2014. Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Hidayat, Asep. 2016.
Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika (Dakota)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi. Jakarta.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Kristina Mardiana. 2014.Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Dakon
Bilangan Kelas IV SDN 06 jurnal pendidikan dan pembelajaran
UNTAN. https://www.neliti.com/id/journals/jurnalpendidikan-
dan-pembelajaran-untan Kunandar. 2013. Penilaian Autentik.
Jakarta. RajaGrafindo Persada. Linguistika,Yulia dan Ikfan
Febriyana. 2011. Permainan Dakonmatika Sebagai Media
Pembelajaran Matematika Topik Faktor Persekutuan Terbesar

13
(FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) bagi Siswa
Sekolah Dasar. Makalah. Disajikan dalam Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta. 3
Desember 2011. Mahmud. 2011. Merode Penelitian
Pendidikan.Bandung. Pustaka Setia. Mardiana, Kristina. 2014.
Peningkatan Akrivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Dakon Bilangan Kelas IV SDN 06. Skripsi. Pontianak.
Universitas Tajung Pura. Nunu Mahnun. 2012. Kajian terhadap
Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam
Pembelajaran. Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-
Juni 2012.
http://ejournal.uinsuska.ac.id/index.php/Anida/issue/view/86/sho
wToc Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya Sadiman Arief, dkk.
2012. Media Pendidikan. Jakarta. Rajagrafindo Persada.
Siregar,syofian. 2014. Statistik Parametrik Untuk Penelitian
Kuantitatif. Jakarta. Bumi aksara. Sukardi. 2013. Metodologi
penelitian pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara
Daftar Pustaka L.W. Anderson dan D.R. Krathwohl. 2001. A Taxonomy for
Jurnal Learning, Teaching, and Assesing;A revision of Bloom’s
Pembanding Taxonomy of Education Objectives. Addison Wesley Lonman
Inc. New York.
M.F. Atsnan, & R.Y. Gazali. 2013. Penerapan Pendekatan
Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII
Materi Bilangan (Pecahan). Prosiding Seminar Nasional
Matematika Jurusan Matematika, FMIPA UNY, 54, 429-436 S.
M. Brookhart. 2010. How to assess higher order thinking skillss
in your classroom. ASCD. Alexandria.
W. Conklin & J. Manfro. 2012. Higher order thinking skills to
develop 21st century learners. Shell Education Publishing, Inc.
Huntington. W.Conklin & J. Manfro. 2010. Higher order
thinking skills to develop 21st century learners. Shell Education
Publishing, Inc. Huntington.

14
S. Krulik & J.A. Rudnick. 1995. The new sourcebook for teacing
reasoning and problem solving in elementary school. Allyn and
Bacon. Boston. Ministery of Education Malaysia. 2002.
Integrated curriculum for secondary schools curriculum
specifications science form 2.
R. Pramukti, Usodo. B & S. Subanti. 2015. Eksperimentasi
model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis
masalah dengan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang
ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa kelas
VIII SMP Negeri Se kabupaten Sragen Tahun Pelajarn 2014/
2015. Jurnal elektronik pembelajaran matematika, 3 (66)
Republik Indonesia. 2003. Undang – Undang RI Nomor 20
Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
R. Rosnawati. 2009. Enam tahapan aktivitas Dalam
pembelajaran matematika untuk mendayagunakan berpikir
tingkat tinggi siswa. Seminar Nasional 16 Mei 2009.
S. Rumini, M. D. Mahmud, S .Sundari, Y. Ayriza. 1995.
Psikologi pendidikan. UNY Press. Yogyakarta. J.R. Savery & T.
M. Duffy. 1995. Problem Based Learning: An instructional
model and its constructivist framework
Suherman, Turmudi, Suryadi Rohayati. 2003. Strategi
pembelajaran matematika Contemporer. UPI . Bandung.
12 Analisis Jurnal

Kekuatan/ 1. Tata bahasa atau gaya penulisan yang dipergunakan dalam


Keunggulan penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga
Jurnal Utama memudahkan pembaca untuk mengerti bagaimana penelitian
tersebut dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh dengan
tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian.
2. Judul penelitian cukup jelas dan rinci, akurat, tidak ambigu,
dan menggambarkan apa yang akan diteliti.
3. penulis dapat mengembangkan beberapa poin-point kecil
namun cukup penting untuk di kaji, dan penulis
melakukannya dengan cukup baik.

15
4. Penulis mampu mengemukakan pendapat dari beberapa para
ahli.

Kekuatan/ 1. Terdapat teori-teori dari beberapa para ahli yang menguatkan


Keunggulan penelitian ini.
Jurnal 2. Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari
Pembanding pendahuluan atau latar belakang dari permasalahan
3. Penjelasannya mudah dimengerti sehinga mudah untuk
dicerna.
4. Judul penelitian cukup jelas dan rinci, akurat, tidak ambigu,
dan menggambarkan apa yang akan diteliti.
Kelemahan Jurnal 1. Dalam jurnal ini tidak di tampilkan jangka waktu penelitian
Utama 2. Penulis hanya mencantumkan Abstract berbahasa inggris

Kelemahan Jurnal 1. Penulis hanya menggunakan Abstract berbahasa indonesia


Pembanding 2. Dalam jurnal ini tidak di tampilkan jangka waktu penelitian.
13 Kesimpulan Media dakon matematika memberikan dampak yang positif
terhadapa hasil belajar siswa, lebih efektif digunakan dalam
pembelajaran hal tersebut terlihat perbedaan dari nilai rata-rata
pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol, hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen meningkat dibandingkan dengan
hasil belajar siswa kelas kontrol. Penggunaan Media dakon
matematika berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas tinggi
SD Inpres Paccinongan Kabupaten Gowa. Hal tersebut terlihat
pada perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan media dakon matematika dan tidak menggunakan
media dakon matematika dengan nilai signifikan uji t hasil
posttest kelas eksperimen dan kontrol yang lebih kecil dari 0,05
yaitu 0,031 yang artinya berbeda secara signifikan.
Secara sadar tidak mudah guru dalam membuat dan melatih
siswa berpikir tingkat tinggi, terutama dalam membuat soal- soal
terbuka dan penggunaan kata tanya yang sesuai, karena tidak
semua soal matematika mudah dibuat soal terbuka. Perlu bagi
guru melatih diri untuk membuat soal – soal terbuka yang

16
memadai. Hal ini akan berpengaruh pada siswa untuk
mendapatkan lulusan yang berkompeten, kritis dan kreatif. Guru
perlu juga mengimplementasikan suatu pendekatan atau model
pembelajaran yang dapat mendorong siswa berpikir tingkat
tinggi seperti pendekatan saintifik dan juga pendekatan problem
based learning. Kedua pendekatan itu didesain secara khusus
untuk melatih siswa berpikir kritis dan kreatif.
14 Saran Besar harapan penulis akan menjadi lengkapnya Jurnal ini
dikemudian hari maka dari itu penulis diharapkan mampu
menerima kritik dan saran dari para pembaca. Penulis
mengharapkan dapat mengembangkan Jurnal ini menjadi lebih
baik sehingga lebih menarik minat pembaca. Kekurangan yang
telah disampaikan kiranya dapat diminimalisir Sehingga CJR ini
menjadi lebih baik.
15 Referensi Hidayati, A. U. (2017). TERAMPIL Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar Volume 4 Nomor MELATIH
KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA
SISWA SEKOLAH DASAR. Pendidikan Dan Pebelajaran
Dasar, 4(20), 143–156.
Risnawati, R., Wibowo, A., & Bahar, B. (2019). Pengaruh
Penggunaan Media Dakon Matematika terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas Tinggi SD di Kabupaten Gowa.
Pepatudzu : Media Pendidikan Dan Sosial
Kemasyarakatan, 15(2), 118.
https://doi.org/10.35329/fkip.v15i2.468

17

Anda mungkin juga menyukai