Anda di halaman 1dari 28

Eksperimen Fisika I

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 02 April 2021. Pada pukul
13.30 wita sampai selesai. Bertempat di laboratorium optik dan fisika modern,
fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

1. Geiger Muller counter, berfungsi sebagai pengubah radiasi menjadi pulsa


elektronik.
2. Bahan radioaktif, berfungsi untuk memancarkan partikel.
3. End window counter, berfungsi sebagai sensor yang menangkap pancaran
radiasi.

3.3 Prosedur percobaan

Adapun prosedur percobaan yang dilakukan adalah :

1. Merangkai peralatan yang digunakan seperti pada gambar 1.


2. Keluarkan bahan radioaktif di kotaknya (biarkan dalam keadaan tertutup).
3. Mengkalibrasi alat dengan memutar tutup dari end windows counter lalu
menekan clock stop dan reset sehingga menunjukkan angka nol.
4. Dengan hati-hati, memutar tutup end Windows counter.
5. Meletakkan ujung end Windows pada bahan radioaktif.
6. Mengukur dimulai dengan menekan tombol start counter dan stop lock pada
waktu yang bersamaan. Mengamati dan mendengarkan suara loudspeaker.
7. Mengisi tabel pengamatan pada tabel 1.
8. Apabila telah selesai, tutuplah kembali end Windows komputer dan bahan
radioaktif dengan hati-hati. Mencatat data yang didapatkan pada data tabel
1.

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

lmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini mengalami perkembangan


yang sangat pesat, demikian halnya bidang teknologi nuklir telah banyak
digunakan diberbagai bidang misalnya instrumentasi nuklir untuk industri. Dalam
pemanfaatan teknologi nuklir selain memberikan manfaat yang besar juga ada
dampak negatifnya akibat bahaya atau paparan radiasi yang ditimbulkan.
Karena sifat-sifat radiasi tidak tampak oleh penglihatan, maka untuk
mengetahui/mendeteksi keberadaan radiasi baik jenis maupun aktivitasnya dengan
menggunakan alat ukur radiasi. Secara garis besar, penggunaan alat ukur radiasi
dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu untuk kegiatan proteksi radiasi dan
untuk kegiatan aplikasi/penelitian radiasi nuklir. Alat ukur radiasi yang digunakan
untuk kegiatan proteksi radiasi harus dapat menunjukkan nilai intensitas atau
dosis radiasi yang mengenai alat tersebut sehingga seorang pekerja radiasi dapat
langsung mengambil tindakan tertentu setelah membaca alat ukur yang
digunakannya.
Sedangkan alat ukur yang digunakan di bidang aplikasi radiasi/penelitian
biasanya ditekankan untuk dapat menampilkan nilai kuantitas radiasi atau
spektrum energi radiasi yang digunakan. Setiap alat ukur radiasi, baik yang
digunakan untuk mengukur kuantitas energi, intensitas maupun dosis radiasi
selalu terdiri dari dua bagian utama yaitu detektor dan peralatan penunjang.
Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang bila terkena
radiasi akan menghasilkan tanggapan (response) tertentu yang lebih mudah
diamati, sedangkan peralatan penunjang, biasanya merupakan peralatan
elektronik, berfungsi untuk mengubah tanggapan detektor tersebut menjadi
informasi yang dapat diamati oleh panca indera manusia atau dapat diolah lebih
lanjut menjadi informasi yang berarti. Ada beberapa jenis detektor sebagai alat
ukur radiasi, yaitu detektor isian gas, detector semikonduktor, detektor sintilasi,
dan detektor film.
Detektor gas isian merupakan detektor yang paling banyak digunakan untuk
mengukur radiasi. Secara umum, detektor gas isian khususnya detektor Gieger
Muller (GM) mempunyai keunggulan pada konstruksinya yang sederhana.
Disamping itu yang bersifat portable jika digunakan sebagai alat ukur radiasi
banyak digunakan di bidang litbang industry nuklir, perusahaan/industri, Lembaga

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

penelitian/litbang, kesehatan, dan pendidikan. Namun demikian harga detektor


GM masih relatif mahal dan ketersediaan di pasar dalam negeri masih relative
sedikit.
Radioaktivitas adalah salah satu konsep fisika yang mempelajari terkait
suatu unsur yang tidak stabil. Salah satu sub konsep yang dipelajarinya yaitu
peluruhan radioaktif Peluruhan radioaktif adalah peristiwa dimana sebuah inti
atom yang tidak stabil kehilangan energi (berupa massa dalam diam) dengan
melepaskan emisi partikel, sehingga membentuk kestabilan baru. Dalam
mempelajari konsep ini diperlukan pemahaman yang sangat tinggi karena konsep
radioaktvitas merupakan salah satu konsep yang abstrak. Dengan adanya batasan
masalah tersebut, maka menjadi hal yang melatar belakangi percobaan ini. Maka
dari itu, penulis melakukan percobaan menghitung efisiensi dan tegangan kerja
detektor Geiger Muller.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan daripraktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeteksi pancaran radiasi oleh bahan radioaktif dengan menggunakan


Geiger Muller Counter.
2. Mendeteksi suara yang datang dari loudspeaker pada Geiger Muller
Counter.
3. Menentukan jumlah pulsa (n) yang ditunjukkan pada Geiger Muller Counter
untuk waktu yang berbeda.
4. Menentukan rata-rata pulsa (N=jumlah pulsa per waktu ) pada beberapa
interval dan perbandingan hasilnya).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Radiasi sering dianggap menyeramkan dan membahayakan. Manusia tidak


memiliki panca indera yang mampu mendeteksi adanya radiasi. Radiasi tidak
dapat dilihat, dirasakan atau diketahui keberadaannya. Padahal di sekitar kita baik
di rumah, di kantor, maupun di tempat-tempat umum, ternyata banyak sekali
radiasi. Diruangan tertutup maupun lingkungan terbuka sangat mungkin ada

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

paparan radiasi, yang sering terjadi tanpa ada kelengkapi dengan proteks radiasi.
Dengan demikian perlu dilakukan upaya untuk melakukan kegiatan keselamatan
dan kesehatan kerja dengan melalui tindakan proteksi radiasi, baik berupa
kegiatan survey radiasi atau personal monitoring. Penelitian ini dilakukan untuk
meminimalkan tingkat paparan radiasi yang diterima manusia, baik didalam
maupun di luar lingkungan sekitar yang banyak terdapat sumber radiasi
gelombang elektromagnetik. Salah satu cara untuk mengetahui paparan radiasi
tersebut dengan menggunakan alat pendeteksi radiasi gelombang elektromagnetik
yang diletakkan diruangan perawatan di ruang rawat rumah sakit, agar para
perawat dapat mengetahui jumlah radiasi yang ada disekitar pasien sehingga
pasien tidak mendapatkan radiasi yang berlebihan. Radiasi elektromagnetik adalah
kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat
melewati ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Jika ditinjau dari
muatan listrik, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi non
pengion. Yang termasuk ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X, partikel alfa
(α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), partikel neutron. Sedangkan yang termasuk
ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro,
inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet (Wijaya dkk, 2019).
Jika terdapat dua bahan yang berbeda yang dialiri arus listrik, maka diantara
kedua bahan tersebut akan timbul medan listrik. Pada tabung detector bentuk
silinder yang berporos konsentris. Jari-jari tabung bagian luarnya (katoda) adalah
b dan jari-jari kawat yang terbentang di bagian dalam (anoda) adalah a dengan r
adalah jari-jari tabung antara a dan b, atau a < r < b. untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Jari-jari tabung (r) antara a dan b.

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Apabila V adalah beda potensial dari tabung tersebut pada jarak r, maka didapat
persamaan sebagai berikut :
V( r) = − ∫ E dr (2.1)
Untuk detektor yang berbentuk silinder dengan pusat muatan adalah poros silinder
dan berjarijari r, maka jumlah garis gaya yang menembus seluruh selimut silinder
akan berbanding dengan kuat medan listriknya. Menurut hukum Gauss dinyatakan
dalam persamaan berikut :
ΔN/ ΔAn = ε 0 E (2.2)
dengan ΔN adalah jumlah garis gaya yang menembus tegak lurus seluruh selimut
silinder, ΔAn adalah luas bidang yang ditembus garis-garis tebus gaya, ε0 adalah
permitivitas udara/ ruang hampa dan E adalah kuat medan listrik. Detektor
Geiger-Müller merupakan jenis detektor isian gas yang bekerja pada daerah
Geiger-Muller. Detektor Geiger-Muller mempunyai sifat khusus yaitu tidak dapat
membedakan besarnya energi yang masuk ke dalamnya. Hal ini disebabkan
karena tinggi pulsa yang terjadi tidak tergantung pada besarnya energi radiasi
yang datang. Untuk penggunaan bukan spektrometri energi maka detector Geiger-
Müller banyak memberikan keuntungan, karena cara pengoperasian dan
konstruksinya lebih sederhana. Secara sederhana skema detektor Geiger Muller
berbentuk tabung silinder ditunjukkan pada gambar 2. Untuk silinder An = 2.π.r.l,
r dan l masingmasing jari-jari dan panjang silinder, maka persamaan (2.2)
menjadi
ΔN/ ε0 2 πr l = E (2.3)
dengan mensubstitusikan persaman (2.3) ke persamaan (2.1) didapat :

(2.4)

(2.5)

dari persaman (2.3) dan persaman (2.5) didapat :

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

(2.6)

Gambar 2. Detektor berbentuk tabung silinder dengan pusat muatannya adalah


poros silinder dan jari-jari tabung adalah r.
Jika tegangan V dinaikkan lebih tinggi maka peristiwa pelucutan elektron
sekunder atau avalance akan semakin besar dan elektron sekunder yang terbentuk
banyak sekali. Akibatnya, anoda diselubungi oleh muatan negatif elektron,
sehingga peristiwa ionisasi akan terhenti. Karena gerak ion positif ke dinding
tabung (anoda) lambat maka ion-ion ini dapat membentuk semacam lapisan
pelindung positif pada permukaan dinding tabung. Keadaan yang demikian ini
disebut efek muatan ruang atau space charge effect. Detektor Geiger Muller yang
berfungsi sebagai alat pendeteksi zarah radiasi mempunyai beberapa
karakateristik diantaranya plateau, slope, tegangan ambang (threshold). Daerah
tegangan kerja detektor GM disebut daerah plateau. Daerah plateau adalah daerah
dimana pada kenaikan tegangan detektor, menghasilkan kenaikan jumlah cacah
yang kecil, sehingga banyak pulsa yang tercacah relatif sama. Apabila batas
plateau dilampaui, kenaikan jumlah cacah akan melonjak pada setiap penambahan
tegangan sedikit saja. Panjang plateau suatu detektor GM yaitu dari tegangan
ambang sampai pada batas tegangan permulaan terjadinya proses lucutan. Panjang
dan kemiringan plateau menentukan kualitas detektor. Detektor GM yang baik
mempunyai plateau yang panjang dan slope yang kecil. Kurva karakteristik
detektor GM yang menyatakan hubungan antara jumlah cacah per satuan waktu
terhadap tegangan kedua elektroda seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3.

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Gambar 2.3. Kurva karakteristik detektor Geiger- Müller.


Keterangan gambar 2.3 :
A : Tegangan awal (Starting Voltage),
B : Tegangan ambang (Threshold voltage),
C : Tegangan batas, mulai timbul kerusakan
(Break down),
B-C : Daerah plateau Geiger-Müller atau daerah
kerja.
Untuk pengoperasiannya, detektor GM sebaiknya diberi tegangan pada tengah-
tengah daerah plateau. Pada Gambar 2.3. dapat dilihat bahwa daerah plateau
bentuk kurvanya tidak datar melainkan sedikit miring. Kemiringan daerah plateau
disebut slope. Jika harga slope makin kecil, maka daerah plateau makin datar
berarti detektor makin baik. Besarnya slope dinyatakan dalam % per 100 volt

(2.7)

dimana
N1 = Jumlah cacah persatuan waktu pada tegangan V1,
N2 = Jumlah cacah persatuan waktu pada tegangan V2,
V1 = Besar tegangan 1
V2 = Besar tegangan 2.

(Irianto dkk,2019).

Radioaktivitas adalah salah satu konsep fisika yang mempelajari terkait


suatu unsur yang tidak stabil. Salah satu sub konsep yang dipelajarinya yaitu
peluruhan radioaktif Peluruhan radioaktif adalah peristiwa dimana sebuah inti
atom yang tidak stabil kehilangan energi (berupa massa dalam diam) dengan

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

melepaskan emisi partikel, sehingga membentuk kestabilan baru Besarnya


radioaktivitas unsur radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta peluruhan
(λ) dan waktu paruh (t1/2⁄). Dalam mempelajari konsep ini diperlukan
pemahaman yang sangat tinggi karena konsep radioaktivitas merupakan salah satu
konsep yang abstrak. Salah satu cara mempermudah siswa memahami konsep
yang abstrak, yaitu melalui percobaan secara langsung. Namun, untuk konsep
radioaktivitas tidak dapat dilakukan percobaan secara langsung. Hal tersebut
dikarenakan tingkat bahaya yang sangat tinggi jika siswa harus berhadapan
langsung dengan unsur radioaktif. Oleh sebab itu, dibuatlah sebuah alat bernama
illustration board of radioactive decay. Sebuah alat yang menerapkan konsep
pengisian dan pengosongan kapasitor untuk mengilustrasikan konsep peluruhan
radioaktivitas. Selain untuk mengilustrasikan konsep peluruhan radioaktivitas, alat
tersebut juga dapat digunakan untuk mencari konstanta peluruhan radioaktif dan
waktu paruh. Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom memancarkan radiasi
menjadi inti stabil. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa peluruhan radioaktif merupakan peristiwa dimana sebuah inti atom yang
tidak stabil kehilangan energi (berupa massa dalam diam) dengan melepaskan
emisi partikel, seperti partikel alfa, beta, positron, dan sinar gamma, sehingga
membentuk kestabilan baru. Bahwa aktivitas zat radioaktif merupakan laju
peluruhan inti radioakif. Semakin besar aktivitas, semakin banyak inti yang
meluruh per satuan waktu. Dimana aktivitas (𝐴) merupakan perubahan jumlah
(pengurangan) inti radioaktif yang meluruh setiap satuan waktu. Ketika sampel
meluruh, jumlah intinya berkurang sebanyak 𝑁. Besarnya aktivitas zat radioaktif
ditentukan oleh konstanta peluruhan (λ ) yang menyatakan laju peluruhan tiap
detik dan waktu paruh (t1/2) (Rachma dkk, 2019).

   Detektor Geiger Muller sering disebut sebagai pencacah Geiger-Muller,


yaitu sebuah alat untuk mengukur besarnya radiasi yang dipancarkan oleh suatu
bahan. Detektor ini dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi sinar alpha dan
beta. Geiger Muller dapat bekerja karena di dalamnya terdapat sensor yaitu
sebuah tabug Geiger-Muller. Tabung ini berisi gas dan biasanya yang digunakan
adalah gas Argon (Knall,1979).

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Bagian-bagian detector Geiger Muller yaitu :

- Katoda = yaitu dinding tabung logam yang merupakan elektroda negatif. Jika
tabung terbuat dari gelas, maka dinding tabung harus dilapisi logam tipis. 

- Anoda = kawat tipis atau wolfram yang terbentang ditengah-tengah tabung.


Anoda sebagai elektroda positif. 

- Isi tabung = gas bertekanan rendah, biasanya gas beratom tunggal di campur gas
poliatom biasanya banyak yang digunakan adalah Argon dan Helium (Reynaldo,
2001).
Apabila zarah radiasi masuk ke dalam tabung, maka radiasi akan
mengionisasi gas isian. Banyaknya pasangan electron-ion yang terjadi pada
detector Geiger Muller tidak sebanding dengan tenaga zarah radiasi yang datang.
Hasil ionisasi ini disebut electron primer. Karena antara anoda dan katoda
diberikan beda teganagn maka akan timbul medan listrik pada keduanya. Ion
positif bergerak kea rah dinding katoda, sedangkan electron ion negative bergerak
ke anoda. Dengan tenaga yang relative tinggi maka electron mampu mengionisasi
atom-atom sekitarnya, sehingga menimbulkan pasangan electron-ion sekunder.
Pasangan electron-ion sekunder masih menimbulkan electron-ion tersier dan
seterusnya. Sehingga akan terjadi lucutan yang terus menerus(Priyantoro, 1999).
Detektor isian gas prinsip kerjanya memanfaatkan terjadinya ionisasi gas
isian pada medium aktif dalam detektor akibat adanya interaksi dengan zarah
radiasi maka akan timbul pasangan ion-elektron. Dengan adanya beda potensial
pada anoda dan katoda maka akan timbul medan listrik, sehingga pasangan ion-
elektron akan terpisahkan. Ion akan bergerak ke arah katoda dan elektron bergerak
ke anoda.

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Gambar 2.4 Skema Detektor Geiger Muller


Pencacahan yang terbentuk bergantung pada besar tegangan yang dikenakan pada
detektor. Ketika tegangan yang terus dinaikkan tidak lagi ada kesebandingan dan
tinggi pulsa tidak bergantung pada besar tenaga radiasi yang dideteksi, daerah ini
dinamakan daerah Geiger Muller. Daerah Geiger Muller (gambar 2.4) yang
dianggap kurva plateau merupakan rentang tegangan dalam tabung pencacah gas.
Pada daerah I (Rekomendasi) , ketika tegangan yang dikenakan masih rendah,
elektron dan ion positif yang terbentuk akan segera bergabung kembali. Kalau
tegangan terus dinaikkan, maka kemungkinan terjadinya penggabungan kembali
elektron dan ion positif dapat diabaikan. Ion-ion yang sampai elektroda akan
menghasilkan suatu sinyal pulsa. Daerah ini dinamakan daerah Ionisasi (II).
Karena kenaikan tegangan, pada daerah III (daerah Proporsional) elektron yang
dibebaskan akan mempunyai tenaga gerak yang cukup besar untuk mengakibatkan
ionisasi sekunder, mengionkan atom-atom gas lainnya karena tumbukan. Hal ini
menaikkan jumlah muatan yang dikumpulkan pada elektroda dan menaikkan
tinggi pulsa yang dihasilkan. Dalam daerah IV, tegangan terus dinaikkan maka
tidak ada lagi kesebandingan dan tinggi pulsa tidak lagi bergantung besar tenaga
radiasi yang dideteksi. Daerah ini dinamakan daerah Geiger Muller. Di atas
daerah Geiger Muller, apabila tegangan terus dinaikkan maka akan terjadi lucutan
listrik secara terus menerus dalam tabung gas dan akibatnya detektor menjadi
rusak.

Keterangan gambar:
I (Daerah Rekomendasi), II ( Daerah Ionisasi), III ( Daerah Proporsional), IV
(Daerah Geiger Muller)
(Hilyana,2017).

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Radiasi sinar-x merupakan pancaran energi yang berasal dari proses proses
bremsstrahlung yaitu pancaran radiasi gelombang elektromagnetik apabila
electron dipercepat dalam medan listrik inti atom. Faktor-faktor yang
mempengaruhi energi radiasi salah satunya yaitu tegangan tabung sinarx atau
beda potensial antara anoda dan katoda. Energi radiasi sinar-x berbanding lurus
dengan kuadrat tegangan tabung. Semakin besar tegangan tabung yang digunakan
semakin besar energi radiasi sinar-x yang ditimbulkan, sebaliknya semakin rendah
tegangan tabung yang digunakan maka energi radiasi sinar-x yang dihasilkan
semakin kecil. Interaksi radiasi dengan air (H2O) dalam proses radiolisis air akan
menghasilkan ion radikal radikal bebas (H* dan OH*). Radiakal bebas adalah
suatu atom atau molekul yang bebas, tidak bermuatan dan mempunyai sebuah
elektron yang tidak berpasangan pada orbit terluarnya. Secara kimia radikal bebas
sangat reaktif dan toksik. Radikal bebas yang terbentuk dapat saling bereaksi
menghasilkan suatu molekul hidrogen peroksida yang stabil dan toksik yang dapat
menimbulkan kerusakan molekulmolekul penting dalam sel (Fakhrurreza,2018).

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

DAFTAR PUSTAKA
Fakhrurreza, M., & M, Puput Khusniatul. 2018. Pengaruh Bnayaknya Radiasi dan
Perubahan Energi Sinar-X terhadap Peningkatan Pembentukan Radikal
Bebas pada Air. JHeS. Vol 2(1): 34-40.
Hilyana, F.S. 2017. Penentuan Tegangan Operasional Pada Detektor Geiger
Muller dengan Perbedaan Jari-jari Window Detektor. Jurnal SIMETRIS.
Vol. 8(1):393-398.
Irianto., M. Emy., & Sayono. 2019. Efek Temperatur Lingkungan terhadap
Karakteristik Defektor Geiger Muller (GM). PDIPTN. ISSN 0216-3128.
Knall, G. 1997. Radiation Detector and Measurement.  John Willey : New York.
Priyantoro, D. 1999. Petunjuk Praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran
Radiasi Penahan Radiasi Nuklir.  STTN: Bandung.
Rachma, A.J,. P. Delia Achadina,. U, Maria., & S, Dandan Luhur. 2019.
Determing the Half Time and Analogy Constants of Radiaoctive Decay on
the Illustration Board of Radioactive Decay with the Capacitor Filling and
Discharging Method. JPF. VOL.7(3): 306-316.
Reynaldo, M. 2001. Radioaktivitas.  FMIPA ITB Bandung.
Wijaya, N. H,. K, Wisnu,. & U, Aulia Resti Dewi. Deteksi Radiasi Gelombang
Elektromagnetik dari Peralatan Medis dan Elektronik dari Rumah Sakit.
Jurnal ECOTIPE. Vol. 6(2): 102-106.

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

TUGAS AWAL
DETEKSI PANCARAN RADIASI
1. Mengapa alat Geiger Muller ini dapat mendeteksi radiasi ? Jelaskan
Jawab:
1. Karena alat Geiger Muller memiliki sensor berupa sebuah tabung yang diisi
oleh gas yang bersifat konduktor, Jika teganagn terpasang pada tabung
Geiger Muller yang berisi gas dinaikkan maka electron sekunder yang
berada pada kawat yang ditengah tabung akan meningkat, sehingga electron
yang ada disektiarnya akan tereksitasi.

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Data Pengamatan
4.1.1 Tabel Data Hasil Pengamatan Cobalt
n/t(s) 30 60 90 120 150 180
n1
n2
n3
Rata-rata

4.1.2 Tabel Data Hasil Pengamatan Americidlum


n/t(s) 30 60 90 120 150 180
n1
n2
n3
Rata-rata

4.1.3 Tabel Data Hasil Pengamatan Radium


n/t(s) 30 60 90 120 150 180
n1
n2
n3
Rata-rata

4.2 Hasil Perhitungan


NAMA : M. ISKA SUJANA
NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

4.2.1 Tabel Nilai N pada Cobalt

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.2 Tabel Nilai pada Cobalt

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.3 Tabel Nilai F pada Cobalt

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.4 Tabel Nilai E pada Cobalt

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.5 Tabel Nilai Perhitungan Ralat untuk Cobalt

n/t(s)
n1
n2
n3
Rata-rata

Nilai Sebenarnya Keseksamaan

4.2.6 Tabel Nilai N pada Aremiclum

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.7 Tabel Nilai pada Aremiclum

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.8 Tabel Nilai F pada Aremiclum

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.9 Tabel Nilai E pada Aremiclum

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.10 Nilai Perhitungan Ralat untuk Aremiclum

n/t(s)
n1
n2
n3
Rata-rata

Nilai Sebenarnya Keseksamaan

4.2.11 Tabel Nilai N pada Radium

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.12 Tabel Nilai pada Radium

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.13 Tabel Nilai F pada Radium

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.14 Tabel Nilai E pada Radium

n/t(s) 30 60 90 120 150 180


n1
n2
n3
Rata-rata
4.2.15 Nilai Perhitungan Ralat

n/t(s)
n1
n2
n3
Rata-rata

Nilai Sebenarnya Keseksamaan

4.3 Pembahasan

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Pada praktikum kali ini akan melakukan percobaan yang berjudul deteksi
pancaran radiasi. Dimana dari praktikum ini didapatkan tujuannya yaitu pertama
dapat mendeteksi pancaran radiasi oleh bahan radioaktif dengan menggunakan
Geiger Muller Counter. Praktikan juga harus bisa mendeteksi suara yang datang
dari loudspeaker pada Geiger Muller Counter. Sehingga nanti praktikan bisa
menentukan jumlah pulsa (n) yang ditunjukkan pada Geiger Muller Counter untuk
waktu yang berbeda. Serta juga bisa menentukan rata-rata pulsa (N=jumlah pulsa
per waktu ) pada beberapa interval dan perbandingan hasilnya).

Alat dan bahan yang membantu pada percobaan ini tidaklah banyak hanya
membutuhkan 3 buah alat dan bahan saja. Dimana alat dan bahan tersebut ialah
Geiger Muller counter, yang berfungsi sebagai pengubah radiasi menjadi pulsa
elektronik. Bahan radioaktif, berfungsi untuk memancarkan partikel. Serta yang
terakhir ada End window counter, berfungsi sebagai sensor yang menangkap
pancaran radiasi. Inilah alat dan bahan yang membantu pada percobaan deteksi
pancaran radiasi ini sehingga bisa dapat berjalan dengan baik praktikum ini.

Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang


bila dikenai radiasi akan menghasilkan anggapan mengikuti
mekanisme yang telah dibahas sebelumnya. Suatu bahan yang sensitif
terhadap suatu jenis radiasi belum tentu sensitif terhadap jenis radiasi yang
lain. Sebagai contoh, detektor radiasigamma belum tentu dapat mendeteksi
radiasi neutron. Detektor radiasi bekerja dengan cara mengukur perubahan yang
disebabkan oleh penyerapan energi radiasi olehmedium penyerap.
Sebenarnya terdapatbanyak mekanisme yang terjadi di dalam detektor tetapi
yang sering digunakan adalah proses ionisasi dan proses sintilasi.
Pada percobaan deteksi pancaran radiasi ini, pengukuran jumlah n (pulsa)
dilakukan sebanyak 3 kali dari 30 detik sampai 180 detik. Hal ini dilakukan pada
setiap bahan yang digunakan. Adapun bahan yang digunakan yaitu Cobalt,
Aremiclum dan Radium. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai dari n 1,
n2, dan n3. Setelah n1, n2, dan n3 dilakukan kemudian dapat dihitung nilai rata-
ratanya. Untuk melihat nilai rata-rata dapat melihat pada tabel diatas yang sudah
disajikan, bentuk dari materi yang digunakan (bahan) itu sendiri tidak dapat

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

dilihat secara langsung. Hal ini dikarenakan materi atau bahan dari radioaktif itu
sendiri telah dimasukkan ked lam kotak pelindung dalam bentuk kayu. Sehingga
radiasinya dapat ditekan agar tidak mengenai tubuh.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan pengukuran jumlah
n(pulsa), yaitu jumlah pulsa terus bertambah seiring bertambahnya waktu. Pada
bahan radioaktif Cobalt didapatkan nilai n1, n2, dan n3 untuk perhitungan data
pertama secara berturut-turut yaitu 32; 33; dan 30. Sedangkan, untuk data kedua
didapatkan nilai n1, n2, dan n3 secara berturut-turut yaitu, 23; 31; dan 61. Adapun
untuk data ketiga didapatkan nilai n1, n2, dan n3 secara berturut-turut yaitu, 982;
771; dan 764. Untuk bahan kedua radioaktif yang digunakan yaitu Americlum dan
untuk bahan ketiga radioaktif yaitu Radium.
Pada detik ke-60, nilai n yang didapatkan nilai n 1, n2, dan n3 untuk bahan
radioaktif Cobalt secara berturut-turut yaitu, 66; 78 dan 67, Adapun nilai n yang
didapatkan nilai n1, n2, dan n3 untuk bahan radioaktif Americlum secara berturut-
turut yaitu, 54; 55; dan 88. Untuk bahan radioaktif Radium nilai n yang
didapatkan nilai n1, n2, dan n3 secara berturut-turut yaitu 1907; 1468; dan 1514.
Pada detik ke-90, nilai n yang didapatkan nilai n 1, n2, dan n3 untuk bahan
radioaktif Cobalt secara berturut-turut yaitu 110; 106; dan 157. Adapun nilai n
yang didapatkan nilai n1, n2, dan n3 untuk bahan radioaktif Americlum secara
berturut-turut yaitu, 54; 55; dan 88. Untuk bahan radioaktif Radium nilai n yang
didapatkan nilai n1, n2, dan n3 secara berturut-turut yaitu 1907; 1468; dan 1514.
Serta untuk bahan radioaktif Radium nilai n yang didapatkan nilai n 1, n2, dan n3
secara berturut-turut yaitu 3597; 3217; dan 2274.
Pada detik ke-120, nilai n yang didapatkan nilai n 1, n2, dan n3 untuk bahan
radioaktif Cobalt secara berturut-turut yaitu, 146; 141; dan 226. Adapun nilai n
yang didapatkan nilai n1, n2, dan n3 untuk bahan radioaktif Americlum secara
berturut-turut yaitu 115; 119; dan 146. Untuk bahan radioaktif Radium nilai n
yang didapatkan nilai n1, n2, dan n3 secara berturut-turut yaitu 5714; 2931; dan
3011. Pada detik ke-150, nilai n yang didapatkan nilai n 1, n2, dan n3 untuk bahan
radioaktif Cobalt secara berturut-turut yaitu 197; 188; dan 334. Adapun nilai n
yang didapatkan nilai n1, n2, dan n3 untuk bahan radioaktif Americlum secara
berturut-turut yaitu, 135; 148; dan 172. Untuk bahan radioaktif Radium nilai n

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

yang didapatkan nilai n1, n2, dan n3 secara berturut-turut yaitu 6875; 3718; dan
3011.
Terakhir, untuk detik ke-180, nilai n yang didapatkan nilai n1, n2, dan n3
untuk bahan radioaktif Cobalt secara berturut-turut yaitu 197; 188; dan 334..
Adapun nilai n yang didapatkan nilai n1, n2, dan n3 untuk bahan radioaktif
Americlum secara berturut-turut yaitu 166; 177; dan 205. Untuk bahan radioaktif
Radium nilai n yang didapatkan nilai n1, n2, dan n3 secara berturut-turut yaitu
7673; 4459; dan 4497.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah:

1. Persamaan radiasi yang dideteksi dengan menggunakan Geiger Muller ini


menggunakan tiga bahan radioaktif yaitu Cobalt, Americlum, dan Radium.
Dari ketiga bahan tersebut, Radium memiliki radiasi paling besar jika
dibandingkan dengan Cobalt dan Americlum. Hal ini dikarenakan jumalah
pulsa (n) yang didpatkan dari bahan Radium lebih besar bahan Cobalt dan
Americlum yaitu mencapai ribuan.
2. Suara yang muncul dari loudspeaker pasa Geiger Muller counter merupakan
efek dari pulsa yang terpancar dari radiasi.
3. Jumlah yang didapatkan pada bahan radioaktif Cobalt pada detik ke-30, 60,
90, 120, 150 dan 180 secara berturut-turut yaitu, 115; 248; 373; 513; 621
dan 719. Sedangkan jumlah pulsa (n) yang didapatkan pada bahan radioaktif
Americlum secara berturut-turut yaitu, 115; 197; 289; 380; 455; dan 548.
Dan terakhir jumlah pulsa (n) yang didapatkan pada bahan radioaktif
Radium secara berturut-turut yaitu2.5174; 4.884; 11,656; 14.336; dan
16.579.

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

4. Rata-rata yang didapatkan pada bahan radioaktif Cobalt pada detik ke-30,
60, 90, 120, 150 dan 180 secara berturut-turut yaitu 38; 33; 82; 67; 124,33;
171; 207; dan 239,67. Sedangkan rata-rata yang didapatkan pada bahan
radioaktif Americlum secara berturut-turut yaitu 38,33; 65,67; 96,32;
126,67; 151,67; dan 182,67. Dan terakhir rata-rata yang didapatkan pada
bahan radioaktif Radium secara berturut-turut yaitu 819; 1628; 2696; 333;
4748; 667; dan 5526,33. Jumlah rata-rata yang paling besar yaitu Radium
dan yang paling kecil yaitu Americlum.

5.2 Saran

Ketika melakukan pengambilan data, hendaknya kita harus lebih berhati-


hati dan lebih teliti agar data yang didpatkan sesuai dengan teori.

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

TUGAS AKHIR
DETEKSI PANCARAN RADIASI
1. Buatlah grafik antara jumlah pulsa dengan waktu
2. Tentukan berapa energi radiasi dari bahan radioaktif ini

Jawab

1.
Jumlah Pulsa (n1) Terhadap Waktu Pada Cobalt
250
197
200 169
Jumlah Pulsa (n)

146
150
110
100
66
50 32

0
0 30 60 90 120 150 180
Waktu (s)

Gambar 1. Grafik jumlah Pulsa (n1) terhadap waktu Cobalt

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Gambar 2. Grafik jumlah Pulsa (n2) terhadap waktu Cobalt

Gambar 3. Grafik jumlah Pulsa (n3) terhadap waktu Cobalt

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Gambar 4. Grafik jumlah Pulsa (n1) terhadap waktu Americium

Gambar 5. Grafik jumlah Pulsa (n2) terhadap waktu Americium

Gambar 6. Grafik jumlah Pulsa (n3) terhadap waktu Americium

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Gambar 7. Grafik jumlah Pulsa (n1) terhadap waktu Radium

Gambar 8. Grafik jumlah Pulsa (n2) terhadap waktu Radium

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

Gambar 9. Grafik jumlah Pulsa (n3) terhadap waktu Radium

2. Energi Radiasi pada Cobalt t (90s) = 2,167x10-25


t (30s) = 2,54x10-25 t (120s) = 2,067x10-25
t (60s) = 2,736x10-25 t (150s) = 2x10-25
t (90s) = 2,74x10-25 t (180s) = 2,x10-25
t (120s) = 2,83x10-25 Energi Radiasi pada Radium
t (150s) = 2,741x10-25 t (30s) = 5,553x10-25
t (180s) = 2,64x10-25 t (60s) = 5,39x10-25
Energi Radiasi pada t (90s) = 5,95x10-25
Americium t (120s) = 6,43x10-25
t (30s) = 2,567x10-25 t (150s) = 6,331x10-25
t (60s) = 4,09x10-25 t (180s) = 6,1x10-25

POST TEST

DETEKSI PANCARAN RADIASI

Praktikum kali ini berjudul deteksi pancaran radiasi. Dimana alat


dan bahan yang digunakan yaitu Geiger Muller counter. Dimana ini adalah
alat yan digunakan untuk mendeteksi pancaran radiasi. End window
counter yang digunakan untuk sensor bahan radioaktif. Adapun bahan
yang digunakan yaitu bahan radioaktif seperti Cobalt, Americium dan
Radium. Hal pertama yang dilakukan yaitu merangkai alat kemudian
mengeluarkan bahan radioaktif. Selanjutnya mengkalibrasi alat terlebih
dahulu. Memutar tutp dari end window counter dengan hati-hati.
Meletakkan ujung end window counter pada bahan radioaktif. Setelah
semua Langkah dilakukan, Langkah terakhir yaitu melakukan percobaan
dengan bahan yang digunakan .

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
Eksperimen Fisika I

NAMA : M. ISKA SUJANA


NIM : 1911014210021
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)

Anda mungkin juga menyukai