Anda di halaman 1dari 85

PETUNJUK PRAKTIKUM STERISASI

DRG PAWARTI MKM

JURUSAN KESEHATAN GIGI POLITEKNIK


KESEHATAN DEPKES PONTIANAK
2010

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang...............................................................................

1.Tujuan............................................................................................

2. Manfaat........................................................................................

BAB II ISI

A, Desinfeksi.......................................................................................

1. Desinfeksi Secara Flaming(pemanasan kering).............................

2. Desinfeksi Secara Boiling (pemansan Basah)................................

3. Desinfeksi Secara Kimia.................................................................

a. Desinfeksi dengan larutan Formalin..........................................

b. Desinfeksi dengan Larutan Formaldehid...................................

B. Sterilisasi........................................................................................

1. Sterilisasi Kering.............................................................................

2. Sterilisasi Basah (steam)................................................................


1
3. Sterilisasi Kimia.............................................................................

C. Hygiene Kerja (cuci tangan).........................................................

1 Cuci Tangan Biasa...........................................................................

2. Cuci Tangan Desinfeksi..................................................................

3. Cuci Tangan Steril..........................................................................

4. Cuci Tangan Steril Sempurna.........................................................

5. Cuci Tangan Steril Singkat.............................................................

D .Pemakaian Sarung Tangan..........................................................

1. Close Glove Technique..............................................................

2. Open Glove Technique..............................................................

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Petugas kesehatan gigi, dimana didalamnya


termasuk perawat gigi mempunyai resiko tinggi
terhadap penularan penyakit infeksi, mengingat ruang
lingkup kerjanya kemungkinan penularan penyakit
melalui gigi baik dari pasien ke pasien, dari operator ke
pasien atau sebaliknya. Maka pengetahuan tentang
desinfeksi, sterilisasi, Hygiene kerja perlu ditingkatkan.

Pemahaman tentang SOP desinfeksi, sterilisasi,


hygiene kerja dalam kesehatan gigi bagi seorang
perawat gigi mutlak diperlukan sebagai pedoman kerja

3
perawat gigi untuk meningkatkan sterilisasi alat-alat,
hygiene kerja secara optimal.

Di dalam makalah ini diuraikan tentang


disinfeksi, sterilisasi, Hygiene kerja (cuci
tangan),sarung tangan ,baik itu penegertian,persiapan
serta prosedurnya.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar


mahasiswa dapat mengetahui:

a. SOP (standard Operation Prosedur) berbagai macam


disinfeksi

b. SOP (standard Operation Prosedur) berbagai macam


sterilisasi

c. SOP (standard Operation Prosedur) berbagai macam


cuci tangan

d. SOP (standard Operation Prosedur) berbagai macam


pemakaian sarung tangan.

C. Manfaat
4
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai acuan atau pedoman bagi penulis dan rekan-
rekan mahasiswa sehingga tidak ragu-ragu dan tidak
salah dalam melakukan prosedur dalam pendisinfeksian
dan penyeterilan alat, prosedur cuci tangan serta
prosedur pemakaian sarung tangan.

BAB II

1. DESINFEKSI

Desinfeksi ialah Suatu proses pemusnahan


mikroorganisme tetapi belum mencakup virus, spora dan
kuman-kuman yang mempunyai daya tahan tinggi ( hanya pada
permukaan saja ).

Macam-macam bentuk desinfeksi

1.1 Desinfeksi Secara Flaming ( Pemanasan kering )

Adalah proses mendesinfeksikan instrument atau


bahan dengan cara melewatkannya di atas api spritus sebanyak
3 kali.

5
Keuntungan dan Kerugian Flaming

Keuntungan:

1. Mudah

2. Murah

3. Dapat digunakan secara langsung

Kerugian:

1. Alat menjadi tumpul

2. Berubah warna menjadi hitam

3. Mudah rusak dan rapuh

Alat-alat yang di desinfeksi dengan cara pemanasan


kering (flaming) adalah alat-alat Endodontik,seperti:

 Jarum Miller

 Jarum File

 Jarum Reamer

 Jarum lentulo

 Jarum Eksterpasi

6
Nama
 Jarum Miller

 Jarum File

 Jarum
Reamer

 Jarum lentulo

7
 Jarum Eksterpasi

 PERSIAPAN

ALAT DAN BAHAN


YANG GAMBAR
DIGUNAKAN

 KAIN KASSA

 Sikat Besi

 Lampu
Spritus

8
 ALKOHOL

 PROSEDUR KERJA

 Cuci tangan

 Jarum dibersihkan dengan kain kassa yang


dibasahi alcohol dan disikat dengan sikat besi.

 Rendam jarum kedalam alcohol 70 %

CATATAN

9
 Sebelum dipakai, alat endodontik (jarum)
dilewatkan di atas api spritus sebanyak 3 kali pada
jarak 1 cm diatas nyala api.

Melewatkan jarum (alat endodontic) jangan terlalu


lama, cukup 3 kali saja, karena kalau terlalu lama,alat
akan cepat mudah rusak atau patah.

1.2 Desinfeksi Secara Boiling ( Pemanasan Basah )

Adalah proses mendesinfeksikan instrument atau alat-


alat yang dilakukan dengan cara menggodok dalam air
mendidih (100 ) selama 15-30 menit dihitung setelah air
mendidih dengan menggunakan alat Boiling Desinfector.

Alat-alat yang didesinfeksi dengan cara boiling


(pemanasan basah) adalah:

 Alat semi kritis,

 Kaca Mulut

10
 Finger Protector

 Amalgam Carrier

 Amalgam Carver

 Cement Stopper

 Plastic Filling Instrument

 Burnisher

 Dll

 Alat Tidak Kritis

 Cement Spatel

Keuntungan dan Kerugian Boiling

Keuntungan

- Alat yang digunakan sederhana

11
- Mudah digunakan

- Harganya murah

Kerugian

- Membutuhkan waktu relative lama

- Tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbbuat dari


bubuk, minyak, kain, dan kapas serta bahan lain yang
tidak tahan panas.

- Dapat menimbulkan karat pada alat yang terbuat dari


logam

 PERSIAPAN

 Persiapkan alat desinfektor,alat yang digunakan


adalah boiling desinfektor

 Alat-alat yang akan didesinfeksi yaitu alat semi


kritis dan tidak kritis.

 Sabun biasa / sabun yang mengandung anti septic


 Sikat
 Air bersih ( air mengalir )
 Handuk / Lap bersih

12
 PROSEDUR KERJA

 Alat direndam dalam larutan clrorin 0,5 % selama


5-10 menit.

 Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai


bersih,dibilas di bawah air mengalir

 Rebus ke dalam air mendidih (100 ) selama


15-30 menit (dihitung setelah air mendidih)

 Setelah selesai,desinfektor dimatikan

 Alat diambil dengan korentang steril dan letakkan


di atas handuk steril,kemudian disimpan dalam
bak instrumen yang diberi formalin dibungkus
kain kasa.

CATATAN

 Air yang digunakan adalah air suling


(aquadestilata) untuk mencegah adanya karat

13
 Bila tidak ada aquadestilata, dapat digunakan
air ledeng dengan menambahkan 1 sendok teh
sodium carbonat 2 %. Dalam 1 liter air.

 Alat harus terendam dalam air, permukaan air


2 cm diatas permukaan alat.

1.3 Desinfeksi Secara Kimia

Suatu prosedur untuk mendeninfeksikan alat-alat untuk


membunuh kuman dengan cara merendam alat-alat tersebut
dalam larutan kimia.

Bahan yang biasa digunakan alam desinfeksi kimia adalah:

BAHAN GAMBAR

14
 Larutan
formalin 5 %

 Larutan
Formaldehid 4
%

 Larutan Clorin
3%

15
Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan:

- Waktu yang dibutuhkan relative singkat

- Sedikit berkarat pada logam baja

Kerugian:

- Alat-alat harus dalam keadaan kering sebelum direndam

- Tidak dapat digunakan untuk bbahan cair, kain, dan


kapas

- Beracun

1.3.1 Desinfeksi dengan larutan Formalin

Persiapan :

 Bahan yang digunakan larutan formalin 5%


dalam aquadest

 Alat yang akan didesinfeksi yaitu alat tidak


kritis, atau alat yang terbuat dari kaca ,plastic,
fiber optic,karet seperti:

16
 Agate Spatel

 Dappen Dis

 Mixing slab

 Check retraktor

 Sabun biasa / sabun yang mengandung anti


septic
 Sikat
 Air bersih ( air mengalir )
 Handuk / Lap bersih dan handuk steril.

Prosedur Kerja

 Alat direndam dalam larutan clorin 0,5%


selama 5-10%.

 Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat


sampai bersih, kemudian bilas di bawah air
mengalir, lalu dikeringkan dengan handuk
bersih.

17
 Keringkan dengan handuk bersih

 Rendam dalam larutan formalin selama 90


menit pada suhu kamar (37 )

 Bilas dengan aquadest steril dan keringkan


dengan handuk steril.

1.3.2 Desinfeksi dengan larutan Formaldehid

Persiapan :

 Sabun biasa / sabun yang mengandung anti


septic
 Sikat
 Air bersih ( air mengalir )
 Handuk / Lap bersih
 Bahan yang digunakan larutan Formaldehid
4% dalam alcohol 97%

 Alat-alat yang didesinfeksi adalah:

1. Alat tidak kritis: contoh

a. Agate spatel

18
b. Dappen dis

2. Alat semi kritis : contoh

Check retractor

Prosedur Kerja :

 Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai


bersih,bilas di bawah air mengalir

 Keringkan dengan handuk bersih

 Rendam dalam larutan Formaldehid selama 20 menit

 Bilas dengan aquadest dteril dan keringkan dengan handuk


bersih dan steril

CATATAN

Tindakan desinfeksi dengan bahan kimia dapat


dilakukan untuk alat-alat kritis sebelum disterilkan.

2. STERILISASI
19
Sterilisasi ialah Suatu proses membasmi semua bentuk
kehidupan mikroorganisme (virus, kuman dan spora ) baik
dalam maupun di permukaan.

2.1 Sterilisasi Kering

Suatu proses membunuh semua bentuk kehidupan


mikroorganisme dengan mengalirkan udara kering panas yang
tinggi menggunakan oven.

Keuntungan :

a. Dapat digunakan untuk sterilasi bahan minyak


dan bubuk

b. Tidak menimbulkan karat

Kerugian :

a. Temperature tinggi dapat merusak beberapa


sambungan pada alat-alat yang di sterilkan.

20
b. Tidak dapat digunakan untuk plastic, karet, dan
kain.

c. Memerlukan waktu lama.

PERSIAPAN :

a. Sterilisator yang digunakan adalah oven

b. Alat-alat yang disterilkan adalah alat kritis dan


semi kritis

Misalnya :

1). Tang-tang pencabutan

2). Handel Scalpel

3). Pincet KG

c. Bahan yang disterilkan adalah jenis kapas,


minyak dan bubuk

PROSEDUR KERJA:

21
a. Alat direndam dengan larutan clorin 0,5 %
selama 5-10 menit

b. Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat


sampai bersih, bilas dibawah air mengalir,
lalu dikeringkan dengan handuk bersih.

c. Alat dibungkus dengan tinfoil, alumunium


foil, diberi tanggal dan nama alat.

d. Letakkan dan atur alat dalam oven,


kemudian panaskan dengan ketentuan;

Waktu pemanasan
Suhu

160°c 2 jam

180°c 1 jam

e. Setelah selesai matikan oven, tunggu sampai


dingin, alat diambil menggunakan korentang
steril dan bak steril yang dialas dengan
22
handuk steril dan simpan dengan
pembungkusnya dalam lemari aatau bak
instrumen yang dibubuhi formalin yang
dibungkus dengan kain kasa.

CATATAN

Catatan: untuk tampon, cotton roll dan lain-


lain dibungkus terlebih dahulu sebelum
dimasukkan dalam sterilisator/ dimasukan
kedlam dresing drum.

2.2 Sterilisasi Basah (steam under preassure)

Suatu proses membunuh semua bentuk kehidupan


mikroorganisme dengan menggunakan uap air
disertai tekanan tinggi yang dilakukan dalam alat
yang disebut outoclave.

Keuntungan:

a. Dapat digunakan untuk alat dari logam

b. Alat-alat yang tergolong kritis dapat dibungkus


23
c. Mikroorganisme dapat dibasmi 100% steril

d. Kerusakan alat sedikit

Kerugian:

1. Kadang pada pembungkus tersisa uap air

2. Tidak dapat digunakan untuk mensterilkan


bahan minyak atau bubuk

3. Harga mahal

Alat dan bahan:

1. Sterilisator yang digunakan autoclave

2. Alat yang disterilkan termasuk golongan alat


semi kritir dan kritis

3. Sabun biasa / sabun yang mengandung anti


septic

4. Sikat
5. Air bersih ( air mengalir )
6. Handuk / Lap bersih
7. Handuk / Lap Steril

24
Prosedur kerja:

1. Alat direndam ddengan larutan clorin 0,5 %


selama 5-10 menit.

2. Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai


bersih, bilas dibawah air mengalir, lalu
dikeringkan.

3. Alat dibungkus dengan kain linen, tinfoil atau


polythelenne

4. Letakkan dan atur alat dalam autoclace


kemudian lakukan pemanasan. Setelah air
mendidih keluarkan udara dalam autoclve
dengan membuka katup udara, sampai uap air
didalam autoclave jenuh, caranya dengan
meletakkan glass preparat pada katup, bila
terdapat embun berarti tekanan uap air sudah
jenuh, kemudian katup udara segera ditutup.

5. Panaskan terus sampai mencapai keadaan yang


diinginkan dengan ketentuan sebagai berikut:

Waktu Suhu Tekanan


4’ 134 °C 30 lbs/ich (2 atm)
10’ 126 °C 20 lbs/ich (2 atm)
25
15’ 122 °C 15 lbs/ich (2 atm)

6. Setelah selesai matikan autoclave kemudian alat


diambil dengan dengan korentang steril, lalu
dikeringkan dalam oven dengan suhu 37°C
selama kurang lebih 15 menit

7. Alat diambil dan disimpan dalam bak instrument


yang diberi tablet formalin

2.3 Sterilisasi kimia

Proses sterilisasi tanpa pemanasan dengan tujuan


membunuh semua bentuk mikroorganisme dengan
menggunakan larutan glutaraldehid 2,5 %.

Keuntungan:

a. Bisa mempergunakan untuk alat yang sensitive


terhadap panas

b. Daya bunuh mikroba dan spora tinggi

Kerugian;

Karena bersifat racun, memerlukan penanganan


yang khusus

26
Alat dan bahan:

1. Larutan glutaraldehid 2,5 % dalam aquadest

2. Alat yang disterilkan terbuat dari fiber optic,


plastic, karet dan agate spatel

3. Sabun biasa / sabun yang mengandung anti


septic
4. Sikat
5. Air bersih ( air mengalir )
6. Handuk / Lap bersih
7. Handuk/ Lap steril

Prosedur Kerja:

1. Alat direndam dengan larutan clorin 0,5 % selama


5-10 menit.

2. Alat-alat dicuci dengan sabun dan disikat sampai


bersih, bilas dibawah air mengalir, lalu dikeringkan.

3. Rendam dalam larutan glutaraldehid 2,5 % selama


20-30 menit.

27
4. Setelah sselesai alat diambil dengan korentang steril
steril dan dicuci dengan aquadest steril.

5. Kemudian keringkan dengan handuk bersih dan


steril. Kemudian disimpan dalam bak instrumen
yang diberi tablet formalin.

3. HYGIENE KERJA :
CUCI TANGAN
Mikroorganisme dapat ditularkan melalui sentuhan,
dengan membersihkan dan mendesinfeksikan tangan secermat
mungkin kita dapat mematahkan mata rantai antara benda yang
terkontaminasi dengan si pasien.

Adapun hal yang harus diperhatikan dalam melakukan prosedur


cusi tangan antara lain:

1. Kulit dan kuku harus selalu bersih dan dalam keadaan baik
dan tidak terdapat luka. Bila menggunakan lotion tangan
untuk melindungi kulit, pakailah produk yang tidak
mengandung minyak.

28
2. Kuku harus pendek ( tidak melebihi ujung jari ) dengan
maksud menghindari terjadinya tusukan pada sarung
tangan yang akan digunakan.
3. Tidak boleh memakai cat kuku, karena cat kuku dapat
melepuh dan lepas sehingga dapat menjadi tempat
bersarangnya mikroorganisme.
4. Tidak menggunakan perhiasan

Ada 3 macam cara mencuci tangan antara lain :

3.1 Cuci Tangan Biasa


Ialah Membersihkan tangan dengan sabun dan air
bersih.

3.1.1. Alat dan Bahan :

a. Air bersih ( air mengalir )


b. Sabun biasa / sabun yang mengandung zat antiseptic
c. Sikat gigi kecil yang lunak / lembut
d. Handuk / lap bersih

3.1.2. Pelaksanaan :

29
 Bila memakai jam tangan atau perhiasan, lepaskan
lebih dahulu.
 Basahi tangan dengan air dari ujung jari sampai
siku (kira-kira 5cm diatas siku) dibawah air bersih (
air mengalir)
 Kemudian diberi sabun, digosok sampai merata
 Kuku disikat dengan sikat kecil yang lembutSetelah
itu dibilas dengan air bersih dengan posisi tangan
lebih tinggi dari siku
 Keringkan dengan lap / handuk bersih
3.1.3. Pengeringan Tangan Setelah Dicuci

Adapun cara-caranya sebagai berikut :

- Ambil handuk. Sewaktu mengambil handuk, siku tidak


berada diatas tempat disimpannya handuk tadi, karena
air yang menetes dari siku dapat jatuh di tempat handuk
tadi dan menyebabkan kontaminasi.
- Bukalah handuk dengan cara memanjang dan dipegang
hanya satu ujungnya saja.
- Cari tempat yang aman yaitu dengan cara menjauh dari
alat-alat yang tidak steril.
- Untuk menghindari terjadinya kontaminasi, handuk
dibagi 4 bagian. Permukaan kiri atas untuk mengelap

30
tangan sebelah kiri atas, permukaan kiri bawah untuk
mengelap tangan kiri bawah, permukaan kanan atas
untuk mengelap tangan kanan atas dan permukaan
kanan bawah untuk mengelap tangan kanan bawah.
- Untuk mengeringkan lengan kiri, permukaan handuk
kiri bawah diletakkan diatas tangan kiri kemudian
digerakkan memutas sampai 5 cm diatas siku, tetapi
handuk tidak boleh melewati daerah 5 cm diatas siku,
karena dapat terkontaminasi oleh kulit yang tidak dicuci
bedah
- Untuk lengan kanan, lakukan seperti langkah untuk
lengan kiri dengan menggunakan permukaan handuk
kanan bawah.
- Handuk dibuang pada tempat alat kotor yang sudah
disediakan.

3.2 Cuci Tangan Desinfeksi


Ialah Mencuci tangan dengan larutan anti septic

3.2.1 Alat dan Bahan :

 Air bersih ( air mengalir )

31
 Larutan anti septic misalnya Lysol, savlon dengan
konsentrasi 0.5%
 Handuk / Lap bersih
 Sabun biasa / sabun yang mengandung zat anti septic

3.2.2. Pelaksanaan :

a. Bila memakai jam tangan atau perhiasan, lepaskan lebih


dahulu
b. Basahi tangan dengan air dari ujung jari sampai siku
(kira-kira 5 cm diatas siku) dibawah air bersih (air
mengali)
c. Rendam tangan dengan larutan anti septic ( Lysol
dengan konsentrasi 0,5% ) selama 2 menit
d. Kemudian tangan disabuni dengan sabun biasa / sabun
yang mengandung anti septic

32
e. Bilas dengan air bersih (air mengalir) dengan posisi
tangan lebih tinggi dari siku
f. Keringkan dengan Handuk / Lap bersih

3.2.3. Pengeringan Tangan Setelah Dicuci

Adapun cara-caranya sebagai berikut :

a) Ambil handuk. Sewaktu mengambil handuk, siku tidak


berada diatas tempat disimpannya handuk tadi, karena
air yang menetes dari siku dapat jatuh di tempat handuk
tadi dan menyebabkan kontaminasi.
b) Bukalah handuk dengan cara memanjang dan dipegang
hanya satu ujungnya saja.
c) Cari tempat yang aman yaitu dengan cara menjauh dari
alat-alat yang tidak steril.
d) Untuk menghindari terjadinya kontaminasi, handuk
dibagi 4 bagian. Permukaan kiri atas untuk mengelap
tangan sebelah kiri atas, permukaan kiri bawah untuk
mengelap tangan kiri bawah, permukaan kanan atas
untuk mengelap tangan kanan atas dan permukaan
kanan bawah untuk mengelap tangan kanan bawah.
e) Untuk mengeringkan lengan kiri, permukaan handuk
kiri bawah diletakkan diatas tangan kiri kemudian
33
digerakkan memutas sampai 5 cm diatas siku, tetapi
handuk tidak boleh melewati daerah 5 cm diatas siku,
karena dapat terkontaminasi oleh kulit yang tidak dicuci
bedah
f) Untuk lengan kanan, lakukan seperti langkah untuk
lengan kiri dengan menggunakan permukaan handuk
kanan bawah.
g) Handuk dibuang pada tempat alat kotor yang sudah
disediakan.

3.3 Cuci Tangan Steril


Ialah Suatu proses pengangkatan sebanyak mungkin
mikroorganisme yang berada pada tangan dan lengan
secara pencucian mekanik ( mechanical washing ) dan
antisepsis kimia ( chemical antisepsis ) sebelum
melakukan atau berperan serta dalam suatu operasi. Yang
harus diperhatikan dalam melakukan cuci tangan steril
ialah :

 Tangan dan lengan serta jari tangan harus dianggap


mempunyai 4 sisi tau permukaan.
 Karena tangan merupakan anggota tubuh yang selalu
kontak langsung dengan daerah operasi, maka semua
34
langkah prosedur cuci tangan bedah harus dimulai dari
tangan dan berakhit disiku.

3.3.1. Alat dan Bahan :

 Air bersih ( air mengalir )


 Sabun biasa / sabun yang mengandung zat anti septic.
 Larutan antiseptic
 Sikat steril yang lunak / lembut
 Pembersih kuku ( nail cleaner ) bila ada
 Tempat untuk alat kotor / tidak steril
 Handuk / Lap bersih

3.3.2. Prosedur Cuci tangan Steril :

Prosedur cuci tangan steril ada 2 jenis yaitu :

 Cuci Tangan Steril Sempurna


 Cuci Tangan Steril Singkat
3.4 Cuci Tangan Steril Sempuna

Kegunaan :

 Pada pagi hari sebelum memakai jas dan sarung tangan


yang pertama untuk operasi pertama.
35
 Setelah mengikuti operasi asepsis tetapi sarung tangan
bolong sehingga terkontaminasi.
 Setelah mengikuti operasi asepsis tetapi sarung tangan
dibuka terlebih dahulu sebelum jas operasi dilepas.
 Setelah operasi asepsis, sebelum memulai operasi
berikutnya
Jenis :

a. Berdasarkan time method, lama waktu adalah 5 samapi


7 menit.
Langkah – langkahnya ialah sebagai berikut :

 Basahi tangan dengan air dari ujung jari sampai siku


(kira-kira 5 cm diatas siku)
 Kemudian tangan disabuni
 Bilas dibawah air mengalir dengan posisi tangan lebih
tinggi dari siku
 Ambil sikat steril, lalu berilah 2-3 cc larutan anti septic.
 Sikatlah daerah kuku ( bersihkan juga dibawah kuku
dengan pembersih kuku ( nail cleaner ) dibawah air
mengalir, tangan, siku, masing-masing untuk sebelah
kiri dan kanan selama 0,5 menit.
 Lakukan penyikatan juga dilakukan pada tangan sebelah
kanan ( prosedur seperti tangan disebelah kiri tadi ).

36
 Bilas tangan dengan air dari ujung jari samapi siku
( kira-kira 5 cm diatas siku ) dan buang sikat pada
tempat alat kotor.
 Gosoklah kedua tangan tersebut dengan larutan anti
septic lagi dan sebaiknya untuk masing-masing tangan
kanan atau kiri selama 1,5 menit.
 Bilas tangan dengan air dari ujung jari sampai siku lagi
 Keringkan dengan Handuk / Lap bersih

b. Berdasarkan brush –stroke


Langkah-langkah ialah sebagai berikut :

a. Basahi tangan dengan air dari ujung jari sampai siku


(kira-kira 5 cm diatas siku)
b. Kemudian tangan disabuni
c. Dengan pembersih kuku, bersihkan daerah kuku
dibawah air mengalir.
d. Bilas tangan secara menyeluruh dibawah air mengalir
dengan posisi tangan tidak tinggi dari siku.
e. Ambil sikat steril, berilah larutan anti septic sebanyak
2-3 cc pada sikat tersebut.
f. Sikatlah :
37
 Semua ujung jari tangan sebelah kiri sebanyak 30
gosokan
 Kuku jari tangan sebelah kiri sebanyak 30 gosokan
 Punggung tangan, 20 gosokan
 Telapak tangan, 20 gosokan
 Siku ( sampai 5cm diatas siku ), masing-masing 20
gosokan
7) Lakukan juga prosedur pada tangan kiri untuk tangan
kanan.

Cuci Tangan Steril Singkat

Kegunaan : Dilakukan setelah mengikuti operasi asepsis,


tetapi tangan sampai siku tidak terkontaminasi.

Jenis :

 Berdasarkan time method, lama waktu ialah 3,5 menit.


Langkah-langkahnya sama seperti Cuci Tangan Steril
Sempurna.
 Berdasarkan brush-stroke method. Langkah-langkahnya
sama seperti Brush Stroke Complete Surgical Scrub
tetapi jumlah gosokan hanya setengahnya saja dari Cuci
Tangan Steril Sempurna.
38
C. Pengeringan Tangan Setelah Dicuci Steril

Adapun cara-caranya sebagai berikut :

1) Ambil handuk steril. Sewaktu mengambil handuk, siku


tidak berada diatas tempat disimpannya handuk tadi,
karena air yang menetes dari siku dapat jatuh di tempat
handuk tadi dan menyebabkan kontaminasi.
2) Bukalah handuk dengan cara memanjang dan dipegang
hanya satu ujungnya saja.
3) Cari tempat yang aman yaitu dengan cara menjauh dari
alat-alat yang tidak steril.
4) Untuk menghindari terjadinya kontaminasi, handuk
dibagi 4 bagian. Permukaan kiri atas untuk mengelap
tangan sebelah kiri atas, permukaan kiri bawah untuk
mengelap tangan kiri bawah, permukaan kanan atas
untuk mengelap tangan kanan atas dan permukaan
kanan bawah untuk mengelap tangan kanan bawah.
5) Untuk mengeringkan lengan kiri, permukaan handuk
kiri bawah diletakkan diatas tangan kiri kemudian
digerakkan memutas sampai 5 cm diatas siku, tetapi
handuk tidak boleh melewati daerah 5 cm diatas siku,

39
karena dapat terkontaminasi oleh kulit yang tidak dicuci
bedah
6) Untuk lengan kanan, lakukan seperti langkah untuk
lengan kiri dengan menggunakan permukaan handuk
kanan bawah.
7) Handuk dibuang pada tempat alat kotor yang sudah
disediakan.

4. SARUNG TANGAN

4.1 Teknik Pemasangan Sarung Tangan


Sarung tangan steril dapat dipasangkan dengan 2 cara :

1. Teknik pemasangan sarung tangan tertutup ( Closed


Glove Technique )
2. Teknik pemasangan sarung tangan tertutup ( Open
Glove Tehnique )

4.1.1 Closed Glove Tehnique

40
Teknik ini dilakukan langkah-langkah :

1. Dengan menggunakan tangan kiri yang terbungkus oleh


cuff yang ada pada ujung lengan jas operasi, ambillah
sarung tangan yang terlipat.
2. Ulurkan tangan kanan ke depan dengan telapak tangan
menghadap keatas (supinasi). Letakkan telapak sarung
tangan pada telapak tangan kanan secara berlawanan
arah (jari-jari sarung tangan menghadap ke arah tubuh
dan ibu jari sarung tangan berada disebelah kanan
dengan memegang ujung atas cuff pada tangan kanan
diatas telapak tangan).
3. Pegang punggung cuff sarung tangan oleh tangan kiri
dan tarik kearah tubuh sehingga menutupi ujung lengan
jas sebelah kanan. Sekarang cuff sarung tangan sudah
berada diatas dan menutupi cuff jas operasi dengan
tangan masih didalam lengan jas.
4. Pegang bagian atas sarung tangan kanan dan bagian
lengan jas yang berada dibawahnya dengan
menggunakan tangan kiri yang tertutup oleh lengan jas
operasi sebelah kiri. Tarik bagian sarung tangan yang
berada diatas jari-jari kanan yang diekstensikan sampai
semuanya menutup cuff jas operasi.

41
5. Pasangkan sarung tangan kiri dengan cara yang sama
pada lengan sebelah kiri. Pergunakan tangan kanan yang
sudah memakai sarung tangan untuk menarik sarung
tangan kiri.

4.1.2 Open Glove Technique

Teknik ini dilakukan langkah-langkah :

1. Pegang lipatan cuff sarung tangan sebelah kanan


oleh tangan kiri kemudian diangkat secara vertikal.
2. Masukkan tangan kanan ke dalam sarung tangan tadi,
kemudian sampai jari-jari masuk semuanya. Cuff tetap
terlipat seperti semula.
3. Masukkan jari-jari tangan kanan yang sudah memakai
sarung tangan tadi di bawah cuff sarung tangan sebelah
kiri kemudian diangkat.
4. Dengan jari-jari tangan kanan, tarik cuff sarung tangan
sebelah kiri sampai menutupi cuff lengan jas operasi
sebelah kiri.
5. Lalu untuk jari-jari tangan kiri, tarik cuff sarung tangan
sebelah kanan sampai menutupi cuff lengan jas operasi
sebelah kanan.

42
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah yang telah dibuat,dapat disimpulkan ;

 Macam-macam desinfeksi :

a. Desinfeksi secara flaming (pemansan kering)

proses mendeninfeksikan instrument atau bahan


dengan cara melewatkannya di atas api spritus
sebanhyak 3 kali.

b. Desinfeksi secara boiling (pemansan basah)

proses mendeninfeksikan instrument atau alat-alat


yang dilakukan dengan cara menggodok dalam air
43
mendidih (100 ) selama 15-30 menit dihitung
setelah air mendidih dengan menggunakan alat
Boiling Desinfector.

c. Desinfeksi secara kimia

prosedur untuk mendeninfeksikan alat-alat untuk


membunuh kuman dengan cara merendam alat-alat
tersebut dalam larutan kimia.

 Macam-macam sterilisasi :

a. Sterilisasi kering

Proses membunuh semua bentuk


mikroorganisme dengan men galirkan udara
kering panas yang tinggi menggunakan oven.

b. Sterilisasi basah (steam)

Proses membunuh semua bentuk kehidupan


mikroorganisme dengan menggunakan uap air
disertasi tekanan dengan menggunakan
autoclave.

c. Sterilisasi kimia

44
Proses sterilisasi tanpa pemanasan dengan tujuan
membunuh semua bentuk mikroorganisme
dengan menggunakan bahan kimia.

 macam cara mencuci tangan antara lain :

1. Cuci Tangan Biasa


ialah Membersihkan tangan dengan sabun dan air
bersih.

2. Cuci Tangan Desinfeksi


ialah Mencuci tangan dengan larutan anti septic

3. Cuci Tangan Steril


ialah Suatu proses pengangkatan sebanyak mungkin
mikroorganisme yang berada pada tangan dan lengan
secara pencucian mekanik ( mechanical washing ) dan
antisepsis kimia ( chemical antisepsis ) sebelum
melakukan atau berperan serta dalam suatu operasi.

 Teknik Pemasangan Sarung Tangan


Sarung tangan steril dapat dipasangkan dengan 2 cara :

3. Teknik pemasangan sarung tangan tertutup ( Closed


Glove Technique )

45
4. Teknik pemasangan sarung tangan tertutup ( Open
Glove Tehnique )

B. SARAN
a) Dengan tersusunnya makalah ini dapat digunakan
sebagai acuan atau pedoman untuk bekerja atau
melakukan yang berkaitan dengan penyeterilan
alat,cara mencuci tangan dan pemakaian sarung
tangan khusunya dalam mata kuliah sterilisasi.
b) Diharapkan mahasiswa dapat bekerja dengan baik
dan benar sesuai dengan SOP(Standar Operation
Procedur ) yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

 Buku Ajar PPAKG

 Buku Ajar Sterilisasi

 Www.Buydentalinstrument.com

 Www.Google.Co.Id

46
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kita tidak menyadari bahwa sarana praktik dokter gigi


dapat berpotensi sebagai asal limbah yang tak kalah
membahayakan bagi kesehatan lingkungan bahkan dapat
menyebabkan penyakit menular. Limbah berbahaya
tersebut dapat berupa limbah infeksi dan limbah
kimia.  Limbah infeksi adalah limbah yang dapat
menularkan penyakit seperti darah dan jaringan, yang
dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah, diare,
hepatitis dan flu burung. Sedangkan limbah kimia adalah
limbah yang dapat merusak lingkungan seperti limbah
tambalan amalgam (berwarna hitam) yang mengandung
merkuri sebanyak 40-50 persen, limbah pencucian film X-
ray yang mengandung silver, hydroquinone dan chromium
glutaraldehyde  dan orthophthaldehyde,  dan
cairan bleaching  dengan konsentrasi tinggi. Selain kedua
jenis limbah tersebut, bahan-bahan dan obat yang selalu
dipakai dokter gigi dalam praktiknya juga dapat
mengganggu lingkungan, seperti jarum suntik, masker,
sarung tangan, alat-alat pemanas, obat-obat pulpa dan sinar
47
halogen serta laser. Jika tidak ditampung di tempat khusus,
bahan-bahan tersebut dapat ikut aliran pembuangan
selokan lalu ke sungai dan ke laut atau bisa juga
mengendap di sekitar saluran pembuangan. Sehingga dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan
penyakit yang menular seperti demam berdarah, diare,
hepatitis dan flu burung. Pelayanan kesehatan gigi dan
mulut dewasa ini di Indonesia harus memperhatikan aspek
kesehatan lingkungan, karena lingkungan yang buruk
merupakan faktor resiko dari berbagai masalah
kesehatan. Di Indonesia keadaan ini masih sangat
memprihatinkan dan perlu mendapatkan perhatian
seksama. Untuk mendukung kegiatan tersebut praktik
dokter gigi perlu menggunakan bahan kedokteran gigi yang
non toksik untuk mengurangi limbah. Beberapa cara untuk
mengurangi toksik adalah dengan mengurangi atau
menghentikan penggunaan bahan berbahaya, seperti
menyiapkan alat pembuangan yang aman bagi kesehatan
lingkungan dan menggunakan bahan lain yang lebih aman
seperti menggunakan tambalan composite resin, dan
penggunaan digital X-Ray.

48
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan limbah ?
2. Apa saja jenis-jenis limbah ?
3. Apa saja bahan kimia kedokteran gigi ?
4. Apa pengaruh limbah terhadap kesehatan ?
5. Bagaimana Penanganan Limbah Dental secara
Umum ?
6. Bagaimana prinsip penanganan limbah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian limbah
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis limbah
3. Untuk mengetahui bahan kimia kedokteran gigi
4. Untuk mengetahui pengaruh limbah terhadap
kesehatan
5. Untuk mengetahui cara penanganan limbah dental
secara umum
6. Untuk mengetahui prinsip dan cara penanganan
limbah

49
D. Manfaat

Agar setelah terselesaikan nya makalah ini, makalah ini


dapat memberikan pengetahuan bagi semua yang
membutuhkan.

50
BAB II

LIMBAH

A. Pengertian limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu


proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah,
ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari
berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang
seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan
Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
limbah kimia adalah limbah yang dapat merusak
lingkungan seperti limbah tambalan amalgam (berwarna

51
hitam) yang mengandung merkuri sebanyak 40-50
persen, limbah pencucian film X-ray yang mengandung
silver, hydroquinone dan chromium, limbah bahan
sterilisasi alat yang mengandung
alkohol, glutaraldehyde dan ortho-phthaldehyde, dan
cairan bleaching dengan konsentrasi tinggi. Selain
kedua jenis limbah tersebut, bahan-bahan dan obat yang
selalu dipakai dokter gigi dalam praktiknya juga dapat
mengganggu lingkungan, seperti jarum suntik, masker,
sarung tangan, alat-alat pemanas, obat-obat pulpa dan
sinar halogen serta laser. Jika tidak ditampung di tempat
khusus, bahan-bahan tersebut dapat ikut aliran
pembuangan selokan lalu ke sungai dan ke laut atau bisa
juga mengendap di sekitar saluran pembuangan.
Sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
dan menimbulkan penyakit yang menular seperti
demam berdarah, diare, hepatitis dan flu burung.

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang


dihasilkan dari kegiatan rumah sakit yang terdiri dari
limbah medis dan non-medis Limbah medis adalah
limbah yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
52
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi. Beberapa pengaruh yang
ditimbulkan oleh keberadaan limbah rumah sakit,
khususnya terhadap penurunan kualitas lingkungan dan
terhadap kesehatan antara lain, terhadap gangguan
kenyamanan dan estetika, terutama disebabkan karena
warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol,
bau feses, urin dan muntahan yang tidak ditempatkan
dengan baik dan rasa dari bahan kimia organik.
Penampilan rumah sakit dapat memberikan efek
psikologis bagi pemakai jasa, karena adanya kesan
kurang baik akibat limbah yang tidak ditangani dengan
baik.

Limbah medis rumah sakit juga dapat


menyebabkan kerusakan harta benda. Dapat disebabkan
oleh garam-garam terlarut (korosif, karat), air yang
berlumpur dapat menurunkan kualitas bangunan di
sekitar rumah sakit. Selain itu limbah rumah sakit
menyebabkan gangguan atau kerusakan tanaman dan
binatang. Hal ini terutama karena senyawa nitrat (asam,
basa dan garam kuat), bahan kimia, desinfektan, logam
nutrient tertentu dan fosfor. Terhadap gangguan
kesehatan manusia, limbah medis rumah sakit terutama
53
karena berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa
kimia, desinfektan, serta logam seperti Hg, Pb, Chrom
dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
Gangguan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi
gangguan langsung adalah efek yang disebabkan karena
kontak langsung dengan limbah tersebut, misalnya
limbah klinis beracun, limbah yang dapat melukai tubuh
dan limbah yang mengandung kuman pathogen
sehingga dapat menimbulkan penyakit dan gangguan
tidak langsung dapat dirasakan oleh masyarakat, baik
yang tinggal di sekitar rumah sakit maupun masyarakat
yang sering melewati sumber limbah medis diakibatkan
oleh proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan
limbah tersebut. Limbah medis rumah sakit juga dapat
menyebabkan gangguan genetik dan reproduksi.
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya
diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat
menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan
system reproduksi manusia, misalnya pestisida (untuk
pemberantasan lalat, nyamuk, kecoa, tikus dan serangga
atau binatang pengganggu lain) dan bahan radioaktif.
Limbah medis rumah sakit juga dapat menyebabkan
infeksi silang. Limbah medis dapat menjadi wahana

54
penyebaran mikroorganisme pembawa penyakit melalui
proses infeksi silang baik dari pasien ke pasien, dari
pasien ke petugas atau dari petugas ke pasien. Pada
lingkungan, adanya kemungkinan terlepasnya limbah ke
lapisan air tanah, air permukaan dan adanya
pencemaran udara, menyebabkan pencemaran
lingkungan karena limbah rumah sakit.

Secara ekonomis, dari beberapa kerugian di atas pada


akhirnya menuju kerugian ekonomis, baik terhadap
pembiayaan operasional dan pemeliharaan, adanya
penurunan cakupan pasien dan juga kebutuhan biaya
kompensasi pencemaran lingkungan. Orang yang
kesehatannya terganggu karena pencemaran l ingkungan
apalagi sampai cacat atau meninggal, memerlukan biaya
pengobatan dan petugas kesehatan yang berarti beban
sosial ekonomi penderitanya, keluarganya dan
masyarakat.

B. Jenis – jenis limbah

55
Limbah klinis berasal dari pelayanan medis, perawatan,
gigi, veterinary, farmasi atau yang sejenisnya serta
limbah yang dihasilkan rumah sakit pada saat dilakukan
perawatan, pengobatan atau penelitian. Berdasarkan
potensi bahaya yang ditimbulkannya limbah klinis dapat
digolongkan dalam limbah benda tajam, infeksius,
jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif
dan limbah plastic.

1. Limbah Benda Tajam

Sampah benda tajam adalah obyek atau alat yang


memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol
yang dapat memotong atau menusuk kulit. Misalnya :
jarum hipodermik, perlengkapan intervena, pipet
pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain itu meliputi
benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.

a. Limbah Infeksius

Limbah infeksius merupakan limbah yang dicurigai


mengandung bahan pathogen. Sampah infeksius

56
meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah
laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang
isolasi penyakit menular. Yang termasuk limbah jenis
ini antara lain : sampah mikrobiologis, produk sarah
manusia, benda tajam, bangkai binatang terkontaminasi,
bagian tubuh, sprei, limbah raung isolasi, limbah
pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan
terkontaminasi (medical wast).

b. Limbah Jaringan Tubuh (Patologis)

Sampah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ,


anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain
yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Sampah
jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan
penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi
label dan dibuang ke incinerator.

c. Sampah Citotoksik

Sampah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi


atau mungkin terkontaminasi obat citotoksik selama
57
peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik.
Sampah yang terdapat sampah citotoksik didalamnya
harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas
1000°C.

d. Limbah Farmasi

Limbah farmasi berasal dari : obat-obatan kadaluwarsa,


obat-obatan yang terbuang karena batch tidak
memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi, obat-
obatan yang terbuang atau dikembalikan oleh pasien,
obat-obatan yang sudah tidak dipakai lagi karena tidak
diperlukan dan limbah hasil produksi obat-obatan.

e. Sampah Kimia

Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam


tindakan medis, vetenary, laboratorium, proses
sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi limbah
farmasi dan limbah citotoksik.

f. Limbah Radio Aktif

58
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi
dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini antara
lain dari tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay
dan bakteriologis yang daapt berupa padat, cair dan gas.

g. Limbah Plastik

Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh


klinik, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain
seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari
plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan
medis.

C. Limbah Bahan Kimia Kedokteran Gigi

Praktek dokter gigi kini harus memperhatikan aspek


lingkungan. Upayakan sejak sekarang untuk
menjalankan praktek dokter gigi yang ramah
lingkungan. Salah satunya dengan memperhatikan
pengelolaan limbah kedokteran gigi. Dari berbagai
tindakan yang dilakukan dokter gigi, terdapat berbagai
tipe limbah yang dihasilkan, yang tentu saja bukan

59
limbah biasa. Memisahkan limbah kedokteran gigi
ternyata cukup sederhana. Yang diperlukan adalah tekad
untuk Berikut adalah metode pemisahan jenis limbah
kedokteran gigi berdasarkan warna container (color
coding for waste disposal), yang diadopsi dari NHS
Scotland :
a. Menurut resiko yang ditimbulkan :
1. Limbah dengan risiko rendah (Orange Stream
Waste)
Untuk keperluan dental sehari-hari , kantung oranye
ini meliputi limbah berupa:
a) Dressings and Swabs;
b) Benda sekali pakai: sarung tangan, apron,
masker, lap yang terkontaminasi
c) Benda-benda lain yang berkontak dengan pasien
(plastik untuk wrapping DU, misalnya)

Semua limbah jenis ini sebaiknya dikelola


dengan Heat Disinfection System (HDS) atau dengan
disinfeksi panas.Plastik yang digunakan berkode
warna oranye. Untuk gelas pecah, cairan
terkontaminasi dan darah, termasuk kantung dan
tube, masuk ke kontainer oranye namun berbahan

60
keras yang tidak mudah bocor (orange stream bin)
digambar nampak berwarna kuning

2. Limbah risiko tinggi (Yellow Stream Waste)


Untuk keperluan dental, kontainer ini akan banyak
dipakai di ranah bedah. Limbah yang termasuk
golongan ini: 

a) Bagian tubuh yang diambil seperti: gigi dengan


tumpatan, TAPI BUKAN tumpatan AMALGAM

61
b) Cairan farmasi seperti obat-obatan dan bahan
anestesi
c) Benda tajam seperti matrix band, scalpel blade,
jarum suntik sekali pakai
d) Vial obat seperti cartridge dan ampul
e) Bagian metal terkontaminasi seperti instrument
bedah yang rusak/sekali pakai: bur dan file
endodontic
f) Limbah yang sangat infeksius, seperti darah yang
terinfeksi

Semua limbah tersebut diolah secara insinerasi atau


pembakaran. Persyaratan container: rigid, sukar
dibuka, tidak mudah bocor

62
3. Limbah Spesial (Red Stream Waste)
Digunakan untuk limbah yang tidak bisa di insinerasi
dan membutuhkan pemrosesan kembali oleh tenaga
ahli, sehingga nantinya bahan kimia yang ada dapat
ditangani untuk meminimalisasi kerusakan
lingkungan. Jenis limbah yang dibuang ke red stream
bin:
a) Amalgam;
b) Kapsul Amalgam
c) Gigi dengan tumpatan Amalgam
d) Cairan X-Ray Individual
e) Cairan Developer
f) Cairan fotokimia lainnya: fixer, air yang
terkontaminasi developer
g) Lead Foils;
h) atau benda lain yang mengandung metal “berat”

syarat: leakproof, rigid. Untuk :

63
a) Amalgam;
b) Kapsul Amalgam
c) Gigi dengan tumpatan Amalgam

syarat: leakproof, rigid


Untuk : Lead Foils
a) Cairan X-Ray Individual
b) Cairan Developer
c) Cairan fotokimia lainnya: fixer, air yang
terkontaminasi developer

64
Untuk benda-benda lain yang mengandung metal berat.

b. Menurut bentuknya :
1. Limbah padat
a) Sisa bubuk bahan tumpatan
b) Sisa bubuk semen base maupun sub base

2. Limbah cair

65
a) Sisa alcohol
b) Sisa merkuri bahan campuran tumpatan
amalgam
c) Sisa chlorin setelah sterilisasi kimia

D. Pengaruh Limbah Terhadap Kesehatan


a. Efek langsung : efek yang disebabkan karena kontak
langsung dengan sampah, misalnya : sampah beracun
; sampah yang korosif terhadap tubuh yang
karsinogenik, teragonik, sampah yang mengandung
kuman pathogen (berasal dari sampah rumah tangga
dan industri).
b. Efek tidak langsung : dapat dirasakan masyarakat
akibat proses : pembusukan, pembakaran,
pembuangan sampah secara sembarangan, penyakit
bawaan vector yang berkembang biak didalam
sampah ( lalat dan tikus).

E. Penanganan Limbah Dental secara Umum (General


Dental Service Waste Issues)
Untuk jenis limbah menurut resiko yang
ditimbulkannya :

66
Seluruh container limbah (kantung dan wadah/ bags and
bins) harus menunjukkan identitas lokasi untuk kantung
limbah ditandai dengan tag (label) identifikasi,
sementara untuk bins/wadah dengan label cetak yang
disediakan.
Tipe limbah yang ditulis pada label identifikasi
usahakan dalam mode BOLD. Kantung harus dibuang
secara berkala, terutama jika ¾ nya sudah penuh.
Jangan sampai limbah melebihi 4 kg. Kantung harus
diiikat dengan kencang dan diamankan. Ada pula
dokumentasi legal yang harus diisi sebelum dan saat
pengangkutan limbah dental. Dokumen ini harus
ditandatangani oleh orang yang ada di lokasi, yang
bertindak sebagai  penghasil limbah atau “producer of
the waste”. General “Household” Waste (Limbah
Rumah Tangga), saat ini juga diistilahkan
sebagai Mixed Municipal Waste, yakni limbah yang
tidak terkontaminasi, tidak berbahaya dan tidak
infeksius (bukan limbah klinis). Limbah ini ditempatkan
pada kantung hitam dan dapat diangkut oleh petugas
kebersihan pada umumnya.

67
Memang di Indonesia (setahu saya) belum ada pihak
yang berkonsentrasi mengolah limbah kedokteran gigi
seperti amalgam, dan lain sebagainya agar tidak terlalu
mencemari lingkungan. Tapi paling tidak dengan lebih
dulu memisahkan limbah-limbah tersebut kita bisa lebih
waspada dalam memperlakukannya, dengan tidak
menyatukannya dengan limbah rumah tangga.
Pengelolaan limbah kedokteran gigi sebenarnya bisa
menjadi celah bisnis yang menguntungkan. Di luar
negeri pihak pengelola bisa medaur ulang limbah
tertentu seperti lead foils yang digunakan untuk
membungkus film X ray.

F. Prinsip Penanganan Limbah

Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penangan


limbah atau sampah misalnya dengan menerapkan
prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R
adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce
(mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle
(mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah
68
replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R 
selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan 
replant (menanam kembali). Penanganan sampah 4-R
sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka
pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan
efektif, sehingga diharapkan dapat mengrangi biaya
pengelolaan sampah.

a. Reduce (Mengurangi)

Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau


material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah
yang dihasilkan.

b. Reuse (Memakai kembali)

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa


dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang
yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum
ia menjadi sampah.

c. Recycle (Mendaur ulang)

69
Sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak
berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang
bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak
industri non-formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

d. Replace ( Mengganti)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah
barang barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah
agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih
ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek
kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan
pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak
bisa didegradasi secara alami

70
BAB VII

PENGELOLAAN LIMBAH KLINIK GIGI

TIU : Mahasiswa mampu mengelola limbah klinik gigi

Limbah rumah sakit, seperti hanya limbah klinik gigi


atau limbah rumah tangga, pengertiannya merujuk pada seluruh
limbah padat, cair maupun gas yang sumbenya berasal dari
tempat tertentu. Di rumah sakit, hal ini meliputi limbah biologis
(misalnya limbah medis, limbah berupa makanan) dan limbah
non-biologis (misalnya limbah dari kertas, plastic dan lain-
lain).

71
Limbah medis meliputi seluruh limbah yang dihasilkan
selama menegakkan diagnose, perawatan atau imunisasi pada
pasien. Limbah Infeksius adalah bagian dari limbah medis yang
secara epidemiologis berpotensi untuk menyebarkan penyakit
infeksi. Namun harus kembali diingat faktor-faktor penentu
infeksi seperti jumlah dan virulensi kuman, daya tahan tubuh
inang dan adanya jalan masuk (portal of entry) yang
menentukan apakah infeksi bisa terjadi atau tidak. Macam-
macam pengertian limbah dapat terlihan pada tabel berikut.

Limbah Klinik gigi : Limbah yang berasal dari ruang


perawatan gigi yang meliputi limbah hasil perawatan gigi
maupun limbah bukan hasil perawatan gigi.

Limbah Non Infeksius : Limbah yang tidak


berpotensi menyebabkan penyakit infeksi.

Limbah Infeksius : Limbah yang berpotensi


menyebabkan penyakit infeksi.

Limbah Terkontaminasi : suatu bagian limbah yang telah


berkontak dengan darah atau cairan tubuh
lainnya.

72
Limbah berbahaya : Limbah yang mengandung
bahan yang membahayakan orang / lingkungan
sekitar.

Limbah Toksin : Limbah yang berpotensi


meracuni / berefek racun.

Limbah Medis : setiap limbah yang dihasilkan


ketika melakukan diagnosis, perawatan atau imunisasi.

Limbah benda tajam : Limbah medis yang berupa


benda tajam terkontaminasi yang berpotensi menularkan
penyakit, misalna : jarum suntik, pisau bedah, pecahan carpule
citoject, pecahan ampul, jarum jahit, kawat ortho dll.

Limbah Jaringan Patologis : Limbah hasil perawatan gigi


yang berupa gigi, bagian dari gusi / mukosa mulut yang
dicabut atau dipotong dari mulut pasien karena bersifat
patologis.

Di USA, ada beberapa lembaga yang mengatur pegelolaan


limbah, diantaranya :
CDC = Centres for Diseases Control And Prevention.

EPA = The Enviromental Protection Agency.


73
ATSDR = Agency for Toxic Substance and Disease.

OSHA =Occupational Safety and Health


Administration.

Untuk sebagian tenaga kesehatan, yang banyak dianut


adalah petunjuk pembuangan limbah darah, komponen darah
dan bahan-bahan yang mengandung cairan dan komponen
darah, cairan tubuh lain yang berpotensi Infeksius (misalnya
semen), pembuangan alat-alat tajam yang terkontaminasi yang
sudah tak tidak terpakai, limbah patologis (berupa jaringan /
organ), limbah mikrobiologi (stok kuman / perbenihan) dan
limbah binatang yang terkontaminasi.

Maksud dan tujuan pengelolaan limbah adalah :

1. Melindungi petugas pembuangan sampah dari


perlakuan
2. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para pertugas
kesehatan
3. Mencegah penularan Infeksi pada masyarakat
sekitarnya
4. Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan
radio aktif) dengan aman

Tumpukan sampah terbuka harus dihindari karena :


74
1. Menjadi objek pemulung yag akan memanfaatkan
sampah yang terkonminasi
2. Dapat menyebabkan perlukaan
3. Menimbulkan bau busuk
4. Mengundang lalat dan hewan

1. Tipe-tipe Limbah dan Pengelolaannya


A. Limbah Infeksius
1. Limbah Darah Cair dan Semi Cair

Pada seluruh klinik gigi, darah (maupun yang


tercampur cairan lain, misalnya saliva) dapat
dialirkan atau disedot kedalam saluran pembuangan
air klinik. Sistem penyaluran harus ditutup dan septi
tank haruss kedap air, kuat, dilengkapi dengan main
hole dan lubang hawa (ventilasi). Saluran air
maupun sinknya harus dibilas dengan baik
sedikitnya satu kali sehari. Juga dapat digunakan
larutan desinfekta (misalnya iodofor, Lysol dll)
dialirkan lewat saluran pembuangan tersebut.
Akhirnya, untuk bilasan terakhir dipakai air,
terutama jika memakai larutan pemutih.

2. Limbah Patologis (Gigi dan Jaringan Lain)

75
Gigi dan limbah jaringan lain berpotensi
infeksius, sehingga pembuangannya harus diatur.
Prosedur yang paling mudah dan efektif yaitu
disterilkan dengan panas. Autoklaf adalah metoda
terpilih.

Beberapa daerah di USA mengijinkan


pengijinan penanganan limbah patologis tersebut di
rumah / di klinik masing-masing. Jadi tidak perlu
menggunakan jasa pengelolaan limbah yang telah
ditunjuk karena biasanya jasa seperti ini akan
mengajukan harga yang sampai tinggi.

Limbah patologis harus dibungkus untuk


membuangnya. Untuk hal ini dapat dipakai kantung dari kertas,
plastik tahan autoklaf, dan kantung.

Masalah timbuk jika limbah gugu oernah ditambal


Amalgam.panas sterilisasi dapat menimbulkan uap Hg yang
membahayakan. Gigi yang pernah dirawat amalgam dapat
didensinfeksi sebelum dibuang. Idelanya dapat digunakan cara
sterilisasi kimia (misalnya glutaraldehid berkonsentrasi penuh).
Jadi gigi dimasukkan kedalam kantung tertutup yang berisi
larutan glutaraldehid. Perendaman harus mencapai 30 menit.

76
Gigi yang sudah direndam dapat dibilas dulu. Sebaiknya
limbah patologis tertutup dari pandangan masyarakat.

3. Limbah Benda Tajam

Salah satu benda limbah yang berpotensi


menularkan penyakit adalah benda tajam
terkontaminasi. Benda tajam adalah benda yang
dapat menembus kulit, yaitu seperti : jarum suntik,
pisau bedah, jarum jahit jaringan, instrument-
instrumen dan pecahan gelas / kaca.

Aturan dari OSHA menunjukkan bahwa segera


setelah penggunaan, limbah tajam tersebut harus
ditempatkan pada wadah / kontainer tertutup, tahan
tusuk dan tidak mudah bocor yang disebut wadah
limbah tajam. Kontainer ini diberi label dengan
symbol biohazard dan diberi kode warna khusus
untuk memudahkan identifikasi. Wadah ini
hendaknya ditaruh dekat dengan tempat kerja
operator di ruang perawatan, dan setiap operator
minimal memiliki sebuah kontainer jenis ini.

Cara memegang alat tajam harus tepat, karena


alat pelindung diri yang bisa dipakai seperti sarung

77
tangan, tidak bisa mencegah tertusuknya kulit oleh
benda tajam ini. Untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan tersebut, jarum tidak boleh ditutup,
dibengkokan, dipatahkan atau dimanipulasi dengan
tangan yang tidak terlindung. Jika harus menutup
jarum tersebut atau harus memindahkannya dipakai
teknik sekop, dimana syringe hanya dipegang oleh
satu tangan.

Limbah tajam yang sudah ditempatkan di


kontainer tersebut selanjutnya ditangani dengan cara
autoklafisasi di rumah / klinik gigi tersebut sebelum
dibuang ke lingkungan.

Prosedur sterilisasi kontainer limbah tajam dengan autoklaf /


sterilisator bertekanan uap yang direkomendasikan adalah
sebagai berikut :

1. Gunakan kontainer khusus yang dibuat pabrik untuk


wadah limbah tajam (yang tahan autoklaf).
2. Tes spora sebagai indicator biologis untuk mengetahui
efektivitas sterilisator harus dilakukan secara berkala
3. Prosedur yang direkomendasikan meliputi :

78
a. Kontainer diisi limbah benda tajam hanya
sebatas ¾ volumenya.
b. Biarkan kontainer dalam keadaan terbuka (tidak
tertutup).
c. Letakkan dengan bagian terbuka menghadap ke
atas.
d. Karena adanya variasi ukuran kontainer, macam
dan banyaknya limbah yang diisikan, dan
kondisi kerja autoklaf, lamanya waktu sterilisasi
ditetapkan antara 40 – 60 menit.
e. Setelah diproses, kontainer dikeluarkan dari
sterilisator dan biarkan kering, selanjutnya
ditutup dengan hati-hati
f. Beri label dan buanglah kontainer menurut
aturan pemerintah setempat.

B. Limbah Non Infeksius

Limbah non infeksius adalah limbah yang tidak


berpotensi menyebabkan penyakit infeksi. Contohnya
sampah-sampah administrasi seperti kertas, kantung
plastic, tisu.

79
Pengelolaannya sampah langsung dibuang ke kantong
plastic yang berwarna hitam kemudian oleh petugas K3
dibuang ke TPS.

C. Limbah Radiologi

Limbah Radiologi adalah semua limbah yang


dihasilkan oleh kegiatan radiologi kedoketeran gigi.
Limbah kontaminasi yang dihasilkan berupa srung
tangan, film, cotton roll, kapas bekas pakai yang
mengandung saliva dan darah serta plastic yang
digunakan untuk melindungi peralatan dental X ray.

Pengelolaan limbah dilakukan berdasarkan


pengelompokan limbah dengan cara memisahkan dari
limbah rumah tangga atau limbah lainnya. Untuk
masing-masing jenis limbah dibedakan pembuangannya
sebelum dibuang ke TPA. Limbah kontaminasi harus
disimpan di tempat khusus. Dan dari film intra oral
dikelola dengan cara berbeda. Federal Resource
Conservation and Recovery Act menyatakan bahwa
lead foil yang berasal dari film intaoral merupakan
sampah yang berbahaya dan harus dibuang ditempat

80
tersendiri. Kemudian diserahkan kepada badan usaha
yang dapat memanfaatkan limbah ii. Masalah
pengelolaan Limbah Berbahaya dan beracun telah diatur
dalam peraturan pemerintah RI no 19 Th 1999.

Menurut German Regulation 2005, developer


dan fixer merupakan limbah beracun yang dalam
pengelolaannya diserahkan kepada badan yang mampu
mengelolanya, kecuali limbahnya dalam jumlah kecil.

D. Limbah bahan-bahan kedokteran gigi

Yang dimaksud dengan bahan-bahan kedokteran gigi


sebagai berikut

1. Bahan Kimia

Bahan Kimia termasuk sisa-sisa sewaktu


pengepakan atau bahan-bahan kadaluarsa,
bahan-bahan kimia tidak dipakai. Bahan kimia
yang tidak terlalu banyak dapat dikumpulkan
dalam wadah dengan sampah infeksius,
kemudian di insenerasi atau di ubur. Pada

81
jumlah yang banyak tidak boleh dikumpulkan
dengan sampah infeksius.

Karena tidak ada metode aman dan


murah maka penanganannya sebagai berikut :

a. Insenerasi pada suhu tinggi merupakan


pilihan terbaik untuk pembuangan sampah
kimia
b. Jika tidak mungkin kembalikan sampah
kimia tersebut pada pemaso

2. Wadah bekas bahan kimia

Bilas wadah dengan ai. Wadah gelas dapat dicuci


dengan sabun dan dipakai kembali. Untuk wadah
plastic yang mengandung bahan toksik seperti
glutaraldehid atau formaldehid, bilas 3 kali dengan
air dan buang dengan membakar, dikubur, jangan
digunakan kembali wadah ini untuk tujuan lain.

3. Sampah farmasi

Dalam jumlah yang sedikit sampah


farmasi seperti obat dan bahan obat-obatan dapat
82
dikumpulkan dalam wadah dengan sampah
infeksius dan dibuang dengan cara yang sama
yaitu diinsenarasi, dan dikubur.

Sejumlah kecil sampah farmasi seperti


obat-obatan kadaluarsa (kecuali sitotoksik dan
antibiotic) dapat dibuang ke pembuangan
kotoran tapi tidak boleh dibuang ke dalam
sungai.

Jika jumlahnya banyak, sampah farmasi


dapat dibuang secara :

a. Sitotoksik dan antibiotic dapat diinsenerasi,


sisanya dikubur.
b. Bahan yang larut air dapat diencerkan
dengan air lalu dibuang adlam tempat
pembuangan kotoran

4. Logam Berat

Bahan yang mengandung logam berat seperti air


raksa dari bhan tambal amalgam merupakan
neurotoksik kuat, terutama pada masa tumbuh
kembang janin dan bayi. Jika dibuang dalam air atau

83
udara air raksa masuk dan mengkontaminasi danau,
sungai dan aliran lainnya. Untuk mengurangi resiko
polusi maka pembuangannya sebagai berikut :

a. Perasan air raksa dibuang kedalam botol


tertutup yang berisi air lalu bisa diberikan ke
pabrik yang membutuhkan untuk didaur
ulang
b. Jika daur ulang tidak memungkinkan maka
pembuangan dengan enkapsulasi
(penguburan dengan wadah) dapat
dilakukan.
c. Tidak boleh di insenerasi karena uap logam
becarun yang dieluarkan, juga tidak boleh
dikubur tanpa enkapsulasi karena
mengakibatkan polusi lapisan air di tanah.

84

Anda mungkin juga menyukai