Anda di halaman 1dari 5

PRODUK HILANG & PRODUK RUSAK

A.
PRODUK HILANG DALAM PENGOLAHAN
Dua metode perlakuan produk hilang dalam proses
1. Produk hilang terjadi awal proses
Karakteristik pengaruhnya terhadap perhitungan harga pokok sbb:
a. Dianggap tidak menikmati biaya produksi pada departemen atau tahap dimana
produk hilang
b. Tidak dimasukkan dalam produksi ekuivalen
c. Tidak dibebani harga pokok
d. Produk hilang awal proses yang terjadi pada departemen lanjutan, mengakibatkan
harus dilakukan penyesuaian harga pokok satuan yang diterima dari departemen
sebelumnya.
2. Produk hilang terjadi akhir proses
Karakteristik pengaruhnya terhadap perhitungan harga pokok sbb:
a. Dianggap telah menikmati biaya produksi pada departemen dimana produk hilang
b. Dimasukan dalam per
hitungan produksi ekuivalen
c. Diperhitungkan harga pokoknya, harga pokok produk hilang tsb dibebankan pada
produk selesai yang dipindahkan ke departemen berikutnya atau ke gudang produk
selesai

Contoh :
PT. DIMAS PANJI mengolah produk selesai melalui dua departemen, yaitu Departemen
1 dan Departemen II. Produk selesai dari Departemen I langsung dipindahkan ke Departemen
II untuk diolah menjadi produk selesai. Karena sifat bahan yang diproses sebagian
produk hilang menguap dalam pengolahan.
1. Produk masuk pro ses kedalam Departemen I 12.500 liter, dari jumlah tersebut
11.000 liter telah selesai dan dipindahkan ke Departemen II, produk dalam
proses akhir 1.200 liter penyelesaian 80% bahan, 40% konversi, 300 liter hilang
dalam proses. Pada Depertemen II sejumlah 11.000 liter produk yang diproses
9.500 liter telah selesai, 500 liter masih dalam proses penyelesaian 60% konversi,
1000 liter hilang dalam proses.
2. Bahan produksi yang terjadi sbb:
Elemen biaya Departemen I Departemen II Jumlah
Bahan Rp 23.920 - Rp 23.920
Tenaga kerja 22.960 Rp 9.800 32.760
Overhead pabrik 11.480 14.700 26.180
Rp 58.360 Rp 24.500 Rp 82.860

Diminta : Laporan harga pokok produksi


1. Produk hilang awal proses
2. Produk hilang akhir proses
PT. DIMAS PANJI
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen I
Bulan : Januari 2014
Laporan Produksi Jumlah (liter)
Produk masuk proses 12.500
Produk selesai dipindah ke Dept.II 11.000
Produk dlm proses (80% bahan,40% konversi) 1.200
Produk hilang awal proses 300
12.500
Biaya dibebankan :
Harga Pokok
Elemen biaya Jumlah Produksi Ekuivalen per liter
Bahan Rp 23.920 11.000+1.200(80%)=11.960 Rp 2
Tenaga kerja 22.960 11.000+1.200(40%)=11.480 2
Overhead pabrik 11.480 =11.480 1
Rp 58 .360 Rp 5

Perhitungan harga pokok


Harga pokok produk selesai = 11.000 x Rp 5 Rp 55.000
Harga pokok produk dalam proses = 1.200 liter
Bah an = 1.200 x 80% x Rp 2 = Rp 1.920
Tenaga Kerja = 1.200 x 40% x 2 = 960
Over head = 1.200 x 40% x 1 = 480
3.360
Jumlah biaya diperhitungkan Rp 58.360
PT. DIMAS PANJI
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen II
Bulan : Januari 2014
Laporan produksi Jumlah (liter)
Produksi diterima dari Dept.I 11.000
Produk selesai 9.500
Produk dalam proses (60% konversi) 500
Produk hilang awal proses 1.000
11.000
Biaya dibebankan : Harga Pokok
Elemen biaya Jumlah Produksi Ekuivalen per liter
Harga pokok dari Dept.I Rp 55.000 11.000 Rp 5
Penyesuaian - (1.000) ______

Harga Pokok Sisesuaikan Rp 55.000 10.000 Rp 5,5

Tambahan di
Dept.II
Tenaga Rp 9.800 9.500x500(60%)=9.800 Rp 1
Overhead 14.700 =9.800 Rp 1,5
Jml.Tambahan Rp 24.500 Rp 2,5
Jml dibebankan Rp 79.500 Rp 8

Perhitungan harga pokok


Harga pokok produk selesai = 9.500 x Rp 8 Rp 76.000
Harga pokok produk dlm proses = 500 liter
Harga pokok dari Dept. I = 500xRp5,5 =Rp 2.750
Tenaga kerja = 500x 60% xRp1 = 300
Overhead pabrik = 500x 60%x 1,5 = 450 3.500
Jumlah biaya diperhitungkan Rp 79.500

B. PRODUK RUSAK DALAM PENGOLAHAN


Metode perlakuan harga pokok produk rusak sbb:
1. Produk rusak tidak laku dijual
a. Sifat normal, harga pokok produk rusak dibebankan pada produk selesai yang dipindah ke gudang produk
selesai atau departemen berikutnya
b. Sifatnya tidak normal, harga pokok produk rusak diperlukan sebagai rugi produk rusak

2. Produk rusak laku dijual


a. Sifat normal, penghasilan penjualan produk rusak diperlukan sbg :
1) Pengurang harga pokok produk selesai
2) Pengurang semua elemen biaya produksi di departemen dimana produk rusak
3) Pengurang BOP di departemen dimana produk rusak
4) Penghasilan lain - lain
b. Sifatnya tidak normal, penghasilan penjualan produk rusak diperlukan sebagai pengurang rugi produk rusak.

Contoh :
PT. DIMAS YUDA
mengolah produk melalui dua departemen, yaitu Departemen I dan Departemen II, dalam kedua tahap
pengolahan tersebut sebagian produk mengalami kerusakan dan tidak laku dijual.
Data produksi dan biaya dalam bulan Januari sbb:
1. Produk masuk proses Dept.I seb anyak 15.000 kg, dari jumlah tsb 10.000 kg. Telah selesai dan dipindahkan
ke Dept.II, 2.500 kg produk rusak, dan 2.500 kg produk masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian
100% bahan, 80% konversi . Pada Dept.II sejumlah 10.000 Kg produk yang diolah, 7 .500 kg produk telah
selesai. 2000 kg produk rusak, dan 500 kg masih dlm proses dg tingkat penyelesaian 40% konversi.
2. Biaya produksi yang terjadi dalam bulan Januari 2014 sbb:
Elemen biaya Departemen I Departemen II Jumlah
Bahan Rp 60.000 - Rp 60.000
Tenaga kerja 14.500 Rp 19.400 33.900
Overhead 43.500 29.100 72.600
Rp118.000 Rp 48.500 Rp116.500
Diminta :
Laporan harga pokok produk rusak
a. Bersifat normal dalam pengolahan produk
b. Bersifat tidak normal ata u disebabkan kesalahan
Laporan harga pokok produk rusak tidak laku dijual disebabkan karena kesalahan atau kurang pengawasan

PT DIMAS YUDA
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen I
Bulan Januari 2014
Laporan Produksi Jumlah (kg )
Produk masuk proses 15.000
Produk selesai dipindah ke Dept.I 10.000
Produk dlm proses (100% bahan,80% konversi) 2.500
Produk rusak karena kesalahan 2.500
15.000
Biaya dibebankan : Harga Pokok
Elemen biaya Jumlah Produksi Ekuivalen per kg
Bahan Rp 60.000 10.000+2.500+2.500(100%)=15.000 Rp 4
Tenaga kerja 14.500 10.000+2.500+2.500(100%)=14.500 1
Overhead pabrik 43.500 =14.500 3
Rp188 .000 Rp 8
Perhitungan harga pokok
Harga pokok produk selesai = 10.000 x Rp 8 = Rp 80 .000
Harga pokok produk dalam proses = 2. 500 x 8 = 20.000
Harga pokok produk dlm proses = 2.500 kg
Bahan = 2.500 x 100% x Rp 4 = Rp 10 00 0
Tenaga Kerja = 2.500 x 80% x 1 = 2.000
Over head = 2.500 x 80% x 3 = 6.000
18.000
Jumlah harga pokok diperhitungkan Rp118.000
PT DIMAS YUDA
Laporan Harga Pokok Produksi
Dep artemen II
Bulan Januari 2014
Laporan Produksi Jumlah (kg )
Produk selesai dipindah ke Dept.I 10.000
Produk selesai dimasukkan gudang 7.500
Produk dlm proses (40% konversi) 500
Produk rusak karena kesalahan 2.000
10.000
Biaya dibebankan : Harga Pokok
Elemen biaya Jumlah Produksi Ekuivalen per kg
Harga pokok Dept.I Rp 8 0.000 10.000 Rp 8
Tambahan Biaya :
Tenaga kerja 19.400 7.500+2.000+500(40%)=9.700 2
Overhead 29.100 9 7 00 3
Jml tambahan Rp 48.500 Rp 5
Jml dibebankan Rp1 2 8 . 5 00 Rp 13
Perhitungan harga pokok
Harga pokok produk selesai = 7.500 x Rp 13 = Rp 97.500
Harga pokok produk rusak = 2.000 x Rp 13 = 26.000
Harga pokok produk dlm proses = 500 kg
Harga pokok Dept.I = 500 x Rp 8 = Rp 4.000
Tenaga Kerja = 500 x 40%x Rp 2 =400
Over head pabrik = 500 x 40%x Rp 3 = 600
5.000
Jumlah harga pokok diperhitungkan Rp128.500
I. Produk cacat dlm pengolahan
Perlakuan biaya perbaikan produk cacat sbb:
1. Produk cacat bersifat normal dalam perusahaan
Biaya perbaikan produk cacat diperlukan sebagai elemen biaya produksi pada departemen dimana
produk cacat dan digabungkan dengan setiap elemen biaya yang ada
2. Produk cacat karena kesalahan
Biaya perbaikan produk cacat diperlukan sebagai elemen rugi produk caca

Anda mungkin juga menyukai