DI SUSUN OLEH :
SITI NURHALIZA S
NIM:2020032083
CI LAHAN CI INSTITUSI
pelebaran ventrikel.
penumpukan CSS yang secara aktif dan berlebihan pada satu atau lebih
terjadi pada 3 dari 1000 kelahiran di Amerika Serikat dan ditemukan lebih
banyak di negara berkembang seperti Brazil yaitu sebanyak 3,16 dari 1000
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan
anak ialah :
c. Sindrom Dandy-Walker
pascaerior.
3. Neoplasma
kraniofaringioma.
4. Patofisiologi
Yang dapat terjadi di ventrikel maupun vili arakhnoid. Secara umum
Chiari.
pseudotumor serebri.
5. Klasifikasi
Hidrosefalus interna menunjukkan adanya dilatasi ventrikel,
yaitu suatu keadaan dimana terdapat blok dalam sistem ventrikel atau
6. Gejala Klinis
Darsono, (2005) mengatakan bahawa Tanda awal dan gejala
nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura
posterior.
tekanan intrakranial.
maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak
dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian frontal atau oksipitalis.
rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT Scan, prosedur ini telah
ditinggalkan
sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat
pemeriksaan CT Scan.
adanya pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di
atas ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak yang besar.
sumbatan
8. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan melalui tanda dan gejala klinis.
Makrokrania merupakan salah satu tanda dimana ukuran kepala lebih besar
dari dua deviasi standar di atas ukuran normal atau persentil 98 dari
fontanel anterior yang sangat tegang (37%), sutura tampak atau teraba
melebar, kulit kepala licin, dan sunset phenomenon dimana kedua bola
mata berdiaviasi ke atas dan kelopak mata atas tertarik. Gejala hipertensi
intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar daripada bayi,
9. Tindakan Keperawatan
Terapi konservatif medikamentosa berguna untuk mengurangi cairan
mg/kg BB/hari) dan hanya bisa diberikan sementara saja atau tidak dalam
yang lebih dikenal dengan drainase likuor eksternal. Namun operasi shunt
10. Komplikasi
Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan meningitis (peradangan pada selaput otak),
shunt.
Perdarahan subdural
menerus ada atau timbulnya kembali gejala yang sudah mereda. Sekitar
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
penglihatan perifer.
kepala.
terjadi.
Apakah ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua,
h. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik mengunakan pemeriksaan fisik secara
head to-toe.
Status mental
Obresvasi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara,
ekspresi wajah dan aktivitas motorik klien. Pada klien
hidrosefalus tahap lanjut biasanya status mental klien
mengalami perubahan. Pada bayi dan anak-anak
pemeriksaan statuss mental tidak dilakukan. Fungsi
intelektual. Pada beberapa kedaan klien hidrosefalus
didapatkan. Penurunan dalam ingatan dan memori, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
k. Pengkajin saraf cranial, meliputi
Saraf I (Olfaktori)
bilateral.
Saraf II (Optikus)
dengan hidrosefalus.
Saraf V (Trigeminius)
Karena terjadinya paralisis saraf trigeminus, didapatkan
atau menetek.
Saraf VII(facialis)
Persepsi pengecapan mengalami perubahan.
Saraf VIII (Akustikus)
pendengaran.
Saraf XI (Aksesorius)
l. Mobilitas
leher klien.
ekstermitas.
berjalan.
n. Pengkajian Refleks.
TIK.
kebutuhan metabolism.
adekuatnya.
3 Gangguan mobilitas fisik Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi makanan.
b.d gangguan keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Kolaborahi dengan ahli gizi untuk menentukan
neuromuscular di harapkan ganguan mobilitas jumlah kaloridan nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien.
fisik dapat teratasi dengan 3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
4. Yakinkan diet ang dimakan mengandung tinggi sera .
kriteria hasil 5. Anjurkan makan sedikit tapi sering.
1. Pasien meningkat dalam 6. Berat badan pasien dalam batas normal.
aktivitas fisik . 7. Monitor adanya penurunan berat badan.
2. Bantu untuk mobilisai 8. Monitor kulit kering.
9. Monitor turgor kulit.
10. Monitor mual muntah.
11. Monitor Hb dan kadar Ht.
12. Monitor pucat, konjungtiva.
4 Ansietas (cemas) b.d 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
Perubahan besar/ perubahan Setelah di lakukan tindakan meyakinkan.
status kesehatan anak keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku
(hidrosefalus) di harapkan ansietas dapat pasien.
teratasi dengan 3. Dorong keluarga untuk menemani anak.
4. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
kriteria hasil selama prosedur.
1. Keluarga mampu 5. Dengarkan dengan penuh perhatian.
mengidentifikasi dan 6. Bantu pasien untuk mengenal situasi yang
mengungkapkan gejala menimbulkan kecemasan.
cemas. 7. Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaan,
2. Mengungkapkan dan ketakutan, persepsi.
menunjukkan teknik 8. Instruksikan keluarga untuk menggunakan teknik
ntuk mengontrol cemas. Relaksasi.
3. Ekspresi wajah
Menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
Djojoningrat, D., 2009. Dispepsia Fungsional dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid I, Edisi 5. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba
Medika: Jakarta
Muslihatun, Wati Nur, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Fitramaya:
Yogyakarta
Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi, Jilid
1, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Hidayat A, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Imu Keperawatan Anak II. Jakarta:
Salemba Medika.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Trilestari
Golongan Darah :O
+ Nama Orang Tua
Ayah : Legimin
Ibu : Sumarti