Anda di halaman 1dari 20

Soal 1.

Diketahui data curah hujan yang tercatat pada setiap stasiun pos curah
hujan di suatu Daerah Wilayah Sungai (DAS) dengan luas wilayah pada masing-
masing DAS tersebut sebagai berikut:

Gambar 1
Daerah Wilayah Sungai (DAS)
Pada peta DAS di atas tercatat dengan data pos curah hujan dengan luas di
setiap pos sebagai berikut:
Tabel 1
Data Curah Hujan & Luasan
POS
TEBAL LUASAN
PENAKA
HUJAN (mm) (Ha)
R
POS 1 67,00 26,00
POS 2 83,00 29,00
POS 3 99,00 15,00
POS 4 108,00 10,00
POS 5 127,00 21,00
POS 6 134,00 40,00
POS 7 159,00 49,00
POS 8 168,00 23,00
TOTAL 945,00 213,00

Dari data tersebut, hitunglah analisis perhitungan data curah hujan


menggunakan metode berikut:
- Rata- rata Aritmatik
- Poligon Thiessen
- Isohyet
1|Hidrologi
Penyelesaian:
1. Metode Aritmatika Rata- rata.
Pos hujan X terdapat data kosong, maka data pada periode kosong
dapat diperkirakan berbasis data dari pos A, B, C yang lokasinya
berdekatan dengan pos X. Bila semua pos hujan tersebut mempunyai
karakteristik sama dan curah hujan normal tahunan dari pos A, B, C
tersebut tidak lebih besar dari 10% bedanya dengan pos hujan X. Data
hujan dari pos X pada periode kosong dapat dihitung dengan rumus:
d́ = d1 + d2 + d3 +... dn
67+83+ 99+108+127+134+ 159+ 168
d́ =
8
d́ = 118,125 mm
Keterangan:
d́ = tebal hujan rerata (mm)
d1 d2 ... dn = tebal hujan (mm) pada pos penakar 1, 2, ... n
Jadi, tebal hujan rerata (d) yang diketahui menggunakan metode
aritmatik = 118,125mm.
2. Metode Polygon Thiessen.
Metode ini cocok untuk menentukan tebal hujan rerata, apabila pos
hujan tidak banyak dan curah hujannya tidak merata. Metode perhitungan
dengan memperhatikan luas pengaruh dari tiap- tiap pos hujan. Tebal
hujan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
d́ = A1d1 + A2d2 + A3d3 ... Andn
d́ = W1d1 + W2d2 + W3d3 ... Wndn
Keterangan:
d́ = tebal hujan rerata (mm)
d1 d2 ... dn = tebal hujan (mm) pada pos penakar 1, 2, ... n
n = banyaknya pos penakar
A1, A2 ... An = Luas bagian daerah (Ha/Km2) yang mewakili tiap pos
penakar 1, 2, ... n
2|Hidrologi
W1, W2 ... Wn = Perbandingan antara luas bagian daerah dari tiap pos
pengamatan terhadap luas total (A1/∑A, A2/∑A, An/∑An)

Tabel 2
Perhitungan Curah Hujan mengunakan metode Polygon Thiessen
POS TEBAL
LUASAN (A) d×A/∑
PENAKA HUJAN (d) A/∑A
(Ha) A
R (mm)
POS 1 67,00 26,00 0,12 8,18
POS 2 83,00 29,00 0,14 11,30
POS 3 99,00 15,00 0,07 6,97
POS 4 108,00 10,00 0,05 5,07
POS 5 127,00 21,00 0,10 12,52
POS 6 134,00 40,00 0,19 25,16
POS 7 159,00 49,00 0,23 36,58
POS 8 168,00 23,00 0,11 18,14
TOTAL 945,00 213,00 1,00 123,92

Jadi nilai tebal hujan rerata (d) pada suatu Daerah Wilayah Sungai
menggunakan perhitungan analisis dengan metode Polygon Thiessen
sebesar 123,92mm. Pada stasiun pos curah hujan 7 merupakan
penyumbang/ sebaran hujan terbesar dengan tebal hujan sebesar 159 mm
pada luas wilayah 49 Ha.
Rata-rata terbobot (weighted average), masing-masing stasiun hujan
ditentukan luas daerah pengaruhnya berdasarkan poligon yang dibentuk
(menggambarkan garis-garis sumbu pada garis-garis penghubung antara
dua stasion hujan yang berdekatan). Dapat dilihat pada gambar 2 atau
daerah yang di arsir di bawah ini:

3|Hidrologi
Gambar 2
Penggambaran Garis Kontur mengunakan metode Polygon Thiessen
Cara ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak
lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Dengan
demikian tiap stasiun penakar Rn akan terletak pada suatu poligon tertentu
An. Dengan menghitung perbandingan luas untuk setiap stasiun yang
besarnya = An/A, dimana A adalah luas daerah penampungan atau
jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujannya.
3. Metode Isohyet.
Metode ini ditentukan dengan cara menggunakan peta garis kontur
yang menunjukan tempat kedudukan curah hujan yang hampir sama.
Metode ini cocok untuk menentukan tebal hujan rata- rata, apabila
daerahnya pegunungan atau berbukit. Persamaan untuk menghitung tebal
hujan rata- rata adalah sebagai berikut:
A 1( d 1+ d 2) A 2(d 2+ d 3) An( dn+dn)
d́ = + + ... +
∑A2 ∑A2 ∑ A2
Keterangan:
d́ = tebal hujan rerata (mm)
d1 d2 ... dn = tebal hujan (mm) pada bagian A1, A2, ... An
A1, A2 ... An = Luas bagian daerah (Ha/Km2) antara garis Isohiet
Tabel 3
Perhitungan curah hujan mengunakan metode Isohyet

4|Hidrologi
POS
ISOHIET (d) LUASAN (A) d×A/∑
PENAKA A/∑A
(mm) (Ha) A
R
1 70 26,00 0,12 8,54
2 dan 3 100 44,00 0,21 20,66
4 dan 5 130 31,00 0,15 18,92
6 150 40,00 0,19 28,17
7 dan 8 170 72,00 0,34 57,46
TOTAL 620,00 213,00 1,00 133,76

Dari perhitungan diatas dapat diketahui nilai tebal hujan rerata (d)
menggunakan metode Isohyet sebesar 133,76mm. Metode perhitungan
tebal hujan rata- rata dengan menjumlahkan hasil kali tebal hujan dengan
luas daerah yang dibatasi oleh dua garis kontur yang membagi jarak yang
sama di antara 2 isohiet dibagi luas total.

Gambar 3
Penggambaran Garis Kontur mengunakan metode Isohyet
Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan
kedalaman hujan yang sama. Diasumsikan bahwa, hujan pada suatu daerah
diantara 2 garis isohyet merata dan = nilai rata-rata dari kedua garis
isohyet tersebut.
Dalam menentukan garis isohiet di daerah aliran sungai pada gambar
di atas yaitu dengan cara sebagai berikut:

5|Hidrologi
- Ploting Stasiun Hujan Pada Peta DAS.
Daftar stasiun hujan yang sudah tersedia, letak nya harus di ploting
pada peta DAS yang akan dibuat peta isohietnya, tampilkan juga nama
stasiun serta angka curah hujannya. Pada gambar di atas, peta isohiet
pada DAS dengan menggunakan data 8 stasiun hujan.
- Menghubungkan Setiap Stasiun dengan Garis Khayal.
Setiap stasiun hujan harus dihubungkan oleh garis khayal sebagai
garis bantu untuk melakukan penentuan titik isohiet pada tahap
berikutnya. Setelah ditarik garis antar stasiun, biasanya akan
membentuk segitiga dan penarikan garis khayal tersebut.
- Penentuan Titik Isohiet Pada Garis Khayal.
Dalam pembuatan peta isohiet secara manual adalah menentukan titik
isohiet pada semua garis khayal yang menghubungkan tiap stasiun.
Untuk menentukan interval garis isohiet yang dibuat dengan
penentuan sendiri menggunakan jangkauan (range). Cara penentuan
ini ialah dengan melihat batas bawah dan batas atas pada nilai setiap
pos curah hujan yang nilainya mendekati. Semakin besar interval nya,
maka proses interpolasi akan semakin cepat tetapi tingkat akurasi
hujan wilayah nya akan semakin kecil. Pada peta isohiet diatas
menggunakan 4 garis khayal.
- Penarikan Garis Isohiet
Apabila penentuan titik isohiet pada garis khayal telah selesai
seluruhnya, maka tahap terakhir adalah penarikan garis isohiet. Tahap
ini tidak berlaku aturan yang mutlak dalam penarikan garis, tapi pada
prinsipnya adalah menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai sama
dengan sebuah garis yang disebut garis isohiet.

6|Hidrologi
Soal 2.
Diketahui data intensitas curah hujan dan lamanya curah hujan dalam
suatu wilayah adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Data Intensitas Curah Hujan
Intensitas
No Lamanya Hujan (t)
Hujan( I)
1 5 180,50
2 10 162,40
3 20 110,08
4 30 92,56
5 40 84,60
6 60 70,35
7 80 52,15
8 100 32,10
TOTAL 784,74

Berdasarkan data diatas, lakukanlah perhitungan intensitas curah hujan


dengan menggunakan metode:
- Metode Talbot
- Metode Sherman
- Metode Ishiguro
7|Hidrologi
Dari ketiga metode yang digunakan, tentukanlah hasil yang optimum dari
ketiga cara tersebut, serta gambarkan kurva intensitas curah hujan dari masing-
masing metode.
Penyelesaian:
1. Metode Talbot
Rumus ini dikemukakan oleh Prof. Talbot pada tahun 1881. Rumus
ini banyak digunakan karena mudah diterapkan dimana nila tetapan a dan
b ditentukan dengan harga-harga yang diukur. Bentuk umum rumus
Talbot adalah:
a
I=
t+b
Keterangan:
[ I ..t ] [ I 2 ]−[I 2 . t ][I ]
a =
N [ I 2 ]−[I ]¿ ¿
[ I ] [ I .. t ] −N [ I . t]
b =
N [ I 2 ] −[I ][ I ]
I = intensitas hujan (mm/jam)
t = lamanya curah hujan (menit)
N = banyaknya data
[] = jumlah tiap suku
a,b = konstanta
Dari data pengamatan curah hujan otomatis diperoleh suatu
rangkaian data curah hujan untuk setiap lamanya hujan t (menit) dengan
periode ulang tertentu.
Dari data tersebut dihitung dahulu harga-harga tiap suku yang
terdapat dalam rumus Talbot yaitu N, [ I ] , [ I.t ] , [ I2 ], dan [ I2.t ].

8|Hidrologi
Tabel 5
Perhitungan Intesitas Curah Hujan menggunakan metode Talbot
Lamanya Hujan Intensitas
No I.t I² I².t
(t) Hujan( I)
1 5 180,50 902,50 32580,25 162901,25
2 10 162,40 1624,00 26373,76 263737,60
3 20 110,08 2201,60 12117,61 242352,13
4 30 92,56 2776,80 8567,35 257020,61
5 40 84,60 3384,00 7157,16 286286,40
6 60 70,35 4221,00 4949,12 296947,35
7 80 52,15 4172,00 2719,62 217569,80
8 100 32,10 3210,00 1030,41 103041,00
TOTA 1829856,1
  784,74 22491,90 95495,29
L 4

Rumus Talbot:
a
I =
t+b
[ I .t ] [ I 2 ] −[I 2 . t ][ I ]
a =
N [ I 2 ]−[ I ][I ]
22491,90× 95495,29−1829856,14 × 784,74
=
8× 95495,29−784,74 × 784,74
= 4805,48
[ I ] [ I . t ] −N [ I 2 . t]
b =
N [ I 2 ]−[ I ][I ]
22491,90× 95495,29−1829856,14 × 784,74
=
8× 95495,29−784,74 × 784,74
= 20,33
4805,48
Jadi, I = I¿ , t sembarang waktu dalam menit.
t+20,33

9|Hidrologi
2. Metode Sherman
Menghitung harga tiap suku yang terdapat dalam rumus Sherman,
yaitu N, [I], [log t], [log I], [log t x log I], dan [(log t) 2]. Perhitungan
Intensitas Curah Hujan menggunakan metode Sherman dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 7
Perhitungan Intesitas Curah Hujan menggunakan metode Sherman
Lamanya Intensitas Log t ×
No
Hujan (t) Hujan( I) Log I Log t Log t² Log I
1 5 180,50 2,26 0,70 0,49 1,58
2 10 162,40 2,21 1,00 1,00 2,21
3 20 110,08 2,04 1,30 1,69 2,66
4 30 92,56 1,97 1,48 2,18 2,90
5 40 84,60 1,93 1,60 2,57 3,09
6 60 70,35 1,85 1,78 3,16 3,28
7 80 52,15 1,72 1,90 3,62 3,27
8 100 32,10 1,51 2,00 4,00 3,01
TOTAL   784,74 15,47 11,76 18,71 22,00

Rumus Sherman:
a
I =
tb
15,47× 18,71−22,00 ×11,76
Log a =
8 ×18,71−11,76 ×11,76
= 2,70
a = 504,05
Log b= ¿ ¿
15,47× 11,76−8 ×22,00
= 8 ×18,71−11,76 ×11,76

= 0,52
275,79
Jadi, I = , t sembarang waktu dalam menit.
t 052

10 | H i d r o l o g i
3. Metode Ishiguro
Rumus ini dikemukakan oleh Dr. Ishiguro pada tahun 1953. Bentuk
umum dari rumus Ishiguro adalah sebagai berikut.
a
I=
√ t +b
Keterangan:
[ I . √t ] [ I 2 ]−[I 2 . √ t][I ]
a =
N [ I 2 ] −[I ][I ]
[ I ] [ I . √ t ]−[I 2 √ t ]
b = 2
N [ I ]−[I ][ I ]
a,b = konstanta
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = lamanya curah hujan (menit)
N = jumlah data
[] = jumlah setiap suku
Menghitung tiap suku yang terdapat dalam rumus Ishiguro, yaitu N,
[I], [√t], [I2], [I√t], dan [(I2.√t)]. Perhitungan Intensitas Curah Hujan
menggunakan metode Ishiguro dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 9
Perhitungan Intesitas Curah Hujan menggunakan metode Ishiguro
Lamanya Intensitas
No √t I² I√t I²√t
Hujan (t) Hujan( I)
1 5 180,50 2,24 32580,25 403,61 72851,65
2 10 162,40 3,16 26373,76 513,55 83401,15
3 20 110,08 4,47 12117,61 492,29 54191,58
4 30 92,56 5,48 8567,35 506,97 46925,33
5 40 84,60 6,32 7157,16 535,06 45265,85
6 60 70,35 7,75 4949,12 544,93 38335,74
7 80 52,15 8,94 2719,62 466,44 24325,04
8 100 32,10 10,00 1030,41 321,00 10304,10
TOTAL   784,74 48,36 95495,29 3783,86 375600,45

11 | H i d r o l o g i
Rumus Ishiguro:
a
I =
√ t +b
[ I ] [ I . √ t ] −N [I 2 . √ t ]
a =
N [ I 2 ] −[ I ][ I ]
3783,86× 95495,29−375600.45 ×784,74
= 8 × 95495,29−784,74 × 784,74

= 449,50
[ I ] [ I . √ t ] −N [ I 2 √ t]
b =
N [ I 2 ] −[I ][I ]
784,74 ×3783,86−8 ×375600,45
= 8× 95495,29−784,74 × 784,74

= -0,24
449,50
Jadi, I = , t sembarang waktu dalam menit.
√ t +0,24
Selanjutnya dari ketiga rumus intensitas curah hujan yaitu, Talbot,
Sherman dan Ishiguro dipilih rumus yang cocok dengan data tersebut
menggunakan cara membandingkan deviasi antara rumus tersebut dengan
data intensitas. Rumus deviasi rerata yang minimum merupakan rumus
yang paling mendekati. Ketiga rumus yang diolah dari data diatas adalah:
4805,48
1) Talbot : I=
t+20,33
275,79
2) Sherman : I =
t 052
449,50
3) Ishiguro : I =
√ t +0,24
Dari ketiga perhitungan diatas, dapat dihitung intensitasnya pada
tabel dibawah ini:

12 | H i d r o l o g i
Tabel 10
Perbandingan hasil perhitungan Intensitas Curah Hujan
DATA TALBOT SHERMAN ISHIGURO
NO
T I I α I α I α
1 5 180,50 189,73 9,23 217,36 36,859 181,54 1,04
2 10 162,40 158,45 -3,95 151,31 11,094 132,12 30,28
3 20 110,08 119,16 9,08 105,33 4,755 95,39 14,69
4 30 92,56 95,48 2,92 85,21 7,347 78,62 13,94
5 40 84,60 79,66 -4,94 73,32 11,282 68,47 16,13
6 60 70,35 59,82 -10,53 59,32 11,033 56,29 14,06
7 80 52,15 47,90 -4,25 51,04 1,113 48,94 3,21
8 100 32,10 39,94 7,84 45,42 13,319 43,90 11,80
JUMLAH ∑( | α | ∑( | α |
    ∑( | α | ) 5,40 96,80 105,14
DEVIASI ) )
DEVIASI RERATA |∑| 0,68 |∑| 12,10 |∑| 13,14

Dari ketiga rumus intensitas curah hujan yang telah diketahui maka
pada perhitungan dan hasil menggunakan metode Talbot yang di anggap
paling optimum, karena nilai deviasi tersebut paling kecil/ minimum
dibandingkan ke dua metode lainnya.
Berikut ini merupakan grafik intesitas curah hujan berdasarkan data
diatas dari ketiga metode yang digunakan.
Gambar 4
250.00 Grafik
Intensitas curah hujan(mmjam)

Perbandingan
200.00
Intensitas Curah
150.00
DATA Hujan
TALBOT
100.00 SHERMAN
ISHIGURO
50.00

0.00 Waktu Hujan (menit)


5 10 20 30 40 60 80 100
GRAFIK PERBANDINGAN INTENSITAS CURAH HUJAN

13 | H i d r o l o g i
Soal 3.
Diketahui data curah hujan harian maksimum pada suatu Daerah Aliran
Sungai (DAS) adalah sebagai berikut:
Data Curah Hujan Kelompok 2
Hujan harian maksimum (mm)
Sta.
No Tahun Tanggal
Batinifuko
Sta. Batinifukoko ko
1 2004 22-Jan 98 20
2 2007 07-Feb 108 48
3 1998 20-Jan 136 51
4 2006 09-Apr 32 129
5 2005 01-Apr 86 110
6 1999 04-Mar 106 88
7 2001 06-Feb 31 51
8 2000 24-Des 108,5 33,5
9 2003 19-Jan 139 0
10 2002 06-Feb 82 4
11 2008 11-Jan 53,2 169

Hitunglah nilai hujan rancangan untuk kala ulang 10,20,50,100 Tahun dengan
metode Gumbel dan log person tipe III,lalu lakukan uji kecocokan data dengan
menggunakan Chi-square dan Chi-kuadrat dan sinnrov-Kolmagren.
Buatlah grafik curah hujan.

14 | H i d r o l o g i
1.

DISTRIBUSI GUMBEL
Hujan harian maksimum (mm) Xi Xi-Xr Xi-Xr² Xi-Xr³ Xi-Xr^4
No Tahun
Sta. Batinifukoko
Sta. Batinifukoko Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2
1 2004 139 169 139 169 139.000 169.000 19,321.00 28561.000 2,685,619.0 4,826,809 373,301,041 815730721.000
2 2007 136 129 136 129 136.000 129.000 18,496.00 16641.000 2,515,456.0 2,146,689 342,102,016 276922881.000
3 1998 109 110 108.5 110 108.500 110.000 11,772.25 12100.000 1,277,289.1 1,331,000 138,585,870 146410000.000
4 2006 108 88 108 88 108.000 88.000 11,664.00 7744.000 1,259,712.0 681,472 136,048,896 59969536.000
5 2005 106 51 106 51 106.000 51.000 11,236.00 2601.000 1,191,016.0 132,651 126,247,696 6765201.000
6 1999 98 51 98 51 98.000 51.000 9,604.00 2601.000 941,192.0 132,651 92,236,816 6765201.000
7 2001 86 48 86 48 86.000 48.000 7,396.00 2304.000 636,056.0 110,592 54,700,816 5308416.000
8 2000 82 33.5 82 33.5 82.000 33.500 6,724.00 1122.250 551,368.0 37,595 45,212,176 1259445.063
9 2003 53.2 20 53.2 20 53.200 20.000 2,830.24 400.000 150,568.8 8,000 8,010,258 160000.000
10 2002 32 4 32 4 32.000 4.000 1,024.00 16.000 32,768.0 64 1,048,576 256.000
11 2008 31 0 31 0 31.000 0.000 961.00 0.000 29,791.0 - 923,521 0.000
JUMLAH 979.70 703.50 979.70 703.50 101028.49 74090.25 11,270,835.9 9,407,523 1,318,417,683 ###
RERATA X 89.064

PERHITUGAN CURAH HUJAN RENCANA PERIODE (T) TAHUN


PEROD K Xt
E Yn Sn Yt
ULANG Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2
10 0.5320 1.0861 2.25037 1.582 1.582 0.000 0.000
20 0.5320 1.0861 2.97020 2.245 2.245 0.000 0.000
50 0.5320 1.0861 3.90194 3.103 3.103 0.000 0.000
100 0.5320 1.0861 4.60015 3.746 3.746 0.000 0.000

Curah hujan
Periode ulang(T) rencana (mm) CURAH HUJAN RENCANA
Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2
10 0.000 0.000 144.359 170.641
20 0.000 0.000 156.625 199.823
50 0.000 0.000 173.115 239.987
100 0.000 0.000 181.416 257.384

15 | H i d r o l o g i
TABEL NILAI SN METODE GUMBEL
n Sn n Sn n Sn n Sn n Sn
10 0.9496 31 1.1159 52 1.1638 73 1.1881 94 1.2032
11 0.9676 32 1.1193 53 1.1658 74 1.1890 95 1.2038
12 0.9833 33 1.1226 54 1.1667 75 1.1898 96 1.2044
13 0.9971 34 1.1255 55 1.1681 76 1.1906 97 2.2049
14 1.0095 35 1.1286 56 1.1960 77 1.1915 98 1.2055
15 1.0206 36 1.1313 57 1.1708 78 1.1923 99 1.2060
16 1.0316 37 1.1339 58 1.1721 79 1.1930 100 1.2065
17 1.0411 38 1.1363 59 1.1734 80 1.1938
18 1.0493 39 1.1388 60 1.1747 81 1.1945
19 1.0565 40 1.1413 61 1.1759 82 1.1953
20 1.0628 41 1.1436 62 1.1770 83 1.1959
21 1.0696 42 1.1458 63 1.1782 84 1.1967
22 1.0754 43 1.1480 64 1.1793 85 1.1973
23 1.0811 44 1.1499 65 1.1803 86 1.1987
24 1.0864 45 1.1519 66 1.1814 87 1.1987
25 1.0915 46 1.1538 67 1.1824 88 1.1994
26 1.0861 47 1.1557 68 1.1834 89 1.2001
27 1.1004 48 1.1547 69 1.1844 90 1.2007
28 1.1047 49 1.1590 70 1.1854 91 1.2013
29 1.1086 50 1.1607 71 1.1864 92 1.2020
30 1.1124 51 1.1623 72 1.1873 93 1.2026

16 | H i d r o l o g i
TABEL NILAI SN METODE GUMBEL
n Sn n Sn n Sn n Sn n Sn
10 0.9496 31 1.1159 52 1.1638 73 1.1881 94 1.2032
11 0.9676 32 1.1193 53 1.1658 74 1.1890 95 1.2038
12 0.9833 33 1.1226 54 1.1667 75 1.1898 96 1.2044
13 0.9971 34 1.1255 55 1.1681 76 1.1906 97 2.2049
14 1.0095 35 1.1286 56 1.1960 77 1.1915 98 1.2055
15 1.0206 36 1.1313 57 1.1708 78 1.1923 99 1.2060
16 1.0316 37 1.1339 58 1.1721 79 1.1930 100 1.2065
17 1.0411 38 1.1363 59 1.1734 80 1.1938
18 1.0493 39 1.1388 60 1.1747 81 1.1945
19 1.0565 40 1.1413 61 1.1759 82 1.1953
20 1.0628 41 1.1436 62 1.1770 83 1.1959
21 1.0696 42 1.1458 63 1.1782 84 1.1967
22 1.0754 43 1.1480 64 1.1793 85 1.1973
23 1.0811 44 1.1499 65 1.1803 86 1.1987
24 1.0864 45 1.1519 66 1.1814 87 1.1987
25 1.0915 46 1.1538 67 1.1824 88 1.1994
26 1.0861 47 1.1557 68 1.1834 89 1.2001
27 1.1004 48 1.1547 69 1.1844 90 1.2007
28 1.1047 49 1.1590 70 1.1854 91 1.2013
29 1.1086 50 1.1607 71 1.1864 92 1.2020
30 1.1124 51 1.1623 72 1.1873 93 1.2026

TABEL YT
Yt Reduced
(tahun) Variate
2 0.36651
5 1.49994
10 2.25037
20 2.97020
50 3.90194
100 4.60015
200 5.29581
500 6.21361
1000 6.90726
2000 7.60065
5000 8.51709
10000 9.21029
20000 9.90346
50000 10.81977
100000 11.51292

17 | H i d r o l o g i
TABEL DISTRIBUSI LOG PERSON TYPE III
Hujan harian maksimum (mm) Xi LOG Xi (LOG Xi-LOG X) (LOG Xi-LOG X)² (LOG Xi-LOG X)³(LOG Xi-LOG X)^4
No Tahun
Sta. Batinifukoko
Sta. BatinifukokoSta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2
1 2004 139 169 139 169 2.143 2.228 2.143 2.228 4.593 4.963 9.842 11.058 21.091 24.636
2 2007 136 129 136 129 2.134 2.111 2.134 2.111 4.552 4.455 9.712 9.402 20.721 19.843
3 1998 108.5 110 108.5 110 2.035 2.041 2.035 2.041 4.143 4.167 8.433 8.507 17.164 17.366
4 2006 108 88 108 88 2.033 1.944 2.033 1.944 4.135 3.781 8.408 7.352 17.097 14.296
5 2005 106 51 106 51 2.025 1.708 2.025 1.708 4.102 2.916 8.308 4.979 16.825 8.502
6 1999 98 51 98 51 1.991 1.708 1.991 1.708 3.965 2.916 7.895 4.979 15.721 8.502
7 2001 86 48 86 48 1.934 1.681 1.934 1.681 3.742 2.827 7.239 4.752 14.005 7.990
8 2000 82 33.5 82 33.5 1.914 1.525 1.914 1.525 3.663 2.326 7.010 3.547 13.415 5.409
9 2003 53.2 20 53.2 20 1.726 1.301 1.726 1.301 2.979 1.693 5.141 2.202 8.873 2.865
10 2002 32 4 32 4 1.505 0.602 1.505 0.602 2.265 0.362 3.410 0.218 5.132 0.131
11 2008 31 0 31 0 1.491 1.491 0.000 2.224 0.000 3.317 0.000 4.947 0.000
JUMLAH 979.70 703.50 20.933 16.849 20.933 16.849 40.363 30.405 78.714 56.996 154.991 109.541
LOG X 1.903 1.053
S LOG X 0.230 0.678
Cs -1.058

Sta.1
Cs 10 20 25 50 100
-1.0 1.128 1.366 1.492 1.588
-1.058 1.116 1.270 1.342 1.459 1.548
-1.1 1.107 1.324 1.435 1.518

Sta.2
Cs 10 20 25 50 100
-1.4 1.041 1.198 1.270 1.318
-1.435 1.033 1.134 1.184 1.251 1.296
-1.5 1.018 1.157 1.217 1.256

Periode G LOG Xt Xt
ulang(Tah
un) Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2
10 1.116 1.033 2.159 2.232 144.359 170.641
20 1.270 1.134 2.195 2.301 156.625 199.823
50 1.459 1.251 2.238 2.380 173.115 139.987
100 1.584 1.296 2.259 2.411 181.416 257.384

18 | H i d r o l o g i
CURAH HUJAN RENCANA
PERIODE ULANG(TAHUN)
Sta.1
10 1.000
20 1.000
50 1.000
100 1.000

P (X) EF OF EF-OF (EF-OF)² (EF-OF)²/EF


NO
Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2
1 31 < X< 57,20 0 < X< 28,20 2.2 2.2 3 2 -0.8 0.2 0.6 0.0 0.291 0.018
2 57,20 < X < 83,40 28,20 < X < 56,40 2.2 2.2 1 5 1.2 -2.8 1.4 7.8 0.655 3.564
3 83,40 < X < 109,60 56,40 < X < 84,60 2.2 2.2 5 0 -2.8 2.2 7.8 4.8 3.564 2.200
4 109,60 < X < 135,80 84,60 < X < 112,80 2.2 2.2 0 2 2.2 0.2 4.8 0.0 2.200 0.018
5 135,80 < X < 162,00 112,80 < X < 170,00 2.2 2.2 2 2 0.2 0.2 0.0 0.0 0.018 0.018
11 11 11 11 0 0 6.727 5.818

Hujan harian maksimum (mm) Log Xi Pe K Pr Pt Δ lPt-Pel


No
Sta. Batinifukoko
Sta. BatinifukokoSta.1 Sta.2 Sta.1 & Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2 Sta.1 Sta.2
1 139 169 2.14 2.23 1.00 1.04 1.03 0.13 0.10 0.87 0.90 -0.13 0.90
2 136 129 2.13 2.11 2.00 1.00 0.85 0.14 0.19 0.86 0.81 -1.14 0.81
3 108.5 110 2.04 2.04 3.00 0.58 0.75 0.32 0.24 0.68 0.76 -2.32 0.76
4 108 88 2.03 1.94 4.00 0.57 0.61 0.33 0.31 0.67 0.69 -3.33 0.69
5 106 51 2.03 1.71 5.00 0.53 0.26 0.34 0.49 0.66 0.51 -4.34 0.51
6 98 51 1.99 1.71 6.00 0.38 0.26 0.41 0.49 0.59 0.51 -5.41 0.51
7 86 48 1.93 1.68 7.00 0.14 0.22 0.51 0.50 0.49 0.50 -6.51 0.50
8 82 33.5 1.91 1.53 8.00 0.05 -0.01 0.54 0.58 0.46 0.42 -7.54 0.42
9 53.2 20 1.73 1.30 9.00 -0.77 -0.34 0.80 0.68 0.20 0.32 -8.80 0.32
10 32 4 1.51 0.60 10.00 -1.73 -1.37 0.94 0.90 0.06 0.10 -9.94 0.10
11 31 0 1.49 0.00 11.00 -0.79 -2.26 0.94 0.96 0.06 0.04 -10.94 0.04
Jumlah 20.93 16.85
Rerata (Log Xrt) 1.903 1.532 Sta.1 Sta.2
Std.Dev (Slog Xrt) 0.230 0.678 D Maks = 0.79 0.90
Cs -1.058 -1.435

Nilai Kritis Do Untuk Uji Smirnov Kolmogorof


α
N
0,20 0,10 0,05 0,01
5 0,45 0,51 0,56 0,67
10 0,32 0,37 0,41 0,49
11 0,04 0,35 0,39 0,49
20 0,23 0,26 0,29 0,36
26 0,20 0,23 0,26 0,31
30 0,19 0,22 0,24 0,29
35 0,18 0,20 0,23 0,27
19 | H i d r o l o g i
40 0,17 0,19 0,21 0,25
45 0,16 0,18 0,20 0,24
50 0,15 0,17 0,19 0,23
1,63/
N=50 1,07/(N0,5) 1,22/(N0,5) 1,36/(N0,5)
(N0,5)

α Δ Kritis Δ Max Δ Max


0,2 0,04 0,79 0,90 diterima
0,1 0,35 0,79 0,90 diterima
0,05 0,39 0,79 0,90 diterima
0,01 0,49 0,79 0,90 diterima

Perbandingan Hail Kala Ulang Hujan Rencana


300.000

250.000
Metode Gumbel Sta.1
Cursh Hujan Rencana

200.000 Metode Gumbel Sta.2


Metode Log person type III
150.000 Sta.1
Metode Log person type III
100.000 Sta.2

50.000

0.000
10 20 50 100

20 | H i d r o l o g i

Anda mungkin juga menyukai