Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, fungsi, makna dan nilai yang
Diterima: 3 Mei 2019 terkandung dalam tuturan RTU pada masyarakat Desa Pana Kecamatan Kolbano
Direvisi: 27 Juni 2019 Kabupaten Timor Selatan. Metode dan teknik pengumpulan data yang akan
Disetujui: 3 Juli 2019 digunakan adalah pengamatan (pengamatan terlibat), wawancara (wawancara
terbuka dan mendalam), perekaman, simak-catat, dan studi dokumentasi. Data
Keywords: tersebut dianalisis secara kualitatif berdasarkan pendekatan linguistik kebudayaan.
bahasa, budaya, masyarakat, Hal ini dikarenakan makna dan nilai-nilai budaya yang tercermin dalam tuturan
ritual ritual Toit Ulan dapat diterapkan sebagai upaya pelestarian budaya. Dengan
demikian, upaya pelestarian bahasa dan budaya masyarakat Desa Pana dapat
terwujud. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam tuturan RTU,
menunjukan bahwa bentuk dalam tuturan ritual Toit Ulan terdiri atas bagian
pendahuluan, Isi dan penutup. Sementara fungsi dalam tuturan RTU pada
masyarakat Desa Pana Kecamatan Kolbano Kabupaten Timor Tengah Selatan,
adalah sebagai berikut : (1) Fungsi magis; (2) Fungsi religius; dan (3) Fungsi
ekspresif. Berdasarkan fungsi yang diemban, maka makna yang terkandung dalam
RTU adalah (1) Makna religius; (2) Makna ekonomis; dan (3) Makna sosiologis.
Serta nilai yang terkandung dalam tuturan RTU adalah (1) Nilai religius; (2) Nilai
ekonomi; (3) Nilai sosial.
Abstract
This study aims to determine the form, function, meaning and value contained in
the speech RTU in the community of Pana Village, Kolbano District, South Timor
Regency. The methods and techniques for taking data used in this research are
observation (involved observer), interview, recording, note-taking, and
documentation. The data will be analyzed qualitatively based on cultural
linguistics approach. It’s because the cultural meanings and values that contained
in the RTU speech can be applied as an effort to preserve culture. Thus, the efforts
of preserving the language and culture of Pana Village community can be brought
up. The result in these research and discussion showing that the form of the RTU
speech consists of: introduction, contents and the closing section. The functions in
this RTU speech for the Pana Village community at Kolbano District, the Region of
Central South Timot, are as follows: (1) Magical functions; (2) Religious
functions; and (3) expressive functions. Based on those functions, the meaning
contained in the RTU speech is (1) religious meaning; (2) Economic meaning; and
(3) Sociological meanings. The values stated in the RTU speech are (1) Religious
values; (2) Economic value; (3) Social value.
Alamat korespondensi: p-ISSN: 2621-3087
Kampus FKIP, Jl. Perintis Kemerdekaan III/40, Kota Kupang e-ISSN: 2621-5721
E-mail: fkip.j3p@gmail.com
1
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan | Volume 2, No. 2, Juli 2019, 55-67
59
e METODE pengumpulan
d Berdasarka data.Data tersebut
o n masalah pokok dianalisis secara
m yang diangkat kualitatif
a dalam penelitian berdasarkan
n ini, maka metode pendekatan
yang digunakan linguistik
h dalam penelititan kebudayaan.
i ini adalah metode Lokasi
d deskriptif kualitatif penelitian ini adalah
u yaitu penelititan Desa Pana
p yang berusaha Kecamatan
melukiskan Kolbano Kabupaten
( fenomena- Timor Tengah
P fenomena dengan Selatan. Lokasi ini
a menggunakan latar terpilih karena
m ilmiah.Metode ini merupakan daerah
p merupakan yang biasanya gagal
e prosedur dalam memanem
, pemecahan hasil.Pemilihan
masalah yang informan dalam
2 diselidiki dengan penelitian ini
0 menggambarkan dilakukan melalui
0 objek penelitian strategi purposive.
7 berdasarkan fakta Strategi ini
) yang ada. menghendaki
. Pengumpulan data informan dipilih
dalam penelitian berdasarkan
O ini dilakukan pertimbangan
l dengan cara (1) peneliti dengan
e wawancara secara tujuan tertentu.
h mendalam untuk Selanjutnya,
mendapatkan data kualifikasi informan
k dan informasi yang mengacu pada
a berhubungan pandangan Samarin
r sistem kepercayaan Samarin (1998),
e mereka; (2) syarat-syarat
n Observasi Terlibat informan adalah
a (Participant sebagai berikut (1)
Observation). Penutur asli dan
i Selain itu juga tua-tua adat
t peneliti masyarakat meto di
u menggunakan Desa Pana; (2)
, teknik Fasih dalam
(1) Rekaman; (2) melakukan
n Simak-catat dalam penuturan ritual; (3)
i
60
Pria usia 50-60 ulan. Jadi metode berkeinginan yang dimaksudkan
tahun; (4) Tidak analisis data yang untuk melakukan dalam konteks
terlalu lama akan digunakan upacara adat RTU. penelitian ini
meninggalkan adalah metode Pemberitahuan hal adalah bentuk
daerah asal; (5) deskriptif ini diwakili oleh dalam tuturan
Tidak cacat bicara; kualitatif dengan beberapa warga RTU. Tuturan
dan (6) Bersedia berpedoman pada dengan didahului RTU memiliki
menjadi informan. teori linguistik makan sirih urutan penuturan
Selain informan kebudayaan. pinang dan setelah yang lebih teratur
kunci, dipilih pula itu mereka dibandingkan
beberapa informan HASIL menyampaikan dengan tuturan
pembanding dari maksud dan tujuan biasa. Yang
warga guyup tutur PENELITIAN kedatangan menjadi acuan
masyarakat Desa mereka sambil peneliti dalam
pana yang DAN menyerahkan menganalisis
memiliki PEMBAHASAN okomama (tempat bentuk tuturan
pengetahuan luas Persiapan Proses sirih) yang RTU adalah
dan mendalam Ritual Toit Ulan didalamnya berisi superstruktur, yang
tentang bahasa dan Berdasark uang sebagai alas memilah bentuk
kebudayaan an hasil penelitian pembicaraan. tuturan RTU atas
masyarakat Desa diperoleh Kepala Suku tiga bagian yakni
Pana, terutama gambaran bahwa menerima (1) bagian
menyangkut sebelum upacara okomama tersebut pendahuluan dari
tuturan ritual Toit adat RTU dan menyatakan tuturan RTU yakni
dilaksanakan, ada penutur menyapa
beberapa hal yang persetujuannya Uis Neno dan Uis
harus dilakukan Pah
yakni: pertama, untuk menyampaikan
mempersiapkan melaksanakan masalah yang
bahan-bahan upacara. dialami oleh
upacara seperti masyarakat Desa
(Ayam berbulu Bentuk Tuturan Pana (2) bagian isi
merah, makanan Ritual Toit Ulan yakni berupa
berupa pisang, Pada tuturan natoni
jagung, ubi kayu, Masyarakat Desa untuk menyapa
ketupat, kelapa Pana Sang
mudah, dan tebu; Bentuk
sirih pinang dan Pencipta Langit, semesta.
padi sesuai bumi dan Sang
dengan hasil Leluhur; dan Fungsi Tuturan
kesepakatan. (3) bagian penutup Ritual Toit Ulan
Kedua, tuturan RTU berisi Pada Masyarakat
memberitahukan permohonan Desa Pana
kepada Ana’am kepada Sang 1. Fungsi Magis
nes (kepala suku) Pencipta dan Fungsi magis
bahwa semua pemilik alam dalam tuturan RTU
warga ini dikaitkan
61
dengan Do’a dan Kutipan kebahasaan ini (sampai ke akar-
bahan korban ekspresi lingual di mengandung akarnya), maka
dalam upacara atas menyiratkan makna pelaksanaan RTU
tuturan RTU. Do’a hubungan yang permohonan akan bermuara
merupakan sarana bersifat magis antara kepada Uis Neno pada kepasrahan
untuk pengrim dan dan Uis Pah pada Uis Neno,
berkomunikasi penerima pesan. sebagai penguasa ‘Penguasa Langit
dengan pencipta Satuan kebahasaan langit dan dan Uis Pah
dan leluhur. yang menyiratkan penguasa bumi. ‘Penguasa Bumi’.
Dalam tuturan fungsi magis antara Masyarakat Desa Hal ini dapat
RTU ini terdapat lain: Fatu bianam Pana meyakini dicermati pada
tindakan magis ‘di balik batu’, Hau bahwa sebagai data di bawah ini:
yang menyiratkan bian ‘di balik kayu’, penguasa langit
pengertian dan Apohot ‘pelindung’, dan penguasa
konsep mistik. Ana’at ‘pemegang’, bumi, Uis Neno
Kesakralan tuturan Paham Nifu ‘Bumi dan Uis Pah akan
RTU ditandai oleh dan Kolam’, netum mengabulkan
penggunaan kata- ma nonof ‘bukit dan permohonan
kata ‘suci’. lembah’, Haim toti mereka. Dengan
Tindakan magis ‘kami meminta’, demikian Uis
ini jelas Akum ma Tani neno dan Uis Pah
merupakan sebuah ‘tetesan embun’, merupakan konsep
tindakan magis, ‘Nopem ma Ulan Wujud Tertinggi
dengan mana ‘Awan dan Hujan’, dalam budaya
manusia mencoba Nako nu’af ‘ Datang masyarakat Pana.
mengetahui dari Bukit’, ma 2. Fungsi Religius
kehendak ilahi nonof ‘dan lembah’, Fungsi
(Uis Neno maupun Hen poen kai religius
Uis Pah). Lebih ‘Supaya menyiram dikategorikan pula
lanjut, tuturan kami’, ma nae sebagai sebuah
RTU bermaksud senat- senat, tindakan religius
mempengaruhi
Bahasa Terjemahan‘Tanaman-Terjemahan dan berdimensi
kekuatan
Daerah ilahiTerikatTanaman’ pena Bebas
ma
Uis Neno, ma Raja Langit dan ‘Tuhan di balik sosial. Dalam
melalui rangkaian
Uis pah, etko Raja Bumiane, di ‘Jagung dan
batu dan kayu’ pelaksanaan RTU,
upacara tuturan
fat bianam ne batu lain PART Padi’, Hen moni ma masyarakat Desa
bian
RTU, balik
memohon
Apohot Pelindung natol, ‘Kepada
‘Bertumbuh Pana berkumpul
agar hujan
ana’at neo bisa
pemegang dan bertunas’,
pelindung ma dan bersama,
datang.
paham nifuSeluruhkepada bumi
na penunggu
sufam bukit,
ma
netum ma ne tuturan
kolam bukit dan kolam, dan
melaksanakan
rangkaian napuenlembah’
‘berbunga
nonof PART lembah upacara secara
RTU berfungsi dan berbuah’, Hao bersama, dan demi
magis, yakni Do’a.
Haim totem 1TG minta tetes ‘Kami memohon
man Fati ‘memberi
akum dan embun, tetesankan air, kepentingan
Fungsi magisawan ini makan’, ho awan,
to ho
dan embun, dan seluruh
dapat
ma tani, dicermati
PART hujantafa ho hujan’
ko ma ho masyarakat Desa
nopem ma
dari data berikut
ne ulan manu ‘kepada Pana. Jika
ini:
Oh Uis Neno manusia
Oh Raja Langit Tuhan di dan balik diungkapkan
ma Uis Pah dan Raja Bumi
hewan’.batu dan Satuan
kayu’
Tabel 1. Fungsi Magis secara radikal
62
Amnen hai Dengarlah 1TG ‘Dengarkanlah
han sananet suara keluh kesah kami’
ma hai han permohonan dan
sakoit. 1TG suara
Tabel 2. Fungsi Religius
Bahasa Daerah Terjemahan Terikat Terjemahan Bebas
On pah ma nifu ma af on Uis Seperti bumi dan danau dan isi ‘Bagaikan Uis Neno
Neno pah mnatu nifu ne seperti Raja Langit dan Raja Bumi mengaruniakan isi bumi
mnatu emas danau PART emas dengan danau dan emas’
Neu onme lo’en neno ma Kepada bagaimana bersujud langit ‘Bagaikan bumi bersujud pada
lo’en ne pah dan bersujud PART bumi langit’
Uis Neno, ma Uis pah, etko Raja Langit dan Raja Bumi di Tuhan di balik batu dan kayu’
fatu bianam ne bian batu lain PART balik
Oh Uis Neno ma Uis Pah Oh Raja Langit dan Raja Bumi Tuhan di balik batu dan kayu’
Data di atas menggambarkan dalam Uis Neno sebagai Dewa tertinggi yang
tuturan RTU pada masyarakat Desa Pana memiliki kekuatan di atas segala-galanya
berfungsi untuk menunjukkan relasi manusia yang memberikan kebaikan, kejahatan,
dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan terang, kegelapan, kehidupan dan kematian
manusia dengan sesama. Uis Neno dalam bagi umat manusia. Disini jelas terlihat relasi
tuturan RTU diyakini sebagai Penguasa yang manusia dengan Tuhan sebagai pencipta-Nya.
menciptakan alam semesta dan manusia dan Sementara fungsi Uis Pah dalam tuturan RTU
Uis Neno merupakan Dewa tertinggi dalam sebagai pembawa ketakberuntungan dan
sistem religi masyarakat Desa Pana. Fungsi malapetaka bagi manusia, karena mereka
Uis Neno dalam Upacara adat RTU seringkali dijadikan sebagai penghubung atau
masyarakat Desa Pana meliputi beberapa sub perantara antara manusia dengan Uis Neno
fungsi antara lain (1) Uis Neno sebagai yang dan Uis Pah. Hal ini menggambarkan relasi
menyala, bercahaya, menyinari, manusia dengan alam.
menghangatkan, menyenangkan namun
membara dan menghanguskan yang dapat 3. Fungsi Ekspresif
menyebabkan kebakaran dan kematian Dalam tuturan RTU, fungsi ekspresif
sehingga dalam kehidupan masyarakat Pana berfokus pada pikiran, perasaan, dan
bahwa kepanasan dan kekeringan disebabkan pengalaman pengirim. Tuturan RTU
oleh kuasa Tuhan; (2) Uis Neno sebagai mencakup penutur dan hadirin, oleh sebab itu
pencipta alam semesta; (3) Uis Neno sebagai fungsi ekspresif ini tersirat di dalam hal-hal
orangtua yang memelihara benih kehidupan yang mendorong penyampaiannya. Hal ini
hingga benih itu siap dilahirkan di dunia; (4) dapat dicermati pada data di bawah ini:
Data di atas menjelaskan tentang apa pada pangkuannnya. Pada bumi, kolam, bukit
masalahnya sehingga dipanggil, bagaimana dan lembah. Tuturan ini merupakan ekspresi
memanggilnya dan menyapanya, bagaimana penutur dan para hadirin yang membangun
caranya agar terjadi guntur supaya hujan kesadaran mereka sebagai insan yang lemah
datang lalu menetes dan terangkat serta duduk dengan keterbatasan kemampuan dalam
berbagai hal. Dengan adanya kesadaran dari penutur dan pelibat yang memiliki berbagai
kelemahan mereka itulah yang mendorong Makna religius dalam tuturan RTU ini
mereka untuk mengekspresikan pikiran, adalah merupakan makna relasi antara
perasaan, dan harapan mereka kepada Uis manusia dengan Tuhan. Untuk memahami
Neno dan Uis Pah untuk meminta hujan nilai religius ini, hanya dengan iman dan cinta
datang. Dengan menyadari hal-hal tersebut terhadap manusia dan dunialah manusia
mendorong masyarakat Desa Pana untuk menyadari bahwa Tuhan itu merupakan
mengekspresikan pikiran, perasaan, keluh Pencipta, Yang Mahatahu, dan Hakim bagi
kesah mereka kepada Uis Neno dan Uis Pah. dunia ini. Melalui nilai religius ini, manusia
berhubungan dengan Tuhannya melalui
Makna Tuturan Ritual Toit Ulan Pada kebaktian, pujian dan Do’a kesetiaan dan
Masyarakat Desa Pana kerelaan berkurban bagi Tuhan. Makna
1. Makna Religius religius dalam tuturan RTU dapat dicermati
pada data berikut:
Kata yang bemakna religius pada data tidak menurunkan hujan ke bumi. Ketika
di atas ditunjukkan oleh frasa Uis Neno ‘Raja hujan tidak datang ke Bumi maka manusia
Langit’ frase ini menunjukkan kepercayaan perlu meyakini keberadaan Uis Neno. TRU
masyarakat Desa Pana tentang keberadaan merupakan cara manusia untuk
Tuhan. Selain itu juga masyarakat Desa Pana menyampaikan segala keluh kesah dan
menyebut istilah Uis Neno ‘Raja Langit’ yang memohon Uis Neno untuk mengabulkannya.
berkuasa menciptakan alam dan manusia. Uis Dalam hal ini menurunkan hujan ke Bumi
Neno merupakan Dewa tertinggi dalam sistem hujan turun atau hujan datang ke Bumi
religi masyarakat Desa Pana. Secara harafiah merupakan suatu pratanda kehidupan. Hujan
Uis Neno berarti ‘Tuan Hari’, sebutan yang turun membuat segala macam tanaman
dirujukan pada keberadaan matahari karena bertumbuh, berkembang, berbunga serta
matahari merupakan benda langit yang berbuah dan pada akhirnya memberikan hasil
dianggap besar pengaruhnya dalam kosmos kepada manusia. Selanjutnya konsep Dewa
kehidupan manusia. Matahari dan Dewa Bumi dalam pandangan
Masyarakat Desa Pana menempatkan tradisional masyarakat Desa Pana dapat
matahari sebagai Dewa Tertinggi atau dengan dilihat dari proses terjadinya hujan. Hujan
perkataan lain sebagai ‘Raja Langit’. Uis adalah peristiwa turunnya air dari langit ke
Neno dalam konteks TRU dipandang pula bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari
sebagai Dewa Hujan. Sebagai Dewa Hujan bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air
Uis Neno berkuasa untuk menurunkan atau sawah, air kolam, dan lain sebagainya. Air-air
tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya
bantuan panas matahari. Air yang tinggal di hutan, batu-batu karang, mata air,
menguap/menjadi uap melayang ke udara dan pohon-pohon besar, dan gunung-gunung.
akhirnya terus bergerak menuju langit yang Masyarakat Desa Pana juga percaya pada Pah
tinggi bersama uap-uap air yang lain. Akibat Nitu yaitu arwah-arwah orang yang sudah
angin atau udara yang bergerak pula awan- meninggal. arwah-arwah ini memegang
awan saling bertemu dan membesar menuju peranan penting dalam kehidupan manusia
langit/atmosfir bumi yang suhunya rendah karena mereka seringkali dijadikan sebagai
atau dingin dan akhirnya membentuk butiran penghubung atau perantara antara manusia
es dan air. Karena berat dan tidak mampu dengan Uis Neno dan Uis Pah. Dalam
ditopang angin akhirnya butiran-butiran air upacara adat RTU masyarakat Desa Pana
atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi menyampaikan keluh kesah mereka kepada
(proses presipitasi). Uis Neno dan Uis Pah sebagai Penguasa
Sementara frasa Uis Pah merupakan Langit dan Penguasa Bumi.
Tuhan Bumi atau yang disebut sebagai Uis 2. Makna Ekonomis
Pah. Uis Pah ini diyakini sebagai pembawa Makna ekonomis adalah makna yang
ketakberuntungan dan malapetaka bagi berkaitan dengan potensi yang dimiliki oleh
manusia. Oleh karena itu masyarakat Desa lingkungan sekitar kehidupan manusia. Dalam
Pana berupaya melakukan upacara tuturan- tuturan RTU, makna ekonomis ini sangat
tuturan ritual adat kepada Uis Pah. Uis Pah penting dalam kehidupan mereka. Hal ini
ini juga diyakini sebagai Dewa yang merajai dapat mempengaruhi semua kegiatan dalam
Pah Nitu (Roh atau dunia orang mati) yang kehidupan manusia karena tanpa ekonomi
mereka tidak bisa hidup, seperti yang tertera
pada data di bawah ini:
Data tuturan Kata Pah,‘ bumi’ dapat dimiliki tanaman seperti kelapa, pinang,
dimanfaatkan sebagai lahan (1) perkebunan, kemiri, tebu dan advokat. Pada kata manu
yang di dalamnya terdpat jenis tanaman ‘ayam’ selain dimanfaatkan untuk memenuhi
seperti kelapa, pinang, kemiri, tebu dan gizi keluarga, juga dapat dijual untuk
advokat; (2) ladang terdapat jenis tanaman mendapat uang. Kata padang bisa
jagung, ubi kayu, pisang, kacang-kacangan dimanfaatkan sebagai tempat penggembalaan
dan (3) sawah terdapat jenis tanaman padi. ternak sapi, dan kambing.
Kata nifu ‘danau’ dapat dimanfaatkan untuk 3. Makna Sosiologis
mencari dan menangkap ikan yang dapat Makna sosiologis merupakan hubungan
memenuhi kebutuhan protein. Kata mnatu antar individu dalam kehidupan
‘emas’ dalam data ini merupakan gambaran bermasyarakat. Seluruh rangkaian upacara
yang merujuk pada berbagai potensi yang adat RTU pada umumnya bermakna
sosiologis karena merupakan penjalinan dan horizontal. Hubungan kedua arah ini
hubungan antara semua anggota masyarakat dimaknai sebagai kepasrahan dan kecintaan.
Desa Pana. Dengan kata lain upacara RTU Kepasrahan diwujudkan melalui penyerahan
merupakan wahana untuk menyatupadukan diri secara total kepada Sang pencipta,
seluruh warga masyarakat. Dalam sedangkan kecintaan diwujudkan melalui
kesatupaduan itu terjadi interaksi satu sama pemberian tanpa pamrih oleh Sang pencipta
lain. Ketika interaksi sosial terjadi maka kepada makhluk ciptaan-Nya. Menurut
timbullah rasa kekeluargaan, kebersamaan, keyakinan masyarakat Pana, pencipta bukan
dan solidaritas atau merasa senasib dan roh alam, melainkan pencipta itu adalah
sepenanggungan. Rasa senasib dan Tuhan Langit yang disebut dengan Uis Neno.
sepenanggungan membuat jarak sosial Sedangkan Uis Pah ‘Tuhan Bumi yang
semakin dekat. Dengan kata lain, rasa senasib diyakini sebagai Dewa yang merajai Pah Nitu
dan sepenanggungan dapat menghilangkan (Roh atau dunia orang mati) yang tinggal di
sekat-sekat sosial dalam masyarakat. hutan, batu-batu karang, mata air, pohon-
pohon besar, dan gunung-gunung. Uraian di
Nilai Tuturan Ritual Toit Ulan Pada atas bermaksud bahwa nilai religuis dalam
Masyarakat Desa Pana konteks tuturan RTU sebagai jembatan untuk
1. Nilai Religius mencapai hubungan antara manusia dengan
Nilai religius ini dikaitkan dengan agama Tuhan, antara manusia dengan alam, antara
yang dipandangan sebagai suatu tindakan manusia dengan leluhur. Masyarakat Desa
simbolik. Agama berkaitan erat dengan ritual Pana meyakini bahwa Uis Neno ‘Tuhan
karena ritual itu sendiri sesungguhnya Allah’ mempunyai peran yang sangat
merupakan bagian dari prilaku beragama. menentukan dalam seluruh aspek kehidupan
Agama merupakan sarana untuk mewujudkan manusia termasuk keselamatan hidup manusia
hubungan antara manusia dan Sang Pencipta. itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada data di
Hubungan antara manusia dan Sang Pencipta bawah ini:
ini bersifat dua arah yakni bersifat vertikal
Data tuturan di atas Kata Pah, ‘bumi’ Kata mnatu ‘emas’ dalam data ini merupakan
dapat dimanfaatkan sebagai lahan (1) gambaran yang merujuk pada berbagai
perkebunan, yang di dalamnya terdapat jenis potensi yang dimiliki tanaman seperti kelapa,
tanaman seperti kelapa, pinang, kemiri, tebu pinang, kemiri, tebu dan advokat. Pada kata
dan advokat. (2) ladang terdapat jenis manu ‘ayam’ selain dimanfaatkan untuk
tanaman jagung, ubi kayu, pisang, kacang- memenuhi gizi keluarga, juga dapat dijual
kacangan dan (3) sawah terdapat jenis untuk mendapat uang. kemudian uang
tanaman padi. Kata nifu ‘danau’ dapat tersebut dipergunakan untuk memenuhi
dimanfaatkan untuk mencari dan menangkap kebutuhan hidup mereka. Selain dipergunakan
ikan yang dapat memenuhi kebutuhan protein.
untuk memenuhi kebutuhan hidup, uang dapat
dipergunakan untuk kebutuhan lain seperti masih dipercayai oleh masyarakat Desa Pana
menyekolahkan anak-anaknya. untuk mendatangkan hujan. RTU di Desa
3. Nilai Sosial Pana Kecamatan Kolbano Kabupaten Timor
Secara menyeluruh dalam upacara RTU ini Tengah Selatan terdapat 5 tahap antara lain:
mengandung nilai sosial yang dapat dibagi (1) tahap persiapan; (2) tahap pemberitahuan;
dalam dua subnilai, yakni (1) nilai (3) Pembersihan diri dan Persiapan Sajian
kebersamaan; yakni merupakan refleksi dari (Taloetan ma takninok); (4) Acara puncak
keterbatasan manusia sebagai individu. Dalam yakni pelaksanaan tuturan (tonis) RTU dan
realitas kehidupan sehari-hari, manusia tidak (5) Doa (onen) makan bersama. Bentuk
mungkin hidup sendiri-sendiri, tentunya ia dalam tuturan ritual Toit Ulan terdiri atas
membutuhkan orang lain untuk membangun bagian pendahuluan, Isi dan penutup.
suatu kehidupan yang lebih baik termasuk Sementara fungsi dalam tuturan RTU pada
kebersamaan dengan Uis Neno dan Uis Pah. masyarakat Desa Pana Kecamatan Kolbano
Masyarakat Desa Pana menyadari esensi dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, adalah
nilai kebersamaan itu dalam berbagai aspek sebagai berikut : (1) Fungsi magis; (2) Fungsi
kehidupan termasuk nilai kebersamaan dalam religius; dan (3) Fungsi ekspresif.
Upacara RTU. dan (2) nilai Persatuan; nilai Berdasarkan fungsi yang diemban, maka
persatuan ini sangat menjunjung tinggi makna yang terkandung dalam Upacara adat
semangat persatuan ‘Tmeup Tabua Nekaf RTU adalah (1) Makna religius; (2) Makna
Mese Ansaof Mese” yang berarti ‘bekerja ekonomis; dan (3) Makna sosiologis. Serta
sama sehati-sepikiran’. Ungkapan ini dalam nilai yang tergurat dalam tuturan RTU adalah
praktik merupakan motif dasar yang (1) Nilai religius; (2) Nilai ekonomi; (3) Nilai
mengilhami setiap bentuk kerjasama dalam sosial.
kehidupan sehari-hari pada masyarakat Desa
Pana. Saran
Konsep ‘bekerjasama sehati-sepikiran’ ini Berdasarkan simpulan di atas, maka
bertujuan mafit/matuntakun, yakni saling penulis dapat menyarankan hal-hal sebagai
meringankan beban. Semangat persatuan itu berikut:
terwujud dalam satu wadah kerja sama tmeup 1. Bagi masyarakat Kabupaten Timor Tengah
tabua ‘kerja bersama-sama’, yang berarti Selatan Kecamatan Kolbano khususnya
bekerja sama, saling membantu atau bahu- Desa Pana agar tetap mempertahankan dan
membahu dengan semangat kekeluargaan melestarikan RTU sebagai suatu nilai
yang tinggi dalam menyelesaikan suatu budaya.
pekerjaan. Proses Upacara adat RTU secara 2. Bagi pemerintah daerah khususnya
keseluruhan menyebabkan orang berkumpul Kabupaten Timor tengah Selatan agar
bersama dan bersatu padu di tempat upacara bekerja dengan masyarakat sehingga
dilaksanakan. Dengan demikian upacara RTU tuturan ritual yang bernilai budaya dapat
merupakan suatu wahana yang untuk didokumentasikan sebagai bentuk
mendatangkan hujan. pelestarian budaya daerah.
3. Bagi generasi muda masyarakat Desa Pana
PENUTUP agar tetap menanamkan rasa cinta,
Simpulan menjaga, dan melestarikan tuturan RTU
Berdasarkan hasil penelitian dan sebagai warisan leluhur supaya tetap hidup
pembahasan dalam tuturan RTU, penulis dan berkembang sesuai substansi yang
dapat menyimpulkan bahwa tuturan RTU ini sebenarnya dalam realitas sosial budaya
tutur etnik Dawan pada masa sekarang dan Pembangunan, Program Pascasarjana,
masa yang akan datang. Universitas Kristen Satya Wacana.
4. Bagi peminat budaya diharapkan agar
lebih terpacu dan mengangkat budaya Keraf. (1991). Kebudayaan Mentalistik dan
daerah sebagai salah satu bentuk Pengembangan. Jakarta: Gramedia
penghargaan dan rasa cinta terhadap Pustaka Utama.
budaya daerahnya sendiri.
Kuntowwijoyo, C. (2004). Tafsir
DAFTAR PUSTAKA Kebudayaan (Terjemahan Fransisco Budi
Bustan, Fransiskus. (2010). Linguistik Hardiman dari judul asli: The
Kebudayaan. (Bahan Ajar Mandiri). Interpretaton of Cultures). Yogyakarta:
Program Pascasarjana Universitas Nusa Penerbit Kanisius.
Cendana Kupang. Liliweri, Alo. (2003). Gatra-Gatra
Bustan, Fransiskus. (2010). Metodologi Komunikasi Antar budaya. Yogyakarta:
Penelitian. (Bahan Ajar Mandiri). Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI).
Program Pascasarjana Universitas Nusa
Cendana Kupang. Liliweri, Alo. (2002). Memahami Makna
Simbol Dalam Komunikasi, Sumbangan
Danandjaja, James. (1986). Manfaat Media Perspektif Sosiologi ‘Interaksionisme
Tradisional untuk Pembangunan, dalam Simbolis’ Terhadap Makna Pesan dalam
Kebudayaan dan Pembangunan, Sebuah Ilmu Komunikasi. (Dalam Pluralis Jurnal
Pendekatan terhadap Antropologi Ilmu-Ilmu Sosial). Edisi Oktober –
Terapan di Indonesia. Penyuntingan: Nat Nomor 1 tahun 2002. Penerbit Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
J. Colleta dan Umar Kayam. Jakarta:
Politik Universitas Nusa Cendana
Yayasan Obor Indonesia. Kupang.
Foley, W.A. (1997). Anhropology Pampe, P. (2007). Pemakaian Bahasa
Linguistics: an Introduktion. Oxford: Manggarai dalam Kegiatan Keagamaan
Blackwell. Katolik di Kabupaten Manggarai.
Fox, James J. (1986). Bahasa,Sastra dan Disertasi (tidak dipublikasikan),
Sejarah: Kumpulan Karangan Mengenai Denpasar. Program Pascasarjana
Masyarakat Pulau Roti. Jakarta: Penerbit Universitas Udayana.
Djambatan. Samarin. (1998). Metode dan Aneka Teknik
Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Foni, W. (2002). Budaya Pertanian Atoni Pah Wacana. University Pres
Meto: Suatu Studi Siklus
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka
UpacaraKegiatan Pertanian Lahan Kering
Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Atoni Pah Meto Tunbaba di Timor
Penelitian Wahana Kebudayaan Secara
Tengah Utara, Nusa Tenggara
Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana
Timur.Tesis (tidak dipublikasikan),
Press.
Salatiga: Program Studi Magister Studi