Anda di halaman 1dari 13

NILAI-NILAI SOSIAL PADA UPACARA KEMATIAN SARI MATUA DI KALANGAN

BATAK TOBA DI KOTA PEKANBARU


Oleh : Fransiska Fitri Yanti.P
Email : fitriyantifransiska53@gmail.com
Pembimbing : Drs. Syamsul Bachri, M,Si
bahri_syamsul@lecturer.unri.ac.id
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Panam
Pekanbaru-Riau

Abstrak
Upacara kematian Sari Matua merupakan suatu upacara adat yang dilakukan sebagai
bentuk penghormatan terakhir kepada seorang suami atau istri yang telah dikaruniai cucu dari
anak-anaknya walaupun masih ada anak yang belum menikah dalam budaya Batak Toba.
Upacara ini memiliki makna dan peranan penting dari setiap elemen masyarakat khususnya tokoh
adat dan masyarakat yang semarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang upacara
kematian Sari Matua dalam budaya Batak Toba dengan fokus masalah adalah untuk mengetahui
makna dan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam upacara kematian Sari Matua. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menyebut teori yang digunakan
adalah interaksionisme simbolik didukung dengan hasil observasi dan hasil wawancara dari
informan yaitu para tokoh adat dan masyarakat Batak Toba yang ada di daerah Pekanbaru. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan upacara kematian Sari Matua dilakukan
martonggo raja, di rumah, di halaman, di tempat ibadah, di pemakaman dengan memakai
instrumen alat musik daerah. Sembelihan atas hewan tertentu yang memiliki makna dalam
silsilah adat yang sedang dilakukan (Kerbau dan Babi) dengan pembagian jambar sesuai dengan
peranan dan kedudukan tokoh adat dan masyarakat dalam adat Batak Toba. Makna pelaksanaan
upacara kematian Sari Matua yaitu untuk menghormati orang tua yang meninggal, menjalin
persatuan dan kesatuan di kalangan keluarga maupun ruang lingkup dalihan natolu pahopaton
sihal-sihal. Masalah yang dihadapi masyarakat dalam pelaksanaan upacara ini yaitu dibutuhkan
materi yang cukup besar untuk mempersiapkan pelaksanaan acara sehingga sebagian masyarakat
tidak melakukan upacara ini sebagaimana mestinya. Perlunya bahu membahu agar nilai budaya
dan kekeluargaan dalam adat Batak Toba tetap terjaga.

Kata Kunci : Upacara Kematian Sari Matua

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1


SOCIAL VALUES IN THE SARI MATUA DEATH CEREMONY IN THE BATAK TOBA IN
PEKANBARU CITY

By : Fransiska Fitri Yanti.P


:fitriyantifransiska53@gmail.com
Supervisor : Drs. Syamsul Bachri, M,Si
bahri_syamsul@lecturer.unri.ac.id
Department Of Sosiology, Faculty of Social and Political Sciences
University of Riau
Kampus BinaWidya, Jalan H.R Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru,
Pekanbaru-Riau

Abstract

Sari Matua's death ceremony is a traditional ceremony which is carried out as a form
of final respect for a husband or wife who has been blessed with the grandchildren of his
children even though there are still unmarried children in the Toba Batak culture. This
ceremony has an important meaning and role from every element of society, especially the
traditional leaders and the people who are as valuable as they are. This study aims to examine
the ceremonies of the death of Sari Matua in Toba Batak culture with the focus of the problem is
to find out the meaning and social values contained in the Sari Matua death ceremony. The
research method used is descriptive qualitative by mentioning the theory used is symbolic
interactionism supported by the results of observations and interviews of informants, namely
traditional leaders and the Toba Batak community in the Pekanbaru area. The results showed
that the process of carrying out the Sari Matua death ceremony was carried out by the king, at
home, in the yard, in a place of worship, in a funeral using local musical instruments. Slaughter
of certain animals that have meaning in the customary genealogy that is being carried out
(buffalos and pigs) by sharing jambas in accordance with the role and position of traditional
leaders and communities in the Toba Batak tradition. The meaning of Sari Matua's death
ceremony is to respect the parents of the deceased, to establish unity and unity among the family
as well as the scope of the transfer of natolu pahopaton sihal-sihal. The problem faced by the
community in the implementation of this ceremony is that sufficient material is needed to prepare
for the event so that some people do not carry out this ceremony properly. The need to work
hand in hand so that cultural and family values in the Toba Batak tradition are maintained.

Key Word: Sari Matua's Death Ceremony; Toba Batak Death Ceremony

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2


PENDAHULUAN terlepas dari agama yang dianut.
Agama adalah keyakinan yang dipeluk
Kematian adalah akhir dari oleh setiap masyarakat yang sudah
hidup setiap manusia dan hal tersebut melekat dari nenek moyangnya dan
tidak dapat dipungkiri, sehingga hingga saat ini disosialisasikan secara
manusia seharusnya tidak perlu merasa turun temurun, dan selama ada
takut atau khawatir akan kematian. masyarakat agama akan tetap ada.
Kematian itu bisa datang kapan saja Pelaksanaan upacara kematian
dan kepada siapa saja tanpa terkecuali. dalam adat Batak Toba dilakukan
Kematian merupakan suatu perpisahan dengan berbagai bentuk kegiatan mulai
yang umumnya dibuatkan suatu acara dari menampilkan alat musik berupa
yang cukup sakral yaitu berupa organ untuk bernyanyi, menyembelih
upacara kematian. Upacara kematian hewan untuk jamuan makan dan
dilakukan sesuai dengan adat atau minuman tradisional seperti tuak. Pada
budaya suatu kelompok masyarakat. umumnnya, alat musik organ
Menurut Emile Durkheim dalam digunakan di daerah perantauan atau
buku (pokok-pokok pikiran dalam diluar daerah batak sedangkan di
sosiologi tahun 1995) masyarakat daerah batak sendiri alat musik yang
merupakan suatu kenyataan yang dipakai adalah gondang yang
objektif secara mandiri, bebas dari merupakan alat musik khas Batak
individu - individu yang merupakan Toba.
anggota-anggotanya. Kebebasan
tersebut menjadi salah satu alasan Penyembelihan hewan yang akan
adanya keberagaman dalam suatu menjadi jamuan makan bagi para
masyarakat seperti keberagaman pelayat juga ada khasnya. Masyarakat
budaya atau adat. Munculnya Batak secara tersirat mempunyai
kebudayaan menjadi salah satu faktor simbol tentang hewan yang disembelih
yang mengikat tingkah laku manusia pada upacara adat orang yang
dan tata kerama kepada sesamanya. meninggal Masyarakat Batak
Budaya sebagai identitas dan jati diri memperlakukan orang mati dengan
suatu bangsa merupakan nilai dan khusus, dimana kematian orang Batak
norma etik dari bangsa itu yang di dilakukan dengan pesta dan suka cita,
dalam eksistensinya tidak terlepas dari keadaan ini memang sangat jauh
multi perkembangan dan aneka berbeda dengan suku lain yang ada di
pengaruh interaksi fenomena sosial Indonesia.
sepanjang sejarah kemanusiaan.
Upacara kematian menjadi RUMUSAN MASALAH
sangat sakral karena dilakukan dengan
urutan acara yang cukup panjang Berdasarkan latarbelakang
diikuti oleh tokoh-tokoh adat dan masalah di atas, masalah tersebut dapat
masyarakat dengan instrumen- dirumuskan sebagai berikut:
instrumen kebudayaan. Upacara adat
atau kebudayaan ini juga dilaksanakan 1. Bagaimana prosesi ritual Sari
bersamaan dengan upacara keagamaan, Matua upacara kematian
sehingga adat yang dilaksanakan tidak

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3


dalam etnis adat Batak Toba membidangi kebudayaan,
di kota Pekanbaru ? kemanusiaan dan panguyuban
2. Bagaimana makna dan nilai dengan segala seluk beluk adat
sosial yang terkandung dalam dan tradisinya yang berguna
upacara kematian Sari Matua untuk pembangunan manusia
dalam kebudayan adat Batak indonesia seutuhnya; dan
Toba di kota Pekanbaru ? 3. Hasil dari penelitian ini
diharapkan menjadi sumbangan
TUJUAN PENELITIAN pemikiran dalam upaya
pemahaman akan kebudayaan
Dari perumusan masalah diatas Batak Toba daerah khususnya
maka tujuan penelitian ini adalah daerah Batak Toba di kota
yaitu: Pekanbaru para anggota
generasi muda dapat
1. Untuk mengetahui Nilai mengembangkan dan lebih
proses ritual upacara kematian memahami agar nilai-nilai
Sari Matua dikalangan etnis sosial dalam upacara kematian
batak di kota Pekanbaru untuk masa yang akan datang
2. Untuk mengetahui Makna dan dalam perosesi kematian
Nilai Sosial yang terkandung kebudayaan Batak sendiri.
Pada Upacara kematian Sari
Matua dalam Kebudayaan TINJAUAN PUSTAKA
Batak Toba di kota Pekanbaru
Sistem Nilai Sosial dan Budaya
MANFAAT PENELITI Dalam Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan Nilai sosial merupakan suatu


dapat memberi manfaat sebagai yang abstrak dijadikan pedoman serta
berikut: prinsip dalam bertindak dan bertingkah
1. Hasil dari penelitian ini laku. Keterkaitan orang individu
diharapkan bermanfaat bagi maupun kelompok terhadap nilai
perkembangan ilmu menurut Theodorson relatif sangat
pengetahuan khususnya kuat dan bahkan bersifat emosional.
sosiologi yang mempelajari
kebudayaan sosial masyarakat Oleh karena itu, nilai sosial
sebagai pedoman sikap dan dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan
tingkah laku yang turun manusia itu sendiri. Sedangkan yang
temurun dan tetap dimaksud dengan nilai budaya sudah
dipertahankan dalam kehidupan di rumuskan oleh para ahli sperti;
masyarakat; Menurut Koentjaraningrat lain adalah
2. Penelitian ini juga diharapkan nilai budaya itu dari konsepsi yang
dapat bermanfaat bagi hidup dalam alam fikiran sebahagian
pemerintah sebagai khususnya besar warga masyarakat mengenai hal-
instansi terkait yang hal yang mereka anggap amat mulia.
Dalam suatu masyarakat dijadikan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4


orientasi dan rujukan dalam bertindak terjalin kesatuan hidup bersama yang
yang dimiliki seseorang teratur dan berkesinambungan.
mempengaruhinya dalam menentukan Menurut Selo Soemardjan mengacu
alternatif,cara-cara,dan tujuan-tujuan pendapat Loomis suatu sistem sosial
pembuatan yang tersedia. harus terdiri atas sembilan unsur
sebagai berikut.
Nilai-nilai budaya ini bersifat 1. Kepercayaan dan Pengetahuan
umum dan luas nilai-nilai budaya Unsur kepercayaan dan
dalam budaya dalam kesatuan tidak pengetahuan merupakan unsur yang
dapat diganti dengan nilai-nilai budaya paling penting dalam sistem sosial
yang lain dalam waktu yang singkat karena perilaku anggota dalam
dalam masyarakat ada sejumlah nilai masyarakat sangat dipengaruhi oleh
budaya yang satu dan yang lain apa yang mereka yakini dan apa yang
berkaitan satu sama yang lain sehingga mereka ketahui tentang kebenaran,
merupakan suatu sistem dan sistem sistem religi, dan cara-cara
sebagai suatu pedoman dari konsep- penyembahan kepada sang pencipta.
konsep ideal dalam kebudayaan 2. Perasaan
memberi pendorong yang kuat Perasaan adalah keadaan jiwa
terhadap arah kehidupan masyarakat. manusia yang berkenaan dengan
situasi alam sekitarnya termasuk di
Pendekatan Sistem Sosial Terhadap dalamnya sesama manusia. Perbedaan
Masyarakat latar belakang budaya suatu
masyarakat akan membedakan
Teori sistem sosial dipetakan keadaan kejiwaan masyarakat yang
oleh George Ritzer pada paradigma membentuk suatu sistem sosial.
fakta sosial. Maksudnya adalah Perasaan terbentuk melalui hubungan
penggunaan teori ini dikhususkan pada yang menghasilkan situasi kejiwaan
masalah-masalah sosial yang berkaitan tertentu yang bila sampai pada tingkat
dengan nilai-nilai, institusi/pranata- tertentu harus dikuasai agar tidak
pranata sosial yang mengatur dan terjadi ketegangan jiwa yang
menyelenggarakan eksistensi berlebihan
kehidupan bermasyarakat. Sistem 3. Tujuan
sendiri merupakan suatu kesatuan dari Dalam setiap tindakannya manusia
elemen-elemen fungsi yang beragam, mempunyai tujuan-tujuan yang hendak
saling berhubungan dan membentuk dicapai. Tujuan tersebut, yaitu suatu
pola yang mapan. Hubungan antara hasil akhir atas suatu tindakan dan
elemen-elemen sosial tersebut adalah perilaku seseorang yang harus dicapai
hubungan timbal-balik atau hubungan melalui perubahan maupun dengan
dua arah. cara mempertahankan suatu keadaan
yang sudah bagus.
Suatu sistem sosial tidak hanya 4. Norma/Kaidah/Peraturan Sosial
berupa kumpulan individu. Sistem Norma adalah pedoman-pedoman
sosial juga berupa hubungan-hubungan tentang perilaku yang diharapkan atau
sosial dan sosialisasi yang membentuk pantas menurut kelompok atau
nilai-nilai dan adat-istiadat sehingga masyarakat. Norma-norma sosial

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5


merupakan patokan tingkah laku yang pihak-pihak lain. Kalau seseorang
diwajibkan atau dibenarkan dalam diakui oleh masyarakat sekitarnya
situasi-situasi tertentu dan merupakan maka itulah yang disebut wewenang.
unsur paling penting untuk 8. Sanksi
meramalkan tindakan manusia dalam Sanksi adalah suatu bentuk
sistem sosial. Norma-norma sosial imbalan yang diberikan terhadap
dipelajari dan dikembangkan melalui seseorang atas perilakunya. Sanksi
sosialisasi sehingga menjadi pranata- dapat berupa hadiah dan dapat pula
pranata sosial. berupa hukuman. Sanksi diberikan
5. Kedudukan (Status) dan Peran oleh masyarakat untuk menjaga
(Role) tingkah laku para masyarakat supaya
Kedudukan adalah posisi sesuai dengan aturan yang berlaku.
seseorang secara umum dalam Setiap masyarakat akan menerapkan
masyarakatnya sehubungan dengan sanksi baik yang positif maupun sanksi
orang lain, dalam arti lingkungan yang negatif kepada anggotanya, tetapi
pergaulan, prestasi, hak-hak, serta wujud dan tingkatan sanksi yang
kewajibannya. Kedudukan diberikan sangat tergantung pada
menentukan apa yang harus seseorang peradaban masyarakat tersebut.
perbuat bagi masyarakat. 9. Fasilitas (Sarana)
Di dalam setiap sistem sosial Fasilitas adalah semua bentuk
dijumpai bermacam-macam cara, jalan, metode, benda-benda yang
kedudukan baik yang diperoleh secara digunakan manusia untuk menciptakan
turun-temurun, dengan usaha sendiri tujuan sistem sosial itu sendiri.
maupun kedudukan yang diberikan Fasilitas di sini sama dengan sumber
sebagai penghargaan dari lingkungan daya material yang berupa gagasan
sendiri, sedangkan peran (role) adalah atau ide.
pelaksanaan hak dan kewajiban
seseorang sesuai dengan Teori Interaksionisme Simbolik
kedudukannya. Dalam Sosiologi
6. Tingkat/Pangkat
Pangkat berkaitan dengan Interaksi simbolik adalah segala
kedudukan dan peranan seseorang hal yang saling berhubungan dengan
dalam masyarakat. Seseorang dengan pembentukan makna dari suatu benda
pangkat tertentu berarti mempunyai atau lambang atau simbol, baik benda
proporsi hak-hak dan kewajiban- mati mapun benda hidup, melalui
kewajibannya. Pangkat diperoleh peroses komunikasi baik sebagai pesan
setelah melalui penilaian terhadap verbal maupun prilaku non verbal dan
perilaku seseorang yang menyangkut tujuan akhirnya adalah memakai
pendidikan, pengalaman, keahliannya, lambang atau simbol (objek)
pengabdiannya, kesungguhannya, dan berdasarkan kesepakatan bersama yang
ketulusan perbuatan yang berlaku diwilayah atau kelompok
dilakukannya. komunitas masyarakat tertentu.
7. Kekuasaan Manusia bertindak terhadap manusia
Kekuasaan adalah setiap lainnya berdasarkan makna yang
kemampuan untuk mempengaruhi diberikan orang lain pada mereka.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6


Perilaku manusia dalam hal ini sebagai relasi sosial yang terjadi, setiap
rangkaian pemikiran atau perilaku anggota saling membantu untuk
yang dilakukan mereka sadar terhadap menyelenggarakan suatu kegiatan yang
kewajiban mereka dalam beradat atau telah dibuat. Ketika ada seseorang
saling tolong menolong satu dengan yang meninggal suatu punguan wajib
yang lainnya. Makna yang diberikan mempersiapkan segala yang
pada simbol merupakan produk dari dibutuhkan.
interaksi sosial dan menggambarkan
kesepakatan kita untuk menerapkan Selain itu perwakilan dari
makna tertentu pada simbol. anggota memberikan ulos kepada
keluarga yang berduka. Ulos dikenal
Makna Simbol dan Nilai Sosial juga sebagai salah satu simbol suku
Dalam Masyrakat adat Batak dimana juga sering
digunakan pada tradisi-tradisi Suku
Eksistensi adat budaya Batak Batak. Ulos berarti lambang
yaitu Dalihan Na Tolu pada kehormatan dan juga ibarat pemberi
masyarakat Batak masih menjunjung kehangatan bagi sesama di saat ada
tinggi adat budaya yang mereka miliki keluarga yang berduka saudara-
seperti adat meninggal masyarakat saudara yang bersangkutan memiliki
masih melaksanakannya setiap peran masing-masing tugas bagi
kegiatan adat maupun aktifitas sehari- sebutan bere mereka melakukan tugas-
hari hal ini menunjukkan bahwa tugas seperti memasak semua makanan
memiliki peranan besar sebagai yang dibutuhkan saat
falsafah yang tidak akan pernah meninggal,mencuci piring,menyiapkan
dirubah walaupun zaman semakin alat-alat yang dibuthkan,
maju dan modren didalam hubungan menghidangkan makanan, minuman
relasi sosial orang Batak, kehadiran cemilanm kepada tamu yang datang dll
marga merupakan dasar untuk kalau orang batak menyebut marhobas
menentukan partuturan (keturunan), yaitu membantu/pembantu selama
hubungan persaudaraan, baik untuk acara adat meninggal.
kalangan semarga maupun dengan
orang-orang yang memiliki marga lain. KERANGKA BERFIKIR
Terdapat fungsi lain dari marga yaitu Kerangka berpikir merupakan
untuk menentukan kedudukan model konseptual tentang bagaimana
seseorang dalam pergaulan masyarakat teori berhubungan dengan berbagai
yang teratur menurut pola dasar dari faktor yang telah diidentifikasikan
Dalihan Na Tolu. sebagai masalah yang penting.
Kerangka yang berpikir yang baik
Orang atau kelompok yang akan menjelaskan secara teoritis
mengklaim diri sebagai penduduk asli peraturan antara variabel yang akan
suatu daerah dan wilayah tertentu. diteliti. Jadi secara teoritis perlu
,masyarakat meningkat solidaritas dijelaskan hubungan antar variabel
sosial antar sesama masyarakat Batak independen dan dependen. Bila
dimana masyarakat batak berkumpul peneliti adalah variabel moderator dan
menjalin tali persaudaraan Dalam

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7


intervening maka juga perlu dijelaskan yang dilakukan untuk menjawab
mengapa variabel itu ikut dilibatkan permasalahan yang telah ditetapkan
dalam penelitian. Oleh karena itu, pada dan kemudian dianalisa berdasarkan
setiap penyusunan paradigm peneliti teori-teori dalam penelitian ini
harus didasarkan pada kerangka disajikan dalam bentuk kualitatif.
berpikir (Sugiyono 2010:60). Analisa kualitatis juga menguraikan
data secara bermutu dalam bentuk
KEBUDAYAAN kalimat yang teratur, runtun, logis,
tidak tumpang tindih dan efektif
BATAK TOBA
sehingga memudahkan interpretasi
data dan pemahaman hasil
IKBR Proses Ritual Persatuan analisis.Selanjutnya penulis menarik
Kematian Komunitas kesimpulan dalam penelitian ini
(Ikatan dengan menggunakan metode berpikir
Kekerabatan Sari Matua
deduktif. Pertama, penulis akan
Batak Riau) mencaritahu terlebih dahulu proses
apa-apa saja yang harus dilewati dalam
upacara adat kematian Sari Mata.
Martonggo Adat Adat Di Adat Di Lokasi Penelitian
Raja Dirumah Halaman kuburan
Metode penelitian mengambbil
lokasi di Kota Pekanbaru bagian Palas
gg. Damai. Secara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Metode penelitian
1. Makna adalah alat atau fasilitas yang
2. Nilai – Nilai sosial digunakan oleh peneliti untuk
3. Teori Interaksionisme Simbolik mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih
baik/bagus dalam arti cermat, lengkap
Masyarakat Batak Toba dan sistematis sehingga lebih mudah
dibuat/dikerjakan.

METODE PENELITIAN Dari pendapat ahli diatas dapat


penulis rumuskan bahwa penelitian
adalah cara untuk mendapatkan data
Pendekatan Kualitatif dengan cara turun kelapangan mencari
kebenaran dari apa yang diteliti
Penelitian ini merupakan penelitian sehingga memudahkan peneliti untuk
kualitatif deskriptif yaitu berusaha mengumpulkan data yang benar.
untuk mengungkapkan makna perilaku Dalam penelitian ini peneliti memiliki
dan tindakan orang-orang dalam alasan mengapa harus meneliti makna
berbagai situasi sosial di masyarakat dan nilai-nilai sosial dalam prosesi
dalam kaitannya dengan upacara adat kematian kebudayaan adat Batak Toba
masyarakat Batak Toba. Analisis data

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8


sebagai subyek. Peneliti memilih langsung tehadap subyek agar meneliti
lokasi di Pekanbaru karena di dapat menafsirkan berbagai pertanyaan
Pekanbaru terdapat banyak masyrakat yang akan disampaikan oleh subyek
Batak Toba yang merantau dari tanah dan narasumber.
kelahirannya atau asalnya.
Dokumentasi
Subjek Dari Penelitian Dokumentasi yaitu penelitian
terhadap dokumen (arsip) yang
Subjek dari penelitian ini adalah
berhubungan dengan kajian penelitian.
partisipasi masyarakat dalam prosesi
Dalam hal ini peneliti memiliki
kematian kebudayaan adat Batak.
dokumentasi berupa foto-foto yang
Dalam subjek penelitian ini, peneliti
menunjukkan kegiatan apa yang
memilih yang beradah di kota
dilakukang di acara kematian
Pekanbaru yang biasaanya saat acara
kebudayaan suku Batak Toba selama
kematiaan pasti ada masyarakat yang
peneliti melakukan penelitian.
membantu. Peneliti dalam memilih
subjek juga memilih dari beberapa
informan Raja Adat,anak atau keluarga Cara Analisa Data
yang meninggal,Suku Batak dan
Cara menganalisis data
masyarakatnya. Untuk memperlengkap
mengunakan teknik analisis data
data penelitian dan sekaligus
kualitatif menggunakan analisis data
pembimbing peneliti untuk dapat
secara deskriptif terhadap data yang
meneliti partisipasi masyarakat dan
diperoleh dilapangan berupa kata-kata.
prosesi kematian kebudayaan adat
Dalam penelitian kualitatif proses
Batak Toba.
pengumpulan data berasal dari
Jenis Dari Sumber Data lapangan dalam upaya membangun
dari teori data. Proses pengumpulan
Observasi data di mulai dari lokasi penelitian
Observasi atau pengamatan yakni tempat dimana akan ada
adalah cara penghimpunan data atau dilaksanakan pesta adat kematian
keterangan yang dilakukan dengan kebudayaan Suku Batak Toba dan Raja
pengumpulan data secara sistematis Adat.
tentang keadaan atau berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh subyek penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN

Wawancara Upacara Kematian Sari Matua


Wawancara dipergunakan untuk merupakan salah satu implementasi
memperoleh data dengan jelas adat Batak yang sakral. Upacara ini
mengadakan wawancara dengan mengandung makna positif yaitu
narasumber dan responden dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada
secara bebas dengan tujuan dilakukan orang tua yang meninggal, sehingga
secara bebas untuk memahami yang terjalin persatuan dan kesatuan di
lebih mendalam. Dalam melakukan kalangan keluarga, masyarakat dan
wawancara peneliti akan berinteraksi tokoh adat khususnya yang ada dalam
ruang lingkup dalihan natolu

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9


pahopaton sihal-sihal. Pelaksanaan KESIMPULAN DAN SARAN
upacara Kematian Sari Matua di
Pekanbaru tidaklah sama dengan Kesimpulan
pelaksanaan upacara kematian yang
Upacara Kematian Sari Matua
dilakukan di Tapanuli Utara sebagai
merupakan salah satu implementasi
pusat Adat Batak. Hal ini disebabkan,
adat Batak yang sakral. Upacara ini
keadaan lingkungan dan juga
mengandung makna positif yaitu
masyarakat sekitar yang sudah berada
sebagai bentuk penghormatan kepada
dilingkungan adat yang berbeda.
orang tua yang meninggal, sehingga
Selain itu, keadaan ekonomi juga
terjalin persatuan dan kesatuan di
menjadi salah satu penyebab
kalangan keluarga, masyarakat dan
masyarakat tidak melaksanakan
tokoh adat khususnya yang ada dalam
upacara ini sebagaimana mestinya
ruang lingkup dalihan natolu
karena membutuhkan biaya yang
pahopaton sihal-sihal.
cukup banyak, misalnya jamuan
makan untuk keperluan adat yang Pelaksanaan upacara Kematian
harus disiapkan seperti menyembelih Sari Matua di Pekanbaru tidaklah sama
sapi, babi dan kerbau. Untuk dengan pelaksanaan upacara kematian
masyarakat yang kurang mampu, yang dilakukan di Tapanuli Utara
upacara ini hanya dilakukan dengan sebagai pusat Adat Batak. Hal ini
acara doa bersama atau disebabkan, keadaan lingkungan dan
partamiangan/mangido tangiang juga masyarakat sekitar yang sudah
dengan menyediakan jamuan makan berada dilingkungan adat yang berbeda.
(babi) dengan tahapan-tahapan adat Selain itu, keadaan ekonomi juga
Martonggo Raja, di rumah, di halaman, menjadi salah satu penyebab
di gereja, dan di pemakaman yang masyarakat tidak melaksanakan
berkaitan dengan teori interaksionisme upacara ini sebagaimana mestinya
simbolik segala hal yang saling karena membutuhkan biaya yang
berhubungan dengan pembentukan cukup banyak, misalnya jamuan
makna dari suatu benda atau lambang makan untuk keperluan adat yang
atau simbol, baik benda mati mapun harus disiapkan seperti menyembelih
benda hidup, melalui peroses sapi, babi dan kerbau. Untuk
komunikasi baik sebagai pesan verbal masyarakat yang kurang mampu,
maupun prilaku non verbal dan tujuan upacara ini hanya dilakukan dengan
akhirnya adalah memakai lambang acara doa bersama atau
atau simbol (objek) berdasarkan partamiangan/mangido tangiang
kesepakatan bersama yang berlaku dengan menyediakan jamuan makan
diwilayah atau kelompok komunitas (babi) dengan tahapan-tahapan adat
masyarakat. Martonggo Raja, di rumah, di halaman,
di gereja, dan di pemakaman.

SARAN
Sesuai dengan hasil peneliti telah di
temukan terdapat dua masalah yang

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10


menyebabkan upacara kematian Sari Aart Van Zoest. 1993. Semiotika:
Matua di perantauan itu kurang sesuai Tentang Tanda, Cara Kerjanya
dengan seharusnya keadaan dan Apa yang Kita Lakukan
lingkungan dan faktor ekonomi
Dengannya. (Jakarta: Yayasan
masyarakat menjadi salah satu
penyebab pelaksanaan upacara adat Sumber Agung.).
kematian akibat Asuhutan
Abdullah,Mustafa dan
( pelaksanaan pesta ) harus tetap
mempertahankan adat asal daerahnya Soekanto,Soerjono. 1982.
hendaknya bisa diterima pihak lain. Sosiologi Hukum dalam
Sehingga peneliti memberikan saran Masyarakat,(Jakarta:CV.Rajaw
untuk faktor ekonomi sebaiknya ali).
organisasi batak yang sudah terbentuk
di perantauan saling membantu dan Berry,David. 1995. Pokok-pokok
saling tolong menolong satu sama lain Pikiran Dalam Sosiologi
supaya apa bila terdapat kematian (Jakarta,PT. Raja Grafindo
dalam bentuk Sari Matua dapat di
Persada).
laksanakan sesuai dengan adat
seharusnya dan dengan masyarakat
Gultom, Raja Marpodang.1992.
sekitar perlu adanya komunikasi tokoh
adat dengan masyarakat di daerah kota Dalihan Na Tolu Nilai Budaya
pekanbaru hal ini supaya pada saat Suku Batak Toba. Medan: CV.
dilakukannya adat kematian Sari Kirana
Matua tersebut masyarakat sekitar
tidak bertentangan atau tidak merasa Ihromi T.O, J.C. Vergouwen. 2004.
terganggu karena sudah adanya Masyarakat Dan Hukum Adat
pemahaman akan adat tersebut selain Batak Toba,
itu menurut peneliti memberikan saran
(Yogyakarta,LKIS.).
supaya unutuk generasi saat ini
walaupun di perantauan harus tetap
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar
mempelajari bagamaina upacara-
upacara kematian tersebut di Ilmu Antropologi. (Jakarta:
laksanakan selain untuk pengetahuan Rineka Cipta).
dan juga untuk sebagai bentuk
pelestarian akan budaya Batak Toba. 2004. Manusia dan
Kebudayaan di
DAFTAR PUSTAKA Indonesia.Jakarta: PT. Rineka
Buku : Cipta.

Abdilah. 2016. Pengertian Belajar dari 2008. Metode


Berbagai Sumber (Belajar dan Penelitian Masyarakat.
pembelajaran). PT. Gramedia. Jakarta
(Bandung,2016,ALFABETA).

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11


Kriyantono, Rachmat. 2006.Teknik Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi
Praktis Riset Suatu Pengantar.( Jakarta: Raja
Komunikasi.Jakarta : (Kencana Grafindo. Persada).
Prenada Media Soekanto,
Soerjono. 1984. Pengantar 2013. Hukum
Penelitian Hukum. (Jakarta. UI Adat Indonesia.(Jakarta: Raja
Press Group). Grafindo Persada).

Marzali dalam Koentjaraningrat. 1987. 1984. Bahan


Sejarah Teori Antropologi, (UI Bacaan Perspektif Teoritis
Press, Jakarta). dalam Sosiologi Hukum,
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Marbun & Hutapea. 1987. Kamus
Budaya Batak Toba. (Balai Soekanto, Soerjono dan Sulistyowati,
Pustaka. Jakarta). Budi. 2013. Sosiologi Suatu
Pengantar.Jakarta: Rajawali
M. Nazir. 1988. Metode Penelitian, Pres.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soleman B. Taneko. 1984. Struktur
Narwoko, J. Dwi dan Suyanto Bagong. dan Proses Sosial Suatu
2004. Sosiologi Teks Pengantar Pengantar Sosiologi
dan Terapan.(Jakarta : Prenada Pembangunan, (CV. Rajawali,
Media Group). Jakarta).

Nainggolan, Togar. 2005. Batak Toba Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Di Jakarta. Jakarta: Bina Media Pendidikan Pendekatan
Perintis. Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. (Bandung: Alfabeta).
Ritzer, George & Douglas J. Goodman.
2009. Teori Sosiologi; dari 2012. Metode Penelitian
Teori Sosiologi Klasik sampai Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Perkembangan Teori Sosial Bandung:Alfabeta.
Postmodern, Yogyakarta;
S. Roucek, Joseph dan Roland L.
Kreasi Wacana.
Warren. 1984. Pengantar
Sumarno. 2002. Memadu Penelitian Sosiologi.Bina Aksara: Jakarta
Kualitatif dan Kuantitatif
Sumarno. 2002. Memadu Metode
(Yogyakarta,Fakultas Tarbiyah
Penelitian Kualitatif &
IAN Antasari Samarinda dan
Kuantitatif,Yogyakarta :
Pustaka Belajar).
Pustaka Pelajar.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12


Tambunan Winton. 2017. Makna
Upacara Kematian Sari Matua
Skripsi : Bagi Komunitas Batak Toba Di
Eva Junita.s. 2016. Upacara Saur Aspora Disalatiga. Fakultas
Matua Pada Adat Masyarakat Teologi Universitas Kristen
Batak Toba. Fakultas Ilmu Satya Wacana Salatiga.
Sosial dan Politik Universitas Flora Hotmaida. 2014. Makna Simbol
Riau. Andung (Ratapan) Dalam
Upacara Pemakaman Adat
Silalahi Rismawati. 2016. Peranan
Batak Toba Di Pekanbaru.
Punguan Parsahutaon Dalam
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Pelestarian Sistem Kekerabatan
Politik Universitas Riau.
Pada Masyarakat Batak
Perantau (Bandar Lampung. Panggabean Juliet Ance. 2008.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Peranan Gondang Sebangunan
Pendidikan Universitas Batak Toba Pada Upacara
Lampung) . Kematian Saur Matua Di Kota
Medan Dan Beberapa Aspek
Nelita Br.Situmorang. 2017. Eksistensi
Yang Mempengaruhinya.
Agama Lokal Parmalim
Universitas HKBP Nommensen.
Pekanbaru. Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Riau.
Sumber Link :
Sinaga, Richard. 2003. Meninggal
Adat Dalihan Na Tolu. Jakarta: Rika Wati Hutahean 23 Maret 2013
Dian Utama (Fakultas Hukum 08:14 Wib
Universitas Lampung).
Vivi Hotmiani Sidauruk 5 April 2017
Hutasoit Medina. 2013. Analisis 16:58 Wib
Tekstual Penyajian Andung
Dalam Kematian Pada
Masyarakat Toba Desa
Sumber Data :
Sigumpar Kecamatan Lintong
Ni Huta Kabupaten Humban Kecamatan Rumbai Laporan Tahunan
Hasundutan. Fakultas Ilmu Kelurahan Palas Seksi PMK:
Budaya Depertemen 2017
Etnomusikologi Universitas
Sumatra Utara.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13

Anda mungkin juga menyukai