Anda di halaman 1dari 4

Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan

masyarakat yang dilakukan dengan pendekatan pormotif, preventif, kiuratif, dan rehabilitative.
Sistem kesehatan nasional mengembangkan subsistem upaya kesehatan dalam penyelenggaraannya
meliputi upaya kesehatan yang mencakup kesehatan fisik, mental, intelegensia, dan sosial. Upaya
kesehatan dilakukan secara terpadu, berkesinambungan, dan paripurna. Upaya kesehatan ini terdiri
dari :

Upaya Kesehatan Primer

Upaya kesehatan primer terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan primer dan masyarakat
primer.

Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer

Pelayanan ini memberikan penekanan pada pengobatan, pemulihan tanpa mengabaikan upaya
peningkatan dan pencegahan termasuk gaya hidup sehat. PKPP dapat diselenggarakan dalam bentuk
pelayanan bergerak (ambulatory) ataupun menetap.

Pelayanan kesehatan masyarakat primer

Pelayanan ini menekankan pada pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan
pengobatan dan pemulihan dengan sasaran keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat itu
sendiri. Pelaksanaan PKMP didukung dengan kegiatan surveilans, pencatatan, dan pelaporan yang
diselenggarakan oleh institusi kesehatan berwenang.

SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah (Azwar, 1996) adalah :

1. Tersedia dan berkesinambungan

Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus tersedia di
masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.

2. Dapat diterima dan wajar

Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang dapat diterima (acceptable)
oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak
bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat
wajar.

3. Mudah dicapai

Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai (accessible) oleh
masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan
demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana kesehatan
menjadi sangat penting.

4. Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah dijangkau (affordable) oleh
masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya. Pengertian keterjangkauan
di sini terutama dari sudut jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat
diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat.

5. Bermutu

Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang bermutu (quality). Pengertian mutu
yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain
tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

ALUR RUJUKAN

1. Alur pertama pasien adalah pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PPK1) yang
berada pada wilayah cakupan rujukan di kecamatan.

2. Alur rujukan dan rujukan balik dilaksanakan secara vertical dan horizontal sesuai
dengankemampuan dan kewenangan pelayanan.

3. Alur rujukan dan rujukan balik dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan dalam 1(satu)
wilayah cakupan rujukan berdasarkan jenjang fasilitas pelayanan kesehatan dimulai dariPPK 1 ke PPK
2 dan seterusnya.

4. Alur rujukan bisa dilaksanakan tidak sesuai dengan pasal (2) dalam keadaan sebagai berikut :

a. Dalam keadaan kegawat daruratan

b. Fasilitas pelayanan kesehatan dalam wilayah cakupan rujukan tidak mempunyai sarana /tenaga
yang sesuai dengan kebutuhan.

5. Fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi ketentuan alur rujukan dan wilayahcakupan
rujukan dapat diberikan sanksi sesuai ketentuan

Bentuk-bentuk pelayanan rujukan

1. Rujukan medis : pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk masalah


kedokteran.Tujuannya untuk mengatasi problem kesehatan serta memulihkan status
kesehatan pasien.

Jenis-jenis rujukan medis :

a. Rujukan pasien : Penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampuke
strata kes yang lebih sempurna atau sebaliknya untuk pelayanan lebih lanjut.

b. Rujukan ilmu pengetahuan : Pengiriman dokter/tenaga kesehatan untuk bimbingan dandiskusi


untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan

c. Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium : pengiriman bahan pemeriksaan laboratorium


daristrata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke yang lebih mampu atau sebaliknya
untuktindak lanjut.
2. Rujukan Kesehatan : Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk kesehatan
masyarakat.Tujuannya ; mencegah penyakit.

Jenis-jenis rujukan kesehatan :

a. Rujukan tenaga : Pengiriman tenaga/dokter dari strata pelayanan kesehatan yang lebihmampu ke
strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu atau sebaliknya untukmenanggulangi masalah
kesehatan yang ada dalam masyarakat, pendidikan, dan pelatihan.

b. Rujukan sarana : Pengiriman berbagai peralatan medis/nonmedis dari strata pelayanankesehtan


yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untukmenanggulangi
kesehatan.

c. Rujukan operasional : Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penanggulangan


masalahkesehatan masyarakat.

Menurut tata hubungannya, rujukan dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Rujukan eksternal : Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan,baik
dari puskesmas rawat jalan ke rawat inap (horizontal) maupun puskesmas ke rsud(vertikal)

b. Rujukan internal : Rujukan yang terjadi antarunit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya
puskesmas pembantu ke puskesmas induk

B. Langkah-langkah Meningkatkan Rujukan

1. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan puskesmas pembantu


dan pos kesehatan lain dari masyarakat.

2. Mengadakan pusat rujukan antara lain dengan mengadakan ruangantambahan untuk 10 tempat
tidur perawatan penderita gawat darurat dilokasi strategis.

3. Meningkatkan sarana komunikasi antar unit pelayanan kesehatan.

4. Menyediakan Puskesmas keliling di setiap kecamatan dalam bentukkendaraan roda 4 atau perahu
bermotor yang dilengkapi alat komunikasi.

5. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem, baik rujukanmedik maupun rujukan
kesehatan.

6. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanankesehatan

A. Alur Rujukan

Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilaksanakansebagai berikut :

1. Dari kader dapat langsung merujuk ke Puskesmas Pembantu, Pondok bersalin atau Bidan Desa,
Puskesmas Rawat Inap, dan Rumah sakit pemerintah atau swasta.

2. Dari posyandu dapat langsung menuju ke Puskesmas Pembantu, Pondok bersalin atau Bidan Desa,
Puskesmas Rawat Inap, dan Rumah sakit pemerintah atau swasta.

3. Dari Puskesmas Pembantu dapat langsung merujuk ke Rumah Sakit tipeD/C atau Rumah Sakit
Swasta.
4. Dari Praktik dr. Swasta, Praktik bidan, Praktik perawat, Puskesmas, RB,BP dapat langsung merujuk
ke Rumah Sakit tipe D/C atau Rumah SakitSwasta.

5. Dari Rumah Sakit tipe D/C bila tidak bisa menangani dapat langsungmerujuk ke Rumah Sakit tipe
A/B

Anda mungkin juga menyukai